B. Bioavailabilitas (BA)
Persentase obat yg secara utuh diabsorpsi tubuh dari suatu
dosis tertentu yg diberikan & tersedia, untuk melakukan efek
terapetiknya.
1. FARMAKOKINETIK
A. ABSORBSI
proses penyerapan obat dari tempat pemberian ke
sirkulasi darah sistemik.
Cara absorpsi obat/ mekanisme transport :
1. difusi pasif / sederhana/ non ionik
arah transport searah dg perbedaan kadar / gradient kadar
a. mirip difusi pasif, molekul obat melalui pori – pori kecil (mis :
dinding kapiler) mengikuti aliran membran
b. dipengaruhi oleh :
besarnya molekul
kecepatan aliran medium
muatan (ion bermuatan berlawanan dg di dinding pori dapat
melewatinya & mengikuti aliran).
5. Transport pasangan ion
6. Pinositosis / fagositosis
2. cara pemberian
pemberian secara injeksi i.v. > i.m. > s.c
3. sifat fisiko kimiawi obat
Obat p.o. diabsorpsi dari saluran lambung usus dg fenomena sbb:
a. molekul utuh/tak terionisasi (lipofil) → mudah diabsorpsi
daripada ion hidrofil.
b. Lambung (pH = 2 / asam kuat)
Obat asam lemah, sedikit terionisasi → absorpsi baik.
Obat basa lemah, banyak terionisasi → absorpsi sedikit.
c. Usus halus (pH = 6,6 – 7,6) = kebalikannya
Obat basa lemah → absorpsi baik.
Obat asam kuat/basa kuat → mudah terionisasi →
absorpsi lambat.
Zat lipofil mudah larut dalam cairan usus lebih mudah
diabsorpsi daripada zat sukar larut → perbedaan
konsentrasi di ke-2 sisi membran tinggi.
B. DISTRIBUSI
1. Konsentrasi obat
• Kecepatan biotransformasi bertambah bila konsentrasi obat
meningkat.
• Jika konsentrasi obat berada pd titik tertinggi maka semua
molekul enzim yg mengkatalisis biotransformasi ditempati
terus-menerus oleh molekul obat sehingga kecepatan
biotransformasi menjadi konstan.
2. Fungsi hati
• Gangguan fungsi hati, biotransformasi dapat menjadi lebih
cepat / lebih lambat sehingga efek obat lebih lemah / lebih
kuat dari yg diharapkan.
3. Usia
- Bayi baru lahir (neonati), semua enzim hati belum terbentuk
sempurna → biotransformasi lebih lambat (terutama
pembentukan glukuronida).
lansia / geriatric
kemunduran pada banyak proses fisiologi (fungsi ginjal, filtrasi
glomeruli, jumlah total air tubuh & albumin serum <<<, enzim
hepatic <<<) shg menyebabkan terhambatnya biotransformasi
shg berefek kumulasi & keracunan.
4. variasi genetic
2. transport aktif
tubuli mensekresi zat aktif tertentu (ion asam organis). sekresi
dibantu enzim pengangkut → kompetisi
E. konsentrasi Plasma
Untuk menilai obat (baru) secara klinis, ditetapkan
dosis & skema penakaran dengan data farmakokinetik,
khususnya : kadar obat di tempat kerja (target site) &
dalam darah, perubahan kadar dalam waktu tertentu.