Anda di halaman 1dari 37

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

(PPOK) EKSASERBASI AKUT

Husna Islahuddin
1407101030318
Pembimbing:
dr. Herry Priyanto, Sp.P (K)
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Menurut WHO pada tahun 2020 diperkirakan prevalensi PPOK akan
meningkat dari peringkat ke-5 menjadi peringkat ke-3 penyakit
terbanyak di dunia.

Diperkirakan 65 juta penduduk dunia menderita PPOK


sedang sampai berat.

Indonesia merupakan peringkat ke-6 dari 12


negara Asia Pasifik , dengan angka prevalensi
penderita PPOK sedang-berat pada usia >30tahun
keatas dengan rerata 5,6%.

World Health Organisation (WHO). Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2010


Theresa R.P and Suzanne G and Bollmeier P.D. Chronic Obstructive Pulmonary Disease Among Adults — United States. MMWR. 2012 November 61(46):938-4
Currie G.P. ABC of COPD. UK: BMJ; 2011.
Tan W.C. COPD in Asia Where East Meets West. CHEST. 2008.
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. TSA
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ulee Kareng
Pekerjaan : Pensiunan
Suku : Aceh
Agama : Islam
Ruangan : Geulima 2
Tanggal Masuk : 16 Maret 2016
Tanggal Pemeriksaan : 17 Maret 2016
Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak napas
Keluhan Tambahan : Batuk berdahak
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak yang sudah dirasakan sejak 1
bulan ini dan memberat dalam 1 minggu ini, sesak semakin lama semakin
memberat terutama saat pasien beraktivitas. Pasien sudah sering
mengalami keluhan sesak sejak pasien berusia 20 tahun dan sudah sering
dirawat dirumah sakit. Keluhan sesak juga disertai dengan batuk berdaahak
yang sudah dialami pasien selama 1 minggu ini, dahak berwarna putih
kental. Riwayat batuk darah tidak ada, riwayat konsumsi OAT sebelumnya
tidak ada. Adanya keluhan demam disangkal. pasien merupakan seorang
perokok aktif sejak usia muda yaitu sejak pasien duduk di bangku SMA dan
baru berhenti sejak 7 tahun yang lalu, dikarenakan seringnya mengalami
keluhan sesak.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien sudah mengalami keluhan sesak sejak usia pasien 20 tahun
dan sudah sering dirawat di rumah sakit karena penyakitnya. Pasien
rutin kontrol ke poli paru. Adanya hipertensi dan DM disangkal.
 
Riwayat Pengobatan:
Pasien rutin kontrol ke poli paru dn mendapatkan pengobatan
Spiriva, ventoline dan simbicort.
 
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada pihak keluarga yang mengalami hal yang sama seperti
yang dialami oleh pasien.
• Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien sudah menikah, pasien merupakan seorang
perokok aktif dapat menghabiskan 1-2 bungkus/hari,
namun sudah berhenti sejak 7 tahun yang lalu. Pasien
juga dengan riwayat konsumsi pil, putau dan minuman
beralkohol. Pasien merupakan seorang pensiunan dari
perusahaan pertanian dan setiap harinya terpapar
dengan peptisida selama 28 tahun.
Pemeriksaan Fisik
• Kulit : Pucat (+), turgor cepat kembali, sianosis (-),
ikterik(-), edem(-)
• Kepala : simetris, normocephali, rambut putih, sukar
dicabut, edema (-), deformitas (-),
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-), sekret
(-/-), reflek cahaya (+/+)
• Telinga : dalam batas normal, serumen (-/-)
• Hidung : sekret (-). Napas Cuping Hidung (-)
• Mulut : Bibir kering (+), mukosa kering (-), sianosis (-),
lidah tremor (-). hiperemis (-), tonsil
hiperemis (-/-), T1-T1
• Leher : simetris, retraksi(-), jejas(-), tumor(-), deviasi
trakea(-), pembesaran KGB(-), distensi vena
jugularis(-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Tekanan Darah : 160/80 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Pernapasan : 36 x/menit
Suhu : 36,50C
Sikap Tubuh : setengah duduk
Pemeriksaan Fisik
• Thoraks
1. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Barrelchest (+), (statis-dinamis) kesan simetris.
Tipe pernafasan : Abdomino-thoracal
Retraksi : supraklavikular-interkostal (-)

2. Palpasi
Pemeriksaan Fisik Paru kanan Paru kiri
Inspeksi Baarrel chest Barrel chest
Palpasi Normal Normal
Perkusi Hipersonor Hipersonor
Auskultasi Bronkovesikuler, Bronkovesikuler,
whezing (+/+), rhonki (+/+) whezing (+/+), rhonki (+/+)
Pemeriksaan Fisik
• Jantung
Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula
sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS IV 2 jari lateral
linea parasternal dekstra, batas jantung kiri pada ICS V linea
midklavikula sinistra, batas atas jantung pada ICS III linea
miklavikula sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I > bunyi jantung II regular,
tidak terdapat bising dan murmur.
Pemeriksaan Fisik
•Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-), dinding perut tidak ada sikatrik dan
pelebaran vena, tidak tampak pergerakan pada dinding
perut.
Palpasi : Nyeri tekan (-) epigastrium, hipokondrium kanan dan
kiri, Hepar/Lien/Renal tidak teraba
Perkusi : Timpani seluruh lapangan abdomen, peranjakan batas
paru-hati relatif-absolut sebesar dua jari, undulasi (-),
shifting dullness (-).
Auskultasi : Peristaltik usus normal
• Ekstremitas
Ekstrimitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Edema - - - -
Jari tabuh - - - -
Pemeriksaan Penunjang
    Tanggal
Pemeriksaan Nilai rujukan 16 Maret 2016

Hematologi

Hemoglobin 12,0 – 15,0 gr/dl 14,3


Hematokrit 37 – 47 % 43
Eritrosit 4,2 – 5,4 .106/mm3 5,0
Leukosit 4,5 – 10,5 103/mm3 9,6
Trombosit 150 – 450 103/mm3 381
Hitung jenis    
E/B/NS/NB/L/M 0-6/0-2/50-70/20-40/2-8% 8*/1/0*/59/26/6

Elektrolit

Natrium 135 – 145 mmol/L 143


Kalium 3,5 – 4,5 mmol/L 4,6*
Klorida 90 – 110 mmol/L 105

Diabetes

Glukosa Darah Sewaktu <200 141

Ginjal-Hipertensi

Ureum 13 – 43 mg/dL 15
Kreatinin 0,51 – 0,95 mg/dL 0,90
Foto Thoraks

16 Maret 2016

Kesan :
Cor: Besar dan bentuk normal
Pulmo : Tidak tampak infiltrat
Sinus phrenicocostalis kanan dan
kiri tajam
Kesimpulan: Cor dan pulmo tidak
tampak kelainan
Diagnosa Banding

1. PPOK
2. Asma
3. SOPT
Dignosis

PPOK eksaserbasi akut


Tatalaksana
• Non Medikamentosa :
• Istirahat dan mengurangi aktivitas berlebih
• Tirah baring
• Terapi cairan RL 10 gtt/i
• O2 2-4 liter/menit via nasal kanul (intermitten)

• Medikamentosa:
• Ventoline nebule/6jam
• Pulmycort/12 jam
• Aminophilid drip dalam D 10% 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 1 g/ 12 jam
• Inj. Methyl prednisolone 62,5mg/12 jam
• Inj. Ranitidine 1 amp/12jam
Planning

• Spirometri
• Cek Sputum BTA
Prognosis

• Quo ad Vitam : Dubia ad malam


• Quo ad Functionam : Dubia ad malam
• Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru
kronik yang ditandai dengan adanya hambatan aliran
udara disaluran pernapasan yang bersifat progressif
non-reversibel atau reversibel parsial dan berhubungan
dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap
partikel atau gas racun berbahaya

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of Chronic Obstructive Lung Disease. USA;
2014.p.2.
Faktor Risiko
Usia

Jenis
Polusi Kelamin

PPOK
PPOK
Faktor
Merokok Genetik

Infeksi

Kon
Kon Onn
Onn Min,
Min, Barnes
Barnes Peter
Peter J.
J. Cronic
Cronic Obstructive
Obstructive Pulmonary
Pulmonary Disease
Disease (COPD).
(COPD). United
United States:
States: Oxford
Oxford University
University Press;
Press; 2008.
2008.
Currie
Currie G.P.
G.P. ABC
ABC ofof COPD.
COPD. UK:
UK: BMJ;
BMJ; 2011.p.1144-1146.
2011.p.1144-1146.
Kumar
Kumar PP and
and Clark,
Clark, M.
M. Clinical
Clinical Medicine:Elsevier
Medicine:Elsevier Health
Health Sciences
Sciences UK;
UK; 2012.p.661-678.
2012.p.661-678.
Hisyam
Hisyam D.
D. Pola
Pola Mikroba
Mikroba pada
pada Penyakit
Penyakit Paru
Paru Obstruksi
Obstruksi Kronik
Kronik (PPOK).Penelitian
(PPOK).Penelitian Universitas
Universitas Gadjah
Gadjah Mada.
Mada. 2001;33(1):9-12.
2001;33(1):9-12.
Anthoniseen
Anthoniseen N.R
N.R and
and Manfreda,
Manfreda, J. J. Epidemiologi
Epidemiologi of
of Cronic
Cronic Obstructive
Obstructive Pulmonary
Pulmonary Disease.
Disease. Eur
Eur Respir J.
Respir J. 2004;23(5):932-946.
2004;23(5):932-946.
Tan
Tan W.C.
W.C. COPD
COPD in in Asia
Asia Where
Where East
East Meets
Meets West.
West. CHEST.
CHEST. 2008;133(2):517-526.
2008;133(2):517-526.
Manifestasi dan klasifikasi

-Dyspnea
-Hipersekresi sputum
-Batuk kronik dan wheezing

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of Chronic Obstructive Lung Disease. USA;
2014.p.3-35.
Manifestasi dan klasifikasi

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of Chronic Obstructive Lung Disease. USA;
2014.p.3-35.
Penderita
PPOK
PPOK
PPOK STABIL EKSASERBASI
PPOK Eksaserbasi Akut
Eksaserbasi pada PPOK adalah kejadian akut dengan karateristik
perburukan dari gejala pernafasan pasien dibandingkan dengan
kondisi sebelumnya. Eksaserbasi dapat disebabkan oleh infeksi atau
faktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya
komplikasi.

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of Chronic Obstructive Lung Disease. USA;
2014.p.28-30.
Manifestasi

 Produksi Perubahan
dispnea sputum warna
sputum

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of Chronic Obstructive Lung Disease. USA;
2014.p.28-30.
Penatalaksanaan
Oksigen : pada eksaserbasi akut terapi oksigen merupakan hal yang pertama dan utama,
bertujuan untuk memperbaiki hipoksemia dan mencegah keadaan yang mengancam jiwa.
Diberikan hingga mencapai target saturasi O2 88-92%
Bronkodilator : bronkodilator yang lebih dipilih pada terapi eksaserbasi PPOK adalah short-
acting inhaled B2-agonists dengan atau tanpa short acting antikolinergik
Kortikosteroid
• Kortikosteroid oral/intravena direkomendasikan sebagai tambahan terapi pada
penanganan eksaserbasi PPOK.
• Dosis prednisolon oral sebesar 30-40 mg/hari selama 7-10 hari

Antibiotik
Antibiotik harus diberikan kepada:
a. Pasien eksaserbasi yang mempunyai tiga gejala kardinal, yaitu peningkatan volume
sputum, sputum menjadi semakin purulen, dan peningkatan sesak
b. Pasien eksaserbasi yang mempunyai dua gejala kardinal, jika peningkatan purulensi
merupakan salah satu dari dua gejala tersebut
c. Pasien eksaserbasi yang memerlukan ventilasi mekanik.
BAB IV
ANALISA KASUS
Kasus Pembahasan

Anamnesis:
 Prevalensi penderita PPOK lebih banyak pada pria
• Laki-laki berusia 66
dibandingkan wanita, umumnya gejala PPOK dapat muncul pada
tahun
usia > 60 tahun

 Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Brinkman yaitu perkalian


• Perokok aktif ,
jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap sehari dikali lama
merokok selama
merokok dalam tahun didapatkan skor 1080 dan termasuk
>40 tahun. Pasien
kategori derajat perokok berat.
menghabiskan 1-2
bungkus/hari dan
sudah berhenti
sejak 7 tahun
terakhir.
Kasus Pembahasan
Anamnesis:
 Berdasarkan gejala klinik PPOK eksaserbasi akut adalah sesak
Keluhan sesak napas
napas yang timbul progresif secara gradual dalam beberapa
dirasakan sejak + 1
tahun. Mula-mula sesak napas dirasakan ringan dan bertambah
bulan yang lalu dan
berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Penurunan
bertambah berat sejak
VEP1 merupakan gejala yang khas pada PPOK, obstruksi jalan
1 minggu sebelum
masuk rumah sakit napas perifer menyebabkan udara terperangkap dan
mengakibatkan hiperinflasi. Hiperinflasi mengurangi kapasitas
inspirasi seperti peningkatan kapasitas residual fungsional.
Kasus Pembahasan
Kasus Pembahasan
Pemeriksaan
Anamnesis: fisik :
Inspeksi:  Prevalensi
Barrel chest ataupenderita
dada sepertiPPOKtonglebih banyak
merupakan pada
gejala klinispria
yang
•• Barrel Chest(-)
Laki-laki berusia 61 umumnya ditemukan pada penderita PPOK,dapat
dimana diameter
dibandingkan wanita, umumnya gejala PPOK muncul pada
tahun antero-posterior sebanding dan terjadi akibat hiperinflasi paru.
usia > 60 tahun
Hiperinflasi merupakan terperangkapnya udara akibat saluran
pernapasan yang sempit atau menyempit.
 Faktor risiko terjadinya PPOK seperti paparan zat toksik yang
• Bekerja sebagai
berasal
Pada dari polusi
perkusi udara. Berbagai
menunjukkan ukuran danakibat
suara hipersonor jenis partikel, gas
air trapping
tukang becak sejak pada kedua lapangan paru. Air trapping merupakan
Perkusi:
• Hipersonor seluruh yang merupakan pajanan zat toksik akan memberikan efek yang
5 tahun terakhir terperangkapnya udara didalam alveoli.
lapang paru, berbeda terhadap tingkat keparahan dan beratnya PPOK
Pada auskultasi dijumpai suaraIndeks
vesikuler melemahyaitudan suara
 Berdasarkan hasil perhitungan Brinkman perkalian
• Perokok aktif sejak wheezing. Berdasarkan teori pada emfisema terdapat bleb
Auskultasi paru: jumlah rata-rata
(rongga subpleurabatang rokokudara)
yang terisi yang dan
dihisap
bullasehari
(ronggadikali lama
parenkim
• suara
usiabronkovesikuler,
18 tahun. yang terisidalam
udara).tahun
Namun, sewaktu 2.064
ekspirasi yang rokok
merupakan
suara wheezing merokok didapatkan batang yang
proses pasif, lumen bronkiolus tersebut kembali menyempit
dihisap selama
sehingga sumbatanhidup pasien
dapat dan termasuk
menghalangi keluarnyakategori
udara danderajat
akan
terdengar suara wheezing pada waktu inspirasi.
merokok berat.
Kasus Pembahasan
Pembahasan
Pemeriksaan
Anamnesis: Penunjang:
Pada
Prevalensi penderita PPOK lebih banyak pada pria
emfisema:
• Laki-laki berusia 61
dibandingkan
-hiperinflasi wanita, umumnya gejala PPOK dapat muncul pada
tahun
usia > 60 tahun
-hiperleusen
 Faktor risiko terjadinya PPOK seperti paparan zat toksik yang
• Bekerja sebagai -ruang retrosternal melebar
berasal dari polusi udara. Berbagai ukuran dan jenis partikel, gas
tukang becak sejak -diafragma mendatar
yang merupakan pajanan zat toksik akan memberikan efek yang
5 tahun terakhir -Jantung menggantung (pendulum /tear drop/eye drop
berbeda terhadap tingkat keparahan dan beratnya PPOK
appearance)
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Brinkman yaitu perkalian
• Perokok aktif sejak
Kesan : jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap sehari dikali lama
usia 18 tahun.
Cor : Besar dan bentuk Pada bronkitis
merokok dalam tahun didapatkan 2.064 batang rokok yang
normal
Pulmo : Tidak tampak -corakan
dihisap bronkovaskuler
selama hidup pasien dan termasuk kategori derajat
infiltrat
Sinus phrenicocostalis kanan merokok berat.
dan kiri tajam
Kesimpulan: Cor dan pulmo
tidak tampak kelainan
Kasus Pembahasan
Kasus Pembahasan
Tatalaksana:
OAnamnesis:
2 2-4 liter per menit
 Pemberian terapi oksigen berfungsi untuk mempertahankan
nasalLaki-laki  Prevalensi
kanul berusia 61 oksigenasi penderita
seluler dan PPOK lebih
mencegah banyak
kerusakan sel padajaringan
dan pria

dibandingkan
karena wanita,
hipoksemia umumnya
yang gejala
progresif danPPOK dapat munculdapat
berkepanjangan pada
tahun
usia > 60 tahunkerusakan sel dan jaringan.
menyebabkan
• Bekerja
Injeksi Ceftriaxonesebagai
1  Faktor risiko terjadinya
Ceftriaxone merupakan PPOK seperti paparan
golongan zat toksik yang
antibiotik sefalosporin.
gramtukang
per 12 becak berasal dariantibiotik
jam sejak Pemberian polusi udara.
pada Berbagai ukuran dan
PPOK eksaserbasi akutjenis partikel,
ditujukan gas
pada
yang merupakan
pasien pajanan zat jumlah
dengan peningkatan toksik akan memberikan
sputum, sputum efek yang
berubah
5 tahun terakhir
berbedapurulen,
menjadi terhadapserta
tingkat keparahansesak.
peningkatan dan beratnya PPOKdiberikan
Antibiotika
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Brinkman yaitu perkalian
• Perokok aktif sejak secara empirik dan rasional.
jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap sehari dikali lama
usia 18 tahun.
merokok dalam tahun didapatkan 2.064 batang rokok yang
dihisap selama hidup pasien dan termasuk kategori derajat
merokok berat.
Kasus Pembahasan
Anamnesis:
Tatalaksana: Inhalasi beta-2 agonis kerja cepat yaitu nebul combivent 1
 Nebul Ventolin 1 respul.
Prevalensi penderita
Bronkodilator PPOKsecara
diberikan lebihtunggal/kombinasi
banyak pada sesuai
pria
•respul / 6 jam
Laki-laki berusia 61
dibandingkan wanita, umumnya gejala PPOK dapat muncul pada
tahun dengan klasifikasi derajat beratnya penyakit serta diutamakan
usia
dalam> 60 tahunobat inhalasi.
bentuk
 Faktor risiko terjadinya PPOK seperti paparan zat toksik yang
• Bekerja sebagai
 Nebul Pulmicort 1 berasal dari polusi udara. Berbagai ukuran dan jenis partikel, gas
tukang becak sejak Nebul pulmicort 1 respul (Budesonide 0.5 mg) per 12 jam.
respul per 12 jam yang merupakanadalah
pajanan zat toksik akan memberikan efek yang
5 tahun terakhir Budesonide inhalasi kortikosteroid golongan
berbeda terhadap tingkat keparahan dan beratnya PPOK
mineralokortikoid yang mengurangi peradangan pada bronkus
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Brinkman yaitu perkalian
• Perokok aktif sejak dan saluran pernapasan kecil dengan efek samping yang lebih
jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap sehari dikali lama
usia 18 tahun. minimal dibanding kortikosteroid sistemik serta dapat
merokok
mengurangidalam tahun
resiko didapatkan
eksaserbasi 2.064
berat batang
pada kasusrokok yang
obstruksi
dihisap selama hidup pasien dan termasuk kategori derajat
saluran napas.
merokok berat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai