Anda di halaman 1dari 49

Pemanfaatan Feromon dan Agens Biologi Untuk

Pengedalian OPT Kakao

Dr. Ir. Andi Ardin Tjatjo. MP

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan


PROVINSI SULAWESI SELATAN
Kakao
- Peningkatan perekonomian
nasional
- Penyedia lapangan kerja
- Sumber pendapatan dan devisa

OPT Kakao
- Kehilangan hasil sampai
80%
- Kematian tanaman
OPT Kakao
- Penggerek Buah Kakao (PBK)
- Penghisap Buah (Helopeltis sp)
Bagian Buah - Penyakit Busuk Buah
- Penyakit Antraknos Colletrotrichum
- Tikus

- Penyakit Kanker Batang


Bagian Batang - Penyakit Vascular Streak Die-back
(VSD)

Bagian Akar • Penyakit Akar Coklat


LUAS SERANGAN OPT TAHUN 2020 (S/D TRIWULAN II 2020)

KAKAO
LUAS
LUAS SERANGAN
NO KOMODITI / OPT PENGENDALIAN
(Ha )
(Ha )
I KAKAO 9 9 .4 3 1 ,7 2 9 0 ,0 0
Bus uk Bua h Antr a knos e 1 .1 6 6 ,9 9 0 ,0 0
Bus uk Bua h Ka ka o (Phytophthora 1 4 .3 4 2 ,6 1 1 1 ,0 0
palm ivora )
Ja mur upa s (Upas ia Salm onicolor ) 5 .4 7 7 ,1 3 0 ,0 0
Ka nker ba ta ng (Phytophthora 8 .5 0 2 ,1 9 6 ,0 0
palm ivora )
Kepik Penghis a p Helopeltis s p. 4 .7 0 0 ,0 0 1 2 ,0 0
Kumba ng Apogonia 2 2 ,7 4 0 ,0 0
Kutu Putih (Planococcus lilacinus ) 3 1 1 ,6 9 0 ,0 0
Pengger ek ba ta ng (Zeuzera s p. ) 1 1 .9 0 4 ,7 3 1 2 ,0 0
Pengger ek Bua h Ka ka o/ PBK 3 2 .9 3 5 ,6 0 1 6 ,0 0
(Conopom orpha cram erella )
Pengger ek ca ba ng (Glenea s p. ) 1 7 ,8 6 0 ,0 0
Ra ya p (Microterm es s p. ) 1 4 ,3 0 0 ,0 0
Tikus (Rattus rattus ) 1 .7 8 3 ,7 0 1 2 ,0 0
Tupa i/ ba jing (Callos ciurus s p. ) 4 5 ,3 0 1 2 ,0 0
Va s cula r Str ea k Dieba ck/ VSD 1 8 .2 0 6 ,8 8 9 ,0 0
(Oncobas idium theobrom ae )
Hama Penggerek Buah Kakao (PBK)
Conopomorpha cramerella Snellen
 Larva berwarna putih
kekuningan, panjang 12 mm,
stadia larva 15 s.d 18 hari,
 Pupa berwarna cokelat,
panjang 6 s.d 7mm

 Ngengat berwarna dasar cokelat, pada sayap depan


terdapat pola zig zag berwarna putih
 Siang hari bersembunyi pada tempat yang
terlindung dari sinar matahari
 Hidup selama 7s.d 8 hari
 Perkembangan telur sampai dewasa sekitar 27s.d
34 hari
Hama Penggerek Buah Kakao (PBK)
Conopomorpha cramerella Snellen

Gejala serangan PBK


 Buah masak awal, warna
tidak merata, belang kuning
hijau dan jika buah
digoyang tidak berbunyi
 Bila buah dibelah akan
tampak tanda khas bekas
gerekan larva, biji-biji kakao
saling melekat/lengket dan
berwarna kehitaman, biji
tidak berkembang, ukuran
biji kecil dan tidak bernas.
Pengendalian Hama PBK
Panen Sering
Rehabilitasi
Pemangkasan
Insektisida
Sanitasi
Semut hitam
Pemupukan

Penyarungan buah
(sarungisasi)
Gambar Buah-buah kakao yang disarungi

Jamur Beauveria
bassiana dosis 50-100 g
spora kering/ha

Aplikasi Metabolik Gambar Sarang


Sekunder (MS) APH semut rangrang
Feromon
Pemasangan feromon trap
Kepik Pengisap Buah
Helopeltis sp. Sign.
Dewasa
Telur
57 hari
6-7 hari

Nimfa

10-11 hari

- Perkembangan telur hingga dewasa 21s.d 24 hari.


- Telur berwarna putih berbentuk lonjong, diletakkan
pada tangkai buah, jaringan kulit buah, tangkai daun,
buah atau ranting.
- Nimfa dan imago bersembunyi di bawah daun
Gejala :
- Pada buah kakao muda ditandai dengan adanya tusukan yang
dapat menyebabkan buah kering
- Pada kulit buah kakao tua tampak bercak-bercak bekas
tusukan berwarna cokelat kehitaman.
- Pucuk layu dan mati.
Pengendalian Hama Helopeltis sp.

Semut hitam
Jamur Beauveria bassiana
Pestisida Nabati Ekstrak
Daun Mimba
Insektisida kimia

Gambar Sarang semut dari


daun kelapa
Penyakit Busuk Buah
- Penyebab: jamur Phytophthora
palmivora

- Serangan biasanya dimulai dari ujung


atau pangkal buah.

- Buah yang terinfeksi akan membusuk


disertai bercak coklat kehitaman
dengan batas yang tegas .

- Disebarkan oleh air, serangga, tikus,


tupai dan lainnya

- Perkembangannya dipengaruhi oleh


kelembaban kebun dan hujan
Pengendalian Penyakit Busuk Buah

 Pemangkasan dan pengaturan pohon


pelindung

 Sanitasi: membuang buah busuk di pohon dan


memendamnya

 Aplikasi MS APH

 Fungisida berbahan aktif tembaga

 Klon tahan: Sca 6, Sca 12


Penyakit Antraknosa

Colletotrichum gloeosporioides

 Pada daun muda terdapat bintik-bintik


cokelat.

 Pada buah muda ditandai dengan adanya


bintik-bintik coklat yang kemudian
menjadi bercak coklat berlekuk

 Pada buah tua ditandai dengan gejala


busuk kering pada ujungna

 Penyakit tersebar melalui konidia


dengan bantuan air hujan

 Berkembang baik pada tanaman lemah


akibat suhu tinggi

puslit Koka
Pengendalian Penyakit Antraknosa

 Pengaturan pohon pelindung

 Sanitasi: membuang buah dan ranting sakit

 Pemupukan dengan pupuk kandang/organik

 Aplikasi MS APH

 Fungisida berbahan aktif karbendasim


Tikus Rattus tiomanicus Miller

Tikus jantan menjadi dewasa


pada usia 36 minggu, betina 24
minggu
Mampu melahirkan 3 s.d 18
ekor, dalam 1 tahun dapat
melahirkan 4 kali
Tikus memakan biji dan daging
buah yang masih muda
Menyebabkan buah berlubang
Pengendalian Tikus

 Memasang perangkap

 Menggunakan burung hantu (Tyto alba)

 Sanitasi kebun
Penyakit Pembuluh Kayu (VSD)
Oncobasidium theobromae
in
in
dr
dr

Terdapat 3 noktah at
at
ej
ej
aa
m
m

cokelat pada bekas aay


ya
a

tangkai daun

- Penyebaran melalui spora


yang diterbangkan angin
pada malam hari.
- Tersebar di daerah beriklim
basah
Belahan membujur batang kakao
a) sakit dan b) sehat
Pengendalian Penyakit VSD

 Pangkasan sanitasi dengan memotong ranting


sakit sampai batas sehat ditambah 30 cm
dibawahnya
 Pengaturan pohon naungan
 Aplikasi MS APH
 Penanaman klon tahan: Sulawesi 1, Sulawesi 2,
ICCRI 03, ICCRI 04, Sca 6
 Pemupukan
TANAMAN KAKAO TUA “RUSAK BERAT”
21
TANAMAN KAKAO “RUSAK SEDANG” TERSERANG HAMA
PENYAKIT
22
TANAMAN KAKAO KURANG TERAWAT
23
KEBUN KAKAO KURANG
TERAWAT

KEBUN KAKAO SETELAH


DILAKUKAN
PEMANGKASAN

24
HASIL INTENSIFIKASI

25
HASIL SAMBUNG SAMPING

26
Klon Sulawesi 2
Toleran PBK
Protas : 1,8 – 2,75 ton/ha/thn

Klon Sulawesi 1
Toleran VSD
Protas : 1,8 – 2,5 ton/ha/thn 27
PANGKASAN PEMENDEKAN TAJUK
Memudahkan: Panen dan Pengendalian hama penyakit

Tinggi tajuk < 4 m


Dampak perubahan iklim pada pertanian

29
Apa yang terjadi pada kebun kakao di Sulawesi?

30
Kakao butuh…
• Max 30-32⁰Celcius dan min 10⁰Celcius

• Curah hujan rata-rata 1500-2000 mm per tahun.


(200mm selama 4 bulan)

• Kelembapan 100% (siang hari), 70-80% saat malam hari

• Angin kencang/badai akan melemahkan kakao


Apa pengaruh perubahan iklim terhadap tanaman kakao?
Evaporasi lebih tinggi daripada presipitasi:
 Pohon menjadi layu dan lemah
 Benih dan pohon muda mudah mati
 Lebih rentan terhadap hama (Helopeltis) dan penyakit
(busuk buah, Fusarium Die Back, M. perniciosa,
Moniliophthora roreri)
 Diprediksi 55% menurunnya panen
Bunga gugur, dapat mengakibatkan kegagalan panen

Meningkatnya laju asimilasi


Meningkatnya efisiensi nutrient

Mengecilnya ukuran biji


Berubahnya iklim mikro dan kelembapan tanah

Kekeringan dan Suhu meningkat, dan panas yang ekstrim

32
Apa pengaruh perubahan iklim terhadap tanaman kakao?

Curah hujan yang tinggi menyebabkan semakin tinggi


Tingkat serangan jamur

Kanker batang, Vascular Streak Dieback (VSD)

Bunga gugur

Tumbuhnya lumut

Melemahnya laju fotosintesis

Terhambatnya pertumbuhan buah, membusuknya buah,


mudah jatuhnya buah yang belum masak
biji yang telah dipanen terserang jamur

Melemahnya kondisi pohon dapat tumbang


Hujan yang berlebih, banjir, erosi, longsor Terkikisnya unsur hara tanah

33
Beberapa contoh adaptasi di tingkat Tanaman dan Kebun

Tanaman penutup (tanah) Beragamnya pohon naungan


Kenapa? Kenapa?
• Menjaga kelembapan tanah • Melindungi pohon kakao dari Varietas tahan
• Membantu menjaga sinar matahari Kenapa?
ketersediaan air • Meningkatkan fungsi ekosistem • Menghemat air
• Menjaga ketersediaan air • Mengurangi serangan H&P
• Mengurangi serangan hama & penyakit • Hasil yang stabil

34
Beberapa contoh adaptasi di tingkat Tanaman dan Kebun

Pembuatan & pemakaian pupuk organik Tanaman pelindung (DAS, erosi) Parit

Kenapa? Kenapa? Kenapa?


• Menjaga kesuburan tanah • Mencegah banjir • Mengelola kelebihan air/
• Menjaga tekstur dan kelembapan tanah • Mencegah erosi mencegah banjir
• Mengaktifkan mikroorganisme baik • Menjaga kuantitas & kualitas air
bagi tanah dan kakao • Meningkatkan keragaman hayati
• Produksi pupuk

35
Beberapa contoh adaptasi di tingkat Tanaman dan Kebun

Pengendalian hama & penyakit Tadah air hujan Pemakaian pupuk yang efisien

Kenapa? Kenapa? Kenapa?


• Hasil yang optimal • Memiliki air saat musim • Penghematan
• Mengurangi penggunaan kemarau (berkepanjangan) • Hasil yang optimal
pestisida • Mengurangi gas rumah kaca

36
Mitigasi dengan cara apa?

• Menggunakan pupuk organik produksi sendiri


• Menanam pohon penaung
• Mendaur ulang sampah
• Penghematan air
• Tidak melakukan deforestasi
• dll

37
KEGIATAN PENGENDALIAN
YANG PERNAH DILAKUKAN

Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)


Penerapan Pengendalian Hama Terpadu
Gerakan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan
Penggunaan Feromon dalam Pengendalian OPT
Penggunaan Metabolit Sekunder Agens Pengendali Hayati (APH)
SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT)

• Kegiatan SLPHT Kakao di Kota Palopo


SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT)
PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PPHT)
• Kegiatan PPHT Kakao di Kabupaten Toraja Utara
• Merupakan kelanjutan dari SLPHT
GERAKAN PENGENDALIAN OPT (Gerdal)
• Kegiatan Gerakan Pengendalian OPT dilakukan secara massal dan serentak, dalam areal
yang luas, serta melibatkan berbagai unsur masyarakat termasuk kelompok tani, aparat Desa,
Kecamatan, Dinas Provinsi dan Kab, TNI dan Polri setempat

• Gerakan
Pengendalian
OPT Kakao di
Kabupaten
Bone
GERAKAN PENGENDALIAN OPT (Gerdal)

 Gerakan Pengendalian OPT Kakao di Kabupaten Bone


GERAKAN PENGENDALIAN OPT (Gerdal)

 Gerakan Pengendalian OPT Kakao di Kabupaten Bone

Gerdal dengan
Melakukan
Penyelubungan Buah
Kakao
GERAKAN PENGENDALIAN OPT (Gerdal)

 Gerakan Pengendalian OPT Kakao di Kabupaten Bone


GERAKAN PENGENDALIAN OPT (Gerdal)

 Gerakan Pengendalian OPT Kakao di Kabupaten Bone

Pemangkasan dan pembersihan


lahan oleh Regu Pengendali OPT
(RPO) Klp Tani Kab. Bone pada
saat kegiatan Gerdal
PENGENDALIAN OPT MENGGUNAKAN FEROMON
 Menggunakan Attractant yaitu Feromon untuk mengendalikan populasi OPT
PENGENDALIAN OPT MENGGUNAKAN AGENS PENGENDALI
HAYATI (APH)

Pemanfaatan Metabolit Sekunder APH (MS APH)


 Merupakan senyawa organik yang dibentuk saat mendekati tahap
stasioner/selama akhir pertumbuhan
 Merupakan sisa metabolism yang mengandung zat antibitika, enzim, hormone,
dan toksin
 Dapat dimanfaatkan untuk pengendalian OPT, karena berfungsi untuk :
 menghambat perkecambahan spora pathogen
 Melindungi pertumbuhan awal
 Membersihkan lingkungan
 Melindungi dan memperkuat jaringan
 Menyediakan pasokan nutrisi
 Merangsang pembentukan zat pengatur tumbuh
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai