tahun 2000 adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang
fungsi pokoknya
memanfaatkan hasil hutan (baik kayu maupun bukan kayu) dengan tujuan
tertentu
atau kawasan hutan yang secara sukarela berperan aktif dalam kegiatan
hutan kemasyarakatan
4. Masyarakat setempat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari warga negara
indonesia yang tinggal di dalam dan atau sekitar hutan yang membentuk
1999).
Ketentuan Pokok Kehutanan dan PP No 21 tahun 1970 tentang HPH dan HPHH
(Hak Pemungutan Hasil Hutan). Hal ini semakin memperburuk keadaan hutan
konflik dengan masyarakat setempat pada semua fungsi hutan. Konflik ini terjadi
karena adanya masyarakat setempat yang tidak memiliki akses terhadap lahan
khususnya masyarakat sekitar hutan. Dalam kaitannya dengan hal ini, Dephut
sebenarnya mulai dirintis sejak tahun 1995, dengan ditetapkannya SK Menhut No.
41 Tahun 1999, dan ditetapkan pada surat keputusan yang baru yang sesuai
pada tahun anggaran 1996/1997 di Desa Siujan-Ujan dan Tolong Buho (Wardoyo,
1997). Berdasarkan hal tersebut, Desa Gudang Garam kemudian mengajukan usul
ke BRLKT pada tahun 1998 untuk menjadikan desa ini termasuk ke dalam
1999).
hutan tertentu adalah adanya hutan yang memenuhi syarat-syarat untuk dibentuk
berminat.
di dalam sekitar kawasan hutan untuk mengusahakan hutan negara sesuai dengan
(Dephutbun, 1999).
pengelolaan dan sekaligus pelestarian areal-areal hutan yang berukuran kecil, dan
kawasan yang ditetapkan pemerintah sebagai hutan negara. Luas kawasan hutan
(Dephutbun, 1999).
kawasan hutan produksi, hutan lindung, dan kawasan pelestarian alam pada zonasi
berikut :
masyarakat sekitarnya merupakan satu kesatuan ekosistem yang satu sama lain
hutan sebagai sumber bahan mentah bagi proses manufaktur untuk mendapatkan
nilai tambah yang lebih lanjut. Atas dasar ini, semua diaktualisasikan dalam
Hak dan kewajiban semua pihak yang terlibat dalam pelasksanaan hutan
Masyarakat sebagai peserta hutan kemasyarakatan berhak atas hasil hutan non
jumlah anggota kelompok yang ikut serta sebagai peserta, dan untuk koperasi
maksimum seluas 4 ha dikalikan jumlah anggota koperasi yang turut serta sebagai
memiliki kewajiban untuk tetap menjaga kelestarian fungsi dan manfaat hutan.
dipilih sesuai dengan karakteristik daerah dan lahan yang akan ditanami. Sebelum
tanaman yang ada di daerah tersebut. Pemilihan komoditi termasuk hal yang
faktor fisik teknis/ekologi, faktor sosial ekonomi dan sosial budaya (Wardoyo,
1997).
tinggi tempat, kemiringan (topografi), kesuburan tanah, iklim (curah hujan, suhu),
kondisi vegetasi awal. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dari segi sosial
ekonomi adalah komoditas harus mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, disukai
masyarakat setempat dan mempunyai prospek pasar yang baik dan mempunyai
fungsi Multiple Purpose Tree Species (MPTS). Selain faktor tersebut juga harus
kawasan hutan produksi, kawasan lindung, dan pada pelestarian alam pada
zona pemanfaatan
Kemasyarakatan
Kemasyarakatan (RKLHKm)
(Dephutbun, 1999).
kegiatan yang termasuk dalam aneka usaha kehutanan antara lain budidaya rotan,
yang dapat dikembangkan sangat tergantung pada kondisi awal tegakan pokok
2. Agroforestry
produksi berdaur panjang dan berdaur pendek, baik secara bersamaan maupun
berurutan
didominasi oleh pepohonan dan menyediakan hampir semua hasil dan fasilitas
hutan alam. Agroforestry dapat dilaksanakan dalam beberapa model, antara lain
tumpang sari (cara bercocok tanam antara tanaman pokok dengan tanaman
kehutanan)
areal tersebut, sudah ada yang mengelola lahan tersebut dengan sistem ladang
dilaksanakan di Desa Gudang Garam yang bertujuan untuk melihat seberapa besar