NY. M usia 46 tahun, datang ke RS dengan keluhan lemah, mudah haus.
Pada peemriksaan fisik didapat TD 80/65 mmHg, nadi 120x/menit lemah dan dalam, akral dingin dan lembab, mukosa mulut kering, turgor menurun. Kesadaran apatis, mata cekung. BB sebelum sakit 45 Kg dan TB 148 cm. Hasil Laboratorium Kalium 2,7 mmol/L, Natrium 125 mmol/L chloride 89 mmol/L. Dari data di atas analisis masalah dan intervensi yang tepat terkait kebutuhan dasar manusia disertai rasional dan analisis keterampilan. Fokus pengkajian
Data Fokus Etiologi Masalah
Data Subjektif: Hilangnya caian dan Hipovolemi 1. Pasien dating dengan keluhan lemah, elektrolit berlebih. mudah haus.
Data objektif: Gangguan keseimbanan
2. Akral dingin dan lembab cairan. 3. Mukosa mulut kering 4. Turgor menurun Diagnosa keperawatan 5. Kesadaran apatis Dehidrasi 6. Mata cekung 7. Pemeriksaan ttv TD: 80/65 mmHg -Penurunan BB Nadi: 120x/mnt (lemah & dalam) -Kulit/membran mukosa BB/TB: 45kg/148cm kering 7. Pemeriksaan LAB: -Mudah haus & lembab Kalium 2,7mmol/L -Turgor kulit menurun Hipovolemi berhubungan dengan Na 125 mmol/L kekurangan intake cairan Chloride 89 mmol/L SDKI SLKI SIKI Hipovolemi b.d kekurangan intake cairan. Status Cairan: Manajemen hipovolemi DO: Observasi: Pasien dating dengan keluhan lemah, mudah indikator dikaji Tujuan a. Periksa tanda dan gejala hipovolemi (mis. Frekuensi nadi meningkat, haus. nadi teraba lemah, tekanan darah Kekuatan nadi 2 5 Turgor kulit 2 5 menurun, tekanan nadi menyempit, DS: Perasaan lemah 2 5 turgor kulit menurun, membrane 1. Akral dingin dan lembab Keluhan haus 2 5 mukosa kering, hematokrit 2. Mukosa mulut kering Tekanan darah 2 5 meningkat, haus, kemah). 3. Turgor menurun Membran mukosa 2 5 b. Monitor intake dan output cairan. 4. Kesadaran apatis Terapeutik: c. Hitung kebutuhan cairan 5. Mata cekung d. Berikan posisi modified 6. Pemeriksaan ttv trendelemburg TD: 80/65 mmHg e. Berikan asupan cairan oral Nadi: 120x/mnt (lemah & dalam) Edukasi: BB/TB: 45kg/148cm f. Anjurkan memperbanyak asupan 7. Pemeriksaan LAB: cairan oral g. Anjurkan menghindari perubahan Kalium 2,7mmol/L posisi mendadak Na 125 mmol/L Kolaborasi: Chloride 89 mmol/L a. Kolaborasi pemberian cairan IV 5. Membuka penutup botol, melakuakn desinfeksi Analisa Keterampilan botol cairan, dan menusukkan set infus ke botol/kantong cairan dengan benar. Item rivew R: menjaga kesterilan infus Identitas 6. Menggantung botol cairan infus pada tiang infus, mengisi tabung drip 1/3-1/2 penuh. Initial pasien Ny.M R: Memudahkan pada saat pemasangan. Usia 46 Tahun 7. Membuka penutup jarum dan buka klem untuk Diagnosa medis mengalirkan cairan sampai ke uhung jarum hingga Pemenuhan kebutuhan Pemenuhan cairan tidak ada udara dalam selang, klem kembali dan Diagnosa keperawatan Hipovolemi menutup kembali jarum Tindakan yang dilakukan Pemasangan infus R: Mencegah terjadinya emboli udara didalam vena Tanggal tindakan 8. Memilih jarum IV/ abbocth sesuai ukuran waktu R: menghindari terjadinya pecah pada vena 9. Mengatur posisi pasien dan pilih vena R: Memudahkan dalam pemasangan infus Kerja 1. Menganjurkn pasien untuk menggunakan baju 10. Memasang perlak dan pengalas yang mudah untuk masuk dan keluarnya lengan R: Tidak terjadi kontaminasi pada sekitar tempat tidur R: Agar memudahkan pasien saat mengganti baju. 10. Membebaskan daerah yang akan diinsersi, 2. Membuka set steril dengan teknik aseptic memasang tourniquet 10-15cm proksimal tempat R: menjaga kesterilan alat yang akan digunakan insersi 3. Mengecek cairan dengan menggunakan prinsip R: Memudahkan dalam memasang IV kateter 6 benar dalam pemberian obat 11. Memakai handscoon R: Agar tidak terjadi kesalaha pada saat melakukan R: mencegah terjadinya infeksi dan penularan kuman terapi pada pasien 12. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol 4. Membuka set infus, letakkan kelm 2-4 cm di (melingkar dari dalam keluar) bawah tabung drip dalam keadaan 0ff/terkunci R: mencegah terjadinya infeksi dan penularan kuman. R: Agar cairan tidak mengalir 14. Mempertahankan vena dalam posisi stabil Identifikasi tindakan Memonitor respon pasien R: Memudahkan dalam pemasangan IV kateter keprawatan lainnya 15. Memegang IV kateter dengan sudut 20-30 derajat, tusuk vena untuk mengurangi dengan lubang jarum menghadap ke atas, dan memastikan IV masalah tersebut kateter masuk intravena dengan tanda darah masuk ke abocath, kemudian menarik mandarin ± 0,5cm Identifikasi masalah Nyeri akut R: Dapat mengurangi trauma daerah penusukan keperawatan lainnya R: rasa sakit yang di timbulkan pada daerah penusukan 16. Memasukan IV kateter secara perlahan, menarik madrin dan yang mungkin timbul Resiko infeksi menyambungkan IV kateter dengan selang infus. R: infeksi yang dapat terjadi karena perkembangan R: memberikan cairan sesuai kebtuhan pasien. mikroorganisme pada daerah penusukan 17. Melepaskan tourniquet, kemudian mengalirkan cairan infus R: memberikan ciairan sesuai yang dibutuhkan 18. Melakukan fiksasi IV kateter, kemudian memberi desinfektan daerah tusukan dan menutup dengan kassa Tindakan 1. Orientasi R: Mencegah perkembangan mikroorganisme 2. Menutup privasi 19. Mengatur tetesan sesui program 3. Mengatur posisi R: agar cairan yang dibutuhkan sesuai 4. Mnghuhungkan cairan infus dengan set infus 20. Melepaskan sarung tangan 5. Memastikan tidak ada gelembung udara dalam cairan. R: mencegah penyebaran mikroorgnisme 6. Memasang tourniquet dan menganjurkan pasien referensi Rahayu, S & Addi Mardi Harnato, 2016. Praktik Kebutuhan Dasar mengepal Manusia 2. Jakarta Selatan. Pusdik SDM Kesehatan. 7. Menentukan vena yang akan ditusuk 8. Membersihkan kulit dengan alcohol ANALISA KETERAMPILAN 9. Memegang jarum 30 derajat sejajar dengan vena yang ditusuk Bahaya yang mungkin 1. Phlebitis 10. Merendahkan posisi jarum sejajar dengan kulit terjadi dan pencegahan pencegahan: Memilih lokasi vena yang besar dengan kulit yan 11. Membuka kepalan tangan dan tourniquet integritasnya baik. 12. Mengnymbungkan dan membuka cairan infus 2. Infeksi lokar atau sitemik 13. Memfiksasi pencegahan: harus dijaga sterilitas alat yang digunakan 14. Mengatur tetesan infus 3. Emboli udara 15. Merapikan alat pencegahan: sebelum melakuak pemasangan pastikan 16. Mencuci tangan selang infus tidak ada udara. Evaluasi Diri Praktek berjalan dengan lancer, tindakan dilakukan sesuai standar operasional prosedur yang ada dengan keyakinan dan waktu yang lebih efisien, tidak ada hambatan selama melakukan tindakan. Rencana tindak lanjut 1. Mencuci tangan 2. Mnjaga privasi pasien 3. Memantau respon pasien 4. Memantau keadaan umum pasien 5. Memantau TTV pasien referensi Ariningrum, D & Jarot Subando (2018). Buku pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan Infus. Fakultas kedokteran: Universitas Sebelas Maret Surakarta.