Anda di halaman 1dari 7

Hutang Piutang

dalam Islam

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 2
Fitrah Ramadhan Lubis (11)
Muhammad Ezra Rasendriya (18)
Muhammad Hafiidh Agal Ibrahim (19)
Muhammad Hilmy Mahardika (20)
Naufal Daniswara (27)
Pengertian Hutang Piutang
Utang piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian
bahwa dia akan mengembalikan sesuatu yang diterimanya dalam jangka waktu
yang disepakati. Utang piutang disebut dengan “dain” ‫ن‬ ( ‫) دـيـ‬. Istilah “dain” ‫ن‬
( ‫ ) ديـ‬ini juga
sangat terkait dengan istilah “qard” (‫ ) قرـض‬yang dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan pinjaman.
Hukum dan Dalil Utang Piutang
Hukum memberi utang piutang bersifat orang yang bfleksibel tergantung
situasi dan kondisi, yaitu:
a. Hukum erhutang adalah mubah (boleh) sedangkan orang yang memberikan
hutang hukumnya sunah sebab ia termasuk orang yang menolong
sesamanya.
b. Hukum orang yang berhutang menjadi sunah dan hukum orang yang
menghutangi menjadi wajib, jika peminjam itu benar-benar dalam keadaan
terdesak, misalnya hutang beras bagi orang yang kelaparan, hutang uang
untuk biaya pengobatan dan lain sebagainya, maka Rasulullah saw
bersabda : ‫ض ْسلِ ًما َ ْقرـ ًضا َمـ ّ َر َتـيْ ِ ِنإ ّ َـال كـ ََان َ َكــصـ َد َق ِت َهـا َ ّ َمرـ ًة ( رـواـهـ ابـن ماـجـهـ‬ ‫ َمـا ِم ْنُم ْسلِ ٍم ُ ْض‬Artinya :
‫يــــِر ُ ُم‬
"Tidak ada seorang muslim yang memberi pinjaman kepada seorang muslim
dua kali kecuali seolah-olah dia telah bersedekah kepadanya dua kali". (HR.
Ibnu Majah)
c. Hukum memberi hutang bisa menjadi haram, misalnya memberi hutang
untuk hal-hal yang dilarang dalam ajaran Islam seperti untuk membeli
minuman keras, menyewa pelacur dan sebagainya. Adapun yang menjadi
dasar hutang piutang dapat dilihat pada ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits,
dalam Al-Qur’an terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi :

“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,


dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. al-
Maidah : 2)
Syarat Hutang Piutang dalam Islam
1. Harta yang dihutangkan adalah jelas dan murni halal.
2. Pemberi hutang tidak mengungkit-ungkit masalah hutang dan tidak
menyakiti pihak yang piutang (yang meminjam).
3. Pihak yang piutang (peminjam) niatnya adalah untuk mendapat ridho
Allah dengan mempergunakan yang dihutang secara benar.
4.Harta yang dihutangkan tidak akan memberi kelebihan atau keuntungan
pada pihak yang mempiutangkan.
Beberapa Ketentuan dalam Hutang Piutang.
1. Hutang piutang harus ditulis dan dipersaksikan.
2. Pemberi hutang atau pinjaman tidak boleh mengambil
keuntungan atau manfaat dari orang yang berhutang.
3. Melunasi hutang dengan cara yang baik.
4. Berhutang dengan niat baik dan akan melunasinya
5. Tidak berhutang kecuali dalam keadaan darurat atau
mendesak.
6. Jika terjadi keterlambatan karena kesulitan keuangan,
hendaklah orang yang berhutang memberitahukan
kepada orang yang memberikan pinjaman.
7. Bersegera melunasi hutang.
8. Memberikan Penangguhan waktu kepada orang yang
sedang kesulitan dalam melunasi hutangnya setelah
jatuh tempo.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai