KEPERAWATAN MATERNITAS
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 4
01 Melinda Shofia Hervianti ( P17250193026 )
02 Thama Asthia Nuraga ( P17250193027 )
03 Widya Nurul Ainy ( P17250193028 )
04 Qirana Sri Sugianti ( P17250193029 )
05 Ajeng Ayu Septyana ( P17250193030 )
06 Elza Difa Salsabila ( P17250193031 )
07 Viesta Triyana C.D ( P17250193032 )
08 Firmanti Rizkyuni ( P17250193033 )
09 Anisa Puji Rahayu ( P17250193034 )
Definisi Mioma uteri
Mioma Uteri adalah suatu pertumbuhan jinak dari otot-otot
polos, tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikat, neoplasma
yang berasal dari otot uterus yang merupakan jenis tumor
uterus yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat
mencapai ukuran besar, biasanya mioma uteri banyak
terdapat pada wanita usia reproduksi terutama pada usia 35
tahun.
disebut juga fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine
fibroid.
Tanda dan Gejala
Minor
Mayor
1 2
2 Secara subjektif tidak nyeri akut ditandai
1 ada gejala minor dari
nyeri akut.
dengan tekanan darah
meningkat, pola napas
tampak meringis,
mengeluh nyeri berubah, nafsu makan
bersikap protektif, Subjektif
berubah, proses
gelisah, frekuensi
Subjektif berpikir terganggu,
nadi meningkat
menarik diri, berfokus
dan sulit tidur.
pada diri sendiri, dan
Objektif diaforesis.
Objektif
GEJALAH KLINIS
1. Estrogen : Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Sering kali, pertumbuhan tumor
yang cepat selama kehamilan terjadi dan dilakukan terapi estrogen eksogen. Mioma
uteri akan mengecil pada saat menopause dan oleh pengangkatan ovarium.
2. Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat
pertumbuhan tumor dengan dua cara, yaitu mengaktifkan hidroxydesidrogenase
dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
3. Hormon pertumbuhan (growth hormone) Level hormon pertumbuhan menurun
selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik
serupa, yaitu HPL, terlihat pada periode ini dan memberi kesan bahwa pertumbuhan
yang cepat dari leiomyoma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi
sinergistik antara HPL dan estroge.
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi yang paling direkomendasikan untuk diagnosis mioma uteri. USG
transvaginal lebih sensitif namun kurang direkomendasikan jika pasien belum menikah
dan mengalami mioma submukoa. Pada kondisi tersebut lebih dianjurkan penggunaan
histeroskop.
?
Penatalaksanaan Mioma Uteri
Penatalaksanaan mioma uteri dilakukan tergantung pada umur, paritas, lokasi, ukuran tumor
penatalaksanaan mioma uteri terbagi atas kelompok-kelompok berikut :
1. Penatalaksanaan konservatif dilakukan jika mioma yang kecil muncul pada pra dan
postmenopause tanpa adanya gejala.
a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan
b. Jika terjadi anemia kemungkinan Hb menurun.
c. Pemberian zat besi.
d. Penggunaan antagonis GnRH (gonadotropin-releasing hormone) leuprolid asetat
3,75 mg IM pada hari pertama sampai ketiga menstruasi setiap minggu, sebanyak
tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat
ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang
serupa ditemukan pada periode post menopause. Efek maksimum dalam
mengurangi ukuran tumor diobsevasi dalam 12 minggu.
2. Penatalaksanaan operatif atau pembedahan, dilakukan
bila terjadi hal-hal berikut:
Tujuan dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan. Langkah ini dilakukan sebagai
penatalaksanaan dengan kondisi sebagai berikut.
1. Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
2. Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
3. Bukan jenis submukosa.
4. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
5. Tidak dilakukan pada wanita muda karena dapat menyebabkan menopause.
Penatalaksanaan radioterapi meliputi :
1. Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis atau trauma jaringan dan refleks spasme
otot sekunder akibat tumor
2. Resiko syok berhubungan dengan perdarahan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder akibat gangguan
hematologis (perdarahan)
4. Retensi urine berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada
organ sekitarnya, gangguan sensorik motorik.
5. Resiko Konstipasi berhubungan dengan penekanan pada rectum (prolaps rectum)
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, ancaman pada status
kesehatan, konsep diri (kurangnya sumber informasi terkait penyakit).
7. Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas dan bawah
pasien mioma uteri
8. Genetalia dan anus perhatikan kebersihan, adanya lesi, perdarahan diluar siklus
menstruasi.
Rencana keperawatan
N Diagnosa Keperawatan Intervensi
NOC NIC
O
1. Manajemen Nyeri
Nyeri akut berhubungan NOC: Setelah dilakukan tindakan
dengan nekrosis atau keperawatan selama 1 x 24 jam, 1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensip yang meliputi
trauma jaringan dan refleks pasien mioma uteri mampu lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
spasme otot sekunder mengontrol nyeri dibuktikan intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
akibat tumor dengan kriteria hasil: 2) Observasi adanya pentunjuk nonverbal mengenai
Definisi: Mengontrol Nyeri
ketidak nyamanan terutama pada mereka yang tidak
Pengalaman sensori dan 1) Mengenali kapan nyeri terjadi dapat berkomunikasi secara efektif
emosional tidak 2) Menggambarkan faktor penyebab nyeri 3) Pastikan perawatan analgesik bagi pasien dilakukan
menyenangkan yang 3) Menggunakan tindakan pencegahan nyeri dengan pemantauan yang ketat
4) Gunakan strategi komunikasi
muncul akibat kerusakan 4) Menggunakan tindakan pengurangan nyeri
jaringan aktual atau (nyeri) tanpa analgesik
potensial atau yang 5) Menggunakan analgesik yang
digambarkan sebagai direkomendasikan
kerusakan (International 6) Melaporkan perubahan terhadap gejalah
Association for the Study
nyeri pada profesional kesehatan
pain) awitan yang tiba-tiba atau terapeutik untuk mengetahui
lambat dari intensitas ringan 7) Melaporkan gejalah yang tidak terkontrol pada pengalaman nyeri dan sampaikan
hingga berat dengan akhir yang profesional kesehatan penerimaan pasien terhadap nyeri
dapat diantisipasi atau 8) Menggunakan sumber daya yang tersedia untuk 5) Gali pengetahuan dan kepercayaan
diprediksi. menangani nyeri pasien mengenai nyeri
9) Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri 6) Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap
Batasan karakteristik:
respon nyeri
a) Bukti nyeri dengan 10) Melaporkan nyeri yang terkontrol 7) Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
menggunakan standar daftar terhadap kualitas hidup pasien (misalnya,
periksa nyeri untuk pasien yang tidur, nafsu makan, pengertian, perasaan,
tidak dapat mengungkapannya performa kerja dan tanggung jawab peran)
b) Ekspresi wajah nyeri (misal: mata 8) Gali bersama pasien faktor-faktor yang
kurang bercahaya, tampak dapat menurunkan atau memperberat nyeri
kacau, gerakan mata berpencar 9) Evaluasi pengalaman nyeri dimasa lalu
atau tetap pada satu fokus, yang meliputi riwayat nyeri kronik individu atau
meringis) keluarga atau nyeri yang
c) Fokus menyempit (misal: menyebabkan disability/ ketidak
persepsi waktu, proses
mampuan/kecatatan, dengan tepat
berpikir, interaksi dengan orang
dan lingkungan) 10) Evaluasi bersama pasien dan tim
d) Fokus pada diri sendiri
kesehatan lainnya, mengenai efektifitas,
e) Keluhan tentang intensitas pengontrolan nyeri yang pernah digunakan
menggunakan standars kala nyeri sebelumnya
f) Keluhan tentang karakteristik nyeri 11) Bantu keluarga dalam mencari dan
dengan menggunakan standar menyediakan dukungan
instrumen nyeri 12) Gunakan metode penelitian yang sesuai
g) Laporan tentang perilaku nyeri/ dengan tahapan perkembangan yang
perubahan aktivitas memungkinkan untuk memonitor
h) Perubahan posisi untuk menghindari perubahan nyeri dan akan dapat
nyeri membantu mengidentifikasi faktor
i) Putus asa pencetus aktual dan potensial (misalnya,
j) Sikap melindungi area nyeri catatan perkembangan, catatan harian)
Faktor yang berhubungan: 13) Tentukan kebutuhan frekuensi untuk
penekanan pada rectum konstipasi tidak ada dengan kriteria 2) Lapor peningkatan frekuensi dan bising usus
(prolaps rectum) hasil: bernada tinggi
1) Tidak ada irita bilitas 3) Lapor berkurangnya bising usus
Definisi: penurunan pada 2) Mual tidak ada 4) Monitor adanya tanda dan gejalah
frekuensi normal defekasi 3) Tekanan darah dalam batas normal
4) Berkeringat diare, konstipasi dan impaksi
disertai oleh kesulitan atau pengeluaran
tidak lengkap feses atau pengeluaran feses 5) Catat masalah BAB yang sudah ada sebelumnya,
yang kering, keras, dan banyak. Keparahan Gejalah BAB rutin, dan penggunaan laksatif
Batasan karakteristik 1) Intensitas gejalah 6) Masukan supositorial rektal, sesuai dengan
1) Nyeri abdomen 2) Frekuensi gejalah kebutuhan
2) Nyeri tekan abdomen dengan teraba resistensi 3) Terkait ketidak nyamanan 7) Intruksikan pasien mengenai makanan tinggi serat,
otot 4) Gangguan mobilitas fisik dengan cara yang tepat
3) Nyeri tekan abdomen tanpa teraba resistensi 5) Tidur yang kurang cukup 8) Evaluasi profil medikasi terkait dengan efek samping
otot 6) Kehilangan nafsu makan gastrointestinal
4) Anoraksia
Manajemen konstipasi/inpaksi
5) Penampilan tidak khas pada lansia
6) Darah merah pada feses 1) Monitor tanda dan gejala konstipasi
Evaluasi
Langkah-langkah evaluasi dari proses mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan
dan kemajuan pasien kearah tujuan Tujuan asuhan keperawatan untuk membantu pasien
menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan
pertahankan status sehat. Evaluasi terhadap asuhan menentukan apakah tujuan ini telah
dilaksanakan. Aspek dalam dari evaluasi mencakup kualitas asuhan keperawatan yang diberikan
dalam lingkungan perawatan kesehatan.
Terima Kasih