Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI DALAM

Kelompok 7
1. Yance
2. Ayu dwi putri
3. Mega Hartanti

KEHAMILAN
4. Ani widyawati
5. Yuhesti
6. Endang rosalina
7. Leli lisnawati
8. Billy
DETERMINAN GANGGUAN
HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN DI INDONESIA
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) memengaruhi sekitar 10% dari semua
perempuan hamil di seluruh dunia. Penyakit dan kondisi ini termasuk preeklampsia
dan eklampsia, hipertensi gestasional dan hipertensi kronik. Hipertensi dalam
kehamilan adalah penyebab penting morbiditas akut berat, cacat jangka panjang dan
kematian ibu serta bayi. Hampir sepersepuluh dari semua kematian ibu di Asia dan
Afrika terkait dengan hipertensi dalam kehamilan, sedangkan seperempat dari semua
kematian ibu di Amerika Latin dikarenakan komplikasi. Sebagian besar kematian
yang terkait dengan gangguan hipertensi dapat dihindari dengan menyediakan waktu
yang cukup dan perawatan yang efektif untuk perempuan khususnya mengalami
komplikasi. Angka Kematian Ibu (AKI) saat persalinan di Indonesia menduduki
nomor tiga tertinggi di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, HDK dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah berubah,
perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan proporsi HDK
semakin meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010
disebabkan oleh HDK (4). Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2013
melaporkan faktor risiko perilaku yang paling besar adalah kurang konsumsi buah
dan sayur (93,6% dan 93,5%), aktivitas fisik rendah (48,2% dan 26,1%), kebiasaan
konsumsi makanan asin (24,5% dan 26,2%) dan proporsi kehamilan usia 10-54 tahun
adalah sebesar 2,68%. Pola kehamilan berbeda menurut kelompok usia dan tempat
tinggal. Diantara penduduk perempuan usia 10-54 tahun terdapat kehamilan pada usia
sangat muda (<15 tahun) meskipun dengan proporsi yang sangat kecil (0,02%)
terutama terjadi di perdesaan (0,03%). Proporsi kehamilan pada usia remaja (15-19
tahun) adalah 1,97%, pedesaan (2,71%) lebih tinggi dibanding perkotaan (1,28%) (5).
Melihat masih tingginya angka kematian ibu dan hipertensi dalam kehamilan di
Indonesia, penelitian ini penting untuk dilakukan, untuk mengetahui faktor penentu
hipertensi gestasional (HDP) di Indonesia.
LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan yang sering muncul pada kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam
kehamilan (Yohanna, Yovita, & Yessica, 2011). Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang
terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan atau pada awal pasca partum.
Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac
preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik
dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder, Martin, & Griffin, 2011). Hipertensi dalam
kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90
mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan
diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan
merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi
mortalitas dan morbiditas ibu bersalin ( Prawirohardjo, 2013).
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil yang menunjukkan gejala
awal hipertensi adalah pemantauan nadi dan tekanan darah, berkolaborasi dalam
memberikan obat anti hipertensi, menganjurkan ibu melakukan tirah baring dengan
posisi miring kiri (Mitayani, 2011).
Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan fungsi. Salah
satu fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta
memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab perawat (Asmadi, 2008)
DEFINISI HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
1. suatu kondisi dalam kehamilan dimana tekanan darah sistol
diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai
dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam
jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011).
2. hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya
pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia
kehamilan pada wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan
darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan
sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai
normal (Junaidi, 2010)
PENYEBAB HIPERTENSI
DALAM KEHAMILAN
Beberapa faktor risiko sebagai berikut:
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes
melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur
4. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eclampsia
5. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
PATOFISIOLOGI
hipertensi dalam kehamilan terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan
karakteristik terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu
karena adanya segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling.
Kerja vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan
suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya
pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh darah,
trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan dilepaskan ke dalam
interendotelium. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
peningkatan permeabilitas albumin, dan akan mengakibatkan perpindahan
cairan dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat secara
klinis sebagai edema.
PENATALAKSANAAN
1. Istirahat
2. Hindari kafein, merokok, dan minum-minuman beralkohol
3. Makan makanan yang sehat dan seimbang
4. Anjurkan ibu hamil melakukan pemeriksaan secara teratur yaitu minimal 4 kali
selama masa kehamilan.
5. Pembatasan aktivitas
6. USG
7. Penggunaan dalam meminum obat-obat anti hipertensi pada masa kehamilan.
ASKEP HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
A. Pengkajian 2. Pemeriksaan fisik 4. Radiologi
1. Anamnesa Ultrasonografi
 Identitas umum ibu 3. Pemeriksaan Kardiotografi
penunjang
 Data Riwayat
Kesehatan Pemeriksaan darah
lengkap
 Riwayat
Perkawinan Urinalisis
 Riwayat Obstetri Pemeriksaan fungsi
hati
Tes kimia darah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang suplai oksigen
kejaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integras sensori)
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
PERENCANAAN
1. Pola nafas tidak efektif : NOC: Satus Pernafasan. NIC: monitor vital sign,
monitor pernafasan, Pengaturan posisi.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer : NOC: Perfusi jaringan perifer
NIC Oxygen therapy (terapi oksigen), Peripheral Sensation Management
(menajemen sensasi perifer)
3. Nyeri : NOC: Kontrol nyeri NIC: Manajemen Nyeri
4. Resiko cedera : NOC: Kejadian jatuh NIC: Manajemen lingkungan,
Perawatan kehamilan resiko tinggi
5. Intoleran aktifitas: NOC: toleransi terhadap aktifitas, NIC: terapi aktifitas
6. Ansietas: NOC: Tingkat kecemasan, NIC: Pengurangan
kecemasan, Terapi relaksasi.

Anda mungkin juga menyukai