Anda di halaman 1dari 12

TOLERANSI IMUNOGENIK SPESIFIK

Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Cut Nyak Siti Ulfa Jamila
2. Depi Sakinah
3. Enita Rahman
4. Ellie Satriani
5. Fitri Suryani
6. Nailul Muna
7. Nonik Widya Firma
8. Siti Zannira
9. Sri Sudewi
10. Sulistiani Kembari
11. Yennisa Rahmah
12. Yulia Devita Sari
13. Winda Wulandari
Faktor dosis terhadap induksi toleransi

Paparan terhadap antigen sendiri dengan dosis tinggi akan


memicu sel limfosit muda (immature) mengalami beberapa
kemungkinan selama toleransi sentral, yakni sel tersebut akan
apoptosis (disebut juga clonal deletion)
Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang
terprogram yang penting dalam berbagai proses biologi.
Contohnya pada diferensiasi jari manusia selama
perkembangan embrio membutuhkan sel-sel diantara jari-jari
untuk apopsitosis sehingga jari-jari dapat terpisah.
Beberapa sel B muda yang tidak mati akan mengalami
perubahan pada reseptor mereka sehingga tidak mengenali
antigen sendiri (proses ini disebut juga reseptor editing)
PERAN LIMFOSIT T DAN B DALAM TOLERANSI
 Beberapa CD4+ akan berdeferensial menjadi sel T
regulator (biasanya disebut sel T supresor) yang
kemudian bermigrasi ke organ perifer dan mencegah
respon terhadap antigen sendiri.
 Toleransi periferal terjadi saat limfosit dewasa yang
mampu mengenal antigen sendiri akan kehilangan
kemampuannya dalam memberikan respon (disebut
energy), turunnya viability sel, dan terinduksi
memicu apopsitosis
 Sel B dapat menjadi toleransi terhadap suatu antigen
terhadap 4 peristiwa, yaitu clonal abortion, clonal
exnaustion, functional deletion, dan AFC blockade.
 Sel T dan sel B memiliki karakteristik toleransi yang berbeda
antar satu dengan yang lainnya. Perbedaanya meliputi waktu
induksi, dosis antigen, keberadaan antigen, spesifitas antigen,
dan durasi antigen.

Waktu induksi yang dimiliki oleh sel T berbeda dengan sel B


dan tergantung jenis antigennya :

Pada antigen dependent sel T, Sedangkan pada antigen


sel T dapat terinduksi dengan independent terhadap sel T,
cepat sedangkan sel B antigen tersebut lenih cepat
terinduksi dalam dalam menginduksi toleransi pada sel B
waktu yang lebih lama
Percobaan weigle dan chiller dalam
toleransi

 Mencit dibuat toletan dengan penyuntikan gamma globulin


manusia (Human Gamma Globulin) yang mengalami deagregasi
(dHGG)
 Mencit toleran tidak mampu membuat antibodi anti-HGG,
jika ditantang dengan aHGG
 Mencit toleran dipakai sebagai sumber limfosit T dan
limfosit B yang toleran
 Disiapkan mencit “sistem adoptive transfer”
 Mencit diradiasi dengan 600 R
 Berfungsi sebagai tabung reaksi hidup
 Disiapkan 4 kelompok mencit adoptive transfer
 Kelompok I : disuntik Limfosit T (Tol) + B (Tol)
 Kelompok II : disuntik Limfosit T (Nor) + B (Tol)
 Kelompok III : disuntik Limfosit T (Tol) + B (Nor)
 Kelompok IV : disuntik Limfosit T (Nor) + B (Nor)
 Ditantang dengan aHGG (di agregasi)
 Mencit-mencit dibunuh untuk diperiksa antibodi anti HGG
Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem


kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari
serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.
Namun, pada seseorang yang menderita penyakit
autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh
yang sehat sebagai organisme asing
Toleransi Imunologik Pada
Klinik
Toleransi imunologi didefinisikan sebagai ketiadaan merespon
terhadap antigen yang diinduksi oleh paparan sebelumnya
terhadap antigen tersebut.
Antigen yang menginduksi toleransi disebut tolerogen, atau
antigen toleranogenik, untuk membedakan mereka
dari imunogen, yang menghasilkan kekebalan.
Toleransi terhadap antigen diri, juga disebut toleransi diri,
merupakan sifat dasar dari sistem imun normal, dan kegagalan
toleransi diri menghasilkan reaksi imun terhadap antigen diri
(autolog). Reaksi semacam ini disebut autoimunitas, dan
penyakit yang ditimbulkannya disebut penyakit autoimun.
Mengapa toleransi imunologik perlu
dipelajari?

 Antigen diri biasanya menginduksi toleransi, dan kegagalan


toleransi-diri adalah penyebab yang mendasari timbulnya
penyakit autoimun
 Dengan mempelajari bagaimana cara menginduksi toleransi
pada limfosit yang spesifik untuk antigen tertentu, kita mungkin
dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mencegah atau
mengontrol reaksi imun yang tidak diinginkan
 Sengaja menghilangkan toleransi terhadap antigen asing
dengan menggunakan obat-obatan imunisupresif (tidak bersifat
spesifik) misalnya diperlukan pada transpalantasi jantung
Cara pengobatan nya :

 Kebanyakan dari penyakit autoimun belum dapat


disembuhkan, namun gejala yang timbul dapat ditekan
dan dijaga agar tidak timbul flare. Pengobatan untuk
menangani penyakit autoimun tergantung pada jenis
penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan
tingkat keparahannya. Untuk mengatasi nyeri, penderita
bisa mengkonsumsi aspirin atau ibuprofen.
Pasien juga bisa menjalani terapi pengganti hormon jika
menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi
hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk penderita diabetes tipe
1, dibutuhkan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula
darah, atau bagi penderita tiroiditis diberikan hormon tiroid.
Beberapa obat penekan sistem kekebalan tubuh,
seperti kortikosteroid digunakan untuk membantu
menghambat perkembangan penyakit dan memelihara fungsi
organ tubuh.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai