Anda di halaman 1dari 14

Company

LOGO

Permasalahan Tata Ruang Pada


Implementasi Proses AMDAL

Asisten Deputi Urs. Pengkajian Dampak Lingkungan Hidup


KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
Rakernas AMDAL, Manado, 16 Juli 2009

www.company.com
Company
LOGO IDENTIFIKASI MASALAH

1. Terjadi ketidak sinkronan dalam penerapan


peraturan perundang-undangan
2. Tidak seluruh informasi tentang kegiatan yang

akan dilakukan disampaikan dalam penyusunan


tata ruang, contohnya: kawasan pertambangan
3. Inkonsistensi peta-peta yang digunakan dalam
penyusunan Tata Ruang
Company
LOGO a. Peraturan Tata Ruang
UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang:
Pasal 5 ayat 2 : ”Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan
terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya”,

 Yang termasuk kawasan budi daya adalah kawasan peruntukan hutan


produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan
pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan
pertambangan, kawasan peruntukan pemukiman, kawasan peruntukan
industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan tempat beribadah,
kawasan pendidikan, dan kawasan pertahanan keamanan.

 Tetapi dalam pengaturan tata ruang, kawasan pertambangan belum


ditetapkan. Jadi yang ada dalam kawasan budidaya adalah
peruntukan kawasan lain termasuk misalnya
hutan produksi.
Company
LOGO b. Peraturan Kehutanan
UU Nomor 41 Thn 1999 tentang Kehutanan
pasal 38 ayat [3] ”Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pertambangan dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri
dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta
kelestarian lingkungan”
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 43 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan pasal 9 ayat [4] menyatakan bahwa
dalam izin pinjam pakai harus dilengkapi dengan dokumen AMDAL;

Pertanyaan:
 Mana yang lebih dahulu AMDAL atau izin pinjam

pakai?
 Jika merujuk proses yang ada saat ini, apakah

tidak terjadi pelanggaran tata ruang?


Company
LOGO c. Peraturan AMDAL
PP No 27 Thn 1999 tentang AMDAL
pasal 16 ayat [4] : instansi yang bertanggung jawab wajib menolak
KA AMDAL jika lokasi rencana kegiatan tidak sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah dan/atau tata ruang kawasan;

Dari 3 peraturan tersebut maka terjadi masalah:


 Komisi Penilai AMDAL tidak bisa menilai dokumen AMDAL
sebelum adanya alih fungsi kawasan menjadi kawasan non
kehutanan
 Izin pinjam pakai tidak bisa diproses jika tidak ada dokumen
AMDAL
Contoh Tumpang Tindih Penataan Ruang
Company
LOGO

Contoh 1 :
Komisi Penilai AMDAL Provinsi Kalimantan Barat menolak
melakukan penilaian terhadap Rencana Penambangan Gambut
oleh PT. Sebukit Power karena berada di kawasan lindung
Gambut.

Contoh 2 :
Semen Gresik di Pati berada di kawasan karst.

Pertanyaan:
Apakah suatu daerah harus ditentukan dahulu sebagai kawasan
lindung (misalnya kawasan karst atau kawasan gambut) atau
otomotatis menjadi kawasan lindung (misalnya: kawasan
ketebalan gambut > 3 meter atau
kawasan karst kelas 1, 2 dan 3)?
Contoh
Company
3:
Pengembangan
LOGO Lapangan MIGAS Tambun oleh PT. Pertamina EP

 Tahun 1988: Lapangan Tambun mulai dieksplorasi


 Tahun 2004 : Lapangan Tambun dikembangkan dan telah
memiliki dokumen AMDAL dengan SK Kelayakan Lingkungan
dari Menteri Negara LH No. 238 tanggal 19 Oktober 2004
 Acuan: PerDa Kab. Bekasi no. 4 thn 2003 ttg Rencana Tata
Ruang Wilayah Kab. Bekasi 2003 – 2013 yang menyebutkan
Kegiatan Lapangan Tambun termasuk lahan peruntukan
Pemukiman, Industri, Pergudangan dan Peti Kemas
 Lingkup kegiatan: Pemboran 10 sumur produksi di 7 cluster,
Produksi minyak 6.000 BOPD, Produksi gas 10 – 15 MMSCFD
Company
LOGO

 Tahun 2009 : Pertamina berencana pengembangan


Lapangan Tambun

 Pengembangan yang akan dilakukan adalah peningkatan produksi


minyak penambahan sumur dari 6.000 BPOD menjadi 23.000
BPOD dengan penambahan sebanyak 8 cluster sumur yang terletak
di Desa Bumibakti, Desa Samuderajaya dan Desa Segarajaya,
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat
 Sesuai pasal 26 PP No 27 Thn 1999 tentang AMDAL : Pertamina
wajib menyusun dokumen AMDAL BARU
 Lokasi rencana pengembangan ini berada di dalam batas wilayah
studi dokumen AMDAL yang telah disetujui pada tahun 2004
Company
LOGO

 Sesuai PerPres No. 54 Thn 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan


JABODETABEKPUNJUR, lokasi kegiatan tersebut :
 Kategori Zona B1 : perumahan hunian padat/ perkotaan/
perdagangan dan jasa serta industri ringan yang berorientasi pasar;
 Kategori Zona B2 : perumahan hunian sedang, perdagangan dan
jasa, industri padat tenaga kerja, dan diupayakan berfungsi sebagai
kawasan resapan air.

Pertanyaan:
•Apakah boleh ada kegiatan dan jenis kegiatan yang berbeda di luar
yang diarahkan pada zona B1 dan B2?
•Ketentuan dalam PerPres No 54 Tahun 2008 adalah berdasarkan
dominasi, maka perlu penjelasan apakah yang
dimaksud dengan dominasi.
Lokasi Kegiatan Pengembangan Lapangan
Company
LOGO
Tambun
Company
LOGO Ketidaksinkronan Peraturan
 Terdapat ketidaksinkronan dalam pembagian kawasan pada:
• UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(3 kawasan : Kawasan BUDIDAYA, kawasan LINDUNG,
kawasan KONSERVASI)
• UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(2 kawasan : Kawasan BUDIDAYA dan Kawasan LINDUNG)

 Terdapat perbedaan antara Peta pada Lampiran VII dengan Daftar


Kawasan Lindung Nasional dan pada Lampiran VIII di dalam PP
26 Tahun 2008 tentang RTRWN

Pertanyaan:
Apakah yang dimaksud adalah kawasan lindung
atau kawasan konservasi ?
PETA TATA RUANG
Company
LOGO

Peta Lampiran VII PP no. 26 Rencana Tata


tahun 2008 Tentang Ruang Pulau
RTRWN Kalimantan
Company
LOGO PERMASALAH

AN
KA ANDAL dapat diproses jika sesuai dengan Tata Ruang
- Bagaimana dengan wilayah yang belum memiliki tata ruang?
Contoh: wilayah laut
- Bagaimana dengan daerah pemekaran? Rencana Tata Ruang
mana yang harus dirujuk?

• Terjadi ketidaksinkronan antara peta-peta, contoh: antara peta


provinsi dengan peta pada kabupaten kota; peta kabupaten/kota
dengan peta kehutanan.

Bagaimana selanjutnya?
Company
LOGO

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai