Anda di halaman 1dari 43

Diskusi Topik

SKIZOFRENIA

Pembimbing : dr. Asmarahadi,Sp,KJ


disusun oleh : Dwita Permatasari
nim : 11-2013-192
SKIZOFRENIA

 Merupakan gangguan psikotik yang paling


sering ditemukan
 Gejala biasanya ditemukan pada usia remaja
akhir atau dewasa muda
 Etiologi belum diketahui secara pasti
ETIOLOGI

 Belum ditemukan etiologi yang pasti


 Ada beberapa teori yang banyak digunakan
untuk saat ini:
 Biologi
 Biokimia
 Genetika
 Faktor keluarga
ETIOLOGI
Biologi

 Tidak ada gangguan fungsional dan struktur


yang patonomonik
 Gangguan yang paling banyak dijumpai:
pelebaran ventrikel tiga dan lateral, atropi
bilateral lobus temporal medial, disorientasi
spasial sel piramid hipokampus, dan
penurunan volume korteks prefrontal
dorsolateral
ETIOLOGI
Biokimia

 Hipotesis yang paling banyak digunakan:


adanya gangguan transmitter sentral, yaitu
terjadinya peningkatan aktivitas dopamin
sentral
ETIOLOGI
Genetika

 Skizofrenia mempunyai komponen yang


diturunkan secara signifikan, kompleks dan
poligen
 Semakin dekat hubungan kekerabatan,
semakin tinggi resikonya
 Kembar monozigot mempunyai resiko 4-6
kali lebih sering menjadi sakit dibandingkan
kembar dizigot
ETIOLOGI
Faktor Keluarga

 Kekacauan dan dinamika keluarga


memegang peranan penting dalam
menimbulkan kekambuhan dan
mempertahankan remisi
 Pasien yang pulang ke rumah sering relaps
dibandingkan pasien yang tinggal di
residensial
GEJALA KLINIS

 Yang tampak pada:


 Penampilan dan perilaku umum
 Gangguan proses pikir
 Gangguan isi pikir
 Gangguan emosi
 Gangguan persepsi
GEJALA KLINIS
Penampilan dan Perilaku Umum

 Pasien cenderung menelantarkan


penampilannya
 Kerapihan dan higiene pribadi terabaikan
 Berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat
terlihat: gerakan tubuh yang aneh,
menyeringai, perilaku ritual, agresif, perilaku
seksual yang tidak pantas
GEJALA KLINIS
Gangguan Proses Pikir

 Asosiasi longgar
 Ide pasien sering tidak menyambung
 Pemasukan berlebihan
 Arus pikir pasien mengalami gangguan karena
pikirannya dimasuki informasi yang tidak relevan
 Neologisme
 Menciptakan kata-kata baru
 Terhambat
 Pembicaraan tiba-tiba berhenti
GEJALA KLINIS
Gangguan Proses Pikir

 Klang asosiasi / asosiasi bunyi


 Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan
bunyi
 Ekolalia
 Mengulang kata-kata yang baru diucapkan orang lain
 Konkritisasi
 Pasien dengan IQ normal atau lebih tinggi, memiliki
kemampuan berpikir abstrak yang sangat buruk
 Alogia
 Miskin pembicaraan dan miskin isi pembicaraan
GEJALA KLINIS
Gangguan Isi Pikir

 Waham
 Suatu kepercayaan palsu yang menetap yang tak
sesuai dengan fakta, dan tetap dipertahankan
meskipun telah diberi bukti-bukti yang jelas untuk
mengoreksinya
 Waham dapat ‘aneh’ dan ‘tidak aneh’
 Semakin akut Skizofrenia, semakin sering ditemui
waham disorganisasi atau waham tidak sistematis
GEJALA KLINIS
Gangguan Isi Pikir - Waham

 Waham Primer
 Timbul secara tidak logis, tanpa penyebab dari
luar
 Hampir patognomonik untuk Skizofrenia
 Contoh: pasien mengatakan istrinya sedang
berbuat seorang sebab ia melihat seekor cicak
berjalan dan berhenti dua kali
GEJALA KLINIS
Gangguan Isi Pikir - Waham

 Waham Sekunder
 Terdengar logis: dapat diikuti dan merupakan cara
bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala
Skizofrenia lain
 Waham dinamakan menurut isinya
GEJALA KLINIS
Gangguan Isi Pikir - Waham

 Macam-macam waham yang dapat


ditemukan pada Skizofrenia:
 Waham kejaran
 Waham kebesaran
 Waham rujukan
 Waham penyiaran pikiran
 Waham penyisipan pikiran
GEJALA KLINIS
Gangguan Persepsi

 Halusinasi
 Yang paling sering ditemui: pendengaran,
penciuman, dan perabaan
 Ilusi
 Misinterpretasi panca indera terhadap objek
 Depersonalisasi
 Perasaan asing terhadap diri sendiri
GEJALA KLINIS
Gangguan Emosi

 Afek tumpul atau datar


 Ekspresi emosi pasien sangat sedikit atau bahkan
tidak ada
 Afek tak serasi
 Afek mungkin bersemangat atau kuat, tetapi tidak
sesuai dengan pikiran dan pembicaraan pasien
 Afek labil
 Dalam jangka pendek terjadi perubahan afek yang
jelas
KRITERIA DIAGNOSIS
Menurut PPDGJ-III

 Thought echo, thought insertion atau


thought withdrawal, dan thought
broadcasting
 Waham dikendalikan, waham dipengaruhi,
waham pasivitas, waham persepsi
 Halusinasi auditorik
 Waham-waham menetap jenis lainnya, yang
menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil
KRITERIA DIAGNOSIS
Menurut PPDGJ-III

 Halusinasi yang menetap dari panca indera apa


saja
 Arus pikiran yang terputus atau mengalami
sisipan yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme
 Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh
gelisah, posturing, fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme dan stupor
 Gejala-gejala negatif
KRITERIA DIAGNOSIS
Menurut PPDGJ-III

 Harus ada suatu perubahan yang konsisten


dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku pribadi,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan
diri secara sosial
KLASIFIKASI

 Tipe Paranoid
 Tipe Disorganisasi atau Hebefrenik
 Tipe Katatonik
 Tipe Tak Terinci
 Tipe Residual
 Skizofrenia Simpleks
 Depresi Pasca-Skizofrenia
TIPE PARANOID

 Tipe paling stabil dan sering


 Gejala terlihat sangat konsisten; pasien dapat
atau tidak bertindak sesuai dengan
wahamnya
 Pasien sering tak kooperatif dan sulit untuk
diajak kerjasama, mungkin agresif, marah
atau ketakutan
 Pasien jarang memperlihatkan perilaku
disorganisasi
TIPE PARANOID

 Waham dan halusinasi menonjol


 Afek dan pembicaraan hampir tidak
berpengaruh
 Tegang, mudah curiga, berjaga-jaga, berhati-
hati
TIPE PARANOID
Diagnosis

 Memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia


 Sebagai tambahan:
 Halusinasi auditorik, yang mengancam pasien atau
memberi perintah
 Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau
bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh
 Waham dapat berupa hampir setiap jenis; yang
paling khas adalah waham dikendalikan, waham
kejar, waham kebesaran, waham dipengaruhi
TIPE DISORGANISASI

 Regresi nyata ke perilaku primitif, tak


terinhibisi dan kacau; perilaku kacau
 Gangguan pikiran menonjol dan kontak
dengan realita buruk
 Afek tumpul, ketolol-tololan atau tak serasi
 Sering inkoheren
 Waham tak sistematis
 Menyeringai
TIPE DISORGANISASI
Diagnosis

 Mememuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia


 Umumnya diperlukan pengamatan kontinu
selama 2 atau 3 bulan
 Perilaku tidak bertanggung jawab dan tak dapat
diramalkan, serta mannerisme
 Afek dangkal dan tidak wajar, disertai cekikikan atau
perasaan puas diri, senyum sendiri, menyeringai
 Proses pikir mengalami disorganisasi dan
pembicaraan tidak menentu, serta inkoheren
TIPE KATATONIK

 Gangguan nyata fungsi motorik


 Pasien paling sedikit memiliki satu dari (atau
kombinasi) beberapa bentuk katatonia:
 Stupor katatonik atau mutisme
 Negativisme katatonik
 Rigiditas katatonik
 Postur katatonik
 Kegembiraan katatonik
TIPE KATATONIK
Diagnosis

 Memenuhi kriteria umum Skizofrenia


 Satu atau lebih dari perilaku berikut:
 Stupor
 Gaduh-gelisah
 Menampilkan posisi tubuh tertentu
 Negativisme
 Rigiditas
 Fleksibilitas cerea
 Gejala-gejala lain: command automatism,
pengulangan kata-kata
TIPE TAK TERINCI

 Pasien mempunyai halusinasi, waham dan


gejala psikosis aktif yang menonjol (mis:
kebingungan, inkoheren) atau memenuhi
kriteria skizofrenia, tetapi tidak dapat
digolongkan pada tipe paranoid, hebefrenik,
atau katatonik
 Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
residual atau depresi pasca-skizofrenia
TIPE RESIDUAL

 Pasien dalam keadaan remisi dari keadaan


akut, tetapi masih memperlihatkan gejala-
gejala residual
 Gejala: penarikan diri secara sosial, afek datar
atau tak serasi, perilaku eksentrik, asosiasi
longgar, pikiran tak logis
TIPE RESIDUAL
Diagnosis

 Gejala negatif (mutisme, negativisme, afek


tumpul)
 Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang
jelas di masa lampau
 Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu
tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang
nyata telah sangat berkurang dan telah timbul
sindrom ‘negatif’ dari skizofrenia
 Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan
otak organik lain, depresi kronis
SKIZOFRENIA SIMPLEKS

 Tergantung pada pemastian perkembangan yang


berlangsung perlahan
 Progresif dari gejala ‘negatif’ yang khas dari
Skizofrenia residual tanpa adanyanya riwayat
halusinasi, waham atau manifestasi lain tentang
adanya episode psikotik sebelumnya
 Disertai perubahan yang bermakna pada perilaku
perorangan (kehilangan minat yang mencolok,
kemalasan dan penarikan diri secara sosial)
DEPRESI PASCA-SKIZOFRENIA

 Suatu episode depresif yang mungkin sudah


berlangsung lama dan timbul sesudah suatu
serangan penyakit skizofrenia
 Beberapa gejala skizofrenia masih ada tetapi
tidak mendominasi gejala gambaran
klinisnya
 Gejala dapat berupa gejala positif atau
negatif
DEPRESI PASCA-SKIZOFRENIA
Diagnosis

 Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:


 Pasien telah menderita skizofrenia selama 12
bulan terakhir
 Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada,
tetapi tidak mendominasi gambaran klinis
 Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu,
memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode
depresif dan telah ada dalam kurun waktu paling
sedikit 2 minggu
DIAGNOSIS BANDING

 Skizofrenia harus dibedakan dengan semua


kondisi yang menimbulkan psikosis aktif:
 Skizoafektif
 Gangguan afektif berat
 Stadium awal Khorea Huntington
 Stadium awal penyakit Wilson
 Epilepsi lobus temporalis
 Tumor lobus temporalis
 Penyalahgunaan obat kronik
 Halusinasi alkoholik kronik
PENGOBATAN
Anti-Psikotik Generasi Pertama (APG-I)

 Antipsikotika konvensional atau tipikal


 Mengontrol gejala-gejala positif
 Hampir tidak bermanfaat untuk gejala
negatif
 Diklasifikasikan menjadi: potensi rendah,
potensi sedang, potensi tinggi
 Fenotiazine, Tioxantine, Butirofenon,
Dibenzoxazepine, Dihidronidol, Difenilbutil
Piperidine
PENGOBATAN
Anti-Psikotik Generasi Pertama (APG-I)

 APG-I menurunkan aktivitas dopamin


 APG-I dapat menghambat aktivitas dopamin
yang diinduksi oleh amfetamin
 Semua bentuk atau tipe skizofrenia dapat
mengalami perbaikan dengan APG-I
PENGOBATAN
Anti-Psikotik Generasi Pertama (APG-I)

 Efek samping akut:


 Parkinsonisme. Karena blokade dopamine di
bangsal ganglia. Gejala berupa rigiditas,
bradikinesia, tremor, muka topeng, berjalan
dengan menyeret kaki
 Distonia Akut. Spasme otot menetap atau
intermitten. Gejala berupa opistotonus, rigiditas
otot-otot belakang, spasme pada sebelah atau
kedua mata sehingga mata mendelik ke atas,
makroglosia, distonia laring
PENGOBATAN
Anti-Psikotik Generasi Pertama (APG-I)

 Akitisia. Gejala berupa ketidakmampuan pasien


untuk duduk diam, sering merubah-rubah posisi
ketika sedang duduk, jalan di tempat, kaki tidak
bisa diam, dan pasien merasa gelisah secara
subjektif
PENGOBATAN
Anti-Psikotik Generasi Kedua (APG-II)

 Bermanfaat untuk gejala positif dan negatif


 Standar emas baru, meskipun harganya
mahal
 Efek samping lebih ringan
 Clozapine, Risperidone, Olanzapine,
Quetiapine, Ziprasidone
PROGNOSIS

 Gambaran klinik yang dikaitkan dengan


prognosis baik:
 Awitan gejala-gejala psikotik aktif terjadi secara
mendadak
 Awitan terjadi setelah umur 30 tahun, terutama
pada perempuan
 Fungsi pekerjaan dan sosial sebelum sakit baik
 Kebingungan sangat jelas dan gambaran emosi
menonjol, selama episode akut (simptom positif)
PROGNOSIS

 Kemungkinan adanya suatu stresor yang


mempresipitasi psikosis akut dan tidak ada bukti
gangguan SSP
 Tidak ada riwayat keluarga yang menderita Skizofrenia
 Tipe disorganisasi secara umum memiliki
prognosis buruk
 Tipe paranoid memiliki prognosis baik
 Prognosis lebih buruk apabila pasien
menyalahgunakan zat atau hidup dalam keluarga
yang tidak harmonis
DAFTAR PUSTAKA
 Amir N. Skizofrenia. Dalam: Husin A, Adikusumo A,
Damping CE, Brilliantina DM, Lubis DB, et al. Buku ajar
psikiatri. Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2013
 Maramis WF, Maramis AA. Catatan ilmu kedokteran
jiwa. Edisi ke-2. Surabaya: Airlangga University Press,
2009
 Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock’s synopsis of
psychiatry: behavorial sciences/clinical psychiatry.
Edisi ke-10. New York: Lippincott William & Wilkins,
2007.

Anda mungkin juga menyukai