Anda di halaman 1dari 20

Infeksi Parasit

pada Sistem
Urogenital (1)
SUDARYANTO
“You cannot be a
good doctor
without pity.”
— AXEL MUNTHE
SCHISTOSOMIASIS
HAEMATOBIUM
Schistosomiasis atau Bilharziasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh trematoda dari genus
Schistosoma.

Ada beberapa species Schistosoma yang dapat menginfeksi manusia yaitu: (1) Schistosoma japonicum,
(2) Schistosoma mansoni, (3) Schistosoma haematobium.

Di dalam tubuh manusia habitat ketiga species tersebut menempati pembuluh darah vena yang berbeda
sehingga menimbulkan gambaran klinis yang berbeda.

Gambaran klinis berupa kelainan pada organ genital ditimbulkan oleh Schistosoma haematobium yang
secara geografis ditemukan di afrika dan Asia Tengah.
Siklus Hidup Schistosoma
(1) Schistosoma ditularkan melalui stadium larva (cercaria) yang menembus kulit, dan (2) melepaskan ekornya menjadi
schistosomulae. (3) Schistosomulae masuk ke pembuluh darah dan mengikuti aliran vena menuju vena pulmonalis dan
jantung. (4) Dari jantung akan menuju hepar untuk berkembang menjadi dewasa di vena porta.

(5) Cacing jantan dan betina akan berkopulasi, dan pindah ke vena-vena mesenterica tergantung pada jenis speciesnya. (a)
Habitat Schistosoma japonicum di vena mesenterica superior, (b) Schistosoma mansoni di vena mesenterica superior dan
inferior, dan (c) Schistosoma haematobium di plexus vesicalis dan vena di sekitar rectum.

(6) Saat cacing betina bertelur, telur-telur tersebut akan menembus dinding vena menuju ke rongga usus (S. japonicum
dan mansoni) atau vesica urinaria dan rectum (S.haematobium) untuk dikeluarkan bersama tinja atau urin. (7) Telur di air
akan menetas mengeluarkan miracidium dan masuk ke tubuh Hospes Perantara (keong air tawar) dan (8) Miracidium
akan tinggal di jaringan tubuh keong dan (9) berkembang menjadi sporokista dan akhirnya menjadi cercaria. (10)
Cercaria akan keluar dari tubuh keong ke air dan siap ditularkan ke manusia.
Morfologi Schistosoma
haematobium
Telur berbentuk oval, ukuran ±150 x 50 µm, terdapat duri pada salah
satu ujungnya.

Telur Schistosoma haematobium ini berbeda dengan telur S. japonicum


maupun mansoni

Perhatikan gambar di bawah ini


Manifestasi Klinis Schistosoma
Haematobium
Gejala schistosomiasis tidak hanya disebabkan oleh cacing dewasa saja tetapi juga melibatkan reaksi tubuh terhadap
telur.

Saat larva menembus kulit dapat menimbulkan peradangan kulit (dermatitis) berupa lesi mucopapular disertai gatal.
Kelainan ini dikenal dengan Sawah Itch.

Seminggu setelah masuknya cercaria ke dalam tubuh, seringkali terjadi reaksi hipersensitivitas sistemik yaitu demam,
batuk, nyeri abdomen, diare, hepatospleenomegali dan eosinophilia. Kondisi ini disebut schistosomiasis akut atau
demam katayama. Sering terjadi pada infeksi Schistosoma japonicum dan S. mansoni.

Schistosoma haematobium sendiri dapat menimbulkan gejala hematuria akibat telur menembus mucosa vesica urinaria,
cacing dewasa akan mengalami kalsifikasi, dan carcinoma cell squamous.

Telur dapat bermigrasi mengikuti aliran darah ke otak dan chorda spinalis mengakibatkan terjadinya granulomatosa
pada pembuluh darah.
Diagnosis
Sejak terinfeksi sampai cacing menjadi dewasa memerlukan waktu sekitar 40 hari, sehingga
pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan hasilnya setelah 6-8 minggu sejak penerita terpapar
infeksi.

Pada anamnesis didapatkan Riwayat perjalanan atau tinggal di daerah endemis. Pada saat di daerah
endemis pernah kontak di air, gatal pada kaki, atau demam katayama.

Pemeriksaan fisik didapatkan gejala dan tanda akibat peradangan dan sumbatan pada plexus vesicalis
untuk schistosomiasis haematobium.

Pemeriksaan laboratorium didapatkan eosinophilia dan ditemukan telur pada urin.


Terapi
Praziquantel
TRICHOMONAS VAGINALIS
TRICHOMONIASIS
M AT E R I U N T U K M ATA K U L I A H S I S T E M U R O G E N I TA L

S U D A RYA N TO
D O S E N PA R A S I TO L O G I F K U N WA H A S 2 0 2 0
PENDAHULUAN
Trichomoniasis merupakan infeksi STD (Sexual transmitted Disease) yang
paling sering dan disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa kelas flagellata yang hanya memiliki
stadium trofozoit.
Gejala utama pada wanita adalah keputihan, sedangkan pada pria seringkali
tanpa gejala.
Pengobatan dengan metronidazole dan dokter perlu mempertimbangkan jenis
obat lain pada wanita hamil.
SIKLUS HIDUP
ETIOLOGI
Penyebab penyakit adalah protozoa kelas flagellata Trichomonas
vaginalis

Morfologi Trichomonas vaginalis stadium trofozoit


◦ Bentuk oval/pyriformis
◦ Ukuran 10-30 µm x 10-15 µm
◦ Memiliki 1 buah inti
◦ Memiliki 4 buah flagel anterior dan 1 buah flagel posterior
◦ Dari ujung anterior sampai pertengahan tubuh terdapat membrane
undulans
PATOGENESIS
Dikonversi
oleh flora
normal
Glikogen pada Epitel vagina asam laktat

Sekresi ke vagina sehingga


PH 3.8 – 4.4

Mengendalikan
pertumbuhan dan Tanpa gejala
perkembangan parasit
PATOGENESIS
Pada saat hamil, menstruasi dan kondisi lain yang
menyebabkan pH meningkat

Vagina menjadi basa PH di atas Infeksi Trichomaonas


5 vaginalis

Parasit tumbuh dan erkembang VAGINITIS


cepat
Diagnosis (Gejala)
Pada wanita
◦ FLUOR ALBUS / Keputihan (Cairan Kekuningan dan berbau)
◦ Gatal pada labium atau dinding vagina
◦ DISPAREUNI / Nyeri saat berhubungan

Pada Pria
◦ Seringkali tanpa gejala
◦ Rasa panas saat BAK atau ejakulasi
◦ Rasa panas di daerah urethra
◦ Kadang ada secret urethra
Diagnosis (tanda fisik)
Pada wanita
Diagnosis (tanda fisik)
Pada pria
TERAPI
Metronidazole

Menunda kontak seksual sampai selesai pengobatan

Bagi pasangan yang sudah menikah untuk pengobatan secara bersama

Wanita aktif kontak seksual berganti pasangan beresiko tinggi reinfeksi sehingga perlu periksa ulang
tiap 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai