PENANGANAN
STUNTING
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali
2
STUNTING TERLAMBAT DIKENALI 105 cm 125 cm 100 cm
(BARU DAPAT DILIHAT SETELAH 2 TAHUN)
Usia 2 tahun
2 bulan Usia 4 tahun
4 bulan
Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
• Nilai Z-score <-2,0 2
MENGAPA FOKUS PADA STUNTING ?
BUKAN SEMATA PADA UKURAN FISIK PENDEK, TETAPI
LEBIH PADA KONSEP BAHWA PROSES TERJADINYA
STUNTING BERSAMAAN DENGAN PROSES TERJADINYA
HAMBATAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ORGAN
LAINNYA, TERMASUK OTAK:
8 minggu
pertama sejak
pembuahan
terjadi
pembentukan
Perkembangan
Perkembangan
semua cikal penting
penting
sebagian organ
sebagian organ
bakal organ Perkembangan
Perkembangan
penting sebagian
penting sebagian
berlanjut
berlanjut
sampai 22 tahun
sampai tahun
tubuh organ berlanjut
organ berlanjut
sampai akhir
akhir
pertama
pertama
sampai kehidupan
kehidupan
kehamilan
kehamilan
SITUASI DAN KONDISI STUNTING INDONESIA
SEBARAN STUNTING TINGKAT PROVINSI
60
50
51.7
48
44.7 44.2 45.2
42.6 42.6 42.6 42.5 41
40 40.6 41.3 40.9 41.5 41.8
39.7 39.2 37.9
41.1
38.9 40.1
38.6 37.3 37.2
36.8 35.3 36.7 36.7 35.8
32.6
34.8
33 32.4 32.7 32.9 33.2 33.5 33.7 34.1 34.2 35.6
32 32.3 32.3
30 28.7 28.8 29.4 30 30.1 30.8 31.1 31.2 31.4
27.5 27.3 27.3 27.4 27.8 28.1 27.6
26.3 25.5 26.6 27
23.5 23.6
20 21.4 21,9
17.7
10
0
Bali
Jambi
Jawa Barat
Jawa Timur
Riau
Papua Barat
Banten
Aceh
Sulawesi Barat
Papua
Maluku
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Bengkulu
Gorontalo
DKI Jakarta
Lampung
INDONESIA
Jawa Tengah
Maluku Utara
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Sulawesi Utara
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Kalimantan Utara
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
2013 2018
7
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK
PEMERINTAH PROVINSI BALI
DINAS KESEHATAN
(STUNTING) PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA, Riskesdas 2013-2018
50.0
43,2
2013 2018
41.0
40.0 37.2
32,7 35,6 39,1 34,0 40,0
32.6
PERSEN
30.8
28,8
30.0
21.4 21.8 29,1
19.3 26,2
20.0 25,2
12.1 18,8 20,5
16,2
10.0
0.0
r r li i
ya nan sa ng un
g a ng em na gl sia
n a le k iB u as br
a n e
Gi
a ab
a
np le g s ad ng B a
do
n
T D e B u l un ov
in B
ra Je
m In
K r
ta P Ka
Ko
8
SEBARAN WASTING TINGKAT PROVINSI
20
18.7
18
16 15.7 15.6 15.4 15.5 16.2
14.8 14.8 14.9
14 13.8 13.5 13.9 14.3 14.4 14.4
12.6 12.3 12.8 12.9 13.1
12.8 13.1
12 12.1 11.8 12.3 11.9 11.9 12.2 12 12.1 12.2 12.2
11.9 12.4 11.7 11.9
11.6 11.1 11.4 11 11.2 11.3 11.4 11.4
10.9 10.5 10.8
10.5 10.7
10 9.9 10.2 10.2 10.2 10.3
9.9 10 10.1
8.8 9.4 9.2 9.6 9.4
8 8.3 8.4 8.4 8.5
7.5
6 6.3
44.6
2
0
Papua Barat
Aceh
Riau
Jawa Barat
Jawa Timur
Papua
Maluku
Sumatera Barat
Bali
Bengkulu
Banten
Lampung
Gorontalo
Sulawesi Barat
Kalimantan Barat
DKI Jakarta
Kalimantan Timur
Maluku Utara
Jambi
Jawa Tengah
Sulawesi Utara
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
2013 2018
9
KAJIAN DETERMINAN STUNTING
Kajian Terhadap Determinan Stunting di Indonesia
Beal, Tumilowicz, Sutrisna, Doddy Izwardy, Neufeld (2018)
ANAK STUNTING
SIKLUS
STUNTING
BAYI BBLR REMAJA PUTRI KURANG GIZI
1 2
3
DISINI LAHIR GENERASI STUNTING (2)
4 5 7
6
16
KEBIJAKAN
STRATEGI NASIONAL
KOMITMEN PRESIDEN (Rakerkesnas, 2017)
NG SA
I BA ng
AS lagi ya nak
S T
I NVE ai ada k ada a di
I p a i
GIZ gan sam ruk. Tid ngan giz h
n a a
“ Ja a gizi bu a kekur meneng
m a ny ta s ny patan i”
na n a
ng sepa erpend arang in , 2017)
ya a r a b rti sek i dodo
ne g
sepe Joko W
r es iden
(P
CEGAH
STUNTING,
ITU PENTING
KOMITMEN PRESIDEN TAHUN 2019
RAPAT KERJA KESEHATAN
NASIONAL TAHUN 2019
“ MENINGKATKAN INVESTASI
pembangunan sumber daya
manusia Indonesia sebagai
fokus prioritas berikutnya,
setelah infrastruktur. “
PILAR KE-1:
KOMITMEN DAN VISI PIMPINAN
RPJMD/RKPD
PILAR KE- 2 :
Catatan:
Target pencapaian regulasi KPP untuk 160 kab/kota lokus stunting 2018 & 2019
PILAR KE-3:
Konvergensi, Koordinasi dan Konsolidasi
Program Nasional, Daerah dan Masyarakat
KOORDINATOR
Pilar ini dikoordinasikan oleh Menteri Bappenas dan Menteri Dalam Negeri
PILAR KE-4:
Mendorong Kebijakan Nutritional Food Security
KOORDINATOR
Pilar ini dikoordinasikan oleh Menteri Pertanian dan Menteri Kesehatan
TUJUAN
Meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan
pangan.
STRATEGI
1. Akses pangan yang bergizi;
Surveilans Gizi melalui E-PPGBM : informasi kasus sebagai dasar Jumlah Kasus yang BELUM
ditangani/Dikonfirmasi
intervensi konvergensi dan terintegrasi
Jumlah Kasus yang ditangani
3491 Baduta 4370 Balita 1580 Balita
Baduta Balita Wasting Balita Wasting
Stunting Underweight
Stunting (BB/TB) Underweight (BB/TB)
(TB/U) (BB/U)
(TB/U) (BB/U)
RUJUK KE PUSKESMAS UNTUK
Total Kasus Total Kasus Total Kasus KONFIRMASI/VALIDASI KASUS
11840 balita 2905 balita 5077 balita
PROSES ASUHAN GIZI (PAG)
DI PUSKESMAS
Telah Telah Telah
diintervensi diintervensi diintervensi INTERVENSI SPESIFIK :
1255 balita 744 balita 2677 balita - Tatalaksana Kasus
Total JUMLAH BALITA ter-entry sebanyak 164.328 Balita (by name by - Konseling : PMBA, Gizi terkait penyakit
adress) dari 322.445 (sasaran Proyeksi 50,9% (25 Nov 2019) - Pemberian PMT
- Rujuk ke RSUD
FAKTOR DETERMINAN YANG DAPAT MENYEBABKAN
STUNTING
26
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
a. Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak termasuk Imunisasi
b. Perbaikan Gizi khususnya Stunting
c. Pengendalian Penyakit Menular (ATM: HIV/ AIDS, Tuberkulosis & Malaria
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas
& Kanker)
PENDEKATAN
GERMAS
KELUARGA
PENCEGAHAN PENANGANAN
STIMULASI – PENGASUHAN
1000 HARI PERTAMA
dan PENDIDIKAN
KEHIDUPAN (HPK) BERKELANJUTAN
28
1. 2.
Intervensi Gizi Spesifik Intervensi
Intervensi Gizi
Gizi
(berkontribusi 30%) Sensitif
Sensitif
KERANGKA (berkontribusi
(berkontribusi 70
70 %)
%)
DINAS
KELUARGA PENDIDIKAN MEMILIH BAHAN PANGAN
BADAN
POLA ASUH PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
yang kurang
baik terutama pada perilaku
dan praktek pemberian
MENGOLAH BAHAN
makan bayi dan anak PANGAN
CAMAT
LURAH
KEPALA DESA MENYAJIKAN MAKANAN
MASYARAKAT
MEDIA MASSA
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS HIDUP
30
KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
IBU HAMIL
Bumil)
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
4. PMT Ibu hamil.
5. Penanggulangan cacingan pada ibu
hamil.
6. Pemberian kelambu dan pengobatan
INTERVENSI bagi ibu hamil yang positif malaria.
GIZI SPESIFIK 1. Persalinan ditolong Nakes.
IBU MENYUSUI
ANAK 0-6 BLN
2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
3. Promosi ASI Eksklusif (konseling).
4. Imunisasi dasar.
5. Pantau tumbuh kembang.
6. Penanganan bayi sakit.
Asupan Makanan
Kampanye, Edukasi
Survailans Gizi
KUKM:
Usaha UKM
Dana Desa
Dana CSR Kemendes:
Perusahaan: Bantuan Kegiatan
CSR bantuan PMT Posyandu
Ketahanan Pangan Keluarga
Lumbung Pangan Desa
OPTIMALISASIP Dana Bedah Rmh,
Sanitasi Dana KRPL Dana Bibit Ikan
OTENSI
SUMBERDAYA DI PUPR: Kementan: KKP:
34 PROV DAN Bedah Rumah, Kawasan Rumah Kampanye Makan
514 KAB/KOTA PAMSINAS, STBM Pangan Lestari Ikan
RENCANA AKSI DAERAH
PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
PENGUATAN FUNGSI BINWAS
STRATEGI
NO ISU STRATEGIS
INTEGRASI
Koordinasi Pembinaan Monev
37
TANTANGAN
Masih kurangnya pengetahuan
Polakesad
dan pikir aran
tenaga kesehatan
masyarakat tentang
yang masih periode
pentingnya: mengutamakan
1000 HPK,
konsumsi gizi yang
kuratif daripada sehat dan
promoti f dan
seimbang
preventi f serta Perilaku H idup
Bersih dan Sehat (PH BS)
Masi
h
kura
ngny
a
duku
ngan
kebij
akan
dan
prog
ram
OPD
non
kese
hata
n
dala
m
pem
bang
unan
kese
hata
n,
terut
ama
dala
m
perb
aika
n
gizi
mas
yara
kat
HARAPAN
Peningkatan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya 1000
●
●
Penguatan tenaga kesehatan tentang Paradigma
Sehat dan implementasinya di lapangan.