Case Report Mengiencephalitis
Case Report Mengiencephalitis
• Keluhan Utama
Penurunan kesadaran 2 hari SMRS.
• Keluhan Tambahan
Demam 6 hari SMRS, kejang ± 5 menit 2 kali.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Demam (+), suhu tidak diukur, dirasakan naik turun paling • OS mengalami penurunan kesadaran GCS (
tinggi dirasakan malam hari.
• Sekarwangi dan dirujuk ke RSUD Syamsudin SH
• Batuk (-), pilek (-)
• Mata os mendelik keatas namun tidak ada kejang, karena
itu keluarga os membawa kembali ke RS Sekarwangi.
• BAK dan BAB tidak ada gangguan
• Os dibawa ke IGD Sekarwangi dengan GCS ( E3M4V3 )
dengan adanya kejang (+) durasi ± 5 menit, kelojotan pada
seluruh ekstremitas, mata mendelik keatas, dan post ictal
tidak sadar. OS dirawat 1 malam di RS Sekarwangi dan
dirujuk ke RSUD Syamsudin SH
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien merupakan anak ke 3 (P3A0) . Pasien lahir kurang bulan (36 minggu)
dengan berat 1900 gram dan panjang badan 47 cm. Persalinan secara spontan
di rumah pasien dengan bantuan bidan.
RIWAYAT KELUARGA
Usia 34 th Usia 30 th
Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
• 0 – 6 bulan : ASI
Suicide
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan tanggal 6 Januari 2017
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Nadi : 90 x / menit (Normal : 60-100 x / menit)
• Laju Nafas : 18x /menit (Normal : 14 – 22 x / menit)
• Suhu : 36,8o C (Normal: 36,5-37,5 o C)
• Tekanan darah : 120/70 mmHg (Normal : 100-120 / 60-75 mmHg)
Antropometri
• Berat badan sekarang : 17 kg
• Tinggi badan : 143 cm
Ekstremitas :Ekstremitas lengkap, CRT < 2 detik, akral hangat, edema pitting
Kulit :Turgor kulit baik, ikterik (-)
Punggung :Alignment vertebra baik
Genitalia :Testis (+/+), hydrocele (-), edema skrotum (-)
Bokong :Anus (+), rash (-)
Pemeriksaan Neurologis
Motorik Sensorik
Kekuatan lengan dan tungkai Respon terhadap nyeri dan
pasien simetris perabaan (+)
Tidak terdapat adanya spasme dan
rigiditas Otonom
Otot dalam kondisi normotonus BAK (+), BAB (+), Keringat (+)
Nervus Kranialis
• N.I :Tidak diperiksa
• N.II dan III :Pupil isokor 3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+), ptosis (-)
• N.III,IV,VI:Gerakan bola mata ke segala arah (+/+), strabismus (-/-)
• N.V :Motorik dan sensorik kesan normal
• N.VII :Wajah tampak simetris , gerakan wajah simetris
• N.VIII :Dapat mendengar suara gesek dan bisik dengan intensitas yang sama kiri
dan kanan
• N.IX,X:Refleks menelan baik
• N.XI :Bahu tampak simetris, kekuatan angkat bahu baik dan sama kuat kiri dan
kanan
• N.XII :Lidah simetris, tidak atrofi, posisi, tidak ada deviasi dan fasikulasi
Refleks fisiologis Refleks patologis:
Kaku kuduk (+)
Bisep : ++ | ++
Babinski (+/-)
Trisep: ++ | ++
Chaddock (+/+)
Patella: ++ | ++
Oppenheim (-/-)
Achilles: ++ | ++
Gordon (+/+)
Schaeffer (-/-)
Klonus (-/-)
Pemeriksaan Penunjang (24/11/17)
Mikroskopis urine
Leukosit 1-3 /LPB <6
Eritrosit 8-12 /LPB <3
Epitel + /LPK 1~15
Silinder Granula 2-3 /LPB Negatif
Kristal Negatif /LPB Negatif
Bakteri Negatif /LPK Negatif
Lain-lain Negatif Negatif
Glukosa Darah
GDS 81 mg/dL
Fungsi Ginjal
Ureum 91 mg/dL
Kreatinin 0.91 mg/dL
Resume
• Anak H, laki-laki, berusia 8 tahun 10 bulan dengan berat badan 33 kg,
datang ke RS dengan keluhan utama bengkak pada wajah dan kedua
ekstremitas bawah. Keluhan ini disertai dengan BAK yang sedikit dan
jarang serta berwarna keruh.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien compos mentis, tampak
sakit sedang. Didapatkan edema pada kelopak mata, wajah dan
pitting edema pada kedua ekstremitas bawah dan ascites .
• Pada hasil pemeriksaan penunjang didapatkan protein urin +++
Diagnosis Kerja
• Sindroma nefrotik relaps jarang
Tatalaksana
Bangsal Mandiri
• Ceftriaxone 2 x 1 gram IV • Diet rendah garam 1 gram/hari ,
• Ranitidin 2 x 30 mg IV protein 2 gram/kg.hari
• Lasix 1 x 33 mg IV • Furosemid 3 x 10 mg IV
• Cek urine rutin • Tes mantoux
• Timbang BB / hari • Rencana prednison setelah ada
hasil mantoux
• Monitor balance dan urine output
• Pemeriksaan urinalisis, protein urin
kuantitatif, darah tepi lengkap,
albumin, kolestrol serum, ureum
dan kreatinin, kadar komplemen C3
• Timbang BB/ hari
Prognosis
• Ad vitam : Bonam
• Ad functionam : Bonam
Silinder Granula 2-3 Negatif Granula 0-2 Granula 0-1 Granula 0-1 Negatif Negatif
Teori Kasus
-Diitetik: diit protein normal - Protein : 2x 24 kg = 48
sesuai dengan RDA yaitu 1,5 – 2 gram/hari
gram / kgbb/hari. Diit rendah - Prednison 4-4-4 PO
Tatalaksana garam yaitu 1 – 2 gram/ hari)
-Steroid
-Albumin
-Furosemid
Teori Kasus
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationam : dubia - Quo ad vitam bonam karena pasien menunjukkan
ad bonam perbaikan setelah terapi dengan steroid.
Quo ad functionam :
bonam - Quo ad sanationam dubia ad bonam karena pada
anak dengan sindroma nefrotik yang responsive
Prognosis terhadap steroid biasanya akan relaps berulang
namun, seiring dengan bertambahnya usia akan
semakin jarang relaps.
- Quo ad functionam bonam karena pada anak yang
responsive terhadap steroid jarang menjadi penyakit
ginjal kronik.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Sindrom nefrotik merupakan kumpulan gejala-gejala :
• Proteinuria masif (≥40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin
pada urine sewaktu >2 mg/mg atau dipstick ≥2+)
• Hipoalbuminemia (≤2,5 gr/dL)
• Edema
• Hiperkolestrerolemia (250 mg/uL)
Klasifikasi
• Relaps, yaitu proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥40 mg/m2 LBP/jam) selama 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu.
• Relaps jarang, yaitu relaps yang terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan
pertama setelah respon awal, atau kurang dari 4 kali per tahun pengamatan.
• Relaps sering (frequent relapse), yaitu relaps terjadi ≥2 kali dalam 6 bulan
pertama atau ≥ 4 kali dalam periode satu tahun.
• Dependen steroid, yaitu keadaan dimana terjadi relaps saat dosis steroid
diturunkan atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dalam hal ini
terjadi 2 kali berturut-turut.
• Resisten steroid, yaitu suatu keadaan tidak terjadinya remisi pada pengobatan
prednisone dosis penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.
Etiologi
• Kongenital
• Idiopatik / primer
• Sekunder
Epidemiologi
• Sindroma nefrotik terjadi pada 1-3 per 100.000 anak usia < 16 tahun.
• Overfill
Hiperlipidemia
• Hiperlipidemia diperkirakan sebagai efek dari peningkatan sintesis dan
penurunan katabolisme lipid.
Manifestasi Klinis
• Awalnya datang dengan edema ringan
• Edema menetap
• Bila terjadi remisi pada remisi pada 4 minggu pertama, maka pemberian
steroid dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan dosis 40mg/m2 LPB/hari
(2/3 dosis awal) secara alternating (selang sehari),
Tatalaksana Sindroma Nefrotik Relaps
• Prednisone dosis penuh sampai remisi (maksimal 4 minggu)
dilanjutkan dengan prednisone dosis alternating selama 4 minggu
Tatalaksana Sindroma Nefrotik Relaps Sering
Tatalaksana Sindroma Nefrotik Ketergantungan
Steroid
Komplikasi
• Hiperlipidemia
• Infeksi
• Hipokalsemia
• Hipovolemia
Prognosis
Sebagian besar anak yang responsive terhadap steroid mempunyai
relaps berulang tetapi frekuensinya berkurang sambal bertambah
dewasa. Pasien responsive steroid biasanya jarang terjadi gagal ginjal
kronik Pada anak dengan sindroma nefrotik resisten steroid