Anda di halaman 1dari 25

PERAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM APIK DALAM MEMBERIKAN

PENDAMPINGAN TERHADAP KORBAN PEMERKOSAAN DI PENGADILAN


NEGERI KUPANG KELAS IA
Oleh: Dian Elizah Orpa Baitanu

Abstrak
Dian Elizah Orpa Baitanu, Peran Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan
Indonesia Untuk Keadilan Dalam Memberikan Pendampingan Terhadap Korban
Pemerkosaan Di Pengadilan Negeri Kupang Kelas IA, Dibimbing Oleh Simplexius Asa
Sebagai Pembimbing I, dan Ishak Alfred Tungga Sebagai Pembimbing II.
Pemerkosaan adalah kekerasan seksual terberat bagi kaum yang dianggap lemah yakni
perempuan. Pemerkosaan merupakan pengalaman traumatis yang akan lama membekas pada diri
korban. Tidak hanya berdampak pada masa sekarang maupun mada depan korban, Berbagai
bentuk kekerasan seksual yang terjadi kepada perempuan melahirkan kesadaran bagi perempuan
untuk mempertahankan haknya sebagai perempuan dengan berupaya mencari bantuan hukum,
melalui Lembaga Bantuan Hukum, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan lainnya yang bergerak di
bidang perlindungan hak perempuan, salah satunya Lembaga Bantuan Hukum Asosisi
Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK). Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan
Indonesia untuk Keadilan (APIK) Nusa Tenggara Timur merupakan lembaga bantuan hukum
satu-satunya di Nusa Tenggara Timur yang aktif memberikan bantuan hukum yang berfokus
pada kasus-kasus yang menyangkut perempuan, dalam menjalankannya perannya Lembaga
Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) Nusa Tenggara Timur
tidak selamanya berjalan dengan baik, lembaga bantuan hukum sering kali mengalami hambatan
dalam mendampingi kliennya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran LBH APIK
dalam memberikan Pendampingan terhadap korban pemerkosaan di Pengadilan Negeri Kupang
Kelas IA, faktor pengahambat dalm memberikan bantuan hukum, dan upaya LBH APIK dalam
mengatasi faktor penghambat yang dihadapi dalam memberikan pendampingan.
Penelitian ini dilaksanankan di LBH APIK Nusa Tenggara Timur. Data yang diperoleh
adalah data primer yang diperoleh dari wawancara dan sekunder yang diperolah dari buku dan
jurnal kemudian diolah dan dianalisis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) LBH APIK mendampingi korban
pemerkosaan untuk memeberikan keterangan di Pengadilan Negeri Kupang Kelas IA, (2) Faktor
penghambat dalam memberikan pendampingan adalah korban trauma berat takut memberikan
keterangan, prespektif aparat penegak hukum yang menyudutkan korban, lembaga bantuan
hukum APIK masih kekurangan pengacara, (3) Upaya mengatasi penghambat adalah
memberikan pelayanan konseling kepada korban supaya dapat terbuka dan terus terang,
membangun relasi yang baik dengan aparat penegak hukum, bekerja sama dengan pengacara non
staff.
Kata Kunci: Lembaga Bantuan Hukum, Pendampingan, Korban Pemerkosaan
BAB I pemerkosaan. Banyaknya perempuan
PENDAHULUAN
menjadi sasaran tindak pemerkosaan karena
A. LATAR BELAKANG
sistem tata nilai yang mendudukkan
Kekerasan seksual merupakan
perempuan sebagai makhluk yang lemah dan
perbuatan yang bertentangan dengan norma-
lebih rendah dibandingkan laki-laki,
norma yang ada dalam masyarakat. Di
perempuan masih ditempatkan dalam posisi
Indonesia hampir setiap tahun kekerasan
subordinasi dan marginalisasi yang harus
seksual terjadi, kekerasan seksual dapat
dikuasai, dieksploitasi dan diperbudak oleh
terjadi pada siapa saja, kapan saja dan
laki-laki. Sementara itu perempuan yang
dimana saja.
seharusnya mendapatkan haknya dalam
Umumnya kekerasan seksual terjadi pada
kehidupan bermasyarakatnya, yakni sebagai
kaum yang dianggap lemah yakni
pelanjut keturunan yang perannya tidak
perempuan, kekerasan seksual tidak hanya
dapat digantikan oleh laki-laki, harus
terjadi pada perempuan dewasa tetapi juga
menaggung rasa malu, trauma, dikucilkan
terjadi pada remaja putri bahkan anak-anak.
dan beberapa memilih untuk mengahiri
Hal ini menunjukan bahwa pelaku kekerasan
hidupnya akibat dari perbuatan pelaku
seksual tidak lagi memandang usia korban
perkosaan.
pelecehannya. Di mana perempuan dewasa,
Menurut Asni Damanik Masih
gadis, anak-anak, termasuk dalam kelompok
banyaknya kekerasan seksual terhadap
yang lemah secara mental, fisik, dan
perempuan di Indonesia kerena beberapa
ekonomi.
alasan yaitu: 1
Salah satu bentuk kekerasan seksual
1
https://www.uii.ac.id/perlindungan-hukum-korban-
yang mencuri perhatian masyaeakat adalah kekerasan-dan-pelecehan-seksual-minim/
1. Hukum positif yang berlaku saat kekerasan seksual dengan

ini telah mengatur persoalan tuntutan pencemaran nama baik, 

kekererasan seksual, namun 5. Keterangan ahli yang tidak

semua peraturan tersebut belum berspektif korban. Pihak ahli

sepenuhnya memahami secara kurang pemahamannya terhadap

luas persoalan yang mendalam posisi korban, sehingga banyak

terkait kekerasan seksual, ahli yang dihadirkan ke

2. Perlindungan terhadap korban pengadilan malah kerap kali

kekerasan seksual di Indonesia menyudutkan korban atas

saat ini masih sangat minim, keterangannya. Di Indonesia,

3. Korban kekerasan seksual masih baik sumber daya manusia

sulit membuktikan saat dirinya (SDM) maupun instansi atau

menjadi korban kekerasan lembaga pemerintahan, masih

seksual, sedikit yang terlatih untuk dapat

4. Proses peradilan yang lama memahami korban. Masih

kerap kali menjadikan kasus ini banyak lembaga yang kurang

terhambat dan tidak ditindak peduli dengan korban kekerasan

lanjuti. Mirisnya lagi ketika seksual, dan tidak sedikit juga

kasus yang diajukan oleh korban masyarakat yang malah

mendapat SP3 atau dinyatakan menyalahkan korban kekerasan

sudah tidak dapat seksual,

ditindaklanjuti, korban malah 6. Sistem peradilan yang rumit

kembali dituntut oleh pelaku kerap kali membuat korban


kelelahan baik dari segi psikis terganggu atau menyembunyikan

hingga biaya, yang penderitaannya dengan tabah dan tenang.

menyebabkannya memilih untuk Gejala-gejala dalam periode awal adalah

mencabut gugatannya, rasa sakit, mual, kurang nafsu makan dan

7. Masyarakat masih gangguan tidur. Jika untuk mencegah

memposisikan korban sebagai kehamilan dia harus menelan “morning-

penyebab terjadinya kekerasan after pill”, korban juga harus menanggung

dan melihat kasus kekerasan sakit karena akibat itu. Kalau ternyata

seksual sebagai permasalahan korban pemerkosaan tertular penyakit

korban saja, kelamin, maka perawatannya akan selalu

8. Kurangnya empati dan mengingatkan dia akan musibah yang telah

kepedulian dari saksi yang dialaminya. Dalam fase selanjutnya, korban

mengetahui tindakan kekerasan sering mimpi buruk dan menderita depresi.

seksual tersebut. Berikut ini catatan tahunan Komisi

Nasional Anti Kekerasan terhadap


Pemerkosaan yang banyak terjadi
Perempuan jumlah kasus kekerasan seksual
dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan
di Indonesia mulai dari tahun 2019-2021:2
rasa takut, was-was dan tidak aman.

Pemerkosaan merupakan pengalaman Tabel 1: Jumlah kasus kekerasan


seksual
traumatis yang akan lama membekas pada Tahun Jumlah Kasus

diri korban. Burgess/Holmstrom membagi 2019 2.988 Kasus

sindrom pasca pemerkosaan dalam 2 (dua) 2020 4.898 Kasus

tahap: fase akut, dimana korban secara 2021 962 Kasus

terbuka memperlihatkan emosinya yang 2


https://komnasperempuan.go.id/catatan-tahunan,
diakses 17 November 2021
Hukum Asosisi Perempuan Indonesia untuk

Sumber: Catatan Tahunan Komnas Keadilan (APIK).


Perempuan tahun 2019-2021
Selanjutnya, berdasarkan catatan Asosiasi Perempuan Indonesia untuk

Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Keadilan (APIK) merupakan lembaga

Perempuan Indonesia untuk Keadilan bantuan hukum yang berperan aktif

(APIK), mencatat pengaduan kekerasan menyurakan dan memberikan perlindungan

seksual terhadap perempuan Indonesia pada terhadap perempuan. Salah satu misi

tahun 2019 terdapat 794 kasus, pada tahun lembaga bantuan hukun APIK adalah

2020 ada 1.178 kasus, dan pada tahun 2021 melakukan pendampingan dan bantuan

hingga bulan Oktober meningkat sebanyak hukum bagi perempuan yang mengalami

1.321 kasus.3 Banyaknya kasus di atas tidak ketidakadilan, kekerasan dan berbagai

mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi bentuk diskriminasi lainnya, termasuk

di dalam masyarakat. pemerkosaan.

Berbagai bentuk kekerasan seksual Pengaturan tentang lembaga bantuan

yang terjadi kepada perempuan melahirkan hukum secara garis besar sudah diatur dalam

kesadaran bagi perempuan untuk Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011

mempertahankan haknya sebagai perempuan Tentang Bantuan Hukum yang mengatakan

dengan berupaya mencari bantuan hukum, Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang

melalui Lembaga Bantuan Hukum, Lembaga diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum

Swadaya Masyarakat, dan lainnya yang secara cuma-cuma kepada Penerima

bergerak di bidang perlindungan hak Bantuan Hukum.4 Pemberian bantuan

perempuan, salah satunya Lembaga Bantuan hukum tidak terlepas dari peran advokat
4
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
3
Catatan Tahunan LBH APIK Jakarta Tentang Bantuan Hukum
yang bertugas sebagai pemberi jasa bantuan PENDAMPINGAN TERHADAP

hukum secara gratis. KORBAN PEMERKOSAAN DI

PENGADILAN NEGERI KUPANG


Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi
KELAS IA”.
Perempuan Indonesia untuk Keadilan

(APIK) Nusa Tenggara Timur merupakan B. Rumusan Masalah

lembaga bantuan hukum satu-satunya di 1. Bagaimanakah peran Lembaga

Nusa Tenggara Timur yang aktif Bantuan Hukum APIK dalam

memberikan bantuan hukum yang berfokus memberikan pendampingan

pada kasus-kasus yang menyangkut terhadap korban pemerkosaan di

perempuan, dalam menjalankannya Pengadilan Negeri Kupang Kelas

perannya Lembaga Bantuan Hukum IA?

Asosiasi Perempuan Indonesia untuk 2. Apakah yang menjadi faktor

Keadilan (APIK) Nusa Tenggara Timur penghambat Lembaga Bantuan

tidak selamanya berjalan dengan baik, Hukum APIK dalam memberikan

lembaga bantuan hukum sering kali pendampingan terhadap korban

mengalami hambatan dalam mendampingi pemerkosaan?

kliennya. 3. Apa saja upaya yang dilakukan

untuk mengatasi faktor


Berdasarkan latar belakang diatas
pengambat dalam memberikan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pendampingan terhadap korban
tentang “PERAN LEMBAGA BANTUAN
pemerkosaan?
HUKUM ASOSIASI PEREMPUAN
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
INDONESIA UNTUK KEADILAN
1. Tujuan Penelitian
DALAM MEMBERIKAN
a. Untuk mengetahui dan a. Manfaat teoritis

menganalisis peran Lembaga Hasil penelitian dapat

Bantuan Hukum APIK dalam memberikan sumbangan dalam

memberikan pendampingan bidang hukum acara khususnya

terhadap korban pemerkosaan berkaitan dengan Lembaga

di Pengadilan Negeri Kupang Bantuan Hukum.

Kelas IA. b. Manfaat Praktisi

b. Untuk mengetahui dan 1) Penelitian diharapkan

menganalisis faktor-faktor apa dapat berguna sebagai

saja yang menghambat informasi bagi masyarakat

Lembaga Bantuan Hukum atau praktisi hukum

APIK dalam memberikan tentang peran Lembaga

Bantuan Hukum terhadap Bantuan Hukum dalam

Korban pemerkosaan. memberikan

c. Untuk mengetahui dan pendampingan terhadap

menganalisis upaya yang korban pemerkosaan di

dilakukan oleh lembaga Pengadilan Negeri Kupang

bantuan hukum APIK dalam Kelas IA.

mengatasi faktor pengambat 2) Penelitian ini diharapkan

dalam memberikan bantuan bisa memberikan

hukum terhadap korban informasi kepada

pemerkosaan. mahasiswa hukum dan

2. Manfaat Penelitian juga diharapkan dapat


menjadi salah satu sumber dikatakan sebagai penelitian hukum

informasi bagi peneliti sosiologis karena penelitian hukum

lain. diambil dari fakta-fakta yang ada di

D. Metode Penelitian dalam suatu masyarakat, badan

1. Lokasi Penelitian hukum atau lembaga pemerintah.

Penelitian ini dilaksanakan di 3. Pengolahan dan Analisis Data

Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi a. Pengolahan Data

Perempuan Indonesia untuk Pengolahan data dilakukan

Keadilan (APIK) Nusa Tenggara setelah mengumpulkan data

Timur. primer dan sekunder.

2. Jenis Atau Tipe Penelitian Pengolahan data dilakukan

Jenis penelitian yang digunakan melalui tahap-tahap diantaranya;

yaitu penelitian empiris. Penelitian pemeriksaan data, penandaan

hukum empiris adalah “suatu data, klasifikasi dan penyusunan/

metode penelitian hukum yang sistematisasi data kemudian

berfungsi untuk melihat hukum analisia data.

dalam artian nyata dan meneliti b. Analisis Data

bagaimana bekerjanya hukum di Analisis Data yakni

lingkungan masyarakat”. melakukan kajian atau telaahan

Dikarenakan dalam penelitian ini terhadap hasil pengolahan data

meneliti orang dalam hubungan yang dibantu atau dengan

hidup di masyarakat, maka metode menggunakan teori-teori yang

penelitian hukum empiris dapat telah didapatkan sebelumnya


(dalam kerangka kesempatan apa yang diberikan

teori/kepustakaan). Analisis Data masyarakat kepadanya.5

yang digunakan yaitu analisis Menurut Soekanto peran

deskriptif maksudnya calon merupakan aspek dinamis kedudukan

peneliti dalam menganalisis (status), status merupakan

berkeinginan untuk memberikan sekumpulan hak dan kewajiban yang

gambaran atau pemaparan atas dimiliki seseorang apabila seseorang

subyek dan obyek penelitian melakukan hak dan kewajiban sesuai

sebagaimana hasil penelitian kedudukannya, maka ia menjalankan

yang dilakukan. Peneliti tidak suatu fungsi. Konsep peran dapat

melakukan justifikasi terhadap dijelaskan sebagai berikut: 6

hasil penelitian tersebut. a) Norma-norma yang

dihubungkan dengan

BAB II kedudukan seseorang dalam

TINJAUAN PUSTAKA masyarakat dalam hal ini

A. Pengertian Peran peran merupakan rangkaian

Menurut Kamus Sosiologi peraturan-peraturan yang

Peran adalah pelaksanaan hak dan membimbing seseorang

kewajiban seseorang sesuai dengan dalam kehidupan

kedudukannya, Peran menentukan bermasyarakat atau apa yang

apa yang harus dibuat seseorang bagi seharusnya dilakukan


5
masyarakat serta kesempatan- Agung Tri Haryanta, Eko Sujatmiko, Kamus
Sosiologi,(Surakarta: Aksarra Sinergi Media, 2012)
hlm.193
6
Fredian Tonny Nasdian, Sosiokogi Umum,
(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2015) hlm. 195-
196
seseorang dalam masyarakat diberikan kepada masyarakat yang

sesuai dengan kedudukannya. tergolong tidak mampu baik secara

b) Apa yang dapat dilakukan peroragan maupun kepada kelompok

individu dalam masyarakat. masyarakat yang tidak mampu secara

c) Perilaku seseorang yang kolektif, dimana lingkup kegiatan

menempati suatu posisi di bantuan hukum meliputi pembelaan

dalam status sosial. dan perwakilan baik di luar maupun

Menurut Bruce J. Biddle dan di dalam pengadilan.8

Edwin J. Thomas kata peran dapat


Bantuan hukum dalam
dijelaskan dengan beberapa cara
pengertian yang luas dapat diartikan
yakni: Pertama, sebagai suatu fungsi
sebagai upaya untuk membantu
yang dibawakan ketika menduduki
golongan yang tidak mampu dalam
suatu karakterisasi (posisi) dalam
bidang hukum. Menurut Adnan
struktur sosial. Kedua, peran
Buyung Nasution, bantuan hukum
seseorang adalah batasan yang
merupakan suatu gerakan untuk
dirancang oleh orang lain yang
meningkatkan kesadaran masyarakat
kebetulan sama-sama berada dalam
akan hak dan kewajibannya masusia
satu posisi yang bersifat saling
dan warga negara Republik
mengisi. 7
Indonesia. Bantuan hukum juga
B. Pengertian Bantuan Hukum
berarti usaha untuk melakukan

Bantuan Hukum merupakan perbaikan hukum agar hukum dapat

kegiatan pelayanan hukum yang


7
Edy Suhardono,Teori Peran Konsep Derivasi dan
8
Implikasinya,(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, Lukman Santoso, Taktis Pendampingan Hukum,
1994) hlm. 3 (Yogyakarta: Q-Media, 2021) hlm.11
memenuhi kbutuhan masyarakatdan Penerima bantuan hukum adalah

mengikuti perubahan keadaan.9 orang atau kelompok orang miskin.

Frans Hendra Winarta Pemberian jasa bantuan

mengatakan bahwa bantuan hukum hukum tidak terlepas dari peran

merupakan jasa hukum yang khusus advokat yang bertugas mewakili

diberikan kepada fakir miskin yang kepentingan hukum klien. Dalam

memerlukan pembelaan secara pasal 22 Undang-Undang No 18

cuma-cuma baik di luar maupun di Tahun 2003 tentang Advokat

dalam pengadilan, secara pidana, mengatakan: “Advokat wajib

perdata dan tata usaha negara dari memberikan bantuan hukum cuma-

seseorang yang mengerti seluk beluk cuma kepada warga negara yang

pembelaan hukum, asas-asas dan tidak mampu”.

kaidah hukum, serta hak asasi


C. Pengertian Pendampingan
manusia.10
Pendampingan adalah suatu

Pasal 1 ayat (1) Undang- proses pemberian kemudahan

Undang Nomor 16 tahun 2011 (fasilitas) yang diberikan

Tentang Bantuan Hukum berbunyi: pendamping kepada klien dalam

“Bantuan Hukum adalah jasa hukum mengidentifikasi kebutuhan dan

yang diberikan oleh Pemberi memecahkan masalah serta

Bantuan Hukum secara cuma-cuma mendorong tumbuhnya inisiatif

kepada Penerima Bantuan Hukum”. dalam proses pengambilan

9
Febri Handayani, Bantuan Hukum di Indoneisa, keputusan, sehingga kemandirian
(Yogyakarta: Kalimedia, 2016), hlm. 3
10
Febri Handayani, Bantuan Hukum di Indoneisa,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2016), hlm.6
klien secara berkelanjutan dapat kebutuhan hidup, serta meningkatkan

diwujudkan.11 akses klien terhadap pelayanan sosial

Pendampingan adalah upaya dasar, lapangan kerja, dan fasilitas

yang dilakukan dalam rangka pelayanan publik lainnya.

mendampingi klien menjalani proses Jadi pendampingan adalah

hukum mulai dari pelaporan, suatu kerja individu atau kelompok

pendftaran, persidangan, hingga yang bertujuan untuk membantu

putusan atau damai.12 klien berdaya menolong dirinya

Pendampingan adalah sendiri.

pemberdayaan sosial dan bantuan D. Tindak Pidana Pemerkosaan

hukum pada setiap proses 1. Pengertian Tindak Pidana

pemeriksaan sesuai dengan ketentuan Pemerkosaan

peraturan perundang-undangan. 13 Istilah tindak pidana dalam

Proses relasi sosial antara KUHP, dikenal dengan istilah

pendamping dengan klien yang strafbaarfeit dan dalam

bertujuan untuk memecahkan kepustakaan tentang hukum

masalah, memperkuat dukungan, pidana sering mempergunakan

mendayagunakan berbagai sumber istilah delik, sedangkan pembuat

dan potensi dalam pemenuhan undang-undang merumuskan

11
Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman suatu undang-undang
Pendampingan Pada Rumah Perlindungan dan
trauma center, (Jakarta: Departemen sosial, 2007), mempergunakan istilah peristiwa
hlm. 4
12
Lukman Santoso, Taktis Pendampingan Hukum,
(Yogyakarta: Q-Media, 2021) hlm. 33
13
Standar prosedur operasional penerimaan dan
penanganan kasus LBH APIK
pidana atau perbuatan pidana orang yang menimbulkan

atau tindak pidana.14 kejadian itu.

Menurut Moeljatno, Tindak pidana merupakan

dimaksud perbuatan pidana suatu pengertian yuridis, lain

adalah: perbuatan yang dilarang halnya dengan istilah perbuatan

oleh suatu aturan hukum, jahat atau kejahatan. Secara

larangan mana disertai ancaman yuridis formal, tindak kejahatan

(sanksi) yang berupa pidana merupakan bentuk tingkah laku

tertentu, bagi siapa saja yang yang melanggar undang-undang

melanggar larangan tersebut15. pidana. Oleh sebab itu setiap

Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan yang dilarang oleh

perbuatan pidana adalah undang-undang harus dihindari

perbuatan yang oleh suatu aturan dan barang siapa melanggarnya

hukum dilarang dan diancam maka akan dikenakan pidana.

pidana. Asal saja dari pada itu Jadi larangan-larangan dan

diingat bahwa larangan itu kewajiban-kewajiban tertentu

ditujukan kepada perbuatan yang harus ditaati oleh setiap

(yaitu keadaan atau kejadian warga Negara wajib

yang ditimbulkan oleh kelakuan dicantumkan dalam undang-

orang) sedangkan ancaman undang maupun peraturan-

pidananya ditujukan kepada peraturan pemerintah, baik di

tingkat pusat maupun daerah.16


14
Andi Hamzah,Hukum Pidana Indonesia, (Jakara:
Sinar Grafika, 2017), hlm. 87 16
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana
15
Mahrus Ali, Dasar-dasar Hukum Pidana Ed. 1, Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996),
Cet. 4,(Jakarta: Sinar Grafika, 2017), hlm 97 hlm. 181
Menurut Simons, yang hanya menunjuk Kepada

strafbaarfeit atau tindak pidana suatu kejadian yang tertentu saja,

adalah kelakuan yang diancam misalnya matinya orang. Hukum

dengan pidana yang bersifat Pidana tidak melarang matinya

melawan hukum yang orang, tetapi melarang adanya

berhubungan dengan kesalahan orang mati karena perbuatan

orang yang mampu bertanggung orang lain.19

jawab.17 Selanjutnya Van Hamel Berdasakan pengertian

menyatakan bahwa strafbaarfeit yang ada maka tindak pidana

adalah kelakuan orang yang memuat beberapa unsur yakni :

dirumuskan dalam undang- a) Suatu perbuatan manusia,

undang, bersifat melawan baik aktif maupun pasif

hukum, patut dipidana dan yang berakibat pada

dilakukan dengan kesalahan.18 timbulnya suatu keadaan

Sedangkan Utrecht yang yang dilarang oleh

menggunakan istilah “peristiwa hukum.

pidana” beliau menerjemahkan b) Akibat yang timbul

istilah feit secara harfiah menjadi tersebut harus bersifat

“peristiwa”. Namun Moeljatno melawan hukum.

menolak istilah peristiwa pidana c) Perbuatan itu dilakukan

karena katanya peristiwa itu oleh seseorang yang dapat

adalah pengertian yang konkret dipertanggung jawaban.


17
Mahrus Ali, Dasar-dasar Hukum Pidana Ed. 1,
Cet. 4,(Jakarta: Sinar Grafika, 2017), hlm 98
18
Mahrus Ali, Dasar-dasar Hukum Pidana Ed. 1, 19
Andi Hanzah, Hukum Pidana Indonesia, (Jakara:
Cet. 4,(Jakarta: Sinar Grafika, 2017), hlm 99 Sinar Grafika, 2017), hlm. 88
Perbuatan pemerkosaan melampiaskan nafsu seksual

adalah perbuatan kriminal yang seorang lelaki terhadap seorang

berwatak seksual yang terjadi perempuan dengan cara yang

ketika seorang manusia menurut moral dan/atau hukum

memaksa manusia lain untuk yang berlaku adalah

melakukan hubungan seksual pelanggaran.21

dalam bentuk penetrasi vagina


Menurut Wirjono
dengan penis, dengan paksaan
Prodjodikoro mengemukakan
atau dengan cara kekerasan.
bahwa pemerkosaan yang diatur
Dalam Kamus Besar Bahasa
dalam Pasal 285 KUHP
Indonesia, Perkosaan berasal
termasuk dalam kualifikasi
dari kata “perkosa” yang berarti
pemerkosaan untuk
menundukkan dengan kekerasan,
persetubuhan (Verkrachting).
memaksa dengan kekerasan,
Dalam terjemahan bahasa
menggagahi, merogol.
Indonesia Verkrachting adalah
Sedangkan pemerkosaan
perkosaan, tapi terjemahan ini
diartikan sebagai proses, cara,
meskipun hanya mengenai
perbuatan memperkosa;
nama suatu tindak pidana, tidak
melanggar dengan kekerasan. 20
tepat karena diantara orang
Menurut Soetandyo
Belanda Verkrachting sudah
Wignjosoebroto Perkosaan
merasa berarti perkosaan untuk
adalah suatu usaha
21
Kesna Elia Pasaribu dan Emmilia
Rusdiana,”Tindak Pidana Pemerkosaan Oleh Wanita
20
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Terhadap Seorang Pria Di Indonesia”, Jurnal
(Gitamedia Press,) hlm. 453 Hukum, Vol. 9 No. 1 (Mei, 2021), 2.
bersetubuh. Sedangkan dalam kemudian mengeluarkan air

bahasa Indonesia kata mani.23

perkosaan saja sama sekali


Tindak pidana perkosaan
belum menunjuk pada
sebagaimana diatur dalam
pengertian perkosaan untuk
KUHP Pasal 285 yang berbunyi
bersetubuh. Maka kualifikasi
sebagai berikut:24 “Barang siapa
tindak pidana dari Pasal 285
yang dengan kekerasan atau
KUHP harus perkosaan untuk
dengan ancaman memaksa
bersetubuh. 22
perempuan yang bukan istrinya

R. Sugandi bersetubuh dengan dia, karena

mendefenisikan permerkosaan perkosaan, dipidana dengan

sebagai berikut: Seorang pria pidana penjara selama-lamanya

yang memaksa pada seorang dua belas tahun.”

wanita bukan istrinya untuk Dalam pasal 285 KUHP

melakukan persetubuhan mensyaratkan keharusan adanya

dengannya dengan ancaman persetubuhan yang bukan

kekerasan, yang mana istrinya disertai dengan ancaman

diharuskan kemaluam pria telah kekerasan. Perkosaan ditandai

masuk ke dalam lubang dengan penetrasi penis kepada

kemaluan seorang wanita yang lubang vagina dalam hubungan

seks disertai dengan ancaman


23
R. Sugandi, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
dengan Penjelasannya, (Surabaya, Usaha Nasional,
22
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana 1980) hlm. 302
24
Tertentu Di Indonesia Cet. 3,(Jakarta, Refika Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
Aditama, 2012) hlm. 318 (Jakarta: Bumi Aksara, 2018)
dan kekeraasan fisik terhadap ketika wanita tersebut

diri korban oleh pelaku. ketakutan.

Berdasarkan uraian di atas E. Peran Lembaga Bantuan Hukum

dapat diambil kesimpulan bahwa Menurut Undang-Undang

yang dinamakan perkosaan Nomor 16 Tahun 2011 tentang

adalah: Bantuan Hukum, bantuan hukum

a) Suatu hubungan kelamin adalah jasa hukum yang

yang dilarang dengan diberikan oleh pemberi bantuan

seorang wanita tanpa hukum secara cuma-cuma

persetujuannya. kepada penerima bantuan

b) Persetubuhan yang tidak sah hukum. Pemberian bantuan

oleh seorang pria terhadap hukum yang kepada penerima

seorang wanita yang bantuan hukum adalah upaya

dilakukan dengan cara mewujudkan hak-hak penerima

paksaan dan bertentangan bantuan hukum sekaligus

dengan kemauan wanita sebagai perwujudan negara

yang bersangkutan. hukum yang menjamin hak asasi

c) Perbuatan hubungan warga negara akan kebutuhan

kelamin yang dilakukan akses terhadap keadilan dan

oleh seorang pria terhadap kesamaan di hadapan hukum.

seorang wanita yang bukan Pasal 4 ayat (3) Undang-

isterinya atau tanpa Undang Nomor 16 Tahun 2011

persetujuanya, dilakukan Tentang bantuan Hukum


menyebutkan bantuan hukum kekeluargaan, penyelesaian adat

yang diberikan kepada Penerima dan lain-lain.25

Bantuan Hukum yang 2. Bantuan Hukum Litigasi

menghadapi masalah hukum Litigasi adalah proses

meliputi menjalankan kuasa, penaganan perkara hukum yang

mendampingi, mewakili, dilakukan melalui jalur

membela, dan/atau melakukan pengadilan untuk

tindakan hukum lain untuk menyelasaikannya. Pemberian

kepentingan penerima bantuan bantuan hukum secara litigasi

hukum. dilakukan dengan cara:

F. Jenis-jenis Pemberian Bantuan a) Pendampingan dan/atau

Hukum menjalankan kuasa yang

1. Bantuan Hukum Non Litigasi mulai dari tingkat

Non Litigasi adalah proses penyidikan, penuntutan

penanganan perkara hukum b) Pendampingan dan/atau

yangdilalukan diluar jalur menjalankan kuasa dalam

pengadilan untuk proses pemeriksaan di

penyekesaiannya. Bentuk pengadilan, atau

bantuan hukum non litigasi c) Pendampingan dan/atau

dilakukan dengan cara menjalankan kuasa

musyawarah, perdamaian, terhadap penerima bantuan

25
Febri Handayani SHI,SH,MH, Bantuan Hukum di
Indonesia (Yogyakarta: Kalimedia,2016), hlm. 260
hukum di Pengadilan Tata wawancara dengan Ibu Joana P. W. S.

Usaha Negara.26 Riwukaho dijelaskan:

“Peran Lembaga Bantuan Hukum

BAB III APIK hanya sebagai pendamping terhadap

korban untuk memberikan keterangan dalam


HASIL DAN PEMBAHASAN
pengadilan, setelah mendapat jadwal
A. Peran Lembaga Bantuan Hukum
persidangan LBH APIK mengadakan
APIK dalam memberikan
pertemuan kembali dengan korban untuk
pendampingan terhadap korban
mengingatkan korban bahwa keterangan
pemerkosaan di Pengadilan Negeri
yang disampaikan pada saat penyidikan
Kupang Kelas IA
keterangan yang sama pula disampaikan di
Peran Lembaga Bantuan Hukum
Pengadilan. Lembaga Bantuan Hukum
APIK dalam memberikan pendampingan
APIK juga berperan untuk menghubungkan
terhadap korban pemerkosaan dalam proses
Jaksa dan korban dan saksi korban untuk
persidangan sangat penting, karena dalam
meminta BAP dari Kepolisian kemudian
upaya mewujudkan hak-hak mitra (penerima
dibaca kembali”.
bantuan hukum) dan tidak diperlakukan
B. Faktor penghambat yang dialami
sewenag-wenang oleh aparat penegak
LBH APIK dalam memberikan
hukum, pemberian bantuan hukum bersifat
pendampingan terhadap korban
mendampingi bukan mewakili artinya saat
pemerkosaan
proses persidangan dilakukan, pihak
Proses pendampingan terhadap
lembaga bantuan hukum hanya
korban pemerkosaan di
mendampingi korban. Berdasarkan hasil
Pengadilan terkadang Lembaga
26
Ibid.
Bantuan Hukum APIK mengalami 3. Prespektif aparat penegak

hambatan-hambatan yang hukum (Hakim), sering kali Hakim

mengganggu jalannya proses memberikan pertanyaan yang

persidangan seperti: menyudutkan bahkan menyalahkan

1. Korban perkosaan mengalami korban (asumsi subyektif/ bias jender

trauma berat sehingga waktu yang blaming the victim). Dalam

memberikan keterangan sebagai memperlakukan korban aparat

saksi di Pengadilan korban penegak hukum masih

terintimidasi dengan kehadiran memperlakukan korban pemerkosaan

terdakwa di dalam ruang sidang sebagai objek bukan subjek yang

akhirnya korban tidak bisa harus didengar dan dihormati hak-

memberikan keterangan di haknya. Tidak jarang korban

Kepolisian sebelumnya. pemerkosaan menjadi korban kedua

2. Tuntutan Jaksa terhadap kalinya atas kasus yang dialaminya.

pelaku terlalu rendah sehingga Hakim tidak menjadikan trauma atau

kurang memuaskan bagi korban. gangguan psikis yang dialami korban

Sering kali aparat penegak hukum sebagai akibat dari pemerkosaan

menggunakan alasan pelaku sudah yang dialaminya sebagai

meminta maaf kepada korban atau pertimbangan untuk memberatkan

sudah ada perdamaian antara pelaku pelaku.

dan korban sehingga berdampak 4. Penghambat internal

terhadap putusan Hakim yang Lembaga Bantuan Hukum APIK

meringankan pelaku. kekurangan pengacara, sehingga


cukup menghambat apabila ada diantaranya seminar atau

banyak kasus yang harus sosialisasi tentang gender,

diselesaikan. bagaimana peradilan yang

C. Upaya yang dilalukan dalam ramah terhadap perempuan,

mengatasi faktor penghambat sehingga perlahan mengubah

dalam memberikan pendampingan pandangan aparat penegak

kepada korban pemerkosaan hukum bagaimana

Upaya yang dilakukan penanganan hukum yang

Lembaga Bantuan Hukum APIK ramah terhadap perempuan

untuk mengatasi hambatan dalam dan anak.

memberikan pendampingan adalah 3. Memberikan pelayanan

sebagai berikut:27 bantuan kepada korban untuk

1. Menjalin relasi yang baik masalah emosional dalam

dengan Aparat Penegak bentuk konseling. Konseling

Hukum, tidak untuk ini selain bertujuan untuk

menintervensi Aparat memulihkan korban dari

Penegak Hukum. trauma yang dialami tetapi

2. Mengadakan kegiatan- juga supaya korban mau

kegiatan untuk mengubah terbuka untuk menceritakan

prespektif terhadap apa yang dialami secara jujur.

perempuan dan anak Mekanisme dalam


27
Hasil Wawancara Peneliti dengan Pengacara LBH memberikan pelayanan untuk
APIK NTT Ibu Joana Riwu Kaho SH MH di LBH
APIK NTT Jl. Sam Ratulangi II No. 33 Pada tanggal
25 April 2022 Pukul 11.11 WITA masalah emosional terdiri
dari penguatan secara PENUTUP

emosional, bantuan
A. Kesimpulan
kesehatan, lembaga bantuan
Berdasarkan hasil penelitian
hukum APIK bekerja sama
diatas maka dapat disimpulkan
dengan Sinode GMIT untuk
bahwa:
menyediakan rumah aman
1. Peran Lembaga Bantuan
bagi korban..
Hukum APIK terhadap korban
4. Bekerja sama dengan
pemerkosaan di Pengadilan
komunitas atau LSM. Seperti
bersifat mendampingi bukan
penanganan kasus untuk
mewakili korban dalam
korban disabilitas Lembaga
memberikan keterangan di
Bantuan Hukum APIK
Pengadilan.
bekerja sama dengan LSM
2. Faktor yang menghambat
yang bergerak bagian
Lembaga Bantuan Hukum
disabilitas.
APIK dalam mendampingi
5. Untuk mengatasi kekurangan
korban diantaranya korban
pengacara lembaga bantuan
terintimidasi dengan kehadiran
hukum APIK NTT bekerja
terdakwa, alasan sudah pelaku
sama dengan pengacara non
sudah meminta maaf kepada
staff afiliasi Lembaga
korban sehingga berdampak
Bantuan Hukum APIK.
pada putusan hakim, prespektif

hakim yang sering kali

BAB IV menyudutkan korban,


kurangnya pengacara di B. Saran

Lembaga Bantuan Hukum 1. Diharapkan Lembaga Bantuan

APIK. Hukum APIK terus

3. Upaya yang dilakukan menjalankan perannya dalam

Lembaga Bantuan Hukum mendampingi korban

APIK untuk megatasi pemerkosaan di Pengadilan .

penghambat dalam 2. Diharapkan Aparat penegak

mendampingi korban Hukum mengubah prespektif

perkosaan adalah membangun terhadap perempuan sehingga

relasi yang baik dengan aparat menciptakan peradilan yang

penegak hukum melalui ramah perempuan.

seminar atau sosialisasi tentang 3. Kita sebagai masyarakat

gender, bagaimana peradilan seharusnya ikut mendukung

yang ramah terhadap para korban pemerrkosaan

perempuan dan anak, untuk mendapatkan

memberikan konseling kepada perlindungan hukum, agar

korban supaya terbuka dan tidak ada korban perkosaan

jujur, untuk mengatasi yang tidak mendapatkan

kekurangan pengacara lembaga haknya.

bantuan hukum APIK bekerja

sama dengan pengacara non


DAFTAR PUSTAKA
staff.
1. BUKU-BUKU
Sunggono, Bambang dan Aries Muchaddam Fahham, Achmad dkk.
Harianto. 2009. Bantuan 2019. Kekerasan Seksual
Hukum dan Hak Asasi pada Era Digital. Jakarta:
Manusia. Bandung: Mandar Pusat Penelitian Badan
Maju. Keahlian DPR RI.
Suhardono, Edy.1994. Teori
Peran: Konsep, Derivasi dan 2. UNDANG-UNDANG
Implikasinya. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang Dasar Negara
Santoso, Lukman. 2021. Taktis Republik Indonesia Tahun
Pendampingan Hukum. 1945
Yogyakarta: Q-Media. Undang-Undag Negara Republik
Tonny Nasdian, Fredian . 2015. Indonesia Nomor 1 Tahun
Sosiologi Umum. Jakarta: 1946 Tentang Kitab Undang-
Yayasan Obor Indonesia. Undang Hukum Pidana
Hendra Winarta, Frans. 2010. (KUHP)
Bantuan Hukum Di Undang-Undang Negara Republik
Indonesia: Hak Untuk Indonesia Nomor 8 Tahun
Didampingi Penesihat 1981 Tentang Kitab Undang-
Hukum Bagi Semua Warga Undang Hukum Acara Pidana
Negara. Jakarta: Elex Media (KUHAP)
Komputindo. Undang-Undang Republik
Hendra Winarta, Frans. 2000. Indonesia Nomor 18 Tahun
Bantuan Hukum Suatu Hak 2003 Tentang Advokat
Asasi Manusia Bukan Belas Undang-Undang Republik
Kasihan. Jakarta: Elex Media Indonesia Nomor 16 Tahun
Komputindo.. 2011 Tentang Bantuan
Handayani, Febri. 2016. Bantuan Hukum
Hukum di Indonesia.
Yogyakarta: Kalimedia.
Hamzah, Andi. 1994. Hukum 3. KAMUS
Pidana Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta. Tri Haryanta,Agung, Eko Sujatmiko.
Moeljanto. 1984. Asas-Asas 2012. Kamus Sosiologi.
Hukum Pidana. Jakarta: Bina Surakarta: Aksarra Sinergi
Aksara. Media.
Lamintang, P.A.F.1997. Dasar-
Dasar Hukum Pidana Marbun, Rocky dkk. 2012. Kamus
Indonesia. Bandung: PT. Hukum Lengakap. Jakarta:
Citra Adityta Bakti. Visimedia.
Poernomo, Bambang. 1992. Asas-
asas hukum pidana. Jakarta: 4. INTERNET
Ghalia Indonesia. 1992
Ali, Mahrus. 2011. Dasar-Dasar https://komnasperempuan.go.id/
Hukum Pidana. Jakarta: Sinar sejarah, diakses 16 November 2021
Grafika.
https://komnasperempuan.go.id/
catatan-tahunan, diakses 17
November 2021
https://www.antaranews.com/
berita/1686822/kasus-tindak-pidana-
di-ntt-didominasi-kekerasan-
seksual-anak, diakses 17 November
2021
http://mitrahukum.org/wp-content/
uploads/2012/09/FOKUS-Bantuan-
Hukum-Untuk-Semua.pdf, diakses
18 November 2021
https://www.uii.ac.id/perlindungan-
hukum-korban-kekerasan-dan-
pelecehan-seksual-minim/ diakses 4
Februari 2022

Anda mungkin juga menyukai