Anda di halaman 1dari 18

MEMPERTAHANK

AN
KESEIMBANGAN
CAIRAN
OLEH :
AIDA ADILA
1911313031
TUJUAN dan KARAKTERISTIK
Tujuan dari terapi cairan intravena pada bayi dan anak adalah untuk mengganti cairan, pemeliharaan cairan, rute pemberian
obat atau substansi terapeutik lain.

Karakteristik set pemberian cairan intravena pada anak


1) Tempat yang dipilih untuk infus intarvena bergantung pada aksesbilitas dan kenyamanan. Tempat yang dipilih adalah
yang tidak membatasi gerak anak. area penusukan seperti antecubiti harus dihindari. Pada bayi yang masih kecil, vena
superfisial di tangan, lengan atas, telapak atau pergelangan kaki merupakan vena yang paling mudah distabilkan. Hindari
insersi pada telapak kaki jika anak yang belajar berjalan atau sudah bisa berjalan. Vena superfisila kulit kepala tidak
memiliki katup, insersinya mudah dan dapat digunakan pada bayi sampai usia 9 bulan.
2) Kateter intravena yang digunakan adalah dengan ukuran yang kecil. Biasanya menggunakan ukuran 22-24 G, dengan
jarum kupu-kupu
3) Area injeksi adalah vena superfisial pada tangan, kaki atau lengan dan kulit kepala.
4) Pertahankan integritas area intravena dengan menggunakan spalk (papan kecil yang diberi bantalan), restrain bayi dan
anak kecil hanya jika diperlukan.
Alat infus elektronik bisa digunakan seperti Pompa dan Pengontrol
6) Kewaspadaan Kelebihan pemberian tekanan, Laju tetesan lebih cepat dari pada yang dapat diakomodasi oleh vena, Jarum
keluar dari lumen vena, Alat menginfuskan cairan dengan jumlah yang tidak tepat, Kaji laju tetesan dengan mengkaji jumlah
cairan yang masuk dan Hitung waktu laju tetesan bila terdapat pernedaan antara jumlah cairan yang
masuk dengan laju set pada mesin
PERALATA
N
Tindakan pemasangan infus adalah steril,
karena cairan dimasukans secara langsung ke
dalam pembuluh darah. Peralatan untuk terapi
intravena diantaranya adalah;
Jarum atau kanula; ukuran yang Perban balut (balutan
biasa digunakan adalah 22-24G. kasa dan kasa steril
01 Semakin besar ukuran ukuran 06
2x2), balutan
kanula, semakin kecil diameter
kanula. transfaran

Larutan / Cairan
02 Tourniquet 07 Infus
Berbagai selang infus/ infus
03 Spalk 08 set
Pelatan lain seperti swab
04 Sarung tangan 09 antiseptik/ kapas alkohol,
Pompa IV atau pengatur bethadin, sarung tangan, plester,
tiang infus, tabung jarum,
05 volume.
gunting perban
Prosedur
Pemasangan infus/
pemberian cairan
intravena (IVFD)
Prosedur Pemasangan infus/ pemberian cairan intravena
(IVFD)Kaji order pemberian cairan intravena, jumlah
1. Mengecek file (catatan medis dan catatan keperawatan)
cairan yang diberikan, kecepatan aliran, dan tujuan pemasangan infus. Ikuti pedoman 6 benar pemberian
obat. Kaji faktor klinis yang berhubungan dengan pemberian cairan intravena.
2. Siapkan peralatan
3. Memberi salam dan memperkenalkan diri serta memberitahu prosedur yang akan dilakukan kepada
orang tua, minta orang tua untuk membantu dan memberikan dukungan kepada anak selama prosedur,
Lakukan prinsip keselamatan pasien, Mengenalkan tujuan ; mempertahankan terapi cairan intra vena,
Menjaga privasi klien
4. Bantu anak pada posisi yang nyaman, pada anak yang lebih kecil bisa melibatkan
orang tua dengan pelukan terapeutik dan Bawa alat kedekat anak
Prosedur Pemasangan infus/ pemberian cairan intravena
5. Cuci tangan (IVFD)
6. Siapkan standar infus disebelah klien dibagian yang akan di infus, dengan tinggi 90 cm dari tempat
tidur.
7. Buka set infus periksa kelengkapan dan fungsi bagian-bagiannya, letakkan kontrol 1/3 atas slang dan
tutup klemnya.
8. Hubungkan infus set dengan botol cairan, gantung cairan pada tiang unfus, isi tabung kontrol ½ bagian ,
keluarkan udara dari slang dengan mengalirkan cairan sambil menaikan ujung atas slang dengan tidak
membuka jarum infus set kemudian tutup klem.
9. Periksa jika masih ada udara didalam slang, jika ada slang infus diregangkan dan selang di jentik dari
bawah ke atas.
10. Pilih vena yang akan dilakukan pemasangan infus di Vena superfisial pada tangan, kaki atau lengan
dan Vena kulit kepala
Prosedur Pemasangan infus/ pemberian cairan intravena
(IVFD)
11. Pasang perlak pengalas di bawah vena yang akan dipasang infus
12. Dekatkan bengkok dan kapas alkohol dekat klien
13. Pasang tourniquet 10-15 cm diatas daerah penusukan dan minta anak untuk mengepalkan tangan
14. Pasang handscone steril
15. Desinfektan area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
16. Tusukan IV cath pada vena dengan sudut 15-30° dengan lubang jarum menghadap keatas
17. Bila IV cath sudah masuk vena, darah akan terlihat pada pangkat IV cath, tarik jarum sambil mendorong
IV cath ke dalam vena semuanya.
18. Tekan bagian atas area penusukan, buka tourniquet, dan kepalan tangan klien. Cabut jarum IV cath,
sambungkan dengan infus set, alirkan cairan dengan membuka kontrol atau klem dengan perlahan.
19. Amati kelancaran cairan dan edema, jika ada edema maka lepas infus dan area penusukan
dipindahkan.dan Tutup area penusukan dengan kasa yang telah diberi bethadine
Prosedur Pemasangan infus/ pemberian cairan intravena
(IVFD)
20. Fiksasi IV cath dengan plester dengan cara menyilang, dan alasi bagian bawah Iv cath dengan kassa
steril yang dipotong setengah bagian, sambungan IV cath diplester dan ditutup dengan kassa, beri plester.
Untuk membatasi pergerakkan anak, fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan spalk.
21. Atur tetesan infus cairan sesuai dengan yang ditentukan.
22. Botol cairan ditulis jam pemberian dan jumlah tetesan
23. Plester diatas kasa ditulis tanggal pemasangan infus
24. Rapikan peralatan, Buka handscoon dan cuci tangan
25. Mengevaluasi reaksi klien, komunikasikan prosedur sudah dilaksanakan
26. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkan pasien (keluarga) kepada petugas, misal; aliran
tidak lancar, edema, jika melakukan aktivitas, rasa nyeri dan merah pada lokasi pemasangan.
27. Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan tindakan, jenis cairan, jumlah tetesan, waktu
dengan jelas dan tanda tangan perawat.
Mengatur Tetesan Infus
Setelah memulai infus IV, perlu dilakukan pengaturan terhadap kecepatan aliran infus.
Gunakan kertas, kalkulator atau alat tulis untuk menghitung kecepatan aliran infus.
Pada saat menghitung tetesan infus, perlu diperhatikan faktor tetesan set infus per
mililiter (tetes/ml).

Mikro drip; 60 tetes/ ml dan Makrodrip; abbot (15 tts/ml), travenol (10 tts/ml),
McGaw (15 tts/ml)

Cairan yang diberikan ; 1000 cc NaCl, waktu pemberian ; 8 jam, faktor tetesan; 15

tetes Maka jumlah tetesan infus yang diberikan adalah;

= 1000/480× 15 = 31-32 tetes/ menit


Perawatan infus dan Komplikasi pemasangan infus
perawatan infus komplikasi

Set pemberian slang intravena dapat 1. Infiltrasi terjadi saat cairan IV memasuki
dipertahankan steril dalam 72 jam. Untuk jaringan subkutan disekitar sisi vena pungsi.
mencegah masuknya bakteri kedalam pembuluh Infiltrasi dapatmenyebabkanpembengkakan,
darah, pertahankan sterilitas selama pengantian lengan menjadi pucat, dan kulit terasa
selang dan larutan. Balutan pada sisi IV dingin.
mengurangi masuknya bakteri pada sisi insersi. 2. Flebitis yaitu keadaan inflamasi pada
Dua jenis balutan yaitu; balutan transfaran dan
vena.
balutan kasa.
3. Kelebihan volume cairan, dengan gejala
Untuk mencegah gangguan pada sistem IV, klien nafas pendek, krekels pada paru, dan
membutuhkan bantuan orang lain takikardi.
untuk melakukan aktivitas, hygiene, mengukur 4. Perdarahan, sering terjadi pada pasien
rasa nyaman, menyiapkan makanan dan yang menerima heparin atau mengalami
ambulasi. gangguan perdarahan
Transfusi darah
Meningkatkan volume sirkulasi darah
setelah pembedahan, trauma atau
Prosedur mengganti darah atau transfusi perdarahan.
darah adalah pemberian seluruh darah
Meningkatkan jumlah sel darah merah dan
atau komponennya melalui IV seperti
mempertahankan nilai hemaglobin
plasma, packes red cell, atau platelet. pada klien anemia berat.
Tujuan transfusi darah adalah;

Memberikan komponen sel tertentu


sebagai terapi penggantian misalnya
faktor pembekuan, platelet dan albumin.
Kelompok dan jenis darah
Sistem pengelompokkn yang paling penting untuk tujuan transfusi darah adalah sistem A, B, O
dan AB. Kelompok darah dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya antigen sel darah A, dan B.
Individu dengan golongan darah A, akan memproduksi antibodi anti A pada plasmanya dan
individu dengan golongan darah B akan memproduksi antibodi anti B pada plasmanya. Individu
golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B yang disebut sebagai pendonor universal.
Individu dengan golongan darah AB merupakan resipien universal. Jika darah yang diterima
tidak sesuai, maka dapat terjadi reaksi transfusi karena reaksi antigen antibodi dan dapat terjadi
ringan hingga syok anafilaktik berat yang dapat mengancam kehidupan

Pertimbangan lain yang harus diperhatikan adalah faktor Rh yaitu substansi antigenik eritrosit
sebagian besar orang. Rhesus positif; memiliki substansi antigenik eritrosit dan rhesus negatif;
tidak memiliki substansi antigenik eritrosit.
Pengukuran Asupan dan Haluaran
Pengertian
Tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk
Tujuan kedalam (asupan) dan keluar (haluaran) dari tubuh.
Pengukuran asupan dan haluran merupakan Pengukuran dilakukan dari semua sumber
peran yang paling penting termasuk asupan dan haluran gastrointestinal dan
dilakukan perawat. Pengukuran asupan dan parenteral seperti urin, feses, muntah, keringat dan
haluaran bertujuan untuk pengisapan nasogastrik serta drainse luka.
menentukan status keseimbangan cairan dan Beberapa kondisi pasien yang harus mengkaji
tingkat dehidrasi klien. asupan dan haluaran cairan adalah setelah
pembedahan, mendapatkan terapi intarvena,
diuretik dan kartikosteroid, luka bakar, penyakit
akut dan kerusakan ginjal, gagal jantung,
dehidrasi, oligouria, berusia 2 tahun/kurang dan
gawat nafas.
Prosedur pelaksanaan

20%
Tentukan jumlah cairan
50% 30%
Tentukan jumlah cairan yang keluar Tentukan keseimbangan
yang masuk kedalam tubuh dari tubuh yang meliputi urin, cairan tubuh klien dengan
yang dapat melalui keringat, feses, muntah, perdarahan, menggunakan rumus
makanan, cairan dalam drainase, atau kehilangan cairan Keseimbangan cairan tubuh
makanan, cairan dalam yang tidak = asupan – haluaran.
oksidasi/metabolisme dan disadari (insensible water lose,
cairan intravena. IWL), misal melalui paru dan kulit.
Hal yang perlu diperhatikan
a. Kebutuhan cairan pada anak
biasanya dihitung berdasarkan perhitungan kalori, tetapi hal ini sering menyulitkan dan tidak
pasti. Dalam klinik, perhitungan kebutuhan air untuk anak biasanya didasarkan pada berat
badan. Kebutuhan total cairan per hari seorang anak dihitung dengan formula
berikut:
 100 ml/kgBB untuk 10 kg pertama,
 50 ml/kgBB untuk 10 kg berikutnya,
 25 ml/kgBB untuk setiap tambahan kg BB-nya.
Sebagai contoh, seorang bayi dengan berat 8 kg mendapatkan 8 x 100 ml = 800 ml setiap
harinya, dan bayi dengan berat 15 kg (10 x 100) + (5 x 50) = 1250 ml per hari.

b. Rata-rata asupan cairan per hari


 - Minuman ; 500 – 2500 ml
 - Cairan dari makanan ; 750 ml
- Cairan hasil oksidasi/ hasil metabolisme ; 200 ml
Hal yang perlu diperhatikan
c. Rata-rata haluaran cairan per hari
1. Urin ; 400 – 500 ml (0,5 – 1 cc/kgBB/jam). 
2. IWL
 - Paru ; 350-400 ml
 - Kulit ; 350-400 ml
 - Keringat ; 100 ml
 - Feses ; 100-200 ml

d. IWL
 - Dewasa ; 15 cc/kgBB/hari
 - Anak-anak (30-usia dalam tahun cc/kgBB/hari) 
- Jika ada kenaikan suhu; IWL + 200 x (suhu tubuh saat ini – 36,8 °C).
THAN
KS! CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai