Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

“G2P1A0, 27 TAHUN, HAMIL 37 MINGGU


DENGAN GEMELLI DAN PRE EKLAMSIA”

Pembimbing :
Dr. Adi Rahmawan, Sp.OG

SYAMSON JADZLAN H.
H2A014061
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. M
 Umur : 27 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Alamat : Kab. Kendal
 Pekerjaan : Guru
 Pendidikan : Sarjana
 Status : Menikah
 Tanggal masuk : 24 Oktober 2019
 Biaya pengobatan: BPJS
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tgl 24 Oktober 2019
 Keluhan utama : Hamil dengan tekanan darah tinggi
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien memeriksakan kehamilannya ke praktik dokter kandungan, didapatkan
hasil tensi yang tinggi. Oleh dokter disarankan untuk segera mengakhiri kehamilan
dengan operasi karena janin 2 letak bokong dan tensi yang tinggi serta usia kehamilan
sudah cukup bulan. Nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-), pandangan kabur (-), dan mual
muntah (-).
Riwayat Haid :
 Menarche : 13 tahun
 Lama Haid  : 7 hari
 Siklus Haid : 28 hari, teratur
 HPHT : 3 Februari 2019
 taksiran persalinan : 10 November 2019
Riwayat menikah
 1x dengan suami pertama ± 2 tahun
Riwayat Obstetri :G2P1A0,
1. 2018. rumah sakit, aterm, spontan, bbl 3980
2. Hamil ini
Riwayat ANC : 7x Sp.OG, 3x Bidan, 1x Puskesmas
Riwayat KB : belum pernah
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Hipertensi : Disangkal
 Riwayat DM : Disangkal
 Riwayat Asma : Disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
 Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal
 Riwayat Alergi : Disangkal
 Riwayat penyakit selama kehamilan : Disangkal
 Riwayat penggunaan obat-obatan dan jamu : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat Hipertensi : Diakui (ayah)
 Riwayat DM : Diakui (ayah)
 Riwayat Asma : Disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
 Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
 Pasien seorang Guru
 Biaya pengobatan menggunakan BPJS
Riwayat Pribadi
 Merokok : Disangkal
 Minum Alkohol : Disangkal
 Riwayat Konsumsi Narkotika : Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 24 Oktober 2019.
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
 Vital Sign
 TD : 146/109 mmHg
 Nadi : 123 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
 RR : 24 x/menit, reguler
 Suhu : 36,7º C, aksiler
 Status Gizi
 Berat badan : 70 kg
 Tinggi badan : 156 cm
Status Generalis dalam batas normal
Status Obstetri
 Pemeriksaan Luar
 Inspeksi :
 Perut membuncit, membujur dan striae gravidarum (+)
 Genitalia Eksterna : Lendir darah (-), cairan ketuban (-)
 Palpasi :
 Teraba janin ganda intrauterine, presentasi bokong, punggung kanan.
 Pemeriksaan Leopold
 Teraba dua bagian janin bulat, keras, kesan kepala, TFU 38cm
 Sebelah kanan teraba punggung, sebelah kiri teraba ekstremitas.
 Teraba dua bagian janin bulat lunak (kesan bokong)
 Palpasi pada regio epigastrium nyeri tekan (-)
 His: (+) jarang
 Auskultasi :
 Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kanan dengan frekuensi (140x/menit) dan (130x/menit)

Pemeriksaan Dalam
 VT :ϕ 2 cm, KK (+), efficement 30%, bagian bawah janin masih tinggi, Lendir darah (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Darah Rutin      
Leukosit 7,70 103/uL 3,6-11
Eritrosit 4,00 106/uL 3,8-5,2
Hemoglobin L 10,00 g/dL 11,7-15,5
Hematokrit L 30,40 % 35-47
MCV L 66,50 Fl 80-100
MCH L 21,9 Pg 26-34
MCHC 34,00 g/dl 32-36
Trombosit 350 03/uL 150-440
RDW H 16,30 % 11,5-14-5
PLCR 10,7 %  
Diff Count      
-Eosinofil Absolute L 0,03 103/uL 0,045-0,44
-Basofil Absolute 0,00 103/uL 0-0,2
-Netrofil Absolute 5,13 103/uL 1,8-8
-Limfosit Absolute 2,08 103/uL 0,9-5,2
-Monosit Absolute 0,37 103/uL 0,16-1
-Eosinofil L 0,40 % 2-4
-Basofil 0,00 % 0-1
-Netrofil 66,60 % 50-70
-Limfosit 27,00 % 25-40
-Monosit 4,80 % 2-8
-Protein urine +1 Mg/dL Negatif
Kimia klinik (serum)      
Glukosa sewaktu 63 Mg/dl < 125
Kreatinin L 0,34 Mg/dl 0,60-0,90

Kalium 3,53 Mmol/L 3,5-5,0


Natrium H 146,1 Mmol/L 135-145
RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo membawa rujukan dari dokter
kandungan. Awal mula pasien memeriksakan kehamilannya ke praktik dokter
kandungan, didapatkan hasil tensi yang tinggi. Oleh dokter disarankan untuk segera
mengakhiri kehamilan dengan operasi karena janin 2 letak bokong dan tensi yang
tinggi serta usia kehamilan sudah cukup bulan. Nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-),
pandangan kabur (-), dan mual muntah (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU baik, compos mentis. TD 146/109 mmHg, HR: 123x/menit, RR:
24x/menit, T: 36,7 C, BB: 70 Kg, TB: 156cm, status internus dalam batas normal. Pemeriksaan obsetri,
perut membuncit, membujur, dan striae gravidarum (+). Lendir darah(-), cairan ketuban (-).

 Pemeriksaan Leopold

I Teraba dua bagian janin bulat, keras, kesan kepala, TFU 38cm

II Sebelah kanan teraba punggung, sebelah kiri teraba ekstremitas.

III Teraba dua bagian janin bulat lunak (kesan bokong)

 VT: ϕ 2 cm, KK (+), Lendir darah (-).


DIAGNOSIS

G2P1A0, 27 tahun, hamil 37 minggu 4 hari


Janin II hidup intra uterine
I presentasi bokong punggung kanan
II presentasi bokong punggung kanan
Belum inpartu
Gemelli
Preeklamsia
INITIAL PLAN
Ip Tx
 Infus RL 20 tpm
 Inj. Cefazoline 2gr iv
 PO dopamet 500 mg/8 jam jika TD ≥140/90 mmHg
 Pro SCTP
Ip Mx
 Monitoring KU, TTV, HIS, DJJ, PPV,
 Monitoring tanda-tanda eklampsi dan komplikasinya
 Monitoring pemberian terapi medikamentosa
Ip Ex
 Menjelaskan penyakit yang diderita pasien berupa tensi tinggi, dan komplikasinya terhadap janin dan pasien.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dialami pasien memerlukan pengawasan ketat, dan
pengambilan tindakan.
LAPORAN OPERASI

 Diagnosis Pre operatif: G2P1A0, 27 tahun, hamil 37 minggu


Gemelli, Preeklampsia 
 Diagnosis Post operatif : P2A0, 22 tahun Post SCTP a.i gemelli, preeklampsia
 Nama/Macam operasi : Sectio Caesarea Transperitoneal Profunda
 Tanggal Operasi : 25 Oktober 2019
 Lama Operasi : ± 45 menit
LAPORAN OPERASI

Langkah-langkah operasi :
 Penderita tidur terlentang di meja operasi dalam pengaruh spinal anestesi
 Asepsis dan antisepsis daerah tindakan
 Tutup dengan duk steril kecuali pada daerah tindakan
 Insisi dinding abdomen dengan teknik pfanenstil
 Insisi diperdalam sampai cavum abdomen terbuka
 Insisi segmen bawah rahim secara sistematis diperluas kekanan dan ke kiri secara
tumpul, dengan meluksir pantat bayi,
LAPORAN OPERASI

 lahir bayi I perempuan, berat badan lahir 2440 gram, AS 8-9-10, pukul 01.47
WIB, dengan meluksir kepala, lahir bayi II perempuan bbl 2930 gr, AS 8-9-10,
pukul 01.48 WIB.
 Placenta implantasi di fundus, dilakukan secara manual, kotiledon lengkap.
 Bersihkan cavum uteri,kontraksi kuat.
 Jahit uterus secara double layer
 hitung alat dan kasa lengkap
 jahit luka operasi lapis demi lapis
 Operasi selesai
FOLLOW UP
Tanggal Waktu Keterangan

25/10/19 07.00 S: nyeri bekas operasi


O: Ku : Baik, CM
TD: 125 / 82 mmHg N: 88 x/menit
RR: 20 x / menit T: 36,70C
A : P3A0 27 tahun post SCTP atas indikasi gemelli, Preklampsia H0
P : Infus RL + 10 IU oksitosin 20 tpm
Inj.Cefazoline 2x1 gram
PO : cafadroxil 500 mg/12 jam ( bila infus aff)
Vit BC/C/SF 1tab/12jam
Vit A 200.000 IU/24 jam
Profenid supp/8 jam
Po.dopamet 3x500 mg bila TD≥140/90 mmHg
 
26/10/19 07.00 S: nyeri bekas operasi
O: Ku : Baik, CM
TD: 144 /107 mmHg N: 78 x/menit
RR: 20 x / menit T: 37 C
A : P3A0 27 tahun post SCTP atas indikasi gemelli, Preklampsia H1
P : Infus RL + 10 IU oksitosin 20 tpm
Inj.Cefazoline 2x1 gram
PO : cafadroxil 500 mg/12 jam ( bila infus aff)
Vit BC/C/SF 1tab/12jam
Vit A 200.000 IU/24 jam
Profenid supp/8 jam
Po.dopamet 3x500 mg bila TD≥140/90 mmHg
 
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan
darah diastolik ≥90 mmHg.
KLASIFIKASI
1. Hipertensi Gestasional
Didapatkan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak
disertai dengan proteinuria dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi
Preeclampsia adalah sindrom yang memiliki manifestasi klinis seperti new-onset hypertension
pada saat kehamilan (setelah usia kehamilan 20 minggu, tetapi biasanya mendekati hari perkiraan
lahir), berhubungan dengan proteinuria: 1+ dipstick atau 300 mg dalam 24 jam urin tampung.
3. Eklamsia
Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang atau koma.
4. Hipertensi kronik dengan superimpossed preeklamsi
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah hipertensi kronik disertai tanda-
tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5. Hipertensi kronik (preexisting hypertention)
Ditemukannya tekanan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20
minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
PREEKLAMSIA
DEFINISI
Preeklampsia merupakan suatu sindroma yang berhubungan
dengan vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan
penurunan perfusi organ. Preeklampsia didefinisikan sebagai suatu
sindrom yang dijumpai pada ibu hamil di atas 20 minggu terdiri dari
hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa edema.
FAKTOR RISIKO
Wanita yang memiliki risiko sedang terhadap terjadinya preeklampsia,memiliki
salah satu kriteria dibawah ini:
 Primigravida
 Umur ≥40 tahun
 Interval kehamilan ≥ 10 tahun
 BMI saat kunjungan pertama ≥35 kg/m2
 Riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia
 Kehamilan ganda
Wanita yang memiliki risiko tinggi terjadinya preeklampsia adalah yang memiliki
salah satu dari kriteria dibawah ini:
 Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya
 Penyakit ginjal kronik
 Penyakit autoimun seperti SLE atau Sindrom Antifosfolipid
 Diabetes Tipe1 atau Tipe 2
 Hipertensi Kronik
PATOFISIOLOGI
Perubahan pokok yang didapatkan pada preeklampsia adalah adanya spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air.
Bila spasme arteriolar juga ditemukan di seluruh tubuh, maka dapat dipahami bahwa tekanan darah yang
meningkat merupakan kompensasi mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi jaringan tetap
tercukupi.
Sedangkan peningkatan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam
ruang interstitial belum diketahui penyebabnya.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa pada preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan kadar
prolaktin yang tinggi dibandingkan pada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan
volume plasma dan mengatur retensi air serta natrium.
Pada preeklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat.
PATOFISIOLOGI

 Plasenta ternyata membentuk renin dalam jumlah besar, yang fungsinya mungkin
sebagai cadangan menaikkan tekanan darah dan menjamin perfusi plasenta yang
adekuat.
 Pada kehamilan normal renin plasma, angiotensinogen,angiotensinogen II, dan
aldosteron meningkat nyata di atas nilai normal wanita tidak hamil.
 Perubahan ini merupakan kompensasi akibat meningkatnya kadar progesteron
dalam sirkulasi.
 Pada kehamilan normal efek progesteron diimbangi oleh renin, angiotensin, dan
aldosteron, tetapi keseimbangan ini tidak terjadi pada preeklampsia.
MANIFESTASI KLINIS
gejala utama preeklampsia adalah hipertensi, proteinuria dan edema yang dijumpai pada
kehamilan semester 2 atau kehamilan diatas 20 minggu dengan atau tanpa edema
 Tekanan sistolik > 140 mmHg dan/atau diastolik > 90 mmHg dengan
 Proteinuria > 300 mg/ urin 24 jam atau dipstick > +1
 Bila tidak dijumpai proteinuria, penemuan hipertensi baru dengan salah satu dari
trombosit < 100.000/microL, serum kreatinin > 1,1 mg/dL (atau peningkatan 2x lipat
dari nilai normal), peningkatan nilai SGOT/SGPT 2x lipat dari nilai normal, edem
pulmo, nyeri kepala, pandangan kabur
KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS

1. Preeklamsia
 Hipertensi: Sistolik/diastolik ≥ 140/90mmHg.
 Proteinuria: ≥300mg/24 jam atau ≥1+ dipstik.
 Edema: Edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia,
kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata
2. Preeklamsia Berat
 Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg.
 Proteinuria lebih > 300mg/24 jam atau dipstick > +1
 Kenaikan kadar kreatinin plasma>1,1 mg/dL atau naik dua kali lipat
 Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur.
 Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat tegangnya kapsula
Glisson).
 Edema paru-paru dan sianosis.
 Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3penurunan trombosit dengan cepat
 Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular): peningkatan kadar alanin dan aspartat
aminotransferase
 Sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Trombositopenia)
Preeklampsia berat dibagi menjadi:
 Preeklampsia berat tanpa impending eclampsia
 Preeklampsia berat dengan impending eclampsia
 Disebut impending eclampsia bila preeklampsia berat disertai
gejala-gejala subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus,
muntah-muntah, nyeri epigatrium, dan kenaikan progresif tekanan
darah.
PENATALAKSANAAN
Pemberian obat anti kejang
Magnesium sulfat menghambat atau menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan
serat saraf dengan mengambat transmisi neuromuscular. Transmisi neuromuscular
membutuhkan kalsium pada sinaps.
Pada pemberian magnesium sulfat, magnesium akan menggeser kalsium, sehingga
aliran rangsangan tidak terjadi (terjadi inhibisi kompetitif antara ion kalsium dan ion
magnesium).
Kadar kalsium yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja magnesium
sulfat.Magnesium sulfat sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama untuk antikejang
pada preeklampsia atau eklamsia.
Cara pemberian magnesium sulfat regimen:
 Loading dose : initial dose 4 gram MgSO4 intravena, (20 % dalam 20 cc) selama 5
menit.
 Maintenance dose : Diberikan1g / jam selama 24 jam
 Syarat-syarat pemberian MgSO4
 Harus tersedia antidotum MgSO4 bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10 %=1
gram (10 % dalam 10 cc) diberikan i.v. 3 menit.
 Reflex patella (+) kuat
 Frekuensi pernapasan > 16 kali/menit, tidak ada tanda-tanda distress napas.
 Magnesium sulfat dihentikan bila ada tanda-tanda intoksikasi, setelah 24 jam
pascapersalinan atau 24 jam setelah kejang terakhir
Pemberian antihipertensi
METILDOPA
Walaupun metildopa bekerja terutamapada sistem saraf pusat, namun juga
memiliki sedikit efek perifer yang akan menurunkan tonussimpatis dan
tekanan darah arteri.
Metildopa biasanya dimulai pada dosis 250-500 mg per oral 2-3x/hari,
dengandosis maksimum 3g/hari.Efek obat maksimal dicapai 4-6 jam setelah
obat masuk danmenetap selama 10-12 jam sebelum diekskresikan lewat
ginjal.
NIFEDIPINE
Nifedipin merupakan salah satu penghambat kanal kalsium untuk mencegah
persalinan preterm (tokolisis) dan sebagai antihipertensi.
Penghambat kanal kalsium bekerja pada otot polos arteriolar dan menyebabkan
vasodilatasi dengan menghambat masuknya kalsium ke dalam sel.
Regimen yang direkomendasikan adalah 10 mg kapsul oral, dengan dosis maksimum
30 mg.
Berdasar William obstetrics, ditinjau dari umur kehamilan dan
perkembangan gejala-gejala preeclampsia berat selama perawatan, maka
sikap terhadap kehamilannya dibagi menjadi:
 Aktif
: berarti kehamilan segera diakhiri/diterminasi bersamaan dengan
pemberian medikamentosa.
 Konservatif(ekspektatif): berarti kehamilan tetap dipertahankan
bersamaan dengan pemberian medikamentosa.
Perawatan Aktif
Indikasi perawatan aktif bila didapatkan satu atau lebih keadaan di bawah ini, yaitu:
 Ibu
 Umur kehamilan ≥ 37 minggu
 Adanya tanda-tanda/gejala-gejala impending eklampsia
 Kegagalan terapi pada perawatan konservatif, yaitu: keadaan klinik dan laboratorik memburuk
 Diduga terjadi solusio plasenta
 Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan
 Laboratorik :Adanya tanda-tanda “sindroma HELLP” khususnya menurunnya trombosit dengan
cepat
 Janin
 Adanya tanda-tanda fetal distress
 Adanya tanda-tanda intra uterine growth restriction
 NST nonreaktif dengan profil biofisik abnormal
 Terjadinya oligohidramnion
Perawatan konservatif
Indikasi perawatan konservatif ialah bila kehamilan preterm ≤ 37 minggu tanpa
disertai tanda –tanda impending eklampsia dengan keadaan janin baik.
Magnesium sulfat dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeclampsia
tidak berat, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam. Bila setelaah 24 jam tidak
ada perbaikan keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan medikamentosa
dan harus diterminasi.
KOMPLIKASI
Maternal
 Eklampsia
Eklampsia adalah kejang grandmal akibat spasme serebrovaskular.Kematian disebabkan oleh hipoksia
dan komplikasi dari penyakit berat yang menyertai.
 Perdarahan serebrovaskular
Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan autoregulasi aliran darah otak pada MAP (Mean
Arterial Pressure) diatas 140 mmHg.
 HELLP Syndrome
 Gagal ginjal
 Edema paru
 Koma
 Trombosis vena
 Kematian maternal
Fetal
 Pertumbuhan janin terhambat
 Pada usia kehamilan 36 minggu, masalah utama adalah IUGR. IUGR terjadi karena
plasenta iskemi yang terdiri dari area infark.
 Persalinan prematur
 Perdarahan serebral
 Pneumorhorax
 Serebral Palsy
 Kematian fetal
PROGNOSIS
Kematian ibu pada preeklampsia 3x lipat dari kematian dalam obstetri dan
pada eklampsia angka kematian ibu berkisar 7-17%. Angka kematian perinatal
pada preeklampsia berkisar 10%. Prematuritas merupakan penyebab utama
kematian perinatal. Angka kejadian prematuritas pada preeklampsia paling sedikit
2x kehamilan normal. Angka kematian bayi prematur lebih kurang 22%.
KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLI)

DEFINISI
Kehamilan kembar terdiri atas dua janin atau lebih. Kebanyakan adalah kehamilan
kembar dua (hampir 98%). Ibu dan janin pada kasus kehamilan kembar lebih berisiko
dibandingkan pada kasus kehamilan tunggal. Kehamilan dan persalinan membawa risiko pada
janin.
ETIOLOGI
Kembar monozigotik/uniovular/identik terjadi akibat fertilisasi satu ovum oleh satu
spermatozoa yang kemudian membelah menjadi dua struktur yang identik; karenanya, pasangan
janin tersebut selalu berjenis kelamin sama. Kedua janin dapat berbagi satu plasenta (monokorion)
atau masing-masing memiliki satu plasenta (dikorion).
DIAGNOSIS
Anamnesis dapat dilakukan dengan menanyakan riwayat adanya kembar pada
keluarga ibu,sementara pada pemeriksaan klinis secara umum dapat ditemukan perut
ibu lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal. Namun harus dipastikan lebih
besarnya perut ibu tersebut bukan merupakan hidramnion,mioma uteri,mola
hidatidosa,atau makrosomia janin. Dapat juga dilakukan palpasi bagian tubuh janin
dan identifikasi denyut jantung janin.
USG
Sebagian besar kehamilan kembar dapat dideteksi
sejak dini melalui pemeriksaan ultrasonografi.
Kehamilan kembar yang dideteksi melalui pemeriksaan
ultrasonografi sering ditemukan saat ibu melakukan
pemeriksaan tersebut pada kontrol rutin. Kantung gestasi
yang terpisah biasanya telah dapat diidentifikasi sebelum
26 minggu.

Gambar. Kembar monozigotik monokorionik diamniotik berusia 6


minggu
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai