Anda di halaman 1dari 30

KEJADIAN LUAR BIASA

(KLB)

Cindra Paskaria, dr., M.K.M.


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha
Kejadian Luar Biasa (KLB)
• Timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu
• Dapat menjurus pada terjadinya wabah
• Ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota/provinsi atau menteri
• Menerbitkan laporan KLB  formulir W1
WABAH
 Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi daripada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
 Menteri yang menetapkan & mencabut status
wabah
WABAH
• Jumlah kasus yang besar.
• Daerah yang luas .
• Waktu yang lebih lama.
• Dampak yang timbulkan lebih berat
Penyakit  Wabah
• Kolera • Avian Infleunza H5N1
• Pes • Antraks
• DBD • Leptospirosis
• Campak • Hepatitis
• Polio • Influenza A baru (H1N1)
• Difteri • Meningitis
• Pertusis • Yellow fever
• Rabies • Chikungunya
• Malaria
• Pertimbangan :
– Epidemiologis,
– Sosial budaya
– Keamanan
– Ekonomi
– Iptek
– Dampak malapetaka di masyarakat
Tata Cara Penemuan Penyakit  Wabah

• PASIF
– Penerimaan laporan/informasi kasus dari fasilitas
pelayanan kesehatan
– Meliputi diagnosis klinis & konfirmasi
laboratorium
• AKTIF
– Kunjungan lapangan untuk menegakkan diagnosis
secara epidemiologis
– Berdasarkan gambaran umum penyakit menular
tertentu
– Diagnosis klinis  konfirmasi laboratorium
Syarat Penetapan KLB
1. Timbulnya suatu penyakit tertentu yang
sebelumnya tidak ada di suatu daerah
2. Peningkatan morbiditas terus menerus
selama 3 kurun waktu (jam, hari, minggu)
menurut jenis penyakitnya
3. Peningkatan morbiditas ≥2x dibandingkan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu)
...syarat KLB
4. Jumlah insidensi dalam 1 bulan menunjukkan
kenaikan 2x atau lebih dibanding dengan angka
rata-rata per bulan pada tahun sebelumnya
5. Case Fatality Rate dalam 1 kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama
6. Angka proporsi penderita baru dalam 1 periode
menunjukkan kenaikan ≥ 2x dibanding periode
sebelumnya
Syarat Penetapan Wabah
A. Situasi KLB berkembang/meningkat
B. Berpotensi menimbulkan malapetaka
C. Secara epidemiologis menunjukkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas
D. Terganggunya aspek sosial budaya, ekonomi
dan pertimbangan keamanan
Penanggulangan KLB/Wabah
• Dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah,
Pemerintah daerah dan masyarakat
• Ditangani < 24 jam setelah penetapan KLB
1. Penyelidikan epidemiologis

• Menghimpun data kasus baru, pemetaan,


analisis kecenderungan wabah
• Pertemuan berkala dengan kepala desa, kader,
petugas lapangan
2. Penatalaksanaan penderita
• Meliputi ; pengobatan, perawatan, isolasi dan
karantina
• Mendekatkan sarana kesehatan dengan
daerah wabah
• Melengkapi sarana untuk penanganan
penyakit
• Penyuluhan masyarakat
• ISOLASI = Memisahkan penderita agar tidak
menjadi sumber penyebaran penyakit
• EVAKUASI = Memindahkan sekelompok orang
dari lokasi wabah
• KARANTINA = Melarang keluar/masuk orang
lain ke daerah rawan wabah
3. Pencegahan & pengebalan
• Pengobatan sedini mungkin
• Peningkatan daya tahan tubuh (imunisasi,
perbaikan gizi)
• Penggunaan alat proteksi diri
• PHBS
• Obat-obatan profilaksis
4. Pemusnahan penyebab penyakit
• Pemusnahan kuman, hewan, tumbuhan dan
atau benda yang mengandung penyebab
penyakit
• Hewan/tanaman dibakar/dikubur
bekerjasama dengan sektor peternakan dan
tanaman
5. Penanganan jenazah
• Air untuk memandikan jenazah menggunakan
desinfektan
• Tidak boleh diformalin
• Disemayamkan tidak lebih dari 4 jam
6. Penyuluhan kepada masyarakat
• Mengikutsertakan instansi lain
• Pemuka agama
• Pemuka masyarakat
• LSM
• Media masa
7. Upaya Lain
• Meliburkan sekolah
• Menutup fasilitas umum
• Pengamatan secara intensif
Pelaporan
• Tenaga kesehatan / masyarakat  kepala
desa/lurah/Puskesmas
• Kepala puskesmas  Kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota ( < 24 jam )
• Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota 
Bupati/Walikota  Gubernur  Menteri
Ketenagaan
• Tim Gerak Cepat di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota
• Tenaga medis
• Epidemiolog kesehatan
• Sanitarian
• Tenaga laboratorium
• Sektor lain
PENCEGAHAN
• Pengobatan sedini mungkin
• Peningkatan daya tahan tubuh (gizi, imunisasi)
• Proteksi diri dari penularan penyakit (PHBS,
profilaksis, alat proteksi)
• Pengendalian sarana, lingkungan dan hewan
pembawa penyakit

Anda mungkin juga menyukai