Anda di halaman 1dari 15

Perkembangan jiwa

anak dan remaja


PERKEMBANGAN JIWA ANAK - REMAJA
Proses perkembangan jiwa :
Tahap demi tahap, berkesinambungan
Tahap terdahulu - landasan tahap berikutnya
Setiap tahap : tugas2 tertentu, kebutuhan2,
ciri2 perilaku
Tahap terdahulu dapat diperbaiki/ memburuk
pada tahap selanjutnya
Setiap individu mempunyai tempo dan ritme
perkembangan sendiri
TEORI ERIKSON – PSIKOSOSIAL
Tahap I (usia ± 0-18 bl)
(Basic Trust vs Mistrust)
Ciri-ciri anak:
o Sedang mempelajari dunia sekitarnya
o Kemampuan panca indera, motorik, bicara 
belum berkembang baik
Kebutuhan: perawatan, perlindungan, rasa aman,
perhatian, kasih sayang, kehangatan
Sebaiknya orang tua/ pengasuh :
o Memperhatikan & memenuhi kebutuhan anak
o Memberi stimulasi panca inderanya
Bila terpenuhi kebutuhannya:
o Tumbuh perasaan percaya pada dunia
sekitarnya, anak bahagia
o Panca indera, motorik, berbicara 
berkembang baik
Bila tak terpenuhi kebutuhannya:
o Anak curiga tehadap sekitarnya, tidak bahagia
o Bisa timbul gangguan2 : lekat pada ibu,
meninggalkan tahap ini dengan kekosongan &
kekecewaan, kesulitan makan, iritabel,
ketakutan, kecemasan, menolak sesuatu yang
baru, kegagalan untuk tumbuh & berkembang
Tahap II (usia ± 18 bl - 3 th)
(Autonomy vs Shame & doubt)
Ciri2 :
Kemajuan dalam kemampuan motorik
Gerakan lebih bertujuan
Ingin mencoba kemampuan barunya

Kebutuhan :
Mencoba kemampuan barunya ( ingin
melakukan sendiri)
Butuh dorongan
Sebaiknya orang tua/ pengasuh :
Memberi kesempatan anak berlatih
Memberi dorongan
Menghargai/mengakui keberhasilannya
Memahami/ menerima kegagalannya
Bila terpenuhi kebutuhan : timbul keyakinan
bahwa dirinya mampu
Bila tak terpenuhi kebutuhannya: rasa malu,
temper tantrum, perilaku menentang, keras
kepala, gangguan dalam berhubungan dg
orang lain, ngompol – ngebrok, gangguan
kejiwaan lainnya
Tahap III (usia ± 3 – 5 th)
(Initiative vs Guilt)
Ciri2 :
• Setelah yakin dirinya mampu, siap meluaskan
lingkup geraknya menjelajahi dunia sekitar
• Rasa ingin tahu meningkat
• Suka meniru
• Inisiatif berkembang
• Rasa memiliki/ cemburu pada orang tua
• Rasa ingin dikagumi
• Peduli pada alat kelaminnya
Kebutuhan anak:
Kesempatan mempelajari sekitarnya
Mendapat banyak informasi
Kesemp. mengembangkan inisiatif/kreativitas

Sebaiknya orang tua :


Memberi kesempatan anak banyak bergerak
Menjawab pertanyaan anak
Tidak menganggap pertanyaan mrp gangguan
Beri mainan yang menunjang kreativitas
Bila terpenuhi kebutuhannya : inisiatif anak
berkembang dengan baik

Bila tak terpenuhi kebutuhannya :


Tumbuh perasaan bersalah
Inisiatif anak tak berkembang, anak pasif,
takut
Kesulitan belajar
Kesulitan dalam pergaulan
Tahap IV (usia ± 5 – 13 th)
(Industry vs Inferiority)
Ciri2 :
 Perkembangan fisik motorik semakin baik
 Kemampuan intelektual bertambah, daya pikir
secara logika berkembang
 Kemampuan bekerja sama berkembang
 Kemampuan menghargai pendapat orang lain
berkembang
 Mulai mengenal peraturan2
 Bersaing
Sebaiknya orang tua :
 Memberi kesempatan anak untuk bermain
atau mengerjakan suatu pekerjaan bersama
 Kenalkan permainan yang ada aturannya
 Berikan pelajaran agama
 Beri kesempatan membaca (sediakan sarana
spt buku2), mengikuti sekolah
Fase dilalui dg baik  tumbuh perasaan
Industry (perasaan mampu berkarya/
menghasilkan sesuatu dg bekerja sama)
Bila gagal dilalui dg baik  Inferiority
Tahap V (usia ± 13 – 21 th)
(Identity vs Role confusion)
Ciri2 :
 Mengalami pengembangan ke arah
kemandirian (sering konflik dg ortu)
 Mencari identitas diri: siapa dirinya, perasaan
solider thd ide2/ nilai2 kelompok masyarakat
 Identitas diri mudah ditemukan bila: fase2
sebelumnya dilalui dg baik, adanya identifikasi
kep figure ortu/ortu pengganti yg pantas sbg
percontohan (healthy parent)
Bila identitas diri tidak ditemukan  identitas
kabur, role confusion/ kebingungan peran
dirinya  perilaku abnormal : running away,
kriminalitas, masalah gender, peran sexual,
psikosis
Sebaiknya ortu:
 Menjadi figure percontohan yg baik
 Membantu perkembangan jiwa anak sejak
awal kehidupan anak dg memenuhi kebutuhan
anak di setiap tahap perkembangan
 Tidak otoriter
Prinsip pengasuhan anak 3L (Love, Limitation,
Let them grow up)
Usia (th) FREUD ERIKSON

± 0 – 18bl Oral Basic trust vs Mistrust

±1-3 Anal Autonomy vs Shame and


doubt
±3-5 Phallic Initiative vs guilt

± 6 - 12 Latent Industry vs Inferiority

± 12 – 18/21 Genital Identity vs Role confusion

Anda mungkin juga menyukai