Anda di halaman 1dari 40

Hospitalisasi

KA-Akrum’20-Wiwik’s
Pendahuluan
• Pengalaman hospitalisasi  berkesan
• 1/3 anak pernah di rawat sebelum dewasa
• Kebanyakan di RSU  tidak punya bangsal
anak khusus
• Anak dirawat  stress bagi anak &
keluarga  koping tidak berhasil 
krisis
• Anak sakit  IGD (bukan khusus anak, staf
tdk cukup terlatih)  stress >>>
• Tenaga kesehatan: perlu mendengarkan &
mengidentifikasi persepsi perasaan anak &
keluarga
Stressor yang umum
pada hospitalisasi
• Perpisahan
• Kehilangan kendali
• Perubahan gambaran diri
• Nyeri
• Rasa takut
Faktor2 yang mempengaruhi
reaksi Ortu thd penyakit
anaknya
• Pengalaman dg penyakit/ hospitalisasi
• Prosedur medis  pengobatan & diagnosis
• Sistem pendukung yg ada  efek thd fungsi
• Kekuatan pribadi
• Stres tambahan pada keluarga
Caption
• Keyakinan agama & latar belakang budaya
• Pola komunikasi diantara keluarga
Click icon to add Click icon to add
picture picture

Reaksi Saudara
Kandung tergantung
pada
• Takut terkena penyakit
• Usia yang lebih muda
• Hubungan yang dekat
• Lamanya tinggal di luar rumah
• Penjelasan yang sedikit ttg saudara yang
sakit
• Perubahan pada ortu --> sering marah
Reaksi Anak akibat
Hospitalisasi berdasarkan
Usia Perkembangannya
INFANT: Trust vs Mistrust

• Anak mengembangkan trust melalui


hubungan yang dekat dengan pengasuh
utama
• Berespon dengan lingkungan eksternal
• Mulai mengeksplorasi lingkungan
Permasalahan
• Rasa takut: (dipindahkan dari rasa takut ortu,
menangis, iritabilitas, menolak/ menarik diri dari
pengasuh pada bayi yg lebih besar

• Ansietas : (perpisahan: Protes, putus harapan,


menjauh; ansietas, sedih, marah ditunjukkan
dengan menangis, menjerit, mencari ortu,
menolak orang asing, aktifitas fisik)
• Menarik diri, inaktif, tdk tertarik dgn lingkungan
• Mudah teralih perhatian pada bayi lebih muda
• Membatasi fisik thd restrain & prosedur pd bayi
lebih tua
• Tidak Berdaya
• Lethargi dengan ketergantungan tinggi
• Distres emosi krn imobilisasi
• Menolak makan dan bermain
• Sering menangis dan mengeluh
• Tanpa ekspresi

• Gangguan Citra Diri


• Distress emosi b.d cedera pada tubuh,
(khususnya kejadian perdarahan pada bayi
yang lebih tua)
• Protes karena pengalaman nyeri berulang
Manajemen Asuhan Keperawatan

• Berikan asuhan yang konsisten


• Menyanyi & berbicara dengan bayi
• Sentuh, pegang, gendong bayi & terus
berinteraksi selama prosedur
• Anjurkan interaksi dengan ortu: rooming in,
orang tua bicara ke anak & ijin saat mau pergi
• Biarkan mainan yang membuat rasa aman anak
BATITA & BALITA

• Otonomi vs malu2 & ragu2


• Inisiatif vs rasa bersalah
• Anak belajar ketrampilan baru mobilisasi
& komunikasi untuk mengembangkan
kedekatan dengan keluarga pengasuh,
eksplorasi lingkungan, mulai
menyempurnakan gerakan motrorik halus
Permasalahan
• Rasa Takut
• memandang penyakit & hospitalisasi sebagai
hukuman
• Takut thd lingkungan & orang tdk dikenal
• Pemahaman yg tdk sempurna ttg penyakit
• Pemikiran sederhana
• Demonstrasikan: menangis, merengek,
mengangkat lengan, menghisap jempol,
menyentuh bagian tubuh yg sakit berulang-
ulang
• Ansietas
• Cemas ttg kejadian yg tdk dikenal
• Protes (menangis & marah), merengek
• Putus harapan: komunikasi buruk, kehilangan
ketrampilan yg baru, tdk berminat
• Menyendiri thd lingkungan RS

• Tidak Berdaya
• Merasa gagap krn hilangnya ketrampilan
• Mimpi buruk & takut kegelapan, orang asing,
orang berseragam & yg memberi pengobatan/
perawatan
• Regresi  toileting tergantung saat makan,
menghisap jempol
• Protes & ansietas krn restrain
• Gangguan Citra Diri
• Sedih dengan perubahan citra diri (perdarahan)
• Takut thd prosedur invasif (nyeri)
• Mungkin berpikir: bagian tubuh akan keluar
kalau selang dicabut
Manajemen Asuhan Keperawatan

• Anjurkan ortu berada disamping anak saat


prosedur invasif yang menyakitkan
• Dekatkan mainan favorit anak
• Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa
perawat. Kenalkan perawat di samping ortu,
ijinkan anak bertemu perawat sebelum prosedur
dilakukan.
• Bantu kunjungan saudara kandung.
• Biarkan beberapa regresi & jelaskan ke orang tua.
• Komunikasikan penerimaan regresi ke anak.
• Gunakan restrain minimal.
• Biarkan anak bebas bergerak selama & setelah
prosedur jika memungkinkan.
• Fasilitas rooming in.
• Bantu anak menyembunyikan perubahan tubuh
(kamuflase).
ANAK SEKO
LAH (AWAL
)

• Industri vs inferioritas
• Anak mempertahankan hubungan baru dengan
teman sebaya & teman di luar keluarga
• Anak belajar mengkoordinasikan ketrampilan
untuk menyelesaikan “proyek”, aplikasi gerak
motorik halus, kembangkan kemampuan fisik
Permasalahan
• Rasa Takut:
• Pahami penyebab penyakit  tertular orang
lain/ tertelan bakteri
• Ekspresi verbal & non-verbal (senyum kecut,
menangis, merengek, marah, aktifitas >>)

• Ansietas
• Paham alasan dipisahkan tetapi masih butuh
keberadaan orang tua
• Lebih peduli terhadap rutinitas sekolah &
teman2
• Tidak Berdaya
• Marah & frustasi
• Lamanya imobilisasi dihubungkan dengan menarik
diri, bosan, perasaan antipati
• Peduli thd kehilangan kontrol emosi, malu karena
menangis yg berlebihan selama pengobatan
• Tergantung & imobilisasi
• Gangguan Citra Diri
• Peduli thd perubahan tubuh, tdk berani
melihat insisi/ alat2
• Dapat mengatasi nyeri ringan dengan alih
perhatian
• Takut thd pembedahan pada daerah genetalia
• Peduli pada pengobatan/ kondisi yg membatasi
aktifitas/ bermain
Manajemen Asuhan Keperawatan
• Batasi aturan & dorongan pada perilaku
• Anjurkan ortu merencanakan kunjungan dg anak
• Rencanakan kontak dengan guru & teman
• Rencanakan aktifitas bermain  bergerak
• Ijinkan anak memilih dalam batasan yg dapat
diterima
• Berikan cara2 anak dpt membantu pengobatan &
puji atas kerjasama anak
Anak Sekolah (Lanjut)

• Industri vs inferior
• Anak mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah, belajar
mengendalikan emosi, mengembangkan
ketrampilan gerak motorik dan sosial
lebih baik, belajar bekerjasama dg
anggota kelompok
Permasalahan
• Rasa Takut
• Paham bahwa penyakit beragam
• Menunjukkan sedikit rasa takut tapi bisa
ketakutan kalau pengalaman lalu menyakitkan

• Ansietas
• Pada ortu penting tetapi tidak harus
• Peduli thd perpisahan dr guru & teman
• Cemas thd kehilangan PR sekolah & perubahan
peran dalam kelompok
• Tidak Berdaya
• Berusaha Mandiri
• Mencoba “berani” selama prosedur
• Kasar pada ortu saat berusaha mandiri
membuat stres
• Peduli terhadap cara mengekspresikan
perasaan & malu terhadap perilaku berlebihan
• Merasa tidak pasti tentang masa depan karena
penyakit dan hospitalisasi
Manajemen Asuhan Keperawatan
• Monitor perilaku untuk menentukan kebutuhan emosi
terutama pada anak yang menarik diri & tidak
berespon
• Jelaskan prosedur rinci (jika anak meminta)
• Anjurkan kunjungan teman sebaya
• Diskusikan respon thd pertanyaan ttg penyakit &
perubahan tubuh
• Berikan waktu diskusi
• Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi,
• Ikuti kenginan anak tentang keberadaan ortu
RE
A MA
J
• Identitas vs bingung peran
• Anak mengembangkan cara baru
berinteraksi dengan keluarga &
teman sebaya, belajar peran
sesuai gender & bekerja
mempertahankan peran sosial
baru, mengembangkan
ketrampilan pemecahan masalah,
belajar fungsi mandiri
Permasalaha
n
• Rasa Takut:
• Dpt berfikir hipotesis (sakit krn disfungsi
fisiologis & emosional)
• Banyak bertanya & mengekspresikan rasa takut
scr verbal ttg konsekuensi penyakit

• Ansietas
• perpisahan dengan sekolah & teman lebih
bermakna daripada dengan orang tua
• Menarik diri krn perubahan penampilan
• Tidak Berdaya
• Peduli thd kehilangan fungsi mandiri
• Sulit mengijinkan bantuan scr fisik dan emosi
saat marah, frustasi, menarik diri

• Gangguan Citra Diri


• Peduli dg ancaman perubahan thd
perkembangan identitas seksual & peran sesuai
gender
• Amat peduli thd perubahan citra diri, kuatir ttg
tanggapan orang lain, dikasihani
• Sulit bekerja sama jika pengobatan
berhubungan dengan perubahan citra diri
Manajemen Asuhan
Keperawatan
• Fasilitasi perencanaan aktifitas (peer)
• Jelaskan ke ortu ttg kebutuhan mandiri
• Monitor
Caption perilaku bahwa anak ingin bicara
• Berikan permainan & aktifitas lain yg membantu
diskusi
• Berikan penyuluhan rinci ttg prosedur,
pengobatan, terapi yg menyangkut genital
• Berikan privasi setiap prosedur
Masuk RS

• Rencana: Konseling program oleh perawat


• Tahu prosedur medis, fasilitas untuk
pasien, petugas perawatan

Caption
Persiapan
• Atur kamar berdasarkan tingkat usia,
diagnosis penyakit, penyakit menular,
perkiraan lamanya dirawat
• Siapkan teman sekamar (balita s/d remaja)
• Siapkan kamar untuk anak & ortu (formulir
& alat yg dibutuhkan tersedia)
Saat Masuk
• Kenalkan tim pada anak & keluarga
• Orientasi ruangan/ fasilitas
• Kenalkan anak & keluarga dg teman sekamar
• Berikan gelang identitas
• Jelaskan peraturan RS & jadualnya
• Ukur VS, TB & BB
• Lakukan pemeriksaan lab
• Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan fisik
Saat Masuk ke UGD

• Perpanjang prosedur
persiapan masuk tidak tepat
dan tidak mungkin pada
situasi darurat
• Jika bukan mengancam
kehidupan, ajak anak bekerja
sama
Fokus pada komponen konseling dirawat:

Perkenalan, gunakan nama anak


bukan sayang, tentukan tingkat
tum-bang, status kesehatan anak,
keluhan utama anak & orang tua
Saat Masuk ke ICU
• Siapkan anak & ortu untuk ICU elektif (post op
jantung)
• Siapkan anak & ortu untuk masuk yg tak terduga
• Siapkan ortu s.d penampilan anak & perilakunya,
saat pertama mengunjungi anak di ICU
• Temani ortu disisi tempat tidur anak  support
• Siapkan saudara kandung untuk kunjungan &
monitor reaksi mereka
Stressor di ICU/NICU
• Untuk anak & keluarga
• Stresor fisik
• nyeri dan rasa tidak nyaman
• imobilisasi
• kurang tidur
• Tidak mampu makan minum
• Perubahan kebiasaan eliminasi
• Stresor Lingkungan
• Lingkungan asing
• Bunyi yang asing
• Orang asing
• Bau asing & tidak enak
• Cahaya yg terus menerus
• aktivitas ke pasien lain
• kesiagaan petugas
• Stresor Psikologis
• kurangnya privacy
• Tidak mampu berkomunikasi
• Tidak cukup tahu & paham tentang situasi
• Penyakit yg berat
• Perilaku ortu
• Stresor Sosial
• Hubungan yg terputus
• peduli thd sekolah atau pekerjaan
• Gangguan/ kurang bermain
Selamat
belajar……..

Anda mungkin juga menyukai