Anda di halaman 1dari 47

Terapi Aktivitas

Kelompok
Eriyono Budi Wijoyo, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.J
Kerjakan Soal • Apa yang dimaksud dengan Terapi Aktifitas Kelompok?
• Berapa fase dan berapa lama terapi ini dilakukan?
berikut ini… • Apa saja peran perawat yang ada di dalam terapi ini?
Terapi
Aktifitas
Kelompok
• Terapi aktivitas kelompok (TAK)
adalah salah satu terapi modalitas
yang dilakukan oleh seorang
perawat pada sekelompok klien
dengan masalah keperawatan
yang sama (Keliat &
Pawirowiyono, 2014).
Komponen
Kelompok 1) Struktur kelompok
2) Besar Kelompok
dalam 3) Lamanya sesi
TAK 4) Komunikasi
(Prabowo, 2014; Stuart &
Laraia, 2006) 5) Peran Kelompok
6) Kekuatan Kelompok
7) Norma Kelompok
8) Kekohesifan
1. Struktur Kelompok

menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan, dan


hubungan otoritas dalam kelompok.
Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola
perilaku serta interaksi.
Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota,
arah komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil
secara bersama.
2. Besar kelompok

Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang


anggotanya berkisar antara 5 – 12 orang. Jumlah anggota kelompok kecil
menurut Stuart dan Laraia adalah 7 – 10 orang, menurut Lancester adalah
10 – 12 orang, dan menurut Rawlins, Williams, dan Beck adalah 5 – 10
orang.
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40
menit bagi kelompok yang baru (fungsi
3. Lamanya kelompok yang masih rendah) dan 60-120
menit bagi kelompok yang sudah kohesif
sesi (fungsi kelompok yang tinggi).
Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa
orientasi, kemudian tahap kerja, dan finishing
berupa terminasi. Banyaknya sesi bergantung
pada tujuan kelompok, dapat satu atau dua
kali per minggu; atau dapat direncanakan
sesuai dengan kebutuhan
• Salah satu tugas pemimpin yang terpenting
adalah mengobservasi dan menganalisis
pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin
menggunakan umpan balik untuk memberi
4. Komunikasi kesadaran kepada anggota kelompok
terhadap dinamika yang terjadi.
• Pemimpin kelompok dapat mengkaji
hambatan dalam kelompok, konflik
interpersonal, tingkat kompetisi, dan
seberapa jauh anggota kelompok mengerti
serta melaksanakan kegiatan yang
dilaksanakan.
• Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi
dalam kelompok. Ada tiga peran dan fungsi
kelompok yang ditampilkan anggota kelompok
dalam kerja kelompok, yaitu maintenance roles,
5. Peran task roles, dan individual roles.

kelompok • Maintenance roles, yaitu peran serta aktif dalam


mempertahankan proses kelompok dan fungsi
kelompok.
• Task roles berfokus pada penyelesaian tugas.
• Individual roles adalah peran yang ditampilkan
anggota kelompok secara khas (self-centered) dan
kemungkinan terjadinya distraksi pada kelompok
6. Kekuatan kelompok

• Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok dalam


memengaruhi jalannya kegiatan kelompok.
• Untuk menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi,
diperlukan kajian siapa yang paling banyak mendengar dan siapa yang
membuat keputusan dalam kelompok.
• Norma adalah standar perilaku yang ada dalam
kelompok.
• Pengharapan terhadap perilaku kelompok pada masa
7. Norma yang akan datang dibuat berdasarkan pengalaman
masa lalu dan saat ini.
kelompok • Pemahaman tentang norma kelompok berguna untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap komunikasi dan
interaksi dalam kelompok. Kesesuaian perilaku
anggota kelompok dengan norma kelompok, 10
penting dalam menerima anggota kelompok.
• Anggota kelompok yang tidak mengikuti norma
dianggap pemberontak dan ditolak oleh anggota
kelompok lain.
• Kekohesifan adalah kekuatan anggota
kelompok bekerja sama dalam mencapai
tujuan.

8. Kekohesifan • Hal ini mempengaruhi anggota kelompok


untuk tetap bertahan dalam kelompok.
• Apa yang membuat anggota kelompok
tertarik dan puas terhadap kelompok perlu
diidentifikasi agar keberlangsungan
(continuity) kehidupan kelompok dapat
dipertahankan.
TAK
Orientasi
Realita
DEFINISI
• Terapi aktivitas kelompok
orientasi realita adalah suatu
TAK upaya dimana klien
diorientasikan pada kenyataan
Orientasi yang ada di sekitar klien yaitu
diri sendiri, orang lain yang
Realita ada disekeliling klien atau
orang terdekat klien,
lingkungan / tempat, dan
waktu.
Tujuan :
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2. Klien mengenal waktu dengan tepat
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitar dengan
tepat
Indikasi 1. Demensia

TAK 2.
3.
4.
Halusinasi
Kebingungan
Tidak mengenali dirinya sendiri
Orientasi 5. Salah mengenal orang lain, tempat dan waktu

Realita
Jenis TAK 1.TAK Orientasi Realita Pengenalan
diri Sendiri dan Orang Lain
Orientasi 2.TAK Orientasi Realita Pengenalan
Tempat
Realita 3.TAK Orientasi Realita Pengenalan
Waktu
•Kegiatan TAK Orientasi Realita pada
diri sendiri dan Orang lain yaitu:
a. Bercermin : melihat penampilan diri

TAK Orientasi b.
c.
Melihat foto diri sendiri
Menulis tentang penampilan diri di papan

Realita:
tulis
d. Mengenal orang-orang di sekitarnya
dengan tepat
Pengenalan e. Menilai penampilan orang lain dengan
melihat foto orang lain atau keluarga
Diri Sendiri f. Menilai orang lain melalui penampilan
saat ini
dan Orang a.
• Persiapan Alat:
Bola tenis
Lain b. Name tag
c. Spidol
d. Tape recorder
e. Kaset
TAK •Kegiatan TAK Orientasi Realita

Orientasi
Tempat :
a. Jalan berkeliling : ruangan atau
lingkungan

Realita: b.

a.
Menggambar
•Persiapan Alat:
Bola tennis

Pengenalan b.
c.
Tape recorder
Kaset

Tempat
TAK a.
Kegiatan TAK Orientasi Realita Waktu :
Menonton acara TV yang ditayangkan
seperti “Dunia dalam berita pukul 21.00

Orientasi b.
WIB”
Melihat kalender, jam, jadwal, kegiatan
yang sudah disepakati klien diruangan.
Realita: a.
b.
• Persiapan Alat:
Bola tennis
Tape recorder
Pengenalan c.
d.
Kaset
Kalender

Waktu
e. Jam dinding
TAK: Sosialisasi
• Pada terapi ini klien dibantu untuk
melakukan sosialisasi dengan individu
TAK yang ada disekitar klien yang dilakukan
dengan bertahap dari interpersonal,

Sosialisasi kelompok dan massa.


• Indikasi pada klien isolasi sosial ,
menarik diri, harga diri rendah
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota
kelompok
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan
anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan
Tujuan TAK membicarakan topic percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan
Sosialisasi membicarakan masalah pribadi pada orang
lain
6. Klien mampu menyampaikan dan
pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS
yang dilakukan.
Metode Persiapan Alat
1. Dinamika kelompok 1. Tape recorder
2. Diskusi dan tanya jawab 2. Kaset
3. Bermain peran/simulasi
3. Bola
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Whiteboard
7. Spidol
8. Kartu kwartet
TAK: Stimulasi Persepsi
TAK
Stimulas • Terapi yang diberikan pada pasien dengan
tujuan melatih klien mempersepsikan
stimulus yang disediakan/dialami dengan

i
aktivitas yang telah direncanakan.

Persepsi
Tujuan keperawatan yang hendak
dicapai berdasarkan masalah
Tujuan TAK keperawatan yang ada, adalah klien
dapat:
Stimulasi 1. Klien dapat mempersepsikan stimulus
yang dipaparkan dengan tepat
Persepsi 2. Klien dapat menyelesaikan masalah
yang timbul dari stimulus
Karakteristik klien yang memerlukan terapi stimulus persepsi
adalah klien dengan Halusinasi dan depresi yang ditunjukkan
dengan:
1. Klien sering terlihat menyendiri di ruangan, tidak mampu
berinteraksi dengan klien lain ataupun dengan perawat
ruangan.
2. Klien enggan melakukan kegiatan
3. Klien tidak memperhatikan self care (mandi, makan,

Karakteristik mengganti pakaian).


4. Klien menyatakan menyalahkan diri sendiri, lingkungan dan
masa depan.
Klien 5. Klien menyatakan dirinya tidak berdaya dan tidak berguna.
6. Klien menyatakan ide untuk bunuh diri
7. Klien mampu berkomunikasi dengan perawat, ditunjukkan
dengan komunikasi yang koheren dan tidak ada flight of idea.
8. Klien tanpa disertai dengan gejala gangguan psikotik (delusi
dan halusinasi) yang belum terkontrol, tidak ada manik
depresi dan tidak mendapat terapi Electro Convulsion
Therapy (ECT).
1. Menonton Televisi
Aktivitas 2. Membaca Koran/majalah
Kegiatan 3. Melihat gambar
Metode Persiapan Alat
1. Diskusi dan tanya jawab 1. Televisi
2. Bermain peran/simulasi 2. Koran/majalah
3. Buku gambar
4. Spidol
5. Tape music
6. Bola
TAK
Stimulasi
Sensori
Terapi aktifitas gerak merupakan bagian
dari terapi modalitas yang bertujuan
memberikan stimulasi agar klien
mampu mengekspresikan perasaannya
TAK secara non verbal melalui gerakannya.

Stimulasi Klien diberikan stimulus sensori dan


klien diobservasi reaksi sensorinya
Sensori berupa ekspresi emosi/perasaan melalui
gerakan tubuh, ekspresi muka, dan
ucapan. Aktivitas yang dilakukan
melalui menyanyi, bermain music, atau
menari.
Tujuan TAK Stimulasi
Sensori

Klien mampu Klien mampu Klien mampu


berespon berespon mengekspresikan
terhadap suara terhadap suara perasaan melalui
yang didengar yang dilihat gambar
1.Duduk di pojok sendiri.
2.Tidur berlebihan
3.Menghindar dari orang lain.
4.Menarik dari realitas.
5.Produktifitas menurun.
Kriteria Pasien 6.Inisiatif dari ide-ide kurang.

TAK 7.Bicara dan gerakan lambat.


8.Hipoaktif.
9.Gairah seksual menurun.
10.Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
11.Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri:
mandi, sikat gigi dan berhias.
Metode Persiapan Alat
1. Diskusi 1.Tape recorder
2. Sharing persepsi 2.Kaset
3.Video/televisi/DVD
4.Speaker sound
Kegiatan Terapi Aktifitas Sensorik (Senam)
1. Ukurlah Tanda-Tanda Vital sebelum pelaksanaan Terapi Aktifitas Sensorik.
2. Pastikan bahwa klien mengikuti Terapi Aktifitas Sensorik sehat secara jasmani.
3. Jelaskan tujuan Terapi Aktifitas Sensorik.
4. Jelaskan langkah-langkah Terapi Aktifitas Gerak yang akan dilakukan.
5. Arahkan kelompok membentuk dua sap / jumlah peserta 6-9 orang dengan jarak antar klien 2 lengan.
6. Fasilitator menempatkan diri diantara klien.
7. Fasilitator merangkap sebagai pengatur musik.
8. Pemimpin memimpin gerakan selama proses terapi berlangsung, gerakan harus sederhana dan mudah diikuti klien.
9. Lakukan gerakan 3x8 hitungan untuk gerakan yang sama. Alokasi waktu:
 Peregangan : 5 menit.
 Pemanasan : 5 menit
 Gerakan inti : 15 menit
 Pendinginan : 5 menit
10.Pemimpin memberikan motivasi kelompok untuk aktif mengikuti gerakan, reinforcement positif pada kelompok.
11.Beri waktu untuk mengatur nafas disela-sela Terapi Aktifitas Sensorik.
12.Fasilitator aktif mangikuti gerakan dan aktif memotivasi selama kegiatan berlangsung.
13.Fasilitator aktif memberikan reinforcement positif kepada klien yang melakukan gerakan dengan baik.
14.Pemimpin menghentikan kegiatan setelah waktu yang disepakati selesai.
• 
• 
75% meningkat kemampuan verbal
75% meningkat kemampuan non-verbal
1. Menyebutkan nama lengkap/nama
1. Bergerak mengikuti instruktur
panggilan
2. Ekspresi wajah cerah dan tersenyum
2. Menyebutkan hobi
3. Berani kontak mata
3. Mengungkapkan perasaan
Evaluas
i
Kegiata
n TAK 75% dari jumlah klien dapat mengadakan
75% dari jumlah klien dapat melakukan hubungan dengan lingkungan (diluar
kegiatan kelompok. kelompok).
1. Mengikuti Gerakan dari awal sampai akhir 1.Klien mampu berinteraksi dengan perawat
2. Ikut berpartisipasi dalam express feeling: 2.Klien mampu berinteraksi dengan klien lain
menyanyi, membaca puisi dan memberi 3. Klien mau melakukan kegiatan ruangan:
aplaus kepada klien lain menyapu, membersihkan meja, mencuci
piring dan mengambil makanan ke dapur.
Leader: memimpin berjalannya kegiatan

Peran perawat Co-Leader: mendampingi proses


berjalannya kegiatan
dalam
kegiatan Fasilitator: Memfasilitasi proses kegaitan
dan berada diantara peserta

Observer: Mengobservasi kegiatan,


menilai masing-masing peserta,
memberikan reinforcement positif
Ada Pertanyaan?
• Kelas dibagi menjadi 4 kelompok dengan
peran perawat dan pasien
• Peran perawat Leader, co-leader, fasilitator,
Praktik TAK observer
• Peran pasien sesuai dengan pelaksanaan
TAK
• Bisa dibuat secara online

Anda mungkin juga menyukai