OLEH :
KEPALA BIDANG KESMAS
Permasalahan Stunting di Indonesia 2
• Prevalensi stunting
di tingkat provinsi
masih sangat tinggi
• 2 provinsi memiliki
prevalensi stunting
>40%
• 18 provinsi yang
memiliki prevalensi
stunting 30-40%
• 23 provinsi yang
memiliki prevalensi
stunting 20-30%
Stunting (kerdil) adalah kondisi gagal Prevalensi Stunting pada Prevalensi Stunting pada Balita (Riskesdas)
tumbuh pada anak balita akibat Baduta (Riskesdas)
kekurangan gizi kronis terutama dalam 50
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) 50 40 36.8 37.2
35.6
40 30.8
32.9 30
1 3
29.9
dari 30
20
20
Baduta & Balita 10
di Indonesia 10
Stunting 0 0
2013 2018 2007 2010 2013 2018
Sumber: Riskesdas 2018
Dampak Stunting
Dampak Kesehatan Dampak Pertumbuhan Dampak Ekonomi
Penduduk
Jumlah Jumlah
Penduduk: 2010 Penduduk: 2030 Potensi kerugian ekonomi
238,5 Juta 296,4 Juta
50
51.7
48
44.7 44.2 45.2
42.6 42.6 42.6 42.5 41
40 40.6 41.3 40.9 41.5 41.8
39.7 39.2 37.9
41.1
38.9 40.1
38.6 37.3 37.2
36.8 35.3 36.7 36.7 35.8
32.6
34.8
33 32.4 32.7 32.9 33.2 33.5 33.7 34.1 34.2 35.6
32 32.3 32.3
30 28.7 28.8 29.4 30 30.1 30.8 31.1 31.2 31.4
27.5 27.3 27.3 27.4 27.8 28.1 27.6
26.3 25.5 26.6 27
23.5 23.6
20 21.4 21,9
17.7
10
0
Bali
Jambi
Jawa Barat
Jawa Timur
Riau
Papua Barat
Banten
Aceh
Sulawesi Barat
Papua
Maluku
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Bengkulu
Gorontalo
DKI Jakarta
Lampung
INDONESIA
Jawa Tengah
Maluku Utara
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Sulawesi Utara
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Kalimantan Utara
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
2013 2018
5
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK
PEMERINTAH PROVINSI BALI
DINAS KESEHATAN
(STUNTING) PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA, Riskesdas 2013-2018
50.0
43,2
2013 2018
41.0
40.0 37.2
32,7 35,6 39,1 34,0 40,0
32.6
PERSEN
30.8
28,8
30.0
21.4 21.8 29,1
19.3 26,2
20.0 25,2
12.1 18,8 20,5
16,2
10.0
0.0
r r li i
ya nan sa ng un
g a ng em na gl sia
n a le k iB u as br
a n e
Gi
a ab
a
np le g s ad ng B a
do
n
T D e B u l un ov
in B
ra Je
m In
K r
ta P Ka
Ko
6
SEBARAN WASTING TINGKAT PROVINSI
20
18.7
18
16 15.7 15.6 15.4 15.5 16.2
14.8 14.8 14.9
14 13.8 13.5 13.9 14.3 14.4 14.4
12.6 12.3 12.8 12.9 13.1
12.8 13.1
12 12.1 11.8 12.3 11.9 11.9 12.2 12 12.1 12.2 12.2
11.9 12.4 11.7 11.9
11.6 11.1 11.4 11 11.2 11.3 11.4 11.4
10.9 10.5 10.8
10.5 10.7
10 9.9 10.2 10.2 10.2 10.3
9.9 10 10.1
8.8 9.4 9.2 9.6 9.4
8 8.3 8.4 8.4 8.5
7.5
6 6.3
44.6
2
0
Papua Barat
Aceh
Riau
Jawa Barat
Jawa Timur
Papua
Maluku
Sumatera Barat
Bali
Bengkulu
Banten
Lampung
Gorontalo
Sulawesi Barat
Kalimantan Barat
DKI Jakarta
Kalimantan Timur
Maluku Utara
Jambi
Jawa Tengah
Sulawesi Utara
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
2013 2018
7
SURVEILANS GIZI
Definisi Surveilans Gizi
1. Mengamati keadaan gizi dan faktor-faktornya
secara terus menerus, tepat waktu dan teratur
untuk: tindakan segera, perumusan kebijakan,
perencanaan program dan evaluasi kinerja
program pembinaan gizi masyarakat PENGUATAN:
2. Melalui pengumpulan data secara teratur, baik PENGEMBANGAN
yang dilakukan secara khusus untuk keperluan PENCATATAN
surveilans maupun dari data laporan rutin yang DAN PELAPORAN
sudah ada, atau keduanya (RR)
3. Data atau informasi yang dikumpulkan harus
akurat dan tepat waktu agar dapat
diinterpretasikan dan digunakan untuk tindakan
yang tepat waktu
KEBIJAKAN
Surveilans Gizi Dilakukan oleh Puskesmas/Dinas
1 Kesehatan
Menuju STUNTING
umber : Diagram siklus 3 A menggambarkan masalah terkait gizi WHO, 2013 Tidak ada penambahan Tinggi Badan
sejak Desember sampai April
SIKLUS SURVEILANS GIZI - ANALISIS
Apakah Penyebab langsung dari masalah gizi ??
asupan makanan yang tidak cukup, atau penyakit infeksi.
AKSI/TINDAKAN
: perhatikan 5M
man money
material metode
macchine
Menetapkan Mengumpulkan Pengolahan data Menganalisa data membuat rekomendasi membuat keputusan
pritoritas data data dilapangan secara agregat dan menggunakan program dan kebijakan dan kebijakan yang
yang dibutuhkan terstruktur dan tools yang ada berdasarkan hasil implementatif
membuat laporan analisis berbasis bukti
Denpasar 100.0
Buleleng 101.3
Karangasem 101.1
Bangli 100.0
Klungkung 87.8
Gianyar 108.9
Badung 99.6
Tabanan 115.3
Jembrana 93.8
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0
PROSENTASE BALITA KURUS DAPAT PMT
PROVINSI 117.6
Denpasar 100.0
Buleleng 193.1
Karangasem 99.4
Bangli 100.0
Klungkung 70.0
Gianyar 100.0
Badung 104.0
Tabanan 106.3
Jembrana 88.4
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0
PROSENTASE IBU HAMIL DAPAT TTD 90 TABLET
PROVINSI 70.4
Denpasar 74.8
Buleleng 60.5
Karangasem 70.9
Bangli 71.3
Klungkung 75.5
Gianyar 72.4
Badung 83.6
Tabanan 45.5
Jembrana 67.1
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
PROSENTASE BAYI KURANG DARI 6 BULAN DAPAT
ASI EKSKLUSIF
PROVINSI 76.7
Denpasar 58.0
Buleleng 76.5
Karangasem 71.2
Bangli 88.2
Klungkung 88.2
Gianyar 81.7
Badung 70.1
Tabanan 66.4
Jembrana 83.1
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
PROSENTASE BAYI DAPAT IMD
PROVINSI 54.3
Denpasar 48.1
Buleleng 57.9
Karangasem 72.6
Bangli 54.9
Klungkung 55.5
Gianyar 46.1
Badung 66.6
Tabanan 29.6
Jembrana 52.7
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
PROSENTASE REMAJA PUTRI MENDAPAT TTD
PROV 77.3
Denpasar 94.0
Buleleng 14.7
Karangasem 100.0
Bangli 100.0
Klungkung 100.0
Gianyar 93.7
Badung 76.6
Tabanan 95.8
Jembrana 100.0
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
TERIMA KASIH
23