Anda di halaman 1dari 11

Jenis dan hierarki

peraturan perundang-
undangan
Darmapoetra
Maulana
TAP MPRS No. XX/MPRS/1966

1. UUD RI 1945
2. TAP MPRS
3. UU/Perpu
4. PP
5. Keputusan Presiden
6. Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya, seperti:
► Peraturan Menteri
► instruksi Menteri
► dan lain-lainnya
TAP MPR Nomor IIl/MPR/2000

1. Undang-Undang Dasar 1945;


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
lndonesia;
3. Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang;
5. Peraturan Pemerintah;
6. Keputusan presiden;
7. Peraturan Daerah.
UU Nomor 10 Tahun 2004

1. Undang-undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang/peraturan pemerintah
pengganti Undang-undang;

3. Peraturan pemerintah;

4. Peraturan presiden;

5. Peraturan Daerah.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

1.Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik lndonesia;
3.Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang;
4.Peraturan Pemerintah;
5.Peraturan Presiden;
6.Peraturan Daerah Provinsi;
7.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
penjelasan pasal 22 UUD 1945

Kedudukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


(Perpu) setingkat Undang-Undang dan berfungsi sebagai Undang-
Undang darurat (emergency law).

Pada hakikatnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


(Perpu) sama dan sederajat dengan Undang-Undang, hanya syarat
pembentukannya yang berbeda.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) dibentuk
oleh Presiden untuk antisipasi keadaan yang "genting dan memaks
a” Jadi ada unsur paksaan keadaan terhadap yang harus segera
diantisipasi, tetapi masih dalam koridor hukum
penjelasan Pasal 8 ayat (1)

Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan
yang ditetapkan oleh :

a.Majelis Permusyawaratan Rakyat,

b.Dewan Perwakilan Rakyat,

c.Dewan Perwakilan Daerah,

d.Mahkamah Agung,

e.Mahkamah Konstitusi,

f. Badan Pemeriksa Keuangan,


LANJUTAN penjelasan Pasal 8 ayat (1)

g.Komisi Yudisial,
h.Bank Indonesia,
i. Menteri,
j. Badan,
k.Lembaga,
l. Komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang
atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang,
m.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
n.Gubernur,
o.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,
p.Bupati/Walikota,
q.Kepala Desa atau yang setingkat”.
penjelasan Pasal 8 ayat (2)

 “Jenis Peraturan Perundang-undangan selain


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan”.
Bagir Manan dikutip oleh Ni'matul Huda
 Dalam sistem ketatanegaraan di manapun, wewenang menteri membuat
peraturan (administratif) diakui dan mempunyai sifat peraturan perundang-
undangan.
 Menteri selain sebagai pejabat publik adalah pejabat administrasi negara,
serta melaksanakan hak dan kewajiban atau wewenang departemennya
berhak membuat aturan-aturan.
 Wewenang mengatur ini dapat bersumber dari atribusi, delegasi, mandat,
atau dasar kebebasan bertindak (freiesermessen, discretion, discretionary
power),
 Berdasarkan aneka ragam sumber wewenang mengatur tersebut, pengertian
mengatur tidak hanya terbatas pada peraturan perundang-undangan,tapi
juga termasuk Peraturan Kebijakan (beleidsregel) dan berbagai bentuk
keputusan yang bersifat umum lainnya.
 Kumpulan dari aneka ragam ini di Belanda dinamakan "besluiten van
algemene strekking."
Matur Tengkiu

Anda mungkin juga menyukai