Anda di halaman 1dari 17

Focus:

ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019


Jurnal Pekerjaan Sosial

ANALISIS KASUS ANAK PEREMPUAN KORBAN


PEMERKOSAAN INSES
Amanda1, Dra. Hj. Hetty Krisnani, M., Si2
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Padjadjaran

amanda160020@mail.unpad.ac.id1, hettykrisnani@yahoo.com2

ABSTRAK
Pada dewasa ini, semakin banyak kasus yang menimpa anak-anak bangsa khusus nya anak
perempuan, salah satu kasus yang rentan menimpa anak perempuan pada saat ini adalah kekerasan seksual
yang dapat terjadi pada berbagai kelompok umur, status sosial, tempat dan waktu. Kekerasan seksual dapat
terjadi tidak hanya pada orang yang tidak dikenal, kekerasan seksual yang menimpa anak perempuan dapat
pula terjadi di lingkungan terdekat yaitu keluarga. Pelecehan seksual pada lingkup keluarga termasuk kedalam
pemerkosaan inses, dimana hubungan seksual ini terjadi antara kerabat dekat, biasanya antara anggota
keluarga. Anak yang menjadi korban inses sangat membutuhkan perlindungan baik dari kerabat yang lain
maupun para pekerja sosial, karena korban akan mengalami trauma yang berkepanjangan. Peran pekerja
sosial dalam kasus anak perempuan korban inses ini untuk memberikan layanan konseling baik untuk korban
dan juga keluarga nya, selain itu pekerja sosial juga dapat membantu dalam pelayanan pendampingan hukum
untuk bekerja sama dengan lembaga-lembaga hukum agar membantu korban sebagai klien agar kasus nya di
selesaikan secara hukum. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan studi literature.
Studi yang mengkaji pemberitaan media massa dan memanfaatkan data dari liputan media dan beberapa
literature mengenai anak korban inses seperti buku, jurnal, artikel yang telah dipublikasikan.

Kata Kunci : Anak, Keluarga, Pelecehan seksual ines, Pekerja sosial, Intervensi.

ABSTRACK

Nowadays the more cases that afflict the nation's children especially girls, one of the cases that are
vulnerable to girls at this time is sexual violence that can occur in various age groups, social status, place and
time. Sexual violence can occur not only in people who are not known, sexual violence that befell girls can
also occur in the closest environment, namely the family. Sexual abuse in the family sphere is included in
incest rape, where sexual relations occur between close relatives, usually between family members. Children
who are incest victims desperately need protection from other relatives and social workers, because victims
will experience prolonged trauma. The role of social workers in the case of incest victims is to provide
counseling services for victims as well as their families, besides that social workers can also assist in legal
assistance services to work with legal institutions to help victims as clients so that complete legally. The method

120
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

used in writing this article uses a literature study. Studies that study mass media coverage and utilize data
from media coverage and some literature on incest victims such as books, journals, published articles.

K eyw ords: Children, Family, Sexual Harassment, Social Workers, Intervention

PENDAHULUAN diinginkan lain nya. Pada waktu dan tempat


dimana tidak ada control sosial, di daerah
Di Indonesia, kasus pelecehan seksual
dimonitor oleh masyarakat atau ketika masyarakat
menempati posisi yang sangat darurat. Banyak
lalai, pemerkosa biasanya mengambil keuntungan
kasus tentang pelecehan seksual yang terjadi,
dari kesempatan yang ada untuk menjalankan aksi
tidak hanya menimpa orang dewasa saja namun
bejatnya memperkosa anak kandungnya sendiri
marak kasus pelecehan seksual yang menimpa
dengan leluasa. (Gelles, 1982; Baihaqi, 1998;
pada anak perempuan. Pelecehan seksual dan
Putra, 1999). Rumah yang seharusnya menjadi
tindakan pemerkosaan terhadap perempuan pada
tempat yang paling aman untuk anak perempuan,
dasarnya merupakan dua bentuk tidakan
sering kali justru menjadi lokus yang paling aman
kekerasan seksual dan pelanggaran atas
bagi pelaku menjalankan aksi pemerkosaan inses.
kesusilaan yang dikutuk semua pihak, namun
Di Indonesia, secara statistik, dilaporkan
ironisnya peristiwa ini terus terjadi dari waktu ke
rata-rata sekitar lima sampai enam perempuan
waktu, dan dapat menimpa siapapun tanpa
diperkosa setiap hari, atau setara dengan satu
terkecuali. Secara umum pengertian kekerasan
kasus pemerkosaan setiap empat jam (Suyanto,
seksual pada anak adalah keterlibatan seorang
2012). Ironisnya, tindakan yang memalikan dan
anak dalam segala bentuk aktivitas seksual yang
memprohatinkan ini sering kali justru terjadi pada
terjadi sebelum anak mencapai batasan umur
anak-anak dibawah umur atau bahkan balita
tertentu yang ditetapkan oleh hukum Negara yang
(Ranuh, 1999). Komisi Perlindungan Anak
bersangkutan dimana orang dewasa atau anak lain
Indonesia (KPAI) atau Komisi Nasional
yang usianya lebih tua atau orang yang dianggap
Perlindungan Anak Indonesia melaporkan bahwa
memiliki pengetahuan lebih dari anak
pada tahun 2003, jumlah anak-anak yang menjadi
memanfaatkannya untuk kesenangan seksual atau
korban kejahatan seksual tercatat sebanyak 343
aktivitas seksual.
kasus. Pada tahun 2014, angka itu meningkat
Pelecehan seksual, termasuk pemerkosaan
menjadi 565 kasus dan per Juli 2015 telah terjadi
inses, merupakan bentuk kejahatan terhadap
67 kasus yang sudah dicatat. Tentu saja, jumlah
kemanusiaan yang sangat merugikan anak yang
sebenarnya dari kasus penganiayaan anak, seperti
menjadi korban karena sering menyebabkan
pemerkosaan dan inses, terjadi pada umumnya
trauma berkepanjangan (Goodwin, 1982; Stroebel
jauh lebih tinggi dari data yang dipaparkan oleh
et al., 2012). Pemerkosaan merupakan bentuk
media atau direkam oleh KPAI. Studi yang
kekerasan dan kejahatan kesusilaan terhadap
dilakukan LPI Universitas Airlangga (2018) dari
perempuan yang bisa terjadi kapan saja kepada
hasil pemberitaan media massa nemenukan paling
siapa pun dan dimana saja: di jalanan, di tempat
tidak telah terjadi 137 kasus inses (2012-2017).
kerja, di rumah, atau tempat-tempat yang tidak

121
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

Sementara itu, Komnas Perempuan mencatat menjadi korban penganiayaan—termasuk menjadi


sepanjang tahun 2017, dari 9.409 kasus kekerasan korban inses dalam keluarga.
seksual, 1.210 kasus di antaranya merupakan Berbeda dengan kasus perkosaan lainnya
kasus inses. yang sering terjadi secara Accidental dan tidak
Berbagai penelitian telah menunjukkan berulang kali terjadi, kasus pemerkosaan inses
bahwa pelaku permekosaan inses tidak hanya biasanya sulit untuk segera ditemukan karena
korban ayah biologis atau ayah tiri, tapi mungkin berbagai alasan. Sejumlah faktor yang menjadi
juga kakek, paman, atau saudara korban yang penyebab kenapa inses dibiarkan terpendam dan
notabene merupakan orang-orang terdekat korban menjadi aib yang tersembunyi karena korban terus
(Herman, 1981; Finkelhor 1984; Finkelhor & dibayang-bayangi ancaman pelaku atau karena ibu
Browne, 1985; La Fontaine, 1990; Rudd & kandung korban sendiri enggn membuka kasus
Herzberger, 1999). Namun demikian, dibandingkan yang dialami putrinya ke public dengan dalih demi
pelaku yang lain, data menunjukkan bahwa nama baik keluarga.
sebagian besar kasus inses ternyata dilakukan oleh Kedua, tingkat ketergantungan korban dan
ayah korban biologis atau ayah tiri (Lie, 1999; ibunya yang tinggi pada pelaku, baik secara sosial
Suyanto, [ed.], 2000; Consentino et al, 2015). maupun ekonomi, sering kali membuat mereka
Penelitian Levitan; misalnya, menunjukan bahwa harus berpikir puluhan kali sebelum melaporkan
sekitar 25 persen dari wanita Amerika mengalami orang yang menghidupinya ke aparat kepolisian.
pelecehan seksual di masa kecil mereka, dan dari Tidak jarang terjadi, seorang ibu sudah lama
jumlah ini, 40 persen dari para pelaku pelecehan mengetahui putrinya diperkosa oleh ayah
seksual terhadap anak-anak di bawah umur adalah kandungnya sendiri memilih bungkam, karena
orangtua mereka sendiri, baik ayah biologis, ayah ketakutan terhadap ancaman dan kepastian
tiri, atau ayah angkat ( Levitan, 1999 ) kelangsungan hidupnya.
Dalam studi ini, inses didefinisikan sebagai Dalam pemerkosaan inses, tindakan tidak
hubungan seksual yang terjadi antara kerabat senonoh ini umumnya dilakukan berulang lagi
dekat, biasanya antara anggota keluarga ( Kaplan selama bertahun-tahun dan hanya berhenti ketika
et al, 1994 ). Data dari beberapa studi sebelumnya korban telah berhasil mengatasai ketakutan
telah menunjukkan bahwa kasus0kasus inses di mereka untuk berbicara, atau ketika tindakan
Indonesia tampaknya terjadi berulang-ulang dari mengutuk ditemukan oleh orang lain. Hal ini sering
waktu ke waktu, dan bahkan jumlah anak-anak menyebabkan kasus inses umumnya terkubur
yang menjadi korban inses cenderung meningkat dalam-dalam dan menjadi aib yang tersembunyi,
dalam satu decade (Ranuh, 1999; Putra, 1999; terutama ketika korban terus dibayangi oleh
Suyanto, 2012). Anak-anak dari keluarga ancaman para pelaku atau karena ibu mereka
berpenghasilan rendah, kujrangnya berpendidikan, sendiri enggan melaporka kasus yang dialami anak
dan merupakan pengguna alcohol atau obat, atau perempuannya karena alasan demi martabat
orangtuanya yang tidak akur lebih cenderung keluarga (Sawrikar, 2017; 2018).

122
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

Di sisi lain, tingkat ketergantungan korban keluarga, yang biasanya dilakukan oleh seorang
inses dan ibu korban terhadap para pelaku sering ayah terhadap anak perempuannya. Kata inses
menyebabkan mereka untuk berpikir dua kali (incest) berasal dari insesus yaitu kata Latin yang
sebelum akhirnya memutuskan melaporkan orang dapat didefinisikan sebagai “murni”. Tindakan yang
yang biasanya mendukung secara finansial kepada dapat dikategorikan sebagai inses mungkin
pihak berwenang. Alternatif yang sering dipilih oleh berbeda dari satu masyarakat ke orang lain, taoi
para korban inses yaitu keluar dari rumah untuk semua masyarakat pada umumnya setuju inses
tinggal dengan kerabat mereka yang lain atau dikategorikan sebagai hal yang tabu dan tindakan
menjadi anak jalanan kota-kota besar. Dalam yang tidak pantas. Meskipun masayarakat bereaksi
situasi seperti ini, sangat mungkin bagi para korban berbeda terhadap inses, umumnya masayarakat
inses hidup tersesat, terperosok dalam jalan hidup cenderung melarangnya, dan bahkan mengutuk
yang keliru, atau bahkan dieksplotasi dalam para pelaku inses terutama jika kasus ini dari
industri seks komersial (Suyanto, 2012). Sebagai seorang ayah yang melakukan pemaksaan
akibatnya, anak korban inses umumnya tidak kekerasan seksual kepada putrinya.
hanya menderita secara fisik dan mental, tetapi Beberapa studi tentang dampak inses telah
juga berisiko mempertaruhkan memiliki dilakukan oleh para sarjana di beberapa bidang
pengalaman yang lebih traumatis di masa depan. studi. Beard (2015); misalnya, mempelajari kasus
inses yang pelakunya ialah saudara korban yang
METODE PENELITIAN
berjenis kelamin sama. (Dikutip dari
Data yang dipaparkan dalam penelitian ini
https://www.radarcirebon.com) menurut catatan
merupakan hasil studi yang mengkaji pemberitaan
Komnas Perempuan, terdapat 1.210 kasus inses,
media massa dan sumber-sumber internet lain nya
yang diikuti dengan perkosaan (619 kasus),
yang sudah terpublikasi seperti jurnal, artikel,
persetubuhan/eksploitasi seksual (555 kasus),
maupun surat kabar elektronik lain nya yang
pencabulan (379 kasus), marital rape (127 kasus),
menjabarkan kasus pelecehan seksual inses
pelecehan seksual (32 kasus), kekerasan seksual
terhadap anak perempuan.
lain (10 kasus), dan percobaan perkosaan (2
PEMBAHASAN
kasus). Dari semua kasus inses yang tercatat
Korban, Pelaku, dan Pola Kejadian Inses:
tersebut, pelaku meperkosaan tertinggi adalah
Temuan Data
ayah kandung (425 kasus), paman (322 kasus),
Salah satu bentuk pelecehan seksual yang
kakak kandung (89 kasus), kakek kandung (58
mengundang keprihatinan besar yaitu tindakan
kasus), dan sepupu (44 kasus).
pemerkosaan yang terjadi dalam lingkaran
Contoh Kasus Pelecehan Seksual Inses yang
keluarga atau yang dikenal dengan sebutan inses.
dilakukan Ayah beserta Saudara kandung
Inses dapat didefinisikan sebagai hubungan
terhadap Saudari Kandung
seksual antara kerabat dekat yang secara hukum
Kasus pelecehan terhadap anak
illegal dan/atau dianggap sebagai tabu sosial
perempuan kembali lagi terjadi di Indonesia, tepat
(Beard, 2015). Kata “inses” digunakan untuk
nya di Pekon, Panggung Rejo, Kecamatan
menggambarkan tindak pidana seksual dalam

123
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

Sukoharjo, Tanggamus, Lampung terdapat sebuah menyetubuhi kambing dan sapi tetangga.
kejadian yang sangat keji yang dilakukan Ayah Sedangkan ayah korban selaku pelaku juga
yang berinisial JJ (44), kakak kandung berinisial SA dilatarbelakangi oleh karena sudah tidak ada sosok
(23) dan adik kandung yang turut ikut melakukan Ibu atau Istri yang dapat melayani nya. Kemudian
perbuatan keji ini berinisial YF (15) sementara ketiga pelaku yang merupakan ayah kandung AG
korban berinisial AG (18). Korban merupakan anak berinisial JM (44), kakak kandung berinsial SA (23)
ketiga dari keluarga tersebut, berdasarkan hasil dan adik kandung berinsial Y (15) dijerat pasal
pemeriksaan (Dikutip dari ancaman hukuman sesuai Pasal 81 ayat 3 UU RI
https://www.cnnindonesia.com) ayah nya No 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
mengaku lima kali menyetubuhi anak kandungnya Pelaku terancam hukuman selama 15 tahun
itu. Kemudian kakaknya mengaku 120 kali dan penjara.
adiknya mengaku 60 kali. Para tersangka Anak-anak Korban Inses
melakukan persetubuhan itu seluruhnya di dalam Inses merupakan bagian dari kekerasan
rumah yang mereka huni tepatnya di Pekon seksual yang terkait gender. Bahkan inses terjadi
Panggung Rejo Kecamatan Sukoharjo. Kejadian karena dalam pikiran pelaku dan korban inses, ada
keji itu dilatarbelakangi oleh karena korban adalah nilai-nilai gender dan ideology yang menempatkan
seorang anak disabilitas atau keterbelakangan perempuan atau anak perempuan khususnya
mental dan di dalam kelurga tersebut tidak ada dalam posisi subordinat. Pelecehan seksual yang
seorang Ibu. Korban merupakan anak piatu, dan terjadi pada anak perempuan, memperlihatkan
aksi daro ketiga orang tersebut dilakukan sejak bagaimana anak perempuan yang menjadi korban
2018, yang seharusnya keluarga sedarah inses dalam banyak hal ada pada posisi yang
melindungi si korban yang usai ibunya meninggal. lemah, rentan, atau tak berdaya. Korban kekerasan
Namun para pelaku sangat tidak memiliki akal seksual inses mendapatkan kekerasan ganda,
sehat, sampai sang korban tidak mempunyai selain sebagai korban inses, mereka juga
kekuatan untuk melindungi diri nya sendiri. Sosok mengalami bentuk kekerasan yang lain,yaitu
seorang ayah sebagai kepala keluarga yang harus kekerasan secara sosial berupa diasingkan,
nya melindungi keluarga serta anak-anak nya dikucilkan, diusir karena penyebab aib di
pasca anggota keluarga terpenting yaitu ibu telah masyarakat. Tursilarini (2016)
meninggal, namun sebaliknya melakukan hal Berbagai bukti telah menunjukkan bahwa
yangat keji kepada anak perempuan satu-satu nya. calon korban dari tindakan tidak bermoral seperti
Para tersangka inses (Dikutip dari itu umumnya ialah anak perempuan dibawah
https://news.detik.com) yakni SA (24) dan adiknya umur, bukan perempuan dewasa yang secara fisik
YF (15) ternyata sering melakukan kegiatan menawan. Dengan demikian, jauh dari tuduhan
menonton film porno yang mengakibatkan bahwa korban selalu umumnya menarik secara
melampiaskan nafsu nya tersebut kepada korban, fisik atau mengenakan pakaian yang
berdasarkan pengakuan tersangka adiknya memprovokasi, pihak-pihak yang menjadi sasaran
berinisial YF (15) mengalami kelainan yaitu inses yaitu anak perempuan, bahkan terkadang

124
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

balita yang jauh dari layak disebut sebagai objek satu kali saja, pemerkosaan inses umumnya terjadi
seksual. Anak korban inses umumnya merupakan dalam waktu yang relatif lebih lama, bahkan
anak kandung yang seharusnya mendapatkan bertahun-tahun. Dari tabel diatas dapat dilihat
kasih sayang dan perlindungan dari keluarga, bahwa dari 137 kasus, setengah (50 persen) dari
namun pada kenyataannya mereka justru yang kasus inses terjadi selama kurang dari satu tahun.
menjadi korban dari pelaku bejat ayah kandung Namun sebanyak 22 persen dari kasus inses
dan saudara kandungnya sendiri. berlangsung selama satu sampai dua tahun, 17
Tabel I Usia korban Inses persen berlangsung selama tiga sampai empat
Usia Frekuensi Persentase tahun, dan 11 persen dari kasus yang terjadi
<3 tahun 3 2% selama lebih dari lima tahun. Alasan bahwa inses
4-5 tahun 6 4% sering terjadi untuk jangka waktu yang lama yaitu

6-7 tahun 9 7% karena kondisi ketidak berdayaan korban dan

10-11 tahun 22 16% ketergantungan yang menyebabkan para pelaku

12-13 tahun 24 18% untuk bebas mengeksploitasi mereka tanpa

14-15 tahun 29 21% perlawanan selama berahun-tahun.

16-17 tahun 28 20% Tabel II Lama waktu terjadinya inses

18 tahun 4 3% Periode Frekuensi Persentase

Total 137 100%


<1 tahun 68 50%
1-2 tahun 31 22%
Sebagian besar korban inses (75 persen) 3-4 tahun 23 17%
>5 15 11%
ialah gadis-gadis remaja berusia 10-17 tahun. Total 137 100%
Namun, ada juga korban inses yang masih di Berdasarkan wawancara dengan salah
bawah 10 tahun. Dari 137 kasus inses yang diteliti, satu korban di Surabaya, seorang gadis berusia 14
9 persen dari korban diidentifikasi berusia delapan tahun yang menjadi korban inses yang dilakukan
sampai sembilan tahun, 7 persen berusia enam oleh ayahnya sendiri, dia mengakui bahwa dia
sampai tujuh tahun, 4 persen berusia empat telah melalui penderitaan menjadi nafsu bejat
sampai 5 tahun, dan 2 persen berusia 3 tahun. ayahnya sendiri selama lebih dari setahun. Korban
“Hanya 3 persen dari kasus melibatkan korban adalah sosok yang rentan, tak berdaya dan tidak
yang berusia 18 tahun. Oleh karena itu, ini berbeda mampu menolak karena ibunya tidak sehat dan
dari pendapat umum yang menyatakan bahwa pada saat yang sama ayahnya mengancam untuk
pemerkosaan godaan datang dari keseksian tidak mengirim ke sekolah, menolak untuk
korban sebagai pemicu, studi yang dilakukan membayar obat ibunya dan bahkan membunuh
menemukan inses justru terjadi pada anak-anak ibunya sendiri jika dia menolak untuk melakukan
perempuan yang lemah, lugu dan jauh dari apa yang dia katakan, korban mengatakan:
penampilan yang dikategorikan sensual. “Saya sangat takut ayah saya. Jika saya
Berbeda dengan tindakan pemerkosaan menolak, ia berkata bahwa ia tidak akan
yang dilakukan oleh kenalan yang biasanya terjadi membiarkan saya menyelesaikan sekolah atau

125
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

tidak membayar untuk biaya berobat ibu saya. dari kabupaten Nganjuk mengatakan tentang
Bahkan, ia juga mengancam akan membunuh ibu ayahnya:
saya jika saya pernah mengatakan kepada siapa
“Ayah saya sering menyalah-nyalahkan ibu
pun tentang hal itu. Jadi, saya terus-menerus
saya dan saya. Saya benar-benar takut padanya.
dipaksa untuk melakukannya selama lebih dari
Saya sangat takut ayah. Saya tidak berani
setahun. Begitu banyak yang sudah dilakukan dan
membantah atau menolak apa yang dia inginkan
saya lupa berapa banyak.”
karena dia akan memukul saya, Saya hanya
Tabel III Status korban inses dalam keluarga
menangis. Saya tidak akan mengatakan ke ibu
Status Frekuensi Persentase
saya. Ayah saya mengancam akan mengusir saya
Putri biologis 48 35%
keluar dari rumah. Nenek saya meninggal
Anak tiri 48 35% beberapa waktu yang lalu, jadi saya tidak akan
perempuan
tahu ke mana harus pergi kalau sampai diusir
Anak angkat 10 7%
ayah...”
Cucu 14 10%
Profil pelaku inses
perempuan
Suster biologis 4 3% Banyak penelitian telah membuktikan
bahwa pelaku pelecehan anak pada umumnya
Saudara 1 1%
perempuan tiri adalah orang terdekat korban. Tidak seperti
Keponakan 12 9%
kejahatan lainnya, seperti pencurian, perampokan,
Total 137 100% begal atau penjarahan, di mana korban dan pelaku
umumnya adalah orang asing, dalam kasus-kasus
Dari data yang berasal dari media,
kekerasan terhadap anak, terutama kasus
diketahui bahwa korban inses umumnya putri
perkosaan ises, para pelaku umumnya ayah
kandung pelaku (35 persen) dan anak tiri pelaku
biologis korban, kakek, paman, atau saudara.
(35 persen). Dari pemberitaan di media massa,
Penelitian yang dilakukan mengungkapkan
sering digambarkan bagaimana seorang anak
bahwa status pelaku inses sebagian besar ayah
perempuan diperkosa ayah kandungnya sendiri
korban (77 persen). Sementara itu, sebanyak 10
selama bertahun-tahun sampai dia hamil. Dalam
persen, adalah kakek, dan 9 persen adalah korban
kasus inses lainnya, hubungan antara korban dan
paman. Dari 137 kasus inses yang diteliti, 4 persen
pelaku adalah anak adopsi (7 persen), 10 persen
dari pelaku adalah saudara korban. Tindakan inses
adalah cucu, dan 3 persen pelaku adalah saudara
antara saudara kandung juga terjadi untuk jangka
kandung korban. Selain itu, sebanyak 9 persen dari
waktu yang panjang, meskupun tidak banyak.
korban adalah keponakan dari para pelaku dan 1
Salah satu kasus inses yang tim peneliti
persen adalah saudara tiri pelaku. Dalam banyak
mencoba menelusuri ke lapangan tejadi do Gresik.
kasus inses, korban yang merasa tergantung dan
Sucipto, seorang pria 50 tahun dari desa Cerme
tidak berdaya sering dimanfaatkan oleh para
Lor, tertangkap memperkosa putri kandungnya
pelaku untuk menekan kondisi korban dan
sendiri. Mawar (nama samaran) adalah korban dan
membenarkan tindakan mereka. Salah satu korban
bilogis putri Sucipto tabg masih di kelas 8 dari SMP

126
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

1 Cerme. Mawar adalah anak kedua dari pelaku, Beberapa guru dari sekolah Mawar
dan ibunya menderita penyakit mata sehingga dia mengunjunginya untukmelihat kondisinya dan
tidak bisa melihat. Setiap hari, Sucipto bekerja memintanya untuk melanjutkan studinya.
sebagai tukang baru dan lebih sering tinggal Dukungan dari keluarga, masyarakat, dan guru
dirumah. Dia memperkosa putrinya setidaknya membuat Mawar memutuskan untuk kembali
tujuh kali di rumah mereka tanpa sepengetahuan
melanjutkan studinya sampai dia lulus. Setelah
istrinya. Senelum memperkosa anaknya, Sucipto
lulus dari SMP, Mawar harus bekerja untuk
menonton video porno, Sucipto akhirnya gelap
menghidupi keluarganya setelah insiden tersebut.
mata, dan bahkan mengancam putrinya untuk
Saat ini, Mawar dan keluarganya masih tinggal di
memenuhi nafsunya.
Cerme Lor meskipun harus menanggung perasaan
Setelah berulang kali menjadi korban nafsu
malu karena hubungan inses dengan ayahnya.
ayahnya sendiri, Mawar akhirnya hamil dan orang-
Temuan lain yang berkaitan dengan usia
orang lokal mulai curiga terhadap perubahan
pelaku inses ditunjukkan pada tabel dibawah.
tubuhnya. Sucipto akhirnya memutuskan untuk
Sebanyak 18 persen dari pelaku inses berusia 38-
membawa Mawar ke rumah saudaranya di
41 tahun, dan 14 persen berusia 42-45 tahun. Tiga
Purwosari, Pasuruan untuk menyembunyikan diri.
puluh satu persen dari para pelaku berusia 50 dan
Mendengar gosip yang beredar di lingkungan,
di atas, dan bahkan 4 persen dari mereka berusia
keluarganya, ibu korban akhirnya menyelidiki di atas 65 tahun. Hanya 4 persen dari pelaku
kasus ini. Setelah membuktikan bahwa Mawar berada dibawah 21 tahun. Sebagian besar pelaku
hamil akibat ulah bejat ayahnya sendiri, ibu biasanya ayah yang berusia di atas 50 tahun. Hal
keluarga korban bersama dengan tetangga itu lah biasanya yang kemudian menjadi alesan
akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke kantor kenapa inses terjadi, seperti istri mereka dinilai
polisi setempat. Setelah mendapakatkan laporan tidak lagi menarik atau istri mereka pergi untuk

tersebut, tim polisi segera mencari Sucipto di mencari pekerjaan di luar negeri atau luar kota,

Purwosari. Sucipto dibawa ke markas poisi sehingga ayah kandung atau ayah tiri yang

setempat untuk meminta pertanggung jawaban seharusnya menjaga anak-anak mereka, justru
berbalik menjadi monster yang memaksa anak
atas tindakan yang dilakukan, dan sampai
kandung mereka sendiri atau anak tiri mereka
sekarang pelaku masih di penjara. Istri pelaku yang
untuk melayani hasrat seksualna yang tidak
menemukan bahwa putrinya telah menjadi korban
pantas. Di Jawa Pos, itu sering melaporkan bahwa
dari suaminya dilaporkan juga meminta cerai.
ayah akan melakukan tindakan tidak senonoh
Putri Sucipto yang hamil delapan blan
kepada anak perempuan mereka sendiri karena
diakomodasi oleh perlindungan perempuan dan
mereka tidak puas dengan layanan istri mereka
anak (PPA) di Gresik. Setelah melahirkan, anak atau istri mereka pergi untuk menemukan
korban diadopsi orang lain, Korban mengalami beberapa pekerjaan. Di Kediri; misalnya, studi
depresi setelah insiden tersebut dan dia masih di lapangan mengunkapkan kisah seorang ayah tiri
PPA Gresik untuk pemulihan pasca-trauma. bernama Suwarno (37 tahun) yang memperkosa

127
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

anak tiri nya yang berusia 15 tahun karena istrinya untuk memiliki ruang pribadi yang aman. Meski
pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan. masih harus dikaji secara lebih mendalam, tetapi
Suwarno, yang menganggur, mengambil ada indikasi semakin sedikit jumlah ruangandi
keuntungan dan kesempatan untuk kemudia rumah, semakin besar kemungkinan tindakan
memperkosa putri tirinya sendiri. pemerkosaan inses akan terjadi.
Tabel IV Usia Pelaku Inses Tabel V Pendidikan Status pelaku inses
usia Frekuensi Presentase Status Frekuensi Presentase
<18 tahun 2 2 Tidak ada 2 2%
18-21 tahun 3 2% pendidikan
22-25 tahun 2 29% Sekolah Dasar 17 12%
26-29 tahun - - SMP 24 17%
30-33 tahun 13 9% SMA 8 6%
34-37 tahun 18 13% Perguruan 5 4%
38-41 tahun 24 18% Tinggi
42-45 tahun 19 14% Tidak 81 59%
46-49 tahun 13 9% diketahui

50-53 tahun 19 14% Total 137 100%

54-57 tahun 9 6% Mengamati tingkat pendidikan pelaku,

58-61 tahun 6 4% sebagian besar dari mereka umumnya

62-65 tahun 4 3% berpendidikan rendah. Dari 137 kasus perkosaan

> 65 tahun 5 4% inses yang diteliti, 12 persen dari para pelaku

Total 137 100% dilaporkan memiliki pendidikan setara dengan

Dari media yang diteliti, penelitian ini Sekolah Dasar, dan 2 persen bahkan tidak

menemukan bahaw status ekonomi para pelaku bersekolah. 17 persen berpendidikan SMP. Hanya

inses sebagian besar idup dalam keluarga 6 persen dari para pelaku lulusan SMA dan 4 persen

berpenghasilan rendah (49 persen). Dari 137 kasus berpendidikan setara dengan tingkat perguruan

inses, 12 persen dari pelaku berasal dari menengah tinggi. Ada 9 persen dari aksus inses yang

ke keluarga kelas atas, dan 39 persen status dilaporkan oleh Jawa Pos tidak menyatakan latar

ekonomi para pelaku tidak diketahui. Bila belakang pendidikan pelaku.

dibandingkan dengan keluarga menengah dan Dari 137 kasus inses yang dilaporkan Jawa

kelas atas yang memiliki rumah yang layak dengan Pos, ditemukan bahwa pekerjaan atau profesi

jumlah yang memadai untuk kamar anak-anak, pelaku sebagian besar di sektor informal (30

kemungkinan terjadinya inses memang lebih kecil. persen). Hal ini umumnya dipahami karena pelaku

Ini berbeda dengan kondisi rumah keluarga sebagian besar dari kurang berpendidikan populasi

berpenghasilan rendah yang umumnya memiliki kelas menengah. Ada 2 persen dari pekerjaan para

kamar yang terbatas, tanpa pemisahan dinding pelaku, seperti dilansir media, tidak diketahui.

yang tepat, yang tdak memungkinkan anak0anak Hanya 3 persen dilaporkan bekerja sebagai

128
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

pedagang, 1 persen sebagai petani, 1 persen dari memilih daerah ini karena mereka tidak memiliki
pelaku bekerja sebagai guru, serta 3 persen dari kesempatan untuk melakukan tindakan
para pelaku yang merupakan aparat penegak pemerkosaan dirumah. Studi ini menemukan
hukum. bahwa 2 persen dari kasus perkosaan inses terjadi
di ruang-ruang terbuka, namun jauh dari amatan
Inses: Pola Kejadian
publik.
Studi ini menemukan secara umum ada
Di Jawa Pos beberapa kasus inses
tiga tempat umum di mana pemerkosaan inses
dilaporkan sebenarnya terjadi atas sepengetahuan
berlangsung. Pertama, di daerah tersembunyi dan
atau bahkan bantuan dari istri pelaku. Ini bisa
aman dari pandangan publik, khususnya di rumah
terjadi karena ibu korban takut bahwa jika mereka
korban atau pelaku. Rumah sebagai lokasi kejadian
menolak atau melarang suami mereka, mereka
inses menduduki angka tertinggi dalam
akan diusir dari rumah, bersama dengan anak-anak
persentase. Data yang dikumpulkan dari meda
mereka dan mereka akan hidup dalam kesulitan.
menunjukan bahwa 91 persen dari kasus
Ketakutan dan ketidakberdayaan itulah yang
pemerkosaan inses umumnya berlangsung di
menyebabkan beberapa ibu korban menafikan
rumah. Alasan rumah menjadi tempat paling aman
penderitaan yang dirasakan oleh anak-anak
bagi pelaku untuk melakukan tindakan melanggar
perempuan mereka sendiri.
hukum mereka yaitu karena para pelaku inses tahu
Tabel VI Saksi dan insiden Inses
persis situasi yang terbaik; misalnya, ketika
Saksi Frekuensi Presentase
anggota keluarga yang lain pergi dan rumah
Istri 13 9%
sedang dalam keadaan kosong tanpa pengawasan
anggota keluarga yang lain. Korban 4 3%

Kedua, tempat yang biasanya dipilih untuk Saudara

pemerkosaan inses umumnya hotel atau Orang lain 5 4%

penginapan. Dilaporkan di media yang dikagi Tak 115 84%

bahwa sebanyak 5 persen dari kasus perkosaan Seorangpun

inses itu dilakukan di hotel atau penginapan di Total 137 100%

mana para korban tidak akan memiliki keberanian Dari temuan data yang diperoleh, kita

untuk melaporkan kepada staf hotel atau melihat bahwa sebagian besar kasus pemerkosaan

penginapan. Selain itu, hal ini juga tidak inses (84 persen) terjadi di tempat proobadi di

memungkinkan bagi oranglain untuk mengganggu mana tak satu pun orang lain menyadari hal itu.

kecuali ada tanda-tanda yang mencurigakan, Tindakan pemerkosaan inses sering dialami oleh

seperti teriakan atau suara, yang dapat menarik para korban selama bertahun-tahun tanpa pernah

perhatian orang lain sekitarnya. berani mengungkapkan karena korban takut

Ketiga, daerah lain yang rawan terjadinya ancaman pelaku. Dari 137 kasus inses yang

pemerkosaan inses adalah zona yang terbuka, tercatat, yang memprihatinkan yaitu sebanyak 9

seperti di halaman yang sepi atau di lokasi yang persen dari kasus yang terjadi sebetulnya diketahui

tersembunyi dari amatan publik. Pelaku mungkin oleh istri pelaku. Bahkan, hal itu terjadi dengan izin

129
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

atau dengan pengakuan istri atau korban pelaku Untuk ibu-ibu yang kurang tergantung dan
ibu. Selain itu, 3 persen dari kasus inses diketahui memiliki daya tawar yang lebih, jika mereka tahu
oleh saudara korban dan 4 persen kasus inses tentang kesalahan yang dilakukan suami-nya,
diketahui orang lain di luar keluarga. Dari hasil mereka umumnya akan melaporkan tindakan inses
studi lapangan, ditemukan bahwa ada beberapa kepada pihak berwenang. Penelitian ini
ibu yang tahu bahwa anak perempuan mereka mengungkapkan bahwa pihak yang kebanyakan
menjadi korban inses. Meskipun demikian, mereka melaporkan insiden inses ke aparat penegak
tetap diam karena takut ancaman dan takut aib hukum yaitu ibu korban (63 persen). Dari 137
keluarga. Salah satu ibu korban inses di Kabupaten kasus perkosaan inses yang ditemukan, sebanyak
Kediri mengatakan: 23 persen dilaporkan oleh saudara, 4 persen oleh
“Saya benar-benar menyesal karena kakek-nenek korban, dan 10 perse oleh korban itu
begitu buta setelah bertahun-tahun, membiarkan sendiri.
anak saya hanya menjad korban pemerkosaan
Peran Ibu
yang dilakukan oleh suami saya sendiri, ayahnya
Bagi siapapun yang menjadi korban, tindak
sendiri. Dia begitu jahat. Saya seharusnya suudah
perkosaan sesungguhnya adalah sebuah
lama meminta cerai. Sekarang anak saya harus
penderitaan yang jauh lebih dahsyat dari sekadar
menderita. Saya benar-benar takut suami saya.
kehilangan harta benda. Anak perempuan korban
Saya sebetulnya sudah lama meminta untuk
perkosaan inses biiasanya akn mengalami trauma
menceraikan saya. Dia sering memukul saya ketika
psikologis yang tak terperikan dan pula mereka
dia marah. Suami saya punya temperamen buruk.
akan memperoleh stigma sebagai korban
Ketika saya menemuka apa yang dia lakukan untuk
perkosaan dari masyarakat. Jika korban perkosaan
putri saya, saya terkejut setengah mati. Saya tidak
tersebut anak-anak, maka kemungkinan mereka
pernah berpikir ia akan melakukan itu kepada
dapat pulih justru akan jauh lebih sulit. Mereka
daging dan darahnya sendiri. Saya berharap dia
cenderung akan menderita trauma akut.
terbakar di neraka.”
Di berbagai kejadian, tindakan inses yang
Berdasarkan data yang dikumulkan dari
dilakukan ayah kepada anak perempuannya sendiri
media, jenis kekerasan yang dialami oleh para
merupakan salah satu bentuk pelecehan pada
korban sebagian besar tindak perkosaan (73
masa kanak-kanak yang paling menyengsarakan,
persen). Dari 137 kasus inses, 3 persen dari korban
sering kali menjadi trauma psikologis yang serius
disiksa dan ditelanjangi, dan 24 persen yang
dan berkepanjangan, terutama dalam kasus inses
sekadar diraba-raba. Sebagian kasus inses
yang dilakukan ayah yang semestinya melindungi
diketahui meski tidak dalam bentuk pemerkosaan
dan menyayangi anak kandungnya sendiri (Kluft,
dan dilakukan penetrasi alat kelamin kepada
1990)
korban, tetapi karena alat kelamin mlik korban
Berbagai studi telah membuktikan, bahwa
yang diraba-raba dan dimasuki jari pelaku, sering
anak-anak yang menjadi korban inses, ketika
kali juga menimbulkan cedera traumatik.
tumbuh dewasa, mereka biasanya akan menderita
rasa rendah diri, sering kali menemui berbagai

130
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

kesulitan dalam gubungan interpersonal, dan berbagai studi banyak mengungkapkan, anak
bahkan me galami disfungsi seksual. Anak korban perempuan lebih cenderung menjadi korban dari
inses juga berisiko tinggi mengalami gangguan kasus perkosaaan inses. Tidak hanya remaja, studi
mental, termasuk depresi, kecemasan, reaksi yang dilakukan Carlson (2006) menemukan korban
penghindaran fobia, gangguan somatoform, pemerkosaan inses juga dialami anak-anak
penyalahgunaan zat, gangguan kepribadian garis- dibawah umur, seperti anak dibawah usia 5 tahun,
batas, dan gangguan stres pasca-trauma yang atau bahkan di bawah umur 3 tahun.
kompleks (Courtois, 1988; Trepper, 1989). Dalam berbagai kasus inses, masyarakat
Untuk meningkatkan perlindungan agar memang tanpa sadar sering menyalahkan korban
anak-anak perempuan tidak menjadi korban inses, itu sendiri. Bahkan jika korban pemerkosaann inses
sudah tentu ada banyak hal yang harus dilakukan. dianggap sebagai gadis “baik-baik pun”, orang
Kunci penting untuk mencegah kemungkinan masih akan mempertanyakan bagaimana para
terjadinya inses adalah pada peran ibu. korban berpakaian saat pemerkosaan ini terjadi
Meningkatkan kepekaan dan kewaspadaan ibu dan bagaimana perilaku mereka dalam kegiatan
terhadap kemungkinan anaknya menjadi korban sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan akan selalu
inses sangat oeting disosialisasikan, baik melalui berhubungan dengan moralitas seksual korban,
organisasi keagamaan dan kemasyarakatan karena korban adalah kebetulan perempuan,
maupun melalui jalur-jalur lain yang relevan. bukan laki-laki (Faller, 1993). Perempuan dalam
Inses merupakan tindak pemerkosaan banyak kasus dituduh untuk berkontribusi pada
yang terjadi dan tersembunyi di ruang-ruang privat terjadinya tindakan pemerkosaan inses melalui
keluarga. Tidak ada kata lain untuk mencegah penampilan fisik mereka yang memprovokasi.
kasus ini kecuali melalui pengembangan peran ibu. Sementara itu, laki-laki atau perilaku pelaku,
Cara berpikir kaum ibu yang terlalu percaya kepada meskipun disalahkan juga, masih dianggap sebagai
suami dan anak-anaknya tentu sah-sah saja kesalahan “umum” kaum pria ( Saptari dan
dilakukan. Namun demikian, dalam beberapa hal Holzner, 1997). Pemerkosaan inses sendiri lebih
ibu juga perlu untuk sesekali melihat lebih kritis umum dipahami sebagai efek kekhilafan pelaku
kondisi anak keluarganya untuk melihat apakah pemerkosaan itu sendiri.
ada perubahan sikap yang janggal dari anak Dengan demikian, posisi tawar laki-laki
perempuan maupun pasangannya. yang kuat serta banyaknya tekanan dan ancaman
Ibu yang terlalu percaya kepada yang dialami korban—seperti ancaman untuk tidak
keluarganya, tanpa mau jeli melihat kemungkinan mengirim korban ke sekolah atau secara fisik
buruk yang dapat terjadi kepada anak pelaku akan memukul korban, atau bahkan
perempuannya, jagan heran jika mereka akann mengancam untuk membunuh ibu korban jika
menyesal dibelakang hari. mereka memberi tahu apa yang telah mereka
alami, maka bisa dipahami bahwa pemerkosaan
Analisis Data Inses
inses umumnya berlangsung selama bertahun-
Korban perkosaan inses biisa terjadi pada
tahun atau setidaknya lebih dari sekali. Pada
anak laki-laki maupun perempuan. Namun,

131
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

kenyataannya, dilema yang dihadapi oleh para biasanya akan tumbuh menjadi individu yang akan
korban inses adalah bahwa mereka di paka untuk berpotensi menderita gangguan mental
hidup dalam lingkungan sosial yang (Newberger, 1982; Chu, 1999; Gladstone, 1999).
dikompromikan mereka dengan ancaman dan Anak korban inses cenderung menjadi orang yang
pemerkosaan di satu sisi, sementara mereka memiliki harga diri yang rendah dan mereka sering
sepenuhnya menyadarii bahwa inses adalah aib akan menghadapi banyak kesulitan dalam
yang menempatkan keluarga dan diri mereka hubungan interpersonal mereka, bahkan tidak
sendiri untuk malu pada sisi lain. sedikit yang kemudian mengalami disfungsi
Hubungan antara korban inses dan pelaku seksual (O’Brien, 1991).
umumnya merupakan hubungan yang asimetris, di Dari data lapangan, diketahui bahwa anak
mana para korban rata-rata yaitu anak perempuan perempuan korban inses akan cenderung
yang tidak berdaya dan tergantung pada pelaku. menderita depresi berat, memiliki harga diri yang
Posisi korban yang lemah menjadi pintu masuk rendah, tida mudah mempercayai orang lain,
bagi para pelaku untuk melakukan tindakan inses. menarik diri keluar, dan ketika mereka menjadi
Ibu korban mungkin saja mengetahhui hubungan pelaku tindak kekerasan seksual pada anak lain,
inses, yang dialami anak perempuannya, namun anak korban inses, ketika dewasa merekatidak
dalam beberapa kasus mereka tidak berani menyadaro bahwa mereka benar-benar
melawan. Mirip dengan Heijden (2000) yang mengulangi apa yanng telah terjadi pada mereka
melakukan studi inses di Rotterdam dan Delft di masa lalu (Kluft, 1990; Felitti, 1991). Di Gresik,
selama abad ketujuh belas, di Indonesia ibu korban Nganjuk, Kediri, dan Surabaya, dari informasi
umumnya memilih untuk mendiamkan tindakan keluarga dan tetangga, korban inses umumnya
menyimpang suaminya, dan beberapa bahkan menjadi pendiam, cenderung menarik diri dari
berpartisipasii untuk membujuk anak perempuan lingkungan sosial kelompok mereka, dan bahkan
mereka untuk tidak melawann ketika ayah mereka cenderung menderita depresi berat
memperkosa mereka. Singkatnya, kekuatan dan berkepanjangan.
keunggulan dari para pelaku laki-laki, serta ketidak Berkenaan dengan profil pelaku inses,
berdayaan dan ketergantungan korban inses sebuah studi yang dilakukan oleh Relva (2017) di
adalah faktor yang membuat kenapa inses selalu Portugal menemukan bahwa kasus inses yang
terjadi dari waktu ke waktu. dilakukan oleh saudara yang lebih tua rata-rata
Dari studi yang dilakukan, ditemukan terjadi 22 kali lebih sering daripada pelaku inses
bahwa anak-anak perempuan korban inses lainnya. Temuan penelitian ini bagaimanapun
umumnya mengalami berbagai masalah sosial- berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang
psikologis tekanan dan beberapa bahkan menyatakan bahwa kasus inses terjadi lebih sering
cenderung menarik diri dari lingkungan sosial antara saudara-saudara (O’Brien, 1991; Canavan,
sekitarnya. Banyak bukti memperlihatkan bahwa, 1992; Wiehe, 1997). Studi ini menemukan bahwa
selain menderita trauma pasca-pelecehan seksual sebagian besar kasus inses pelakunya adalah ayah
yang dialami, anak perempuan korban inses korban. Temuan ini menguatkan Csorba (2006)

132
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

yang menemukan 44 persen dari pelaku inses yaitu Surabaya; misalnya, studi ini menemukan bahwa
ayah kandung korban, dan 40 persen adalah ayah pelaku inses adalah pecandu alkohol yang sering
tiri. Penelitian yang sama juga menemukan bahwa memancing dan berbuat ulah keributan di tempat
35 persen dari para pelaku inses adalah ayah tinggalnya. Sementara itu, di Gresik, penelitian ini
biologis korban, dan 35 persen adalah ayah tiri menemukan bahwa para pelaku merupakan
korban. korban pelecehan anak itu sendiri selama masa
Terlepas apakah pelaku merupakan ayah kecil mereka, dan ketika mereka menikah dan
kandung atau ayah tiri korban, anak-annak yang memiliki anak, kemudian menjadi pelaku
menjadi korban inses umumnya memiliki pelecehan anak untuk anak-anak mereka sendiri.
ketergantungan dan berada di bawah tekanan dari Ini adalah lingkaran setan tragedi inses yang sulit
para pelaku. Selain itu, beberapa studi menyatakan diatasi jika mata rantai kekerasan itu tidak berhasil
bahwa dalm kasus inses dimana pelaku adalah dihentikan.
ayah korban sebenarnya hal itu juga merupakan Studi ini juga menemukan bahwa pelaku
bentuk sanksi terhadap ibu yang diangap tidak dan korban inses umumnya dari keluarga miskin
dapat berpartisipas dalam peran seksual sebagai dan hanya mendapat pendidikan yang rendah.
seorang istri. Mcdonald dan Martinez (2017); Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
misalnya menyatakan, inses adalah ekspresi Karbayaz (2016) di Turki, studi ini menemukan
kekuasaan dan perilaku pelaku yang menyimpang. bahwa pelaku inses cenderung kurang
Seorang ayah yang tidak puas atau tidak menrima berpendidikan, dan memiliki keluarga yang
layanan seks dari istrinya, kemudian dikonversi ke terpecah-pecah. Warga masyarakat yang
tuntutan untuk dilayani secara seksual oleh anak berpendidikan rendah cenderung menjadi lebih
kandung mereka sendiri. berpotensi menjadi pelaku inses. Hal ini terkait
Pelaku inses, dalam banyak kasus dengan kondisi hidup mereka yang miskin. Karena
umumnya memiliki masa kecil yang kurang tingkat pendidikan pelaku rendah, sehingga
menyenangkan; mereka berasal dari keluarga yang mereka hanya memiliki pilihan terbatas untuk
tidak akur dengan baik satu sama yang lain, dan mendapatkan pekerjaan dan memiliki risiko tinggi
itu bahkan mungkin pelaku korban pelecehan menjadi pengangguran. Studi ini juga menemukan
seksual selama mereka masih kanak-kanak (Dietz, fakta bahwa kasus-kasus inses sering terjadi dalam
2018). Para pelaku cenderung memiliki kepribadian keluarga yang terpinggirkan, Broken home, dan
yang tidak matang dan pasif dimana mereka mereka yang telah terbiasa dengan kekerasan dan
cenderng tergantung pada orang lain. Mereka tindakan kriminal. Dalam beberapa hal, inses
kekurangan kontrol diri, kurang mampu beripikir berbeda dari kejahatan seksual lainnya seperti
realistis, cenderung pasif-agresif dalam pedofilia. Tidak seperti kasus pedofil dimana anak
mengekspresikan emosi mereka, dan kurang dibawah umur yang lebih disukai pelaku, korban
percaya diri. dalam kasus-kasus inses cenderung lebih tua
Selain itu, mungkin pula para pelaku inses daripada anak korban pedofilia. Dalam kasus inses
ialah pecandu alkohol atau pengguna narkoba. Di dengan ayah kandung sebagai pelaku, kasus sering

133
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

mulai dari ayah yang mulai tertarik kepada anak Inses merupakan pelecehan seksual yang
perempuan mereka ketika anak perempuan mreka sering terjadi di ruang tertutup, dibalik tembok
mulai mengalami kematangan fisik, sedangkan rumah, dan jauh dari amatan publik. Dengan
para pelaku pedofilia biasanya tertarik pada anak- demikian, kemungkinan kejadian ini berulang kali
anak sebelum mereka mengalami kematangan terjadi dalam jangka panjang sangat mungkin
fisik. terjadi. Selain itu, pelaku inses yaitu orang-orang
Dampak pelecehan seksual anak, seperti terdekat atau orang-orang yang dikenal oleh
pemerkosaan inses, umumnnya akan dibawa korban—bahkan termasuk ayah kandung mereka,
korban sampai kehidupan dewasa mereka. Studi dan sering terjadi dalam keluarga terpinggirkan,
yang dilakukan Krayeret (2015) mengungkapkan keluarga broken home, dan orang-orang terbiasa
bahwa di tahun-tahun pasca-trauma, korban dengan tindak kekerasan.
menggambarkan pengalaman mereka kacau dan Studi ini menemukan bahwa anak
sulit. Hanya ketika peristiwa tertentu atau titik balik perempuan dibawah umur yang menjadi korban
terjadi, dengan bantuan dukungan sosial dan pemerkosaan inses umumnya tergantung banyak
koneksi interpersonal, maka korban yang pada para pelaku dan mereka menerima tekanan
beruntung akan bisa mendorong dirinya sendiri kuat dari sosok laki-laki yang superior dalam
untuk mengevaluasi kehidupan mereka dan keluarga. Selanjutnya, ketidak puasan seksual para
merealisasi kemungkinan perubahan. Seperti yang pelaku dengan pasangan mereka dan posisi sosial
disarankan oleh Gonzales (2015), pelecehan mereka di masyarakat Indonesia didominasi
seksual anak, termasuk pemerkosaan inses, ideologi patriarki yang sering mendorong
mungkin mengakibatkan diagnosis depresi jangka terjadinya kasus inses dalam keluarga. Bagi pelaku,
panjang bagi korban. Bagi mereka korban inses tidak jarang juga dilihat sebagai bentuk
pemerkosaan inses yangtidak bisa menahan terselubung sanksi bagi ibu-ibu korban yang
depresi, bukan tidak mungkin bahwa mereka akan dianggap tidak mampu memenuhi tuntutan peran
memilih untuk bunuh diri (Mayzoyer & Martineau, seksual sebagai seorang istri.
2011) meskipun dari laporan media yang tidak ada Dalam banyak kasus di Indonesia, inses
data korban inses di Indonesiia yang bunuh diri. lebih umum pada berpenghasilan rendah, keluarga
broken home, berpendidikan rendah, dimana posisi
Kesimpulan
ibu cenderung tersubordinasi dan ibu tidak bisa
Inses merupakan bentuk kejahatan
memberikan perlindungan bagi anak-anak
terhadap kesusilaan dan martabat manusia yang
perempuan mereka dari pelecehan seksual yang
sangat merugikan para korban. Insiden pelecehan
dilakukan oleh anggota keluarganya mereka,
seksual ini tidak diragukan lagi telah meninggalkan
terutama dari ayah kandung atau ayah tiri korban
tidak hanya luka fisik dan trauma yang mendalam
inses
kepada para korban, tetapi juga risiko masa depan
yang rapuh bagi anak perempuan yang menjadii Saran
korban inses. Dengan demikian, langkah-langkah khusus
yang perlu diambil oleh pelayanan kesehatan

134
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

masyarakat dan lembaga sosial yang ada untuk Courtois, C. ((1988). ). Menyembuhkan Luka Inses:
mencegah masalah laten pemerkosaan inses Dewasa Korban di Therapy. . WW Norton
berlangsung. Gonzales mengusulkan pendekatan & Company. .

integratif untuk psikoterapi solusi yang berfokus Csorba, R. L. (2006). Pelecehan Anak Perempuan
untuk korban inses (Gonzales, 2017). Sementara Seksual Dalam Keluarga di Daerah
lembaga yang mendukung untuk perlindungan Hungaria. . Gynecol Obstet Invest, 61,
perempuan dan anak-anak yang ada di Indonesia, 188-193. DOI: 10,1159/000.091.274. .
seperti lembaga Perlindungan Perempuan dan Dietz, P. (2018). Grooming dan Seduction. Jurnal
Anak (PPA). Of Interpersonal Ke- kerasan, Vol.33 (1),
Tidak luput pentingnya peran anggota pp.28-36. DOI:
keluarga demi menjaga keharmonisan yang 10,1177/0886260517742060. .
berlangsung, diperlukannya keterbukaan dan Gelles, J. (1982). "Pelecehan anak dan kekerasan
komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi keluarga", dalam Newberger, EH (ed.).
menjalin hubungan yang baik, terutama antara Child Abuse. Boston: Little, Brown, and Co.
suami dan istri agar tidak terjadi kasus yang sama .
yang disebabkan kurangnya pelayanan dari istri
Gonzalez, C. (2017). Proses dari pelecehan seksual
terhadap suami. anak pulih saat dewasa dari pendekatan
integratif terapi solusi yang berfokus: studi
Daftar Pustaka
kasus. Jurnal Pelecehan Seksual Anak., 26
Beard, K. S.-D. (2015). Anak dan perilaku seksual (4), 1-21.
remaja memprediksi orientasi seksual
Goodwin, J. (1982). Gunakan gambar dalam
dewasa. Psikologi Meyakinkan, 2 Juli., 1-
mengevaluasi anak-anak yang mungkin
52. .
menjadi korban inses. Anak-anak dan
Canavan, M. M. (1992). The female experi- enceof Remaja Jasa Review, 4., 3, 269-278. doi:
siblinginses. Jurnal Perkawinan dan Terapi 10,1016 / 0190-7409 (82) 90.004-4.
Keluarga, 18 (2), 129-142 .
Goodwin, J. (1982). Gunakan gambar dalam
Carlson, B. M. (2006). Inses saudara: laporan 40-1 mengevaluasi anak-anak yang mungkin
selamat. Jurnal of Pelecehan Seksual Anak, menjadi korban inses. Anak-anak dan
15 (4), 19-34. DOI Remaja Jasa Review. (DOI: 10,1016 /
https://doi.org/10.1300/jo70v15n04 02. . 0190-7409 (82) 90.004-4. , 269-278. .

Cosentino, E. T. (2015). Inses saudara; Pengujian Heijden, M. (2000). Perempuan sebagai Korban
DNA; Singkat Tandem Ulangi. Ilmu Foren- Kekerasan Seksual dan Domestik di
ik Internasional: Genetika Tambahan Belanda Abad Ketujuh Belas: Kasus Pidana
Series, Desember 2015, Vol. 5, pp.e472- Pemerkosaan Inses dan Penganiayaan di
e473., DOI: 10,1016/j.fsigss.2015.09.187. Rotterdam dan Delft. . Jurnal Sejarah
. Sosial, 33 (3), 623-644. .

135
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 1 Hal: 120 - 136 Juli 2019
Jurnal Pekerjaan Sosial

Herman, J. (1981). Ayah-Girl Inses. Cambridge, Newberger, C. (1982). Psikologi dan Pelecehan
Massachusetts: : Harvard University Press. Anak. Child Abuse ,. Boston: Little, Brown
and Co.
Irwanto. (1998). Analisis Situasional Anak yang
Membutuhkan Perlin- dungan Khusus di O'Brien, M. (1991). Mengambil Saudara Inses
Indonesia. . Jakarta: CSDS Atmajaya Dan Serius. Keluarga Pelecehan Seksual:
UNICEF. Penelitian dan Evaluasi Frontline . Newbury
Park, CA: Sage Publications., (75-92).
Jackson, S. (1993). Studi Perempuan, Bacaan
penting. New York: New York University Saptari, R. &. (Jakarta: Grafiti). Perempuan, Kerja,
Press. dan Perubahan Sosi- al. Sebuah Pengantar
Studi Perempuan, 1997.
Kaplan, H. S. ((1994). ). Masalah Terkait
Pelanggaran atau Abaikan di Kaplan dan Sawrikar, P. &. (2017). . (2018). Mencegah
Sadock ini Sinopsis Ilmu Perilaku Psikiatri penyalahgunaan seksual anak (CSA) di
Clinical Psychiatry. Baltimore, USA 7 ed. komunitas etnis minoritas: Sebuah
tinjauan literatur dan saran untuk latihan
Karbeyaz, K. T. (2016). Kasus saudara inses
di Australia. Anak-anak dan Remaja Jasa
mengakibatkan kehamilan. Mesir Journal
Review. DOI: 10,1016, 85, 174-186.
of Forensic Sciences, 6 (4), 550-552 .
Sawrikar, P. &. (2017). Hambatan Mengungkapkan
Krayer, A. S. (2015). Pengaruh Pelecehan Seksual
Pelecehan Seksual Anak (Csa) Di
Anak Pada Diri Dari Perspektif Narasi
Komunitas Etnis Minoritas: Sebuah Tinjau-
Dewasa. Journal of Pelecehan Seksual
An Literatur Dan Implikasi Untuk Praktik Di
Anak., 24 (2), 135-152. .
Australia. Anak-anak dan Remaja Jasa
La Fontaine, J. (1990). Pelecehan Seksual Anak. Review, 83, 302-315. DOI: 10,1016.
Oxford, Inggris.: Polity Press. .
Suyanto, B. (2019). Sosiologi Anak. In B. Suyanto,
Levitan, R. (1999). Depresi Besar Pada Individu Sosiologi Anak (pp. 225-242).
Dengan Riwayat Masa Kecil Fisik Atau Rawamangun-Jakarta 13220:
Seksual Hubungan Melanggar Untuk PRENADAMEDIA GROUP.
Neurovegetative Fitur, Mania, Dan Gender.
Tursilarini, T. Y. (2016). Inses: Kekerasan Seksual
Am. J. Psychiat, 155 (12), 1746-1752.
dalam Rumah Tangga terhadap Anak
Lie, A. (1999). Kekerasan Mengintai Anak-anak Perempuan . 171.
Kita. di: Hakiki I (1, 1-7 .
Media Cetak :
Mazoyer, A. &. (2011). Nasib Femine Untuk
Perempuan Korban Inses Remaja, Annales (https://www.radarcirebon.com)
Medico-Psychologyques 169. DOI:
(https://www.cnnindonesia.com)
10,1016 / J.amp.2011.05.004., 383- 386.
(https://news.detik.com)
McDonald, C. &. (2017). Penjelasan retrospektif
korban Sibling Kekerasan Seksual. Journal
of Pelecehan Seksual Anak. 26 (7), 1-15.

136

Anda mungkin juga menyukai