NAMA KELOMPOK
Pengobatan umum dengan perawatan yang baik, isolasi dan pengawasan EKG
yang dilakukan pada permulan dirawat satu minggu kemudian dan minggu
berikutnya sampai keadaan EKG 2 kali berturut-turut normal dan pengobatan
spesifik.
Pengobatan spesifik untuk difteri :
1. ADS (Antidifteri serum), 20.000 U/hari selama 2 hari berturut-turut dengan
sebelumnya harus dilakukan uji kulit dan mata.
a. TEST ADS
ADS 0,05 CC murni dioplos dengan aquades 1 CC.
Diberikan 0,05 CC à intracutan Tunggu 15 menit à indurasi dengan garis
tengah 1 cm à (+)
b. CARA PEMBERIAN
1. Test Positif à BESREDKA
2. Test Negatif à secara DRIP/IV
c. Drip/IV
200 CC cairan D5% 0,225 salin. Ditambah ADS sesuai kebutuhan. Diberikan
selama 4 sampai 6 jam à observasi gejala cardinal.
2. Antibiotik, diberikan penisillin prokain 5000U/kgBB/hari sampai 3 hari
bebas demam. Pada pasien yang dilakukan trakeostomi ditambahkan
kloramfenikol 75mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis.
3. Kortikosteroid, untuk mencegah timbulnya komplikasi miokarditis yang
sangat membahayakan, dengan memberikan predison 2mg/kgBB/hari
selama 3-4 minggu. Bila terjadi sumbatan jalan nafas yang berat
dipertimbangkan untuk tindakan trakeostomi. Bila pada pasien difteri
terjadi komplikasi paralisis atau paresis otot, dapat diberikan strikin ¼ mg
dan vitamin B1 100 mg tiap hari selama 10 hari.
Komplikasi :
a. Miokarditis (minggu ke 2)
b. Neuritis
c. Bronkopneumonia
d. Nefritis
e. Paralisis
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium: Apusan tenggorok terdapat kuman
Corynebakterium difteri
b. Pada pemeriksaan darah terdapat penurunan kadar hemoglobin dan
leukositosis polimorfonukleus, penurunan jumlah eritrosit, dan kadar
albumin. Pada urin terdapat albuminuria ringan
c. Pemeriksaan bakteriologis mengambil bahan dari membrane atau bahnan di
bawah membrane, dibiak dalam Loffler, Tellurite dan media blood.
Pencegahan
1. Imunisasi
a. Imunisasi Primer
a) Anak usia 6 minggu - 6 tahun Diberikan dosis Td secara IM/ SC
dengan interval 4-6 minggu dimulai ketika anak usia 6 minggu - 2
bulan dan dilanjutkan dengan pemberian ke-4 selama 1 tahun sesudah
pemberian ke-3 preparat yang digunakan adalah Pediatric Taksoid
Dipteria
b)Anak usia 7 tahun / lebih Diberikan Td dengan pemberian ke-2
berselang waktu 4-8 minggu diberikan dengan pemberian 1 dan
pemberian 3 berselang 1 tahun dengan pemberian ke-2, preparat yang
digunakan adalah Adult Taksoid Dipteria
b. Imunisasi Boster
a) Anak usia 6 minggu- 6 bulan apabila pemberian dosis ke-4
imunisasi primer anak belum berumur 4 tahun maka diberikan
boster ketika anak tersebut mulai masuk TK
b) Anak usia 7 tahun atau lebih diberikan boster setiap 10 tahun 1.9.2
Isolasi pasien
c) Pencarian orang carier difteria dengan uji shick dan kemudian
diobati.
d) Dengan tujuan : Untuk mengetahui apakah tubuh mengandung anti
toksin terhadap kuman difteri.
e) Cara : Dengan menyuntikan IC 1/50 Minimal Lethal Dose (MLD)
sebanyak 0,02 ml, jika positif akan terlihat merah kecoklatan
selama 24 jam
Pengkajian
a. Identitas klien
Biasanya menyerang pada individu yang berusia kurang dari 15 tahun
(yang tidak dapat imunisasi lengkap).
b. Keluhan utama
Pada biasanya klien akan mengeluh batuk dan demam.
c. Riwayat penyakit sekarang
Demam, sakit kepala, batuk, lesu/lemah, sianosis, sesak nafas dan pilek
a. Difteri nasal : Sakit jantung serosa inguinosa, epistaksis, ada
membrane putih pada septum nadi.
b. Difteri tonsil dan faring : Panas tidak tinggi, nyeri telan ringan, mual,
muntah, nafas berbau, dan Bullneck.
c. Difteri laring dan trachea : Sesak nafas hebat, stridor inspirator,
terdapat retraksi otot supra sternal dan epigastrium, laring tampak
kemerahan, sembab, banyak secret, permukaan tertutup oleh
pseudomembran.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dimungkinkan ada keluarga/ lingkungan yang menderita penyakit Difteria.
e. Riwayat imunisasi
Imunisasi DPT 1, 2, 3 pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan yang kurang
memadai.
f. ADL
a. Nutrisi : kesulitan menelan, anoreksia, sakit
tenggorokan.
b. Eliminasi : terjadi konstipasi.
c. Istirahat tidur : sukar tidur.
G. Pemeriksaan
1.Pemeriksaan umum
a. Kesadaran : compos mentis sampai dengan coma
b. TD: turun
c. RR: cepat dan dangkal
d. Nadi: cepat
e. Suhu : peningkatan suhu tubuh
2. Pemeriksan fisik
a. Wajah: sianosis
b. Hidung : terdapat secret berbau busuk sedikit bercampur
darah, ada membran putih pada septum nasi
c. Mulut: bibir kering, mulut terbuka, ada membran putih pada tonsil
dan faring
d. Leher:pembesaran getah bening pada leher, edema pada laring
dan trachea (Bullneck), permukaan laring dan trachea tertutup oleh
pseudomembran
2. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
1. Bakteriologi: Hapusan tenggorokan di temukan kuman
corinebakterium difteria
2. Darah : Penurunan kadar HB dan leukosit polimorfonukleus,
penurunan jumlah eritrosit dan kadar albumin.
3. Skin test : Test kulit untuk menentukan status imunitas
Penatalaksanaan dan Therapy