Anda di halaman 1dari 12

NILAI KARAKTER KEPERAWATAN “KOLABORASI”

PENDIDIKAN KARAKTER

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 10 / 2A :

01 QIRANA SRI SUGIANTI ( P17250193029 )

02 AJENG AYU SEPTYANA ( P17250193030 )

03 ELZA DIFA SALSABILA ( P17250193031 )


Definisi
Istilah kolaborasi biasanya digunakan untuk menjelaskan praktik dua pihak atau lebih
untuk mencapai tujuan bersama dan melibatkan proses kerja masing-masing maupun kerja
bersama dalam mencapai tujuan bersama tersebut.

Dalam KBBI, istilah kolaborasi diartikan sebagai sebuah usaha bersama atau
kerjasama dalam membuat sesuatu.

kolaborasi interpersonal : kerjasama antar profesi kesehatan dari latar belakang profesi
yang berbeda dengan pasien dan keluarga pasien untuk memberikan kualitas pelayanan
yang terbaik (WHO, 2010).

Hubungan kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan melibatkan sejumlah


profesi kesehatan. Praktek kolaborasi terbentuk disaat seseorang berusaha memuaskan
kebutuhannya sendiri dan kebutuhan pihak lain secara maksimal.
Penting untuk Mencapai yang Efektif

1. Kerjasama
2. Asertifitas
3. Tanggung jawab
4. Komunikasi
5. Otonomi
6. Kordinasi
7. Tujuan umum
8. Mutual respect and trust
Kriteria Kolaborasi
01 Adanya rasa saling percaya dan menghormati.

Saling memahami dan menerima keilmuan


02 masing-masing.

03 Memiliki citra diri positif.

Memiliki kematangan profesional yang


04 setara (yang timbul dari pendidikan dan
pengalaman)

Mengakui sebagai mantra kerjaa bukan


05 bawahan

Keinginan untuk bernegosiasi (Hanson


06 & Spross, 1996)
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Kolaborasi
Presentation Designed
1. Faktor interaksi ( interactional determinants), hubungan interpersonal antara
Simple Portfolio
anggota tim
2. Faktor Organisasi ( organizational determinants) yaitu kondisi di dalam
Presentation
organisasi tersebut yang terdiri dari :
a. Organizational structure (struktur horisontal dianggap lebih berhasil
daripada struktur hierarkis);
b. Organization’s philosophy (nilai nilai keterbukaan, kejujuran, kebebasan
berekspresi, saling ketergantungan, integritas dan sikap saling percaya;
c. Administrative support (kepemimpinan);
d. Team resource (tersedianya waktu untuk bertemu dan berinteraksi,
membagi lingkup praktek dengan profesional lain, bekerja dalam suatu
unit yang kecil);
e. Coordination mechanism ( pertemuan formal untuk diskusi, standarisasi
prosedur dalam bekerja).
3. Faktor lingkungan organisasi ( organization’s environment/ systemic
determinants ) yaitu elemen diluar organisasi, seperti sistem sosial, budaya,
pendidikan dan profesional.
Model / Jenis Kolaborasi Tim Kesehatan

1. Fully Integrated Major : setiap bagian dari tim


memiliki tanggung jawab dan kontribusi yang sama
untuk tujuan yang sama.
2. Partially Integrated Major : setiap anggota memiliki
tanggung jawab yang berbeda tetapi memiliki tujuan
bersama.
3. Joint Program Office : tidak memiliki tujuan bersama
tetapi memiliki hubungan pekerjaan yang
menguntungkan bila dikerjakan bersama.
4. Joint Partnership with Affiliated Programming : Kerja
sama untuk memberikan jasa dan umumnya tidak
mencari keuntungan antara satu dan lainnya.
Lanjutan…
Menurut Family Health Teams (2005), terdapat 12 jenis
kolaborasi tim, yaitu
1. perawatan reproduktif primer (misalnya, pre-natal,
kebidanan, pasca persalinan, dan perawatan bayi baru
5. Joint Partnership for lahir);
Issue Advocacy : memiliki 2. perawatan kesehatan mental primer,
misi jangka panjang tapi 3. perawatan paliatif primer; in-home/fasilitas penggunaan
dengan tujuan jangka yang mendukung pelayanan;
pendek, namun tidak harus 4. pelayanan koordinasi/care navigation;
membentuk tim yang baru.   5. pendidikan pasien dan pencegahan;
6. pre-natal, kebidanan, pasca melahirkan, dan perawatan
bayi baru lahir;
7. program penanganan penyakit kronis;
8. promosi kesehatan dan pencegahan penyakit;
9. kesehatan ibu/anak;
10. kesehatan kerja;
11. kesehatan lansia;
12. pengobatan kecanduan; pelayanan rehabilitas; dan
pengasuhan.
Prinsip-prinsip Kolaborasi Tim Kesehatan

1. Patient-centered Care : mengutamakan kepentingan dan kebutuhan


pasien.
2. Recognition of patient-physician relationship : Kepercayaan dan
berperilaku sesuai dengan kode etik dan menghargai satu sama lain.
3. Physician as the clinical leader : Pemimpin yang baik dalam
pengambilan keputusan terutama dalam kasus yang bersifat darurat.
4. Mutual respect and trust : Saling percaya dengan memahami
pembagian tugas dan kompetensinya masing-masing.
5. Pentingnya Kolaborasi Tim Kesehatan dan Patient Safety :
Kolaborasi tim kesehatan sangatlah penting karena masing-masing
tenaga kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang berbeda.
Praktek Kolaborasi Perawat dengan
Tim Kesehatan yang Lain
Praktik kolaborasi menekankan tanggung jawab bersama dalam menajemen perawatan
pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-masing
pendidikan dan kemampuan praktisi.

Model praktek kolaborasi menurut Burchell, R.C., Thomas D.A., dan Smith H.I.,(dalam
Siegler & Whitney, 1999) ada 3 yaitu :

• Model praktik Hirarkis tipe I menekankan komunikasi satu arah, kontak terbatas
antara pasien dan dokter. Dokter merupakan tokoh yang dominan. Dokter →
Registered Nurse → Pemberi Pelayanan Lain → Pasien

• Model Praktik Hirarkis tipe II menekankan komunikasi dua arah, tapi tetap
menempatkan dokter pada posisi utama dan membatasi hubungan antara dokter dan
pasien dokter ↔ perawat ↔ pemberi pelayanan lain ↔ pasien
Lanjutan…
• Model Praktik Hirarkis tipe III lebih berpusat pa
da pasien, dan semua pemberi pelayanan harus
saling bekerja sama dengan pasien. Model ini
te tap melingkar, menekankan kontinuitas,
kondisi timbal balik satu dengan yang lain dan
tidak ada satu pemberi pelayanan yang
mendominasi secara terus menerus.
Proses kolaborasi perawat – dokter yaitu :

Sifat interaksi antara perawat – dokter menentukan


kualitas praktik kolaborasi sebagai hubungan
rekanan sejati, dimana masingmasing pihak
menghargai kekuasaan pihak lain, dengan mengenal
dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab
masing-masing yang terpisah maupun bersama,
saling melindungi kepentingan masing-masing dan
adanya tujuan bersama yang diketahui kedua pihak.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai