Anda di halaman 1dari 19

Isu Etika dalam

Praktik Audit
Standar Auditing
(Standar Umum)

• Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang


memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.
• Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan
oleh auditor.
• Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
Standar Auditing
(Standar Pekerjaan Lapangan)
• Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya.
• Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh unutk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
• Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan,
dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keungan yang
diaudit.
Standar Auditing
(Standar Pelaporan)
• Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
• Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
• Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
• Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab
yang dipikul oleh auditor
Jenis Opini Audit

Unqualified opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian)

• Auditor eksternal menyatakan bahwa laporan keuangan


secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum dan bebas dari
salah saji material.

Qualified opinion (pendapat wajar dengan pengecualian)

• Auditor eksternal menyatakan bahwa laporan keuangan


menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha perubahan
ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Jenis Opini Audit

Adverse opinion (pendapat tidak wajar)

• Pendapat ini dinyatakan bila, menurut pertimbangan


auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

Disclaimer of opinion (tidak memberikan pendapat)

• Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat apabila


ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan
suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia
Standar Auditing
(Standar Atestasi)
• Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan
pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh
seorang yang independen dan kompeten yang
menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas
telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu
pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak
lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis
adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
• Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi
(1) pemeriksaan (examination) – termasuk di dalamnya
audit LK, (2) review, dan (3) prosedur yang disepakati
(agreed-upon procedures).
Standar Atestasi
(Standar Jasa Akuntansi dan Review)
• Sifat pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan
pendapat, hal ini sangat berbeda dengan tujuan audit
atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai
dengan standar auditing. Tujuan audit adalah untuk
memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu
pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan, sedangkan dalam pekerjaan non-atestasi
tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat
akuntan.
• Jasa akuntansi :
a. Kompilasi LK (penyajian informasi manajemen dlm btk
LK)
b. Review atas laporan keuangan
c. Laporan keuangan komparatif
Kasus Audit
Perusahaan Raden Motor
Siapa Pihak Yang Terlibat?

• Effendi Syam (pegawai BRI)


• Zein Muhamad (pimpinan Raden Motor)
• Biasa Sitepu (akuntan publik)
Bagaimana Kronologi Kasus?

• Awal mulanya UD Raden Motor mengajukan


permohonan pinjaman ke BRI Jambi dengan
mengagunkan 36 item surat berharga yang nilai
likuiditasnya mencapai Rp100 miliar sebagai jaminan,
melakukan pinjaman sebesar Rp52 miliar dalam
beberapa tahun. Pengajuan pinjaman yang diajukan UD
Raden Motor tersebut ditujukan untuk pengembangan
usaha di bidang otomotif seperti showroom jual beli
mobil bekas dan perbengkelan mobil atau otomotif.
• Namun, Penggunaan kredit tersebut oleh UD Raden
Motor tidak sesuai dengan peruntukan, sebagaimana
pengajuan pinjamannya kepada BRI. Dari itu di nilai ada
penyimpangan, dan hingga jatuh tempo pada 14 April
2008. Dana pinjaman kredit sekitar Rp 52 miliar itu tidak
bisa dikembalikan oleh pihak UD Raden Motor.
Bagaimana Kronologi Kasus?

• Berkaitan dengan hal itu, UD Raden Motor masih diberi


jangka waktu selama satu tahun, untuk menjual asetnya,
guna melunasi hutang dengan BRI. Tetapi tidak dilakukan
oleh Raden Motor. Akhirnya Kejaksaan sempat mencium
adanya pelanggaran tindak pidana korupsi dalam kasus
pemberian kredit itu, dan adanya indikasi pengalihan
aset-aset milik UD kepada orang lain, sehingga agunan
atau jaminan yang ada di bank sudah dianggap tidak sah
lagi.
Bagaimana Kronologi Kasus?

Pelanggaran yang dilakukan terkait audit:


• Auditor memperoleh kontrak untuk mengawasi kantor
klien, menandatangani bukti kas keluar untuk
pembayaran dan menyusun laporan operasional berkala,
sedangkan pada saat yang bersamaan dia juga
melakukan penugasan audit atas laporan keuangan klien
tersebut
• Terdapat kesalahan/kelalaian dalam pembuatan laporan
keuangan perusahaan Raden Motor yang digunakan
untuk mengajukan pinjaman ke BRI
Penyebab Terjadinya Pelanggaran dan
Apa yang Harus Dibenahi?
Syarat yang harus dipenuhi auditor sebelum melaksanakan
jasa pembukuan / audit perusahaan klien:
• Akuntan publik harus tidak memegang peranan sebagai
pegawai atau manajemen yang menjalankan operasi
perusahaan
• Pemeriksaan LK yang dilakukan harus sesuai dengan
standar auditing yang berlaku umum
• Akuntan publik yang bersangkutan harus membicarakan
masalah-masalah akuntansi dengan klien untuk
memastikan bahwa kliennya sudah memiliki tingkat
pemahaman yang dibutuhkan
Kasus KAP Purwantono
(Mitra EY)
Siapa Pihak Yang Terlibat?

• KAP Purwantono, Suherman & Surja dan 2 mitranya


(Roy Iman Wirahardja dan James Randall Leali)
Bagaimana Kronologi Kasus?

• KAP Purwantono, Suherman & Surja telah merilis hasil


audit sebuah perusahaan telekomunikasi Indonesia
pada 2011, yang menampilkan opini berdasarkan bukti-
bukti yang tidak memadai namun opini yang diberikan
adalah wajar tanpa pengecualian
• Sebuah perusahaan mitra EY yang mengkaji kembali
hasil audit tersebut menemukan kejanggalan bahwa
hasil audit perusahan telekomunikasi itu tidak
menyajikan dukungan yang memadai, mengenai
pencatatan sewa 4.000 ruang di menara telpon selular
Dampak/Sanksi yang Diberikan atas
Pelanggaran yang Dilakukan?
• Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman
& Surja, afiliasi Ernst & Young (EY) di Indonesia,
didenda US$1 juta setelah regulator audit AS
menyematkan label penyimpangan pemeriksaan,
terhadap hasil audit pembukuan salah satu kliennya
Penyebab Terjadinya Pelanggaran dan
Apa yang Harus Dibenahi?

• Memperkuat proses pengawasan internal


• Memperketat proses audit dan kebijakan kantor
akuntan publik

Anda mungkin juga menyukai