Strategi Pengelolaan Penggerek Buah Kakao, Conopomorpa cramerella (Snell.

)
(Review Taktik Berbasis Agens Biologi)

WEBINAR Pemanfaatan Feromon dan Agens Biologi Untuk Pengendalian OPT Kakao
KERJASAMA PEI KOMISARIAT SULAWESI SELATAN
UNHAS, DAN PT.RUMAH BIO INDONESIA
Rabu, 25 November 2020

Alam Anshary
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO
 ARTI PENTING……Kakao (Theobroma cacao L.)

Biji Kakao
 Bahan ekspor…Penghasil
Devisa
 Bahan makanan/minuman
:Kandungan Nutrisi baik untuk
Kesehatan
 Bahan Baku Komestik

https://cocoainfo.wordpress.com/cocoa-indonesia/sejarah-kakao-di-indonesia/
Nilai Gizi Biji Kakao

https://www.slideshare.net/ApacheKarthi1/processing-of-cocoa-62041159
 SAAT INI….., PENGEMBANGAAN BUDIDAYA KAKAO
TERDAPAT HAL YANG KURANG MENGUNTUNGKAN
http://ceritaku-hari-ini.student.umm.ac.id/2019/08/20/begini-
cara-mengatasi-organisme-pengganggu-tumbuhan/
https://www.merdeka.com/uang/produksi-menurun-indonesia-tak-lagi-masuk-3-negara-produsen-kakao-
terbesar-dunia.html
Rendahanya produktivitas
tanaman, hanya 0,8 ton/ha.
Produksi Kakao Menurun, Indonesia Tak
Lagi Masuk 3 Negara Produsen Kakao
Terbesar Dunia, sejak 2017.
Tahun 2019, kontribusi biji kakao
lokal hanya 45,6 persen atau 196.787
ton terhadap industri pengolahan
kakao nasional.
Imbasnya, pabrikan kakao domestik
mengimpor biji kakao sekitar 234.000 ton
untuk memenuhi 54 persen kapasitas
produksi.
 PENYEBAB………….
PRODUKSI DAN KUALITAS BIJI KAKAO NASIONAL MENURUN
Penerapan teknologi budidaya
1. PRODUKTIVITAS belum maksimal
Gangguan OPT: PBK, PBBK, VSD
(0,8 ton/ha/thn)
(kehilangan hasil rata-rata 44,9%).
 Umur tanaman kakao relatif sudah
tua (mulai ditanam thn. 1980-an.
(umur tanaman 40 tahun).
2. KUALITAS
 Degradasi Lahan.
(jmlh biji/100g, Terbatasnya ketersediaan bahan
tanpa fermentasi) tanam (benih/bibit) unggul
 Produksi Kakao di Indonesia (2003-2017)

240
ton

https://www.mongabay.co.id/2017/11/24/cegah-kepunahan-kakao-dibangun-pusat-penelitian-di-pangkep /
Production of Cocoa Beans in the World

Africa
total
3.494.000 t
Caribean and South Asia and Oceania
America total
total 319.000 t
835.000 t

Cocoa year :2017/18

https://www.icco.org/sites/pdf/8_Richard_Adu-Acheampong.pdf
PRODUKSI BIJI KAKAO DI BEBERAPA NEGARA PENGHASIL TERBESAR
 Penggerek Buah Kakao (PBK), Conopomorpha cramerella (Snellen)
(Lepidoptera: Gracillariidae),

 termasuk Hama
penting kakao di
Asia Tenggara dan
Oseania,
https://www.slideshare.net/kakaokonek/kk-day-2-am-2nd-speaker-dr-romy-cena https://www.cabi.org/isc/datasheet/7017
PBK Merusak Plasenta dan Biji Kakao

Placenta

Ling dan Azhar, 2013

 PENGENDALIAN PBK

Berbagai Strategi Taktik Pengendalian Telah dilaporkan

(Aplikasi di lapangan maupun Riset)

Control of Cocoa pod borer using insecticides Pest management in organic cacao
and Cocoa black ants, Saripah Bakar, 2014 (Babin, 2018)
Control of the cocoa pod borer (Conopomorpha Efficacy of pod sleeving in management of
cramerella) with Lambdacyhalothrin, Ngim, CK. 1990. Cocoa pod borer (Saripah, 2000)

Adult resting sites as a target for chemical control of the Applications of Biological Agents and Pruning
cocoa pod borer, Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Effectively Control Cocoa Pod Borer , Anshary
Gracillariidae), in Malaysia, Day, 1985 et.al. 2017
Evaluation of Sex Pheromone as an IPM Tool for Cocoa Control of Cocoa Pod Borer and Phytophthora Pod Rot
Pod Borer Pest Management, Zhang et.al., 2008  Using Degradable Plastic Pod Sleeves and A Nematode,
Activity Evaluation of Cocoa Pod Borer Sex Steinernema carpocapsae, Ade Rosmana et. al. 2010.
Pheromone in Cacao Fields, Zhang et.al.2008 Imago C.
Experience with Cocoa Pod Borer Pheromone in cramerella Trials on control of the cocoa pod borer Conopomorpha
cramerella (Snellen) in Sabah by regular complete
South East Asia, David Hall
harvesting, Wood, 1992
Detection of Cocoa Pod Borer Infestation
Using Sex Pheromone Trap and its Control
by Pod Wrapping, Rahmawaty et.al. 2017 Biotechnology for cocoa pod borer
resistance in cocoa, Chaidamsari, 2005
Development of kairomone based control
programs for cocoa pod borer , Peter, 2013
Hal yang Menarik…. Sex Pheromone
Communication chemicals (semiochemicals) may function between individuals of the
same species (pheromones) or between different species (allelochemicals). 

http://www.entomologa.ru/outline/67.htm

 Pertamakali diidentifikasi pada tahun 1986 : E, Z, Z and E, E, Z

isomer dari 4,6,10-heksadekatrienil asetat dan alkohol yang
sesuai, dan heksadekil alkohol. (Beevor et al. 1986)
 Sudah diuji lapangan di Sabah, Malaysia (skala 200ha)
 Mengurangi serangan C. cramerella dalam penelitian (Beevor et
al. 1993), terbukti mengurangi perkawinan betina (Tay dan Sim).
1989, Alias ​et al.2004).
 Sediaan komersial feromon sex sudah ada
 Untuk Memantau dan Menjebak Serangga hama
 Review :
Penggunaan Agensia
Biologi, Lebih Ramah  Hasil Penelitian dan
Lingkungan  Pengendalian PBK
(Sonmez and Mamay, 2018)
 Biological control was originally defined, as “the action of parasites, predators, or
pathogens in maintaining another organism’s population density at a lower average than
would occur in their absence”….Paul De Bach,1964.
https://unt.univ-reunion.fr/fileadmin/Fichiers/UNT/UVED/IGAR/EN/chapitre2_gen_caseWeb/co/Etape3.html

https://www.iobc-
wprs.org/pub/biological_control_against_diseases_
and_pests_2011.pdf

https://www.cambridge.org/core/books/natural-enemies/biological-control-of-invertebrate-and-vertebrate-
pests/EC23A1C22D3CA0006CFD272EBBE6DA8F
History….PENGENDALIAN BIOLOGI
Dua BUKTI EMPIRIK

Agostino Bassi (1834) pertama kali

mendemonstrasikan bahwa mikroorganisme
Beauvaria bassiana (Balsamo) Vuillemin.
menyebabkan suatu penyakit (muscardine) pada
ulat sutera.

Tahun 1888-1889 di California.

Digunakan Predator Rodolia cardinalis
(Mulshant.) untuk mengendalikan Hama
jeruk Cottony Cushion Scale, Icerya
purchasi Maskel. 
https://www.alamy.com/stock-photo/agostino-bassi.html
http://entnemdept.ufl.edu/creatures/fruit/cottony_cushion_scale.htm
Survey of natural enemies of Conopomorpha cramerella (Snellen) and Pseudococcus
lilacinus Ckll. in Mindanao [Philippines]  [1992]
Bravo, C.R.(1992).  Philippines Univ., Los Banos, College, Laguna,Philippines.

Five hymenopterous parasitoids emerged from field collected Conopomorpha

cramerella pupae and they were : Goryphus mesoxanthus Brulle,
Bracon sp. ,Paraphylax sp., Goryphus sp. 1, and Goryphus sp. 2,

https://www.raipon.jp/hachi/?p=167
Dalam Dokumen skillmav.wixsite.com
Beberapa Parasitoids of Cocoa Pod Borer

https://skillmav.wixsite.com/cocoapest/control-methods-1
Dalam Dokumen skillmav.wixsite.com
Dilaporkan Beberapa Pathogens of Cocoa Pod Borer

https://skillmav.wixsite.com/cocoapest/control-methods-1
Natural Enemy of Cocoa Pod Borer (CABI, 2019)
Strategies for Controlling Cocoa Pod Borer,
Conopomorpha cramerella Snellen, on Cocoa Farmers in
Langkat District, North Sumatra, Indonesia. Tahun 2019.
Ahmad Saleh1*, Armaniar2, Abu Hassan Ahmad3
International Conference and the 10th Congress of the Entomological Society of Indonesia
(ICCESI, 2019)
Ahmad et al. 2019.
Biological Control of Cocoa Pod Borer (Conopomorpha cramerella Snell) Using Egg Parasitoids of
Trichogrammatoidea bactrae fumata in East Java
Dwi Suci Rahayu1*) and Endang Sulistyowati1)
Pelita Perkebunan 34 (1) 2018, 50—58 Rahayu & Sulistyowati . ISSN: 0215-0212 / e-ISSN: 2406-9574

Additionally, this research was prepared according to a factorial group randomized

block design with three replications.
The first factor was the parasitoid population of T. bactrae fumata (Tbf) from North
Sulawesi consisting of three levels i.e. 0 Tbf (A1), 25,000 Tbf (A2), 50,000 Tbf (A3)
per hectare per release.

The second factor was the parasitoid release intervals consisting of two levels i.e. 2
weeks (B1) and 4 weeks (B2); so that it was obtained some treatment combinations
namely A1B1; A1B2; A2B1; A2B2; A3B1; A3B2.
 YIELD LOSS BEFORE AND AFTER parasitoids RELEASE Parasitization level Tbf on CPB Eggs after three month

Rahayu dan Sulistyowati, 2018.

Rahayu dan Sulistyowati, 2018.
Kesimpulan :
Hasil pengamatan selama tiga bulan setelah pelepasan
parasitoid
1. kadar parasitisasi T. bactrae fumata pada telur CPB
kisaran 29,81–42,79%; 12.66–36.84% lebih tinggi dari
kontrol.
2. Pelepasan parasitoid telur CPB (T. bactrae fumata) di
lapangan selama setahun menunjukkan tingkat
parasitisasi telur CPB 17,78–29,72%.
3. Pelepasan parasitoid tidak berpengaruh signifikan
terhadap kehilangan hasil akibat serangan CPB

Rahayu dan Sulistyowati, 2018.

Ibrahim dan Sha’ari, 2014
Fig.1. Mean percentage cumulative mortality of last instar larvae upon exposure to
entomopathogenic fungal isolates at six days of post-treatment.
Ibrahim dan Sha’ari, 2014
 KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa infeksi oleh kedua

1. isolat B. bassiana (BBgc) dan M. anisopliae (Ma (SBN)) lebih
berhasil pada stadium dewasa dan secara konsisten
menimbulkan mortalitas yang tinggi dibandingkan pupa atau
telur.
2. Kemungkinan infeksi pada telur atau tahap awal larva di
lapang praktis nihil. Oleh karena itu, strategi penggunaan
jamur entomopatogen paling baik ditargetkan pada dewasa,
baik menggantikan atau melengkapi insektisida kimia dalam
program pengelolaan hama terpadu C. cramerella.

Ibrahim dan Sha’ari, 2014

OPEN ACCESS Asian Journal of Crop Science ISSN 1994-7879
DOI: 10.3923/ajcs.2017.125.132
Research Article. 2017.
Applications of Biological Agents and Pruning Effectively Control Cocoa Pod
Borer
1Alam Anshary, 2Muhammad Basir-Cyio, 2Uswah
Hasanah, 2Mahfudz, 1Shahabuddin Saleh, 1Nur Edy and
1Flora Pasaru

Fig. 2(a-d): Insect bait method (a) C. cramerella pupa under soil, (b) Pupa infected by B.
bassiana on soil, (c) B. bassiana colony and (d) C. cramerella pupa infected by B. bassiana
Anshary, et al., 2017
 Fig. 1: Percentage of bean damaged.
Data are mean (n = 10+SD).
The number followed by the same letter in the same column are
not significantly different

Anshary, et al., 2017

Anshary, et al., 2017
Kesimpulan

 Efektivitas B. bassiana dan D. thoracicus jika

dikombinasikan dengan pemangkasan, menghasilkan
produksi kakao yang berbeda dibandingkan dengan
perlakuan kontrol.
 kombinasi B. bassiana atau D. thoracicus dengan
pemangkasan cenderung lebih baik pada hasil kakao.
 B. bassiana juga berhasil dideteksi dari lapisan atas tanah
setelah aplikasi.
 Hal tersebut menandakan bahwa jamur ini merupakan
agens hayati yang bisa mapan di lingkungan

Anshary, et al., 2017

PENUTUP
Efektivitas PH FAKTOR FISIK
LINGKUNGAN
(1). Daya kelangsungan hidup
(Survival) baik,

(2). Jumlah individu inang diperlukan

(3). Sebagian parasitoid memiliki respon

numerik terhadap populasi inangnya.
(4). Populasi parasitoid dapat tetap bertahan
Pupa
pada aras populasi inang rendah,

https://docuri.com/download/integrated-pest-management-for-
cacao_59c1d463f581710b2865aee4_pdf

https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-18266-7_8
Sekian
Terima Kasih