Anda di halaman 1dari 65

INFORMASI DASAR HIV

AIDS

KONSELING DAN TES HIV


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2013
TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
tentang Informasi Dasar HIV-AIDS DAN Tes HIV

TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :
1.Menjelaskan informasi dasar HIV-AIDS
2.Memahami pentingnya pelaksanaan pemeriksaan HIV
dalam VCT
3.Memahami strategi tes HIV
POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai
berikut :
1.Informasi dasar HIV dan AIDS :
a.Pengertian HIV, AIDS
b.Perjalanan infeksi HIV
c.Penularan dan Pencegahan HIV
2.Pemeriksaan HIV (Tes Darah)
3.Alur penatalaksanaan Konseling dan Tes HIV
4.Infeksi Oportunistik HIV/stadium Klinis HIV
PB. 1 Informasi Dasar HIV

APA ITU HIV?


PENGERTIAN
H : Human
 I : Immunodeficiency
V : Virus
virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh manusia
AIDS

A : Acquired
I : Immune
D : Deficiency
S : Syndrome
kumpulan gejala akibat berkurangnya kemampuan
pertahanan diri yang disebabkan oleh penurunan kekebalan
tubuh yang disebabkan virus HIV
ARV Nurse Training, Africaid, 2004
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
 Retrovirus

 2 jenis : HIV-1 & HIV-2

 Struktur terdiri dari :


 Envelope
 Capsid
 Core
HIV Gp120

H : Human
I : Immunodeficiency
V : Virus

Envelop Inti
Target
Darah

Sel darah merah Sel darah putih Sel pembeku darah

Limfosit Sel darah putih lainnya

Sel B Sel T

CD8 CD4
Siklus hidup HIV
3. Dipadukan pada
HIV DNA sel induk dengan
integrase
4. Membuat
unsur virus
1.Ikat pada
sel CD4
induk

5. Virus baru dirakit


dengan protease
2. Reverse
transcriptase
membuat DNA
6. Virus
dari RNA virus baru
keluar

Sumber: Yayasan Spiritia


PENULARAN
PENULARAN

HIV positif
HIV negatif
positif
HIV didapatkan di

darah

cairan sperma

cairan vagina

air susu ibu


Prinsip penularan virus HIV

EXIT – VIRUS HARUS KELUAR TUBUH MANUSIA


YANG TERINFEKSI

SURVIVE – VIRUS HARUS DAPAT BERTAHAN HIDUP

SUFFICIENT – JUMLAH VIRUS HARUS MENCUKUPI


SEBAGAI SYARAT PENULARAN

ENTER – VIRUS HARUS MEMPUNYAI JALUR MASUK


CARA PENULARAN
Darah yang tercemar
Tranfusi darah
Jarum suntik

Hub seks tidak aman


Heteroseksual
Homoseksual
Biseksual

Ibu positif ke bayi


Intra uterin
Intra partum
Laktasi
SIAPA YANG DAPAT TERINFEKSI ?
 Semua Orang Bisa Terkena HIV/AIDS

Pria Suka Pria

Waria
Pria Pekerja Seks

Pengguna Narkoba Wanita Pekerja Seks


(WPS)

Perempuan Risiko Rendah


Pelanggan WPS
Prinsip pencegahan penularan HIV

 Menggunakan jarum suntik steril

 Menggunakan pengaman pada saat

berhubungan seks

 Melakukan screening donor darah


Apakah hubungan sosial biasa dapat
menularkan HIV?
Tidak !
Karena hubungan sosial biasa tidak memungkinkan
terjadinya pertukaran cairan tubuh yang dapat
menularkan HIV.
Ingat, HIV tidak menular melalui:
Infeksi HIV
melalui mukosa

Virus
menginfeksi sel
dendritik
Virus
menginfeksi sel
CD4
Virus di bawa ke
kelenjar getah
bening

Walker et al. NEJM 1998


Infeksi HIV

Virus
berkembang biak
di kelenjar Limfe
Virus masuk ke
peredaran darah
Penyebaran ke
organ lain
Otak
Limpa
Usus
dalam beberapa
hari

Walker et al 1998
WINDOW PERIOD
“Masa Jendela”
Periode antara masuknya HIV hingga terbentuknya
antibodi yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan
laboratorium : sekitar 12 minggu
Selama periode ini…laboratorium masih negatif, TETAPI
pasien sangat infeksius
Terdapat gejala fase infeksi akut : demam, pembesaran
KGB, keringat malam, ruam kulit, sakit kepala dan batuk
Sekilas tentang HIV
Riwayat Perjalanan Infeksi HIV
1000

900
CD4+ sel T Viral Load
800
Asimtomatik
700
Sindrom
TB
600 infeksi
akut HIV
CD4+ Hitung sel

500
HZV
400 Periode
jendela OHL
300 Tingkat HIV RNA OC
200 dlm plasma PPE
PCP
100 CM
Antibodi CMV, MAC
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan ke…….. Tahun ssdh infeksi HIV
Module 1 Sub Module 3 – PPT02
Perjalanan Penyakit HIV

Rata rata 7-10 tahun


90 %

<5 %
Infeksi Cepat <3 tahun
HIV

<10 % Lambat >10-15 tahun


Tergantung : CD4 relatif stabil
Usia
Infeksi lain
Faktor genetik
PB.2 TES HIV

BAGAIMANA SESEORANG
MENGETAHUI TERTULAR HIV
ORANG YANG TERINFEKSI HIV
● BANYAK ORANG YANG
TERINFEKSI HIV TERLIHAT
DAN MERASA SEHAT

● ORANG YANG TERINFEKSI HIV


TIDAK TAHU BAHWA DIRINYA
SUDAH TERINFEKSI HIV

● TES HIV ADALAH SATU-


SATUNYA CARA UNTUK
MENGETAHUI APAKAH
SESEORANG SUDAH
TERINFEKSI HIV
Tes HIV
● Biakan virus
● Deteksi antigen : p24
● Deteksi materi genetik : DNA provirus / RNA (Viral Load)
● Deteksi antibodi : penyaring & konfirmasi

 paling banyak digunakan adalah tes


antibodi HIV
Tes HIV
Kebijakan UNAIDS/WHO menyatakan bahwa tes HIV harus
dilakukan secara: Prinsip "3 Cs" yang dianjurkan sejak tahun
1985 tetap menjadi landasan tes HIV Kesepakatan Global
5C (5 komponen dasar)
1. Accompanied by counseling – disertai dengan konseling
2. Confidential – Rahasia
3. Hanya dilakukan dengan informed consent (pra & pasca test)
4. Correct Testing
5. Connection / linkage to prevention, care, and treatment services

28
Tes HIV
 Mekanisme tes HIV adalah dengan mendeteksi antibodi yang
dihasilkan oleh tubuh ketika mendeteksi adanya virus HIV dalam
tubuh
Jenis-jenis Tes HIV

 ELISA/EIA
 Western Blot
 Rapid Test
 Persyaratan Tes HIV:
 Sukarela
 Informed consent
 Konseling pra- & pascates
 Asas kerahasiaan
Strategi tes HIV
Strategi I : satu jenis tes
Skrining donor darah/keamanan transfusi dan transplantasi
(untuk keamanan resipien)

Strategi II : dua jenis tes yang berbeda


Sero-survey / surveilans (untuk mengetahui besarannya di
populasi)

Strategi III : tiga jenis tes yang berbeda


Diagnostik (termasuk untuk layanan konseling dan Tes HIV
dan perawatan kliniss untuk mengetahui status individu)
Kegunaan Konseling dan Tes HIV Sukarela
(Voluntary Counselling and Testing/VCT)
 VCT dapat menjadi strategi kesehatan masyarakat
yang efektif untuk mencegah penyebaran HIV :
Penurunan perilaku berisiko tinggi seperti peningkatan
penggunaan kondom dan penggunaan alat suntik steril
 VCT merupakan pintu masuk layanan perawatan dan
dukungan HIV dan AIDS sehingga terjadi peningkatan
kualitas hidup ODHA

 Layanan VCT perlu dipromosikan di layanan pemulihan


ketergantungan napza dan pencegahan HIV di institusi
medis (rumah sakit dan puskesmas) maupun non-medis
(rehabilitasi, LSM, dll)
Penerimaan dan Mempromosikan dan
penanganan dengan memfasilitasi perubahan
statusnya perilaku (seksual dan
menyuntik aman)

Normalisasi dan
destigmatisasi
Perencanaan masa
HIV/AIDS
depan (pengasuhan anak
yatim, keluarga,
Dukungan kelompok pembuatan surat wasiat)
sebaya, sosial dan
Komunitas, termasuk Relasi VCT
kelompok dukungan
ODHA
dangan Penyediaan layanan
ibu hamil positif HIV
layanan
Akses layanan lain
Keluarga Berencana Pencegahan,
penapisan dan
pengobatan IMS

Akses Layanan
Kondom : laki-laki dan Penanganan awal IO
perempuan

Akses untuk mendapatkan pelayanan


kesehatan sedini mungkin termasuk terapi
ARV, untuk prevensi TB dan IO lainnya
ARV – antiretroviral
IO ― Infeksi oportunistik
IMS ― Infeksi Menular Seksual
Sumber: Yayasan Spiritia
A1

Strategi III A1 + A1 -
Diagnosis
Laporkan
A2
negatif

Anggap
A1+A2+ A1+A2-
Anggap Negatif

indeterminate
Ulangi A1 dan A2

Risiko Risiko
A1+A2+ A1+A2- A1-A2-
tinggi rendah
Laporkan
A3
negatif

A1+ A2- A3- A1+ A2+ A3- A1+ A2- A3+ A1+ A2+ A3+

Anggap Laporkan
indeterminate positf
Hasil pemeriksaan antibodi HIV

Non reaktif (negatif)


 Reaktif (Positif)
Negatif palsu (fals -)
Positif palsu (fals+)
Indeterminate
 HASIL NEGATIF PALSU DAPAT:
 Orang yang diperiksa dalam masa jendela
 Serokonversi pada stadium lanjut
 Agamaglobulinaemia
 Kesalahan teksnis pemeriksaan

 HASIL POSITIF PALSU:


 Autoantibodi
 Antibodi dari ibu pada bayi yang baru lahir
 Kesalahan pemeriksaan
Pemilihan reagensia
● Penyaring darah & produk darah serta
transplantasi (strategi I) :
● Sensitivitas tertinggi, sebaiknya  99 %
● Surveilans (strategi I & II) :
● Spesifisitas > 95 %
● Diagnosis (strategi II & III) :
● Pertama : sensitivitas tertinggi (>99 %)
● Berikutnya (ke-2 & 3) : spesifisitas lebih tinggi dari
yang pertama
● Asal antigen atau prinsip tes berbeda
Pemeriksaan laboratorium lain untuk memulai atau
pemantauan pengobatan

● Jumlah sel CD4+ darah tepi


Digunakan sebagai patokan pasien untuk
memulai terapi ARV

● Viral load (HIV RNA)


Pengobatan anti-retroviral yang berhasil akan
menyebabkan viral load tidak terdeteksi setelah 4
sampai 6 bulan
CD4 dan ‘Viral Load’
Penurunan CD4
CD4 Lambat

500
Rata-rata

IO I
200 O
Cepat
Kematian Kematian

5 tahun 10 tahun 15 tahun


PB. 3 ALUR KONSELING VCT
PRINSIP : “ One Day Service – Pelayanan Satu Hari “
Form rujukan tes HIV dan
Informed Consent

Konseling Pengambilan
Pra tes HIV sampel darah

Pemeriksaan
Laboratorium
Pendaftaran/Adm. (satu
atap/rujukkan)
Klien

Konseling Pasca Penyerahan


tes HIV hasil tes darah
Formulir Konseling VCT
Formulir Persetujuan Tes HIV
Formulir Permintaan Pemeriksaan Tes HIV
Formulir Tes HIV
Formulir Persetujuan Pelepasan Informasi
Formulir Rujukan : internal, eksternal
PB. 4 INFEKSI OPORTUNISTIK
-PENYAKIT TERKAIT HIV
Dapat merupakan TANDA AWAL manifestasi HIV
dimana sistem kekebalan tubuh mulai melemah

TIDAK OTOMATIS menunjukkan seseorang


terinfeksi HIV

Perlu CURIGA infeksi HIV terutama bila penyakit


sering kambuh dan sulit diobati atau ada perilaku
beresiko
Infeksi Oportunistik yang tersering

Tuberculosis

PCP

Cryptococcosis

Candidiasis, oesophageal

Pneumonia, recurrent

0 5000 10000 15000 20000 25000

Division Epidemiology, Department of Communicable Diseases Control, MOPH, Thailand


STADIUM KLINIS
Stadium Klinis 1

 Tidak ada gejala


 Pembesaran Kelenjar Limfe Menetap (Persistent
Generalized Lymphadenopathy)
Persistent generalized lymphadenopathy

Enlarged mastoid lymph gland

Enlarged
occipital Enlarged
lymph gland submandibular
lymph gland

Enlarged
Enlarged deep anterior
posterior cervical
cervical lymph lymph glands
Stadium Klinis 2
 Berat badan menurun <10% dari BB semula
 Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis
media, faringitis)
 Herpes zoster
 Cheilitis angularis
 Ulkus oral yang berulang
 Papular pruritic eruption
 Dermatitis seboroika
 Infeksi jamur kuku

47
Dermatitis seboroika

• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
• ~ P. ovale
Papular pruritic eruption (PPE)

 Lengan,
tungkai,
pinggang,
bokong
 Simetris
Papular pruritic eruption (PPE)

 Pengobatan
 Steroid topikal
 Antihistamin
 Prednison
jangka pendek
 UVB, UVA
Cheilitis angularis
Herpes zoster (shingle)
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total

Disebabkan oleh T. rubrum


Stadium Klinis 3

 Berat badan menurun >10% dari BB semula


 Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
 Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan > 37,5 oC)
> 1 bulan
 Kandidiasis Oral persisten (thrush)
 Oral Hairy Leukoplakia
 TB paru
 Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang atau sendi,
meningitis atau bakteremia)
 Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
 Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni kronis yg tdk dpt
diterangkan sebabnya
Kandidiasis Pseudomembran
Oral Hairy Leukoplakia
 Tampak sebagai lesi/plaque
atau seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian
lateral lidah yang tidak nyeri
& tidak dapat hilang dgn
menggosoknya
 Merupakan tanda supresi
imun & prognosis jelek
 Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan Eipstein-Barr
(EBV) intrasel
Stadium Klinis 4
 HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik
> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
 Pneumonia Pneumocystis (PCP)
 Pneumonia bakteri berat yg berulang
 Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal > 1
bulan atau viseral)
 Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
 TB ekstra paru
 Sarkoma Kaposi
 Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)
 Toksoplasmosis SSP
 Ensefalopati HIV
 Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
 DLL
Candidiasis
Esofagus
PCP Pneumonia bakterial
Nyeri Kepala
Biasanya disebabkan oleh:

•Toksoplasmosis
 Defisit neurologis dan kejang
 Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien
minum kotrimoksazol

•Meningitis akibat Kriptokokus


 Kaku kuduk dan meningismus
Toksoplasmosis- Respon terhadap terapi
TB ekstra pulmonal

TB kelenjar Efusi Perikardial


Sarkoma Kaposi
‘Wasting syndrome’
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai