Anda di halaman 1dari 18

Penyakit Pada Bayi Dan Anak Balita

(Leukemia, Hemophilia, DHF)


Dosen Pengampu : Siti Chunaeni, M.Kes

Anis Prasetya Mulyani :


Ita Kartika Sugesti Nunung Zubaidah
Sarah Windianti Supinah
1. Pengertian Leukemia
Leukimia adalah nama kelompok penyakit maligna
yang dikarakteristikkan oleh perubahan kualitatif
dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi.

2. Akut
Leukimia akut dihubungkan dengan awitan (onset) cepat,
jumlah leukosit tidak matang berlebihan, dengan cepat
menjadi anemia, trombositopenia berat, demam tinggi,
lesi infeksi pada mulut dan tenggorokan, perdarahan
dalam area vital, akumulasi leukosit dalam organ vital, dan
infeksi berat. (Tambayong, 2000; hal. 80)
3. Kronis
Leukosit kronis atau menahun merupakan 35 % - 50 %
dari semua kasus anemia. Penyakit ini paling banyak
mengenai orang dewasa dan lansia. Perjalanan penyakit
kronis lebih lambat dibandingkan dengan penyakit akut.
(Tambayong, 2000; hal. 80)

4. Leukemia lymphoblastic chronic


adalah penyakit yang ditandai dengan akumulasi progesif
fenotip limfosit B matur yang ganas. Penyakit ini lebih sering
ditemukan pada laki-laki daripada wanita dan jarang
ditemukan pada umur < 40 tahun. (Zahroh dan Istiroha,
2019; hal.40)
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Leukemiaengaruhi Terjadinya
Leukemia

a. Faktor genetik
Faktor genetik dapat terlihat pada kembar identik yang akan
beresiko tinggi bila kembaran yang lain mengalami leukimia
b. Penyakit yang didapat
Penyakit yang didapat dengan risiko terkena leukimia mencakup
mielofibrosis, polisitemi vera, dan anemia refraktori sideroblastik
c. Agens kimia dan fisik (lingkungan)
Agens kimia dan fisik merupakan risiko signifikan terhadap leukimia
yang mencakup radiasi dan perjalanan jangka lama terhadap benzen.
5. Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Risiko
Terkena Penyakit Leukemia

a. Paparan radiasi yang berlebihan (misalnya


tindakan radioterapi dan korban bom atom)
b. Paparan terhadap bahan kimia beracun
(misalnya benzena dan pengobatan kemoterapi
sebelumnya)
c. Penyakit genetik tertentu (misalnya sindrom
Down)
(Hermawan, 2017; hal. 4)
6. Manifestasi Klinis / Gejala Leukemia

Manifestasi klinis yang paling fatal adalah infeksi yang ditandai


dengan :

a. Demam, menggigil.
b. Radang, dan lemah.
c. Sering timbul perdarahan (pada kulit, gingiva, atau visera) karena
trombositopenia.
d. Nafsu makan berkurang.
e. Berat badan menurun.
f. Keletihan, dan pucat (karena anemia).
g. Karena meninges terkena maka timbul sakit kepala, gangguan penglihatan,
mual, dan muntah.
h. Terdapat hepato-splenomegali, nyeri tekan pada abdomen, anoreksia.
i. Limfadenopati dan mungkin teraba massa neoplastik.

(Tambayong, 2000; hal.81)


B. Hemophilia
1. Pengertian Hemophilia

Pengertian hemofilia menurut dokter adalah penyakit


koagulasi darah kongenital karena kekurangan faktor
pembekuan VIII atau faktor IX. Penyakit ini genetik atau
diturunkan dari orang tua dan bisa menyerang siapa pun, baik
laki-laki maupun perempuan. Meski begitu, penderita
hemofilia terbanyak adalah laki-laki.
2. Jenis Hemofilia
a. Hemofilia A atau klasik jika kekurangan faktor VIII.
b. Hemofilia B jika kekurangan faktor IX.
3. Tingkat keparahan hemofilia ditentukan berdasarkan kadar
faktor pembekuan darah dalam hemofilia ataupun hemofilia B

a. Hemofilia ringan
Jika faktor pembekuan 5-40%. Bila terjadi perdarahan, pembekuan
berlangsung lebih lama. Jarang muncul perdarahan sendi atau otot
secara spontan.
b. Hemofilia sedang
Jika faktor pembekuan 1-5%. Pembekuan darah berlangsung lebih
lama. Perdarahan timbul karena trauma berat. Perdarahan sendi
atau memar dapat mudah terjadi tanpa trauma berat.
c. Hemofilia berat
Jika faktor pembekuan kurang dari 1%. Perdarahan sendi atau otot
bisa terjadi tiba-tiba tanpa penyebab.
4. Penyebab dan Pengobatan Hemofilia
Berpatokan pada pengertian hemophilia sebagai gangguan
genetik, artinya penyakit ini merupakan warisan dan tdak
menular. Penyebabnya adalah mutasi atau perubahan pada salah
satu gen yang memberikan perintah untuk membuat protein
factor pembekuan darah. Mutasi ini bias membuat protein tak
bias berfungsi dengan baik atau bahkan lenyap.

Gen hemophilia berada di kromosom X. Laki-


laki memiliki satu kromosom X dan satu Y (XY),
sedangkan perempuan punya dua kromosom X
(XX). Laki-laki mewarisi kromosom X dari
ibunya dan Y dari ayahnya. Sedangkan
perempuan mendapa tkromosom X dari tiap
orang tua.
pengobatan hemophilia dilakukan
dengan pemberian obat-obatan dan
penggantian factor pembekuan darah
yang hilang secara berkala. Dengan
begitu, pembekuan darah bias
berlangsung secara normal. Pengganti
factor itu disuntikkan secara langsung
lewat vena, tidak bias melalui mulut atau
oral.
C. Dengue Hemoragic Fever (DHF)
1. Pengertian DHF

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit


infeksi virus akut yang disebabkan virus dengue
yang ditandai demam 2-7 hari disertai dengan
manifestasi perdarahan, penurunan trombosit
(trombositopenia), adanyahemokonsentrasi yang
ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit,
asites, efusi pleura, hypoalbuminemia), dapat
disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala,
nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang
bola mata.
2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyebarluasan DBD antara lain adalah :
a. Perilaku masyarakat.
b. Perubahan iklim global.
c. Pertumbuhan ekonomi.
d. Ketersediaan air bersih

3. Diagnosis dan Klasifikasi


Berdasarkan petunjuk klinis dibuat kriteria diagnose
klinis yang terdiri atas kriteria diagnosis klinis :
a. Demam Dengue
b. Demam tinggi mendadak (biasanya > 39oC)
ditambah 2 atau lebih gejala / tanda penyerta :
1) Nyeri kepala
2) Nyeri belakang bola mata
3) Nyeri otot dan tulang
4) Ruam kulit
5) Manifestasi perdarahan
6) Leukopenia (Lekosit < 5000/mm3)
7) Trombositopenia (trombosit <150.000/mm3)
8) Peningkatan hematokrit 5-10%
4. Karakteristik gejala dan tanda utama DBD sebagai berikut :
a. Demam
1) Demam tinggi yang mendadak, terus-
menerus, berlangsung 2-7 hari.
2) Akhir fase demam setelah hari ke-3 saat
demam mulai menurun, hati-hati karena
karena pada fase tersebut dapat terjadi
syok. Demam hari ke-3 sampai ke-6
adalah fase kritis terjadinya syok
b. Tanda-tanda perdarahan Hepatomegaly
(hematomegali)
c. Demam Berdarah Dengue dengan syok
( Sindrom Syok Dengue )
d. Memenuhi kriteria demam berdarah dengue
e. Ditemukan adanya tanda dan gejala syok
hipovolemik baik yang terkonfirmasi
maupun yang dekompensasi
5. Expanded Dengue Syndrom (unsual manifestasion)
Memenuhi kriteria Demam Dengue atau Demam Berdarah Dengue baik yang
disertai syok maupun tidak. Dengan manifestasi klinis komplikasi infeksi
virus dengue atau manifestasi klinis yang tidak biasa seperti tanda dan
gejala :
a. Kelebihan cairan
b. Gangguan elektrolit
c. Ensefalopati
d. Ensefalitis
e. Perdarahan hebat
f. Gagal ginjal akut
g. Haeomolitys uremic syndrome
h. Gangguan jantung : gangguan konduksi, miokarditis,
pericarditis
i. Infeksi ganda
6. Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu :
a. Derajat I
Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia,
himokonsentrasi.
b. Derajat II
DerajatI disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
c. Derajat III
Ditemukannya kegagalan sirkulasi,ditandai oleh nadi cepat dan
lemah, tekanan darah turun (20mmHg) atau hipotensi disertai
dengan kulit dingin dan gelisah.
d. Derajat IV
Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
terukur.
7. Tata Laksana DBD
Pada dasarnya pengobatan infeksi dengue bersifat
simtomatis dan suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan
plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan
sebagai akibat perdarahan.
a. Tatalaksana pasien DBD
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup,
susu untuk mengganti cairan yang hilag akibat kebocoran plasma.
2) Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen
karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
3) Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang
4) Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
b. Kebutuhan cairan parenteral :
1) Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam.
2) Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam.
3) Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
4) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam.
5) Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan
jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil
HIDUP BUKANLAH HANYA
SEKEDAR AKTIFITAS
DUNIAWI SAJA TAPI SEJAUH
MANA KEMANFAATAN AKAN
HADIRNYA KITA UNTUK
ORANG LAIN

“GRACIAS”

Anda mungkin juga menyukai