Anda di halaman 1dari 26

PENGENDALIAN BIOLOGI

PENYAKIT TANAMAN KAKAO


Ade Rosmana
Cocoa Research Group, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar 90245, Indonesia
Kakao
• Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan penting Indonesia
sebagai sumber penghidupan bagi sekitar 1,4 juta rumah tangga
• Secara nasional, kakao memberikan kontribusi ekspor keempat terbesar
setelah sawit, karet, dan kopi
• Dengan demikian, kegiatan usahatani kakao baik langsung maupun tidak
langsung berdampak terhadap perkembangan ekonomi masyarakat tani
kakao
Kakao di Sulawesi
• Sulawesi adalah sentra kakao, 58% produksi nasional berasal dari
pulau ini
• Menurut Bank Indonesia ekspor kakao dari Kawasan Timur
Indonesia, dari semula mampu menguasai ekspor dunia pada top 3
produsen, namun kini harus cukup puas di posisi akhir top 10
• Sulawesi Selatan juga mengalami penurunan dimana pada tahun
2015, pangsa ekspor (nilai) kakao mencapai 13,8% turun menjadi
5,6% pada tahun 2018
• Hal ini disebabkan penurunan produksi, saat ini sekitar 561 kg/ha
dari yang sebelumnya 1300-1500 kg/ha
Posisi Indonesia dalam produksi kakao dunia menurut ICCO (dalam
ribu ton)
Penyakit tanaman memiliki peran penting dalam penurunan
produksi
• Penyakit infeksius
• Penyakit non infeksius
Penyakit infeksius

Pengecatan
Mati ranting
pestisida Vascular streak dieback
Busuk buah Lasiodiplodia

Kanker batang Busuk pangkal


Kanker cabang Busuk akar
Lasiodiplodia batang
Lasiodiplodia Xyloborus Lasiodiplodia Lasiodiplodia
Penyakit non-infeksius
• C organik tanah 1,4% – 1,8%, sebaiknya > 3,5% (McMahon et al.,
2015; Hardy, 1958; Murray, 1967),
• N tanah sekitar 0,14%, sebaiknya > 0,2% (McMahon et al., 2015)
• pH < 5, ideal 5,5 – 6,5 (Mulia et al., 2017)
• Kadar Ni tanaman 18 – 19 mg kg–1, toleransi Ni untuk tanaman 0,1
– 10 mg kg–1 (Chen et al., 2009; Rosmana et al., 2020)
Pengendalian biologi
1 Trichoderma
2 Kompos
3 Trichoderma dan kompos
Trichoderma
• Cendawan yang hidup bebas yang
berinteraksi dengan lingkungan akar,
tanah dan jaringan tanaman
• Mampu berasosiasi dengan system
perakaran tanaman dengan apa
dikarakterisasi sebagai hubungan
symbiosis avirulen oportunistik
• Dapat berpenetrasi pada akar dan
sekarang diketahui dapat juga menyebar
dalam jaringan tanaman
Trichoderma: aplikasi dan distribusi dalam jaringan tanaman

Foliar spraying

Pod spraying

Seed treatment
Infusion, side grafting

Soil drenching, soil


amendment
(paling efisien)
Trichoderma : Kerjasama dengan cendawan lain

Daun Batang

Trichoderma diaplikasikan pada akar dan untuk memasuki jaringan tanaman dibantu
cendawan lain
Penggunaan Trichoderma untuk mengendalikan penyakit vascular
streak dieback (VSD)
• Penyakit VSD merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kakao,
disebabkan cendawan Ceratobasidium theobromae
• Basidiospora yang dilepaskan dan disebarkan oleh angin pada saat
kelembaban tinggi di musim hujan menginfeksi daun muda
• Pada daun, cendawan mengkolonisasi pembuluh xylem dan bergerak ke
tulang daun, petiol, dan cabang.
• Infeksi dapat mematikan pucuk, cabang dan pada klon rentan dapat
mematikan tanaman
• Karena berada dalam jaringan tanaman, relative sulit dikendalikan
• Trichoderma dapat mengendalikannya
Keefektifan Trichoderma mengendalikan VSD
(Aplikasi melalui sambung pucuk dan entris yang disambung terinfeksi rendah VSD)

Isolat Insidensi VSD (%)setelah minggu


Trichoderma
Sepuluh Dua belas

T. asperellum ART-4 0c 0d

T. asperellum ART-5 33 b 33 c

T. asperellum ART-6 35 b 50 b

T. asperellum ART-8 35 b 56 b

Kontrol 78 a 89 a
Keefektifan T. asperellum ART-4 mengendalikan VSD
(Aplikasi melalui sambung samping dan infeksi secara alami di lapang)
Klon Insidensi VSD (%) setelah minggu
MCC 01 Lima belas Tujuh belas Sembilan Dua puluh
belas satu
T. asperellum ART-4 20 b 20 b 20 b 18 b

Kontrol 54 a 64 a 66 a 71 a

Klon Insidensi VSD (%) setelah minggu


M 04 Lima belas Tujuh belas Sembilan Dua puluh
belas satu
T. asperellum ART-4 25 b 18 b 18 b 16 b

Kontrol 53 a 63 a 65 a 70 a
Mekanisme kerja Trichoderma
• Antibiosis, parasitisme, kompetisi dan induksi resisten
• Dengan bisa masuknya ke dalam jaringan tanaman
memungkinkan semua mekanisme di atas berjalan
secara bergantian atau bersamaan
• Dengan bisa masuknya ke dalam jaringan tanaman
memungkin mikroorganisme lain ikut serta dalam
mengendalikan penyebab penyakit
Kompos
• Memperbaiki fertilitas tanah
• Menyediakan sumber nutrisi bagi tanaman
• Mengendalikan patogen bawaan tanah dengan aksi langsung
kompos oleh produksi senyawa fungi toxic dan secara tidak
langsung dengan menstimulasi perkembangan mikroorganisme
antagonis
• Juga dapat menstimulasi pertahanan tanaman yang disebut SAR
dan ini berasosiasi dengan resistensi terhadap pathogen yang
menginfeksi di atas permukaan tanah.
Insidensi penyakit VSD pada klon sangat rentan Jalani setelah dua kali
aplikasi Trichoderma dan kompos dalam dua tahun di lapang

Perlakuan dan kontrol Insidensi VSD


T. Asperellum + Kompos 38 d
T. asperellum penyemprotan daun 53 bc
T. Asperellum infus 59 b
Kompos 51 c
Kontrol 69 a

Ini membuktikan bahwa kompos bahan


tanaman sendiri dapat mengendalikan
penyakit
Kolonisasi cendawan yang diisolasi dari ranting (A) dan akar (B) setelah
aplikasi kompos bahan tanaman dan T. asperellum

100.00
A 100.00
B
90.00 90.00
80.00 80.00
Colonization (%)

Colonization (%)
70.00 70.00
60.00 Trichoderma 60.00 Trichoderma
50.00 F6 50.00 F6
F5 F5
40.00 40.00
F4 F4
30.00 30.00
F3 F3
20.00 F2 20.00 F2
10.00 F1 10.00 F1
0.00 0.00

Treatments and Control Treatment and Control

Trichoderma bisa ditransfortasi dari akar ke ranting dan dari daun ke ranting dan akar
ComT = Kompos + Trichoderma; SprT = Trichoderma, semprot daun InfT = Trichoderma, infus; Com =
Kompos F1-F5 = Lasiodiplodia species 1-5, F6 = Fusarium.
Insidensi penyakit VSD setelah aplikasi kombinasi T. asperellum
dan kompos bahan tanaman pada kakao moderat resisten
MCC 01 dan MCC 02

Perlakuan dan Insidensi VSD (%)


kontrol Tahun pertama Tahun ke dua

T. Asperellum + 13 b 0,2 b
kompos
Kontrol 49 a 1.2 a

Pada tahun ke dua, penyakit hampir tidak ditemukan, berarti


sumber inoculum semakin berkurang
Insidensi penyakit busuk buah Phytophthora setelah aplikasi
kombinasi T. asperellum dan kompos bahan tanaman pada
kakao MCC 01 dan MCC 02

Perlakuan dan Insidensi busuk buah Phytophthora (%)


kontrol Tahun pertama Tahun ke dua

T. Asperellum + 7b 7b
kompos
Kontrol 20 a 21 a

Hal ini membuktikan bahwa walaupun T. asperellum dan kompos


diaplikasikan di tanah dapat mengendalikan penyakit di atas
permukaan tanah (VSD dan busuk buah) secara efektif dan efisien
Kandungan Nitrogen, fosfor, kalium, dan nikel setelah aplikasi
kombinasi T. asperellum dan kompos bahan tanaman pada
kakao MCC 01 dan MCC 02
Perlakuan dan Kandungan unsur
kontrol N (%) P (%) K (%) Ni (ppm)

T. Asperellum + 2,0 a 0,18 a 0,67 a 11 b


kompos

Kontrol 1,9 a 0,16 b 0,62 a 19 a

Kenaikan NPK relatif rendah, tapi penurunan Ni tinggi sekali.


Sebenarnya dalam penelitian ini ada kombinasi yang memberikan asupan
NPK yang tinggi, hanya aktivitasnya terhadap Ni rendah
Produksi buah kakao 10 bulan setelah aplikasi kombinasi T.
asperellum dan kompos bahan tanaman pada kakao MCC 01
dan MCC 02

Perlakuan dan Produksi buah


kontrol Jumlah buah/pohon Berat biji (g)

T. Asperellum + 34 a 1661 a
kompos
Kontrol 20 b 970 b

Penemuan ini membuktikan bahwa pemberian kompos


+ Trichoderma saja dapat meningkatkan produktivitas
Kesimpulan
• Lahan kakao sudah sangat menghawatirkan, perlu mendapat
perhatian yang serius agar sustainabilitas produksi kakao
• Penyakit tanaman semakin bervariasi baik yang infeksius
maupun non-infeksius
• Tichoderma sebagai agen pengendali penyakit yang ramah
lingkungan harus tersedia di pasar sehingga petani mudah
untuk memperolehnya
• Melimpahnya bahan tanaman di sekitar kebun kakao perlu
dimanfaatkan baik sebagai sumber nutrisi maupun sebagai
pengendali penyakit tanaman
Cocoa Research Group, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
saat ini

• Membangun kebun belajar kakao untuk mengajarkan budidaya


kakao ramah lingkungan, pemberdayaan komunitas, dan
peningkatan ekonomi masyarakat
• Sejauh ini terdapat enam kebun di lima kabupaten,dipantau setiap
saat dan terus dikembangkan
• Kebun juga sebagai sarana untuk menjaring petani milenial
• Institusi lain yang tertarik bisa bergabung atau mendirikan sendiri
Kebun belajar kakao
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai