Anda di halaman 1dari 15

PPOK

(exacerbations)
Dr. Fathur Nurkholis.SpPD

Divisi Respirasi & Perawatan Medis kritis

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Undip


GOLD 2014
Eksaserbasi PPOK adalah:
“Kejadian akut yang ditandai oleh
perburukan gejala respirasi yang
dialami pasien, melebihi variasi
gejala harian yang biasanya dan
berakibat pada dilakukannya
perubahan pengobatan”

GOLD 2014; www.goldcopd.org


Definisi
 Definisi Simptomatik (Anthonisen et al Ann Intern Med 1987)
– Setidaknya dua dari tanda berikut: sesak napas
memberat, jumlah sputum yang lebih banyak, sputum
purulen
– Atau salah satu tanda di atas ditambah satu
tanda/gejala berikut ini: ISPA, mengi, batuk,
peningkatan frekuensi napas / frekuensi nadi
 Definisi menurut Penggunaan Layanan Kesehatan atau
Health Care Utilization (Rodriguez-Roisin Chest 2000)
– Perburukan kondisi pasien PPOK yang menetap,
dari kondisi stabil menjadi kondisi yang membutuhkan
pengobatan teratur
– Definisi ini dipakai pada sebagian besar penelitian yang
meneliti tentang pengobatan PPOK

Anthonisen et al; Ann Intern Med 1987; 106, 196-204


Rodriguez-Roisin et al; CHEST; 2000;117; 398S-401S
Anthonisen Criteria Are Helpful for Predicting
an Antibacterial Response in ABECB
Exacerbation Type Defining Symptoms
I Increased dyspnea, sputum volume, and sputum
purulence

II 2 of above 3 symptoms present

III 1 of the 3 symptoms present in addition to at least 1 of


the following:
– Upper respiratory tract infection within past 5
days
– Fever without other cause
– Increased wheezing
– Increased cough
– Increase in respiratory or heart rate by 20%
compared with baseline

Anthonisen NR, et al. Ann Intern Med. 1987;106:196-204. 4


Why Exacerbations Are Important?

• 750.000 hospitalizations annually in US1


• Acute mortality 10-15%3
• Subsequent mortality as high as 40% in first year and
70% at 5 years4
• Account for ±70% of direct medical costs for COPD2

1. Mannino DM, et al. Respir Care. 2003; 48(12): 1185-91; 2. Sullivan SD, et al. Chest. 2000;
117(suppl):S5-S9; 3. www.goldcopd.com; 4. thorax.bmjjournals.com/content/vol59/suppl_1/
Eksaserbasi yang sering terjadi dapat
menimbulkan penyakit yang lebih progresif
PASIEN DENGAN EKSASERBASI
YANG SERING TERJADI

Menurunkan kualitas Meningkatkan


hidup mortalitas

Meningkatkan Meningkatkan risiko


eksaserbasi berulang
Inflamasi

Mempercepat Meningkatkan kemungkinan


progresivitas penyakit rawat inap di RS

Diadaptasi dari Wedzicha JA and Seemungal TA. Lancet 2007;370:786-796.;


and Donaldson GC and Wedzicha JA. Thorax 2006;61:164-168.
EKSASERBASI

Wedzicha, JA, Seemungal T. Lancet 2007;370:786-96.


Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Tatalaksana Eksaserbasi: Kunci Utama


 Penyebab PPOK paling umum adalah infeksi
virus pada saluran napas atas dan infeksi
pada batang tenggorok (trakeo-bronkial)
 Diagnosis sepenuhnya tergantung pada
kondisi klinis pasien berupa perubahan
gejala yang akut, yakni di luar variasi harian
normal.
 Tujuan pengobatan adalah untuk
meminimalkan dampak eksaserbasi yang
sedang terjadi dan untuk mencegah
terjadinya eksaserbasi di kemudian hari
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Tatalaksana Eksaserbasi: Penilaian

Analisis gas darah (di rumah sakit): PaO2< 8,0 kPa


dengan atau tanpa PaCO2> 6,7 kPa ketika pernapasan
udara ruang (breathing room air) menunjukkan
adanya gagal napas.

Foto roentgen dada: berguna untuk menyingkirkan


diagnosis lainnya

EKG: dapat membantu penegakkan diagnosis masalah


jantung yang biasa menyertai.
 Pemeriksaan darah lengkap:
mengenali adanya polisitemia, anemia
atau perdarahan.
 Sputum purulen selama masa
eksaserbasi merupakan indikasi untuk
memulai terapi antibiotik empiris.
 Uji Biokimiawi: mendeteksi gangguan
elektrolit, diabetes, dan nutrisi yang
buruk.
 Uji Spirometri: tidak dianjurkan selama
masa eksaserbasi
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Tatalaksana Eksaserbasi: Kunci Utama


 Inhalasi agonis beta2 kerja singkat, dengan atau
tanpa antikolinergik kerja singkat, biasanya dipilih
sebagai bronkodilator untuk mengatasi eksaserbasi.
 Kortikosteroid sistemik dan antibiotika dapat
memperpendek masa pemulihan, memperbaiki
fungsi paru (FEV1) dan hipoksemia arteri (PaO2),
mengurangi risiko kekambuhan dini, risiko
kegagalan terapi serta lamanya rawat inap di rumah
sakit.
 Eksaserbasi PPOK seringkali dapat dicegah.
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Tatalaksana Eksaserbasi: Pilihan Terapi


Oksigen: lakukan titrasi untuk memperbaiki kondisi
hipoksemia pasien dengan target saturasi sebesar
88-92%.
 
Bronkodilator: inhalasi agonis beta2 kerja singkat dengan
atau tanpa antikolinergik kerja singkat lebih disukai.
 
Kortikosteroid Sistemik: memperpendek waktu
pemulihan, memperbaiki fungsi paru (FEV1) dan
hipoksemia arteri (PaO2), dan mengurangi risiko
kekambuhan dini, risiko kegagalan terapi dan lamanya
rawat inap di rumah sakit. Dosis yang dianjurkan adalah
prednisolon 30-40 mg setiap harinya selama 10-14 hari.
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Tatalaksana Eksaserbasi: Pilihan Terapi

Antibiotika sebaiknya diberikan untuk


pasien berikut ini:

 Pasien dengan tiga gejala utama:


dispnea yang memberat, volume
sputum yang lebih banyak dan
sputum purulen.
 Pasien yang memerlukan ventilasi
mekanik.

Anda mungkin juga menyukai