Anda di halaman 1dari 8

Hipersensitivitas

KELOMPOK 2
Tipe Hipersensitivitas…

Tipe Manifestasi Mekanisme Reaksi

I Reaksi Hipersensitivitas Ig E Reaksi segera setelah terpapar antigen


Cepat dalam hitungan detik
II Antibodi terhadap sel Ig M/Ig G Antigen mengaktivasi komplemen
sehingga terjadi aktivasi leukosit yang
memicu lisis sel
III Kompleks Antibodi - Ig M/Ig G Inflamasi yang dimediasi oleh komplek
Antigen imun dan kerusakan jaringan
IV Reaksi Hipersensitivitas Sel T Reaksi lambat, yang timbul 24 jam setelah
lambat terpapar antigen
PENGARUH SEL EOSINOFIL DALAM LPR
(LARYNGOPHARYNGEAL REFLUX)

Laryngopharyngeal reflux adalah keadaan dimana


asam lambung bergerak naik ke arah
kerongkongan (esofagus), faring dan laring.
 Akumulasi sel eosinofil pada jaringan

- sebagai akibat dilepaskannya ECF-A


 Potensi Toksisitas sel Eosinofil

- Butir-butir sekresi
1. jenis pertama : mmengandung enzim fosfatase
asam dan arisulfatase
2. jenis kedua : disebut butir-butir primer,
berbentuk bulat dengan isi homogen
Lanjutan…
3. jenis ketiga : disebut butir-butir
spesifik
- MBP ( Major Basic Protein )
- ECP (Eosinophil Cationic Protein )
- EDN ( Eosinophil Derived
Neurotoxin/protein )
- EPO (Eosinophil Peroxidase)
- TGPa (Transforming Grows Factor)
- Gugus Radikal
Reaksi Hipersensitivitas Tipe II
1. Bersifat Sitotoksik
2. Allergen Terdapat pada Permukaan sel
3. Melibatkan antibodi Ig M dan Ig G
4. Sel-sel sasaran : sel jaringan dan sel darah
5. Kerusakan jaringan melalui 2 mekanisme sitotoksik
- Aktivasi sistem komplemen oleh reaksi antibodi
antigen, sehingga sel-sel mengalami sitolisis
- Keterlibatan Fagosit
* opsonisasi (opsonin : Antibodi tau C3b)
* Sitolisis oleh mediator dari fagosit
Lanjutan …
6. Manifestasi Klinik
- Muncul lambat setelah terpapar alergen
- Tergantung sel-sel jenis khusus yang rusak

 Penyakit hipersensitiitas tipe II


- Anemia hemolitika
- nefritis nefrotoksik
- netropeni
- Glomerulonephritis
Hipersentivitas Tipe III
1. Patogenesis
- Dimulai dengan adanya terbentuknya senyawa
kompleks imun antara antibodi dan alergen
- Terjadi kompleks antibodi-antigen dalam
jaringan sehingga memicu aktivasi komplemen
- Kerusakan jaringan
*tergantung jaringan yang mendapat
endapan Ag-Ab
* mekanisme kerusakan melalui : aktivasi
komplemen dan akumulasi raksi radang
Hipersesnitivitas Tipe IV
1. Alergen
- virus, bakteri, jamur dan bahan kimia
2. Patogenesis
- melibatkan respon imun seluler
- limfosit T
- kerusakan jaringan
* Gejala muncul lambat (48 jam) setelah paparan
* Gejala tergantung pada jaringan yang rusak
3. Contoh
- Dermatitis kontak
- Tuberkulin

Anda mungkin juga menyukai