Anda di halaman 1dari 55

HOSPITALISASI PADA ANAK

KARTINI, M.Kep., Ns. Sp.Kep.Mat


PRE TEST

APA YANG MAKSUD


DENGAN HOSPITALISASI
PENDAHULUAN

 Pengalaman hospitalisasi  berkesan


 1/3 anak pernah di rawat sebelum dewasa
 Anak dirawat --> stress bagi anak dan keluarga,
Gunakan koping, tidak berhasil --> krisis
 Anak sakit di bawa IGD --> bukan khusus anak,
staf tdk dilatih hadapi anak --> stress>>>
 Tenaga kesehatan: perlu mendengarkan dan
mengidentifikasi persepsi perasaan anak dan
keluarga
PENGERTIAN :

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena


suatu alasan yang berencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi & perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah.
HOSPITALISASI

CEMAS TAKUT SEDIH PERASAAN TIDAK NYAMAN

PENGGUNAAN KOPING

KOPING KONSTRUKTIF KOPING DESTRUKSTIF

5
TIDAK KRISIS KRISIS
HASIL PENELITIAN

6
Hospitalisasi anak dapat menjadi suatu pengalaman
yang menimbulkan trauma baik pada anak maupun
orangtua sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang
akan berdampak pada kerja sama anak & orangtua
dalam perawatan anak selama di rumah sakit.

(Halstroom dan Elander, 1997, Brewis, E, 1995 dan Brenan,


A, 1994)
STRESSOR YANG UMUM TERJADI PADA
HOSPITALISASI

 Perpisahan
 Kehilangan kendali
 Perubahan gambaran diri
 Nyeri
 Rasa takut
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
REAKSI ORTU TERHADAP PENYAKIT
ANAKNYA

 Pengalaman dg penyakit/ hospitalisasi


 Prosedur medis --> pengobatan dan diagnosis
 Sistem pendukung yg ada --> efek thd fungsi
 Kekuatan pribadi
 Stres tambahan pada keluarga
 Keyakinan agama dan latar belakang budaya
 Pola komunikasi diantara keluarga
REAKSI SAUDARA KANDUNG,
TERGANTUNG PADA

 Takut terkena penyakit


 Usia yang lebih muda

 Hubungan yang dekat

 Lamanya tinggal di luar rumah

 Penjelasan yang sedikit ttg saudara yang sakit

 Perubahan pada ortu --> sering marah


REAKSI ANAK AKIBAT HOSPITALISASI
BERDASARKAN USIA
PERKEMBANGANNYA
INFANT :
TRUST VS MISTRUST

 Anak mengembangkan trust mll hub. yang dekat dengan


pengasuh utama, berespon dengan lingk. eksternal, mulai
mengeksplorasi lingkungan
PERMASALAHAN

Rasa takut:
 Dipindahkan dari rasa takut ortu
 Menangis, iritabilitas
 Menolak/menarik diri dr pengasuh
pada bayi yg lebih besar
Lanjutan permasalahan

Ansietas
 Perpisahan: Protes, putus harapan, menjauh
 Ansietas, sedih, marah ditunjukkan dengan menangis,
menjerit, mencari ortu, menolak org asing, aktifitas
fisik
Menarik diri, inaktif, tdk tertarik dg lingkungan
Mudah teralih perhatian pada bayi lebih muda
Membatasi fisik thd restrain & prosedur pd bayi lebih
tua
PERMASALAHAN…. (LANJUTAN)

Tidak Berdaya
 Lethargi dengan ketergantungan tinggi
 Distres emosi krn imobilisasi
 Menolak makan dan bermain
 Sering menangis dan mengeluh
 Tanpa ekspresi

Gangguan Citra Diri


 Distressemosi b.d cedera pada tubuh, khususnya kejadian
perdarahan pada bayi yang lebih tua
 Protes karena pengalaman nyeri berulang
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

 Berikan asuhan yang konsisten


 Menyanyi dan berbicara dg bayi
 Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus berinteraksi
selama prosedur
 Anjurkan interaksi dg ortu: rooming in, ortu bicara ke
anak dan ijin saat mau pergi
 Biarkan mainan yg membuat rasa aman anak
TODDLER

 Otonomi vs malu-malu dan ragu-


ragu
 inisiatif vs rasa bersalah

 Anak belajar ketrampilan baru


mobilisasi dan komunikasi utk
mengembangkan kedekatan dg
keluarga dan pengasuh, eksplorasi
lingkungan, mulai menyempurnakan
gerakan motrorik halus
PERMASALAHAN

Rasa Takut
 memandang penyakit dan hospitalisasi --. hukuman
 Takut thd lingkungan dan orang tdk dikenal
 Pemahaman yg tdk sempurna ttg penyakit
 Pemikiran sederhana
 Demonstrasikan: menangis, merengek, mengangkat
lengan, menghisap jempol, menyentuh bagian tubuh
yg sakit berulang-ulang
Ansietas
 Cemas ttg kejadian yg tdk dikenal
 --> protes (menangis dan marah), merengek

 --> putus harapan: komunikasi buruk, kehilangan

ketrampilan yg baru, tdk berminat


 --> menyendiri thd lingk. RS

Tidak Berdaya
 Merasa gagap krn hilangnya ketrampilan
 Mimpi buruk dan takut kegelapan, orang asing, orang
berseragam dan yg memberi pengobatan/ perawatan.
 Regresi --> toileting tergantung saat makan, menghisap jempol
 Protes dan ansietas krn restrain
LAJUTAN PERMASALAHAN

 Gangguan Citra Diri


 Sedih dengan perubahan citra diri (perdarahan)
 Takut thd prosedur invasif (nyeri)
 Mungkin berpikir: bgn tubuh akan keluar kalau selang
dicabut
MANAJEMEN ASUHAN
KEPERAWATAN

 Anjurkan ortu berada disamping anak saat prosedur


invasif yang menyakitkan
 Dekatkan mainan favorit anak
 Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa perawat.
Kenalkan perawat di samping ortu, ijinkan anak bertemu
perawat sebelum prosedur dilakukan.
 Bantu kunjungan saudara kandung.
LANJUTAN
 Biarkan beberapa regresi dan jelaskan ke orang
tua.
 Komunikasikan penerimaan regresi ke anak.
 Gunakan restrain minimal.
 Biarkan anak bebas bergerak selama dan setelah
prosedur jika memungkinkan.
 Fasilitas rooming in.
 Bantu anak menyembunyikan perubahan tubuh.
 Industri vs inferioritas
 Anak mempertahankan hubungan baru dengan teman
sebaya dan teman di luar keluarga
 Anak belajar mengkoordinasikan ketrampilan untuk
menyelesaikan “proyek”, aplikasi gerak motorik halus,
kembangkan kemampuan fisik
PERMASALAHAN

Rasa Takut:
 Pahami penyebab penyakit ---- tertular orang lain/tertelan
bakteri
 Ekspresi verbal dan non-verbal (senyum kecut, menangis,
merengek, marah, aktifitas >>).
Ansietas
 Paham alasan dipisahkan tetapi masih butuh keberadaan
orang tua.
 Lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman-teman.
LANJUTAN PERMASALAHAN

Tidak Berdaya
 Marah dan frustasi
 Lamanya imobilisasi dihubungkan dg menarik diri, bosan,
perasaan antipati
 Peduli thd kehilangan kontrol emosi, malu karena menangis
yg berlebihan selama pengobatan
 Tergantung dan imobilisasi
 Gangguan Citra Diri
 Peduli thd perubahan tubuh, tdk berani melihat insisi/alat-alat
 Dapat mengatasi nyeri ringan dengan alih perhatian
 Takut thd pembedahan pd daerah genetalia
 Peduli pada pengobatan/ kondisi yg membatasi aktifitas/
bermain
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

 Batasi aturan dan dorongan pada perilaku


 Anjurkan ortu merencanakan kunjungan dg anak
 Rencanakan kontak dg guru dan teman
 Rencanakan aktifitas bermain --> bergerak
 Ijinkan anak memilih dlm batasan yg dapat
diterima
 Berikan cara-cara anak dpt membantu
pengobatan dan puji atas kerjasama anak
ANAK SEKOLAH (LANJUT)
 Industri vs inferior
 Anak mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah, belajar mengendalikan emosi, mengembangkan
ketrampilan gerak motorik dan sosial lebih baik, belajar
bekerjasama dg anggota kelompok
PERMASALAHAN
 Rasa Takut
 Paham bahwa penyakit beragam
 Menunjukkan sedikit rasa takut tapi bisa ketakutan kalau
pengalaman lalu menyakitkan
 Ansietas
 Pada ortu penting tetapi tidak harus
 Peduli thd perpisahan dr guru dan teman
 Cemas thd kehilangan PR sekolah dan perubahan peran
dalam kelompok
 Tidak Berdaya
 Berusaha Mandiri
 Mencoba “berani” selama prosedur
 Kasar pada ortu saat berusaha mandiri membuat stres
 Peduli terhadap cara mengekspresikan perasaan dan malu
terhadap perilaku berlebihan
 Merasa tidak pasti tentang masa depan karena penyakit dan
hospitalisasi
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
 Monitor perilaku untuk menentukan kebutuhan
emosi terutama pada anak yang menarik diri dan
tidak berespon
 Jelaskan prosedur rinci (jika anak meminta)
 Anjurkan kunjungan teman sebaya
 Diskusikan respon thd pertanyaan ttg penyakit
dan perubahan tubuh
 Berikan waktu diskusi
 Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi,
 Ikuti kenginan anak ttg keberadaan ortu
REMAJA

 Identitas vs bingung peran


 Anak mengembangkan cara baru berinteraksi dengan
keluarga dan teman sebaya, belajar peran sesuai gender
dan bekerja mempertahankan peran sosial baru,
mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah,
belajar fungsi mandiri
PERMASALAHAN

Rasa Takut:
 Dpt berfikir hipotesis (sakit krn disfungsi fisiologis dan
emosional)
 Banyak bertanya dan mengekspresikan rasa takut scr verbal
ttg konsekuensi penyakit
Ansietas
 perpisahandgn sekolah dan teman lebih bermakna dp ortu
 Menarik diri krn perub. Penampilan
Tidak Berdaya
 Peduli thd kehilangan fungsi mandiri
 Sulit mengijinkan bantuan scr fisik dan emosi saat marah,
frustasi, menarik diri

Gangguan Citra Diri


 Peduli dg ancaman perubahan thd perkembangan identitas
seksual dan peran sesuai gender
 Amat peduli thd perubahan citra diri, kuatir ttg tanggapan
orang lain, dikasihani
 Sulit bekerja sama jika pengobatan berhubungan dengan
perubahan citra diri
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
 Fasilitasi perencanaan aktifitas (peer)
 Jelaskan ke ortu ttg kebutuhan mandiri
 Monitor perilaku bahwa anak ingin bicara
 Berikan permainan dan aktifitas lain yg membantu
diskusi
 Berikan penyuluhan rinci ttg prosedur, pengobatan,
terapi yg menyangkut genital
 Berikan privasi setiap prosedur
MASUK RS
 Rencana: Konseling program oleh perawat
 Tahu prosedur medis, fasilitas untuk pasien, petugas
perawatan
 Persiapan
 Atur kamar berdasarkan tingkat usia, dx penyakit,
penyakit menular, perkiraan lamanya dirawat
 Siapkan teman sekamar (balita s/d remaja)

 Siapkan kamar untuk anak dan ortu (formulir dan alat yg


dibutuhkan tersedia)
SAAT MASUK
 Kenalkan tim pada anak dan keluarga
 Orientasi ruangan/ fasilitas
 Kenalkan anak dan keluarga dg teman sekamar
 Berikan gelang identitas
 Jelaskan peraturan RS dan jadualnya
 Ukur VS, TB dan BB
 Lakukan pemeriksaan lab
 Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan fisik
SAAT MASUK KE UGD
 Perpanjang prosedur persiapan masuk tidak tepat dan
tidak mungkin pada situasi darurat
 Jika bukan mengancam kehidupan, ajak anak bekerja
sama
FOKUS PADA KOMPONEN KONSELING
DIRAWAT:
 perkenalan, gunakan nama anak bukan sayang, tentukan
tingkat tukem, inf status kes anak, inf keluhan utama
anak dan ortu
SAAT MASUK KE ICU
 Siapkan anak dan ortu untuk ICU elektif (post
op jantung)
 Siapkan anak dan ortu untuk masuk yg tak
terduga
 Siapkan ortu s.d penampilan anak dan
perilakunya, saat pertama mengunjungi anak di
ICU
 Temani ortu disisi tempat tidur anak--> support
 Siapkan saudara kandung untuk kunjungan dan
monitor reaksi mereka
STRESSOR DI ICU/NICU
 Untuk anak dan keluarga
 Stresor fisik
 nyeri dan rasa tidak nyaman
 imobilisasi

 kurang tidur

 Tidak mampu makan minum

 Perubahan kebiasaan eliminasi


 Stresor Lingkungan
 Lingk. asing
 Bunyi yang asing
 Orang asing
 Bau asing dan tidak enak
 Cahaya yg terus menerus
 aktivitas ke pasien lain
 kesiagaan petugas
 Stresor Psikologis
 kurangnya privacy
 Tidak mampu berkomunikasi
 Tidak cukup tahu dan paham tentang situasi
 Penyakit yg berat
 Perilaku ortu
 Stresor Sosial
 Hub. yg terputus
 peduli thd sekolah atau pek
 Gangguan/ kurang bermain
PRINSIP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA HOSPITALISASI ANAK :
1. Mencegah atau memperkecil perpisahan
2. Memperkecil kehilangan kendali / kontrol

46
3. Memperkecil cidera
4. Pengkajian & manajemen nyeri
5. Bermain untuk mengurangi stress
6. Memperbesar keuntungan hospitalisasi
7. Dukungan anggota keluarga
KELUARGA / ORANGTUA
MEMBUTUHKAN :

47
 Support

 Informasi yg akurat, berulang-ulang, jelas


sesuai permintaan.
 Berpartisipasi dalam perawatan
UPAYA MEMINIMALKAN STRESSOR
:

Upaya meminimalkan stressor dpt


dilakukan dgn cara :

48
1. mencegah atau mengurangi dampak

perpisahan.
2. mencegah perasaan kehilangan kontrol
3. mengurangi rasa takut thd perlukaan
tubuh & rasa nyeri
1. Mencegah atau mengurangi dampak
perpisahan.
- Melibatkan orangtua dlm perawatan anak

49
dgn cara tinggal bersama ( rooming in )
- Jika tdk mungkin rooming in beri kesempatan
ortu untuk melihat anak setiap saat.
- Modifikasi ruang perawatan ; spt lingk. rumah
- Mempertahankan kontak dgn kegiatan
sekolah ; teman sekolah & guru
2. Mencegah perasaan kehilangan kontrol
- Hindarkan pembatasan fisik jika anak
kooperatif.

50
- Buat jadual kegiatan utk prosedur terapi,
latihan, bermain & aktivitas dlm
menghadapi perubahan kebiasaan
- Fokuskan intervensi keperawatan pada
upaya untuk mengurangi ketergantungan
dgn cara memberi kesempatan anak utk
mengambil keputusan.
3. Mengurangi rasa takut thd perlukaan tubuh &
rasa nyeri :
- Mempersiapkan psikologis anak & ortu utk
tindakan / prosedur yg menimbulkan rasa

51
nyeri.
- Lakukan permainan lebih dahulu.
- Pertimbangkan utk menghadirkan ortu
saat tindakan
-Tunjukan sikap empati
- Untuk tindakan khusus, lakukan persiapan
khusus.
MEMAKSIMALKAN MANFAAT
HOSPITALISASI :
 Membantu perkembangan ortu & anak dlm
menjalankan tumbuh-kembang anak.

52
 Media belajar untuk ortu

 Meningkatkan kemampuan kontrol diri gn


memberi kesempatan mengambil keputusan
 Fasilitasi anak utk tetap menjaga hubungan
sosialnya baik sesama pasien & teman
sekolah.
MEMPERSIAPKAN ANAK UTK MENDAPAT
PERAWATAN DI RUMAH SAKIT

1. Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan


perkembangan anak.

53
2. Lakukan orientasi ke rumah sakit sebelum dirawat.
- kenalkan pada perawat
- orientasikan anak & klg pada ruang rawat
& fasilitas.
- kenalkan pada anak/pasien lain.
- berikan identitas pada anak
- jelaskan aturan rumah sakit
- laksanakan pengkajian perawatan.

54
- lakukan pemeriksaan fisik & pemeriksaan
lain sesuai dengan program

Anda mungkin juga menyukai