INDIKASI
INTERAKSI OBAT DAN
KONTRAINDIKASI
Interaksi Obat Kontraindikasi
• Terfenadin atau Astemizol dengan • Pasien dengan pengobatan
Ketokonazol atau Itrakonazol atau ketokonazol, itrakonazol, antibiotik
antibiotik gol.makrolid gol.makrolid
perpanjangan interval QT (aritmia • Pasien dengan gangguan hati
ventrikel)
• Jus grapefruit menghambat CYP3A4
meningkatkan kadar terfenadin
plasma secara bermakna
• Pemberian bersama dengan alkohol
efek adiktif
Indikasi:
rinitis menahun, rinitis alergi seasonal, konjungtivitis, pruritus, urtikaria idiopati kronis.
Kontraindikasi:
hipersensitif terhadap obat dan komponennya, kehamilan, menyusui.
Efek Samping:
sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering, rasa tidak nyaman di perut, reaksi hipersensitif
seperti reaksi kulit dan angioudem
CETIRIZINE
Dosis:
Dewasa dan anak diatas 6 tahun: 5 -10mg/hari
Pasien dengan insufisiensi ginjal, dosis 1/2 kali dosis rekomendasi.
Interaksi obat :
Interaksi obat cetirizine dengan obat golongan antidepresan, seperti trazodone, mirtazapine,
venlafaxine, dapat meningkatkan efek sedasi obat golongan antidepresan tersebut. Sedangkan interaksi
cetirizine dengan alkohol, obat penenang seperti diazepam, fenobarbital, lorazepam, atau obat sedasi
lainnya dapat meningkatkan efek depresi sistem saraf pusat
LORATADINE
Indikasi:
gejala alergi yang berkaitan dengan rinitis alergi
Interaksi:
eritromisin, ketokonazol (menurunkan kadar fexofenadine didalam darah)
antasid yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium
hidroksida(menurunkan penyerapan fexofenadine)
Efek Samping:
sakit kepala, mengantuk, kelelahan, mual, pusing
Dosis
anak 6-11 tahun dosis rekomendasi: 30 mg 2 kali sehari. Tidak untuk anak di
bawah 6 tahun
Indikasi:
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria, rinitis alergi, gigitan
serangga.
Interaksi:
alkohol, depresan SSP, penghambat MAO
Efek Samping:
sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik,
hipotensi, kelemahan otot, tinnitus, euforia, nyeri kepala,
stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah, parestesi, pusing
Dosis:
DEWASA: dosis tunggal 50-100 mg.
MEBHIDROLIN NAPADISILAT
ANTIHISTAMIN (AH2)
ANTAGONIS RESEPTOR H-2
IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama
keluhan bercak kemerahan yang gatal, disertai rasa terbakar, dan lepuhan berisi nanah pada lengan kiri
setelah menggunakan tato hena 3 hari sebelumnya
Kronologis
Sehari setelah penggunaan tato hena, timbul rasa gatal dan bercak merah pada tempat tato. Bercak
merah yang timbul kemudian berkembang menjadi lepuhan berisi cairan jernih.
Pasien juga mengeluh adanya nyeri dan rasa terbakar pada lesi kulitnya. Keesokan harinya, cairan
lepuhan menjadi keruh karena berisi nanah. Kejadian ini adalah yang kedua kalinya pasien
mengaplikasikan hena. Penggunaan hena pertama kali setahun yang lalu dan tidak ada keluhan.
ANAMNESIS
RPD : Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap cat kuku
RPK : Riwayat atopi pada pasien maupun keluarganya disangkal.
Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum dan TTV dalam batas normal
Pada lengan bawah kiri didapatkan vesikel multipel dan bula di atas makula
eritematosa, dengan pola mengikuti pola gambar tato hena. Beberapa vesikel/bula
berisi pus, beberapa sudah pecah dan mengeluarkan cairan eksudasi dan
meninggalkan area erosi. Kulit normal di sekitar lesi teraba hangat pada perabaan
STATUS DERMATOLOGIS
Tidak ditemukan leukositosis pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap.
Pewarnaan Gram dari cairan vesikel berisi pus menunjukkan bakteri kokus
Gram positif. Hal ini menunjukkan adanya infeksi sekunder pada lesi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pasien mendapat terapi amoksisilin 3 x 500 mg, mebhidrolin napadisilat 3 x 50 mg
selama 5 hari, kompres dengan NaCl 0,9% selama 3 hari. Tiga hari setelah
kompres dengan NaCl 0,9%, diberikan hidrokortison topikal 2,5%. Lesi membaik
dan meninggalkan makula hiperpigmentasi
Patch test yang dilakukan 10 bulan kemudian setelah lesi sembuh, dan
menunjukkan reaksi positif terhadap PPD dan TSFR Pasien mempunyai riwayat
alergi terhadap cat kuku, TSFR adalah bahan kontak potensial penyebab alergi
dalam cat kuku. PPD adalah komponen allergen yang terdapat pada cat rambut
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER