Anda di halaman 1dari 4

MENINGKATNYA KASUS PELECEHAN SEKSUAL DI

INDONESIA PADA MASA PANDEMI

Ahmad Haromein

21808141087

Manajemen

ahmadharomein.2021@student.uny.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kasus pelecehan seksual tidak henti-hentinya menjadi topik pembicaraan di
berbagai kalangan masyarakat. Pelaku pelecehan seksual tidak hanya didominasi oleh
mereka yang berpendidikan rendah atau yang berasal dari golongan ekonomi rendah saja,
melainkan bisa berasal dari semua strata sosial mulai dari terendah sampai tertinggi.
Dengan kata lain, pelaku pelecehan seksual tidak memiliki karakteristik tertentu.
Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja dan pada siapa saja, bahkan dalam ruang
lingkup keluarga sekalipun. Pakaian juga tidak dapat dijadikan alasan mengapa seseorang
menjadi korban pelecehan seksual karena seseorang yang berpakaian tertutup pun bisa
menjadi korban pelecehan. Pelecehan seksual bukan hanya sekadar berupa sentuhan,
tetapi juga bisa berupa siulan atau catcalling, ungkapan verbal yang vulgar, hingga
mempertunjukkan gambar yang tidak senonoh.
Pada masa pandemi Covid-19, pelecehan seksual begitu kompleks. Perilaku ini
sangat meresahkan dan mencemaskan masyarakat sehingga tidak dapat dianggap remeh.
Pelecehan seksual merupakan penyalahgunaan hubungan antara dua orang atau lebih
yang merugikan salah satu pihak. Perilaku ini merujuk pada merendahkan martabat dan
harga diri seseorang. Perilaku ini dapat memberikan dampak yang besar terhadap kondisi
kejiwaan seseorang. Banyak diantara para korban pelecehan yang mengalami trauma
mendalam, kehilangan semangat hidup, bahkan yang paling parah adalah melakukan
percobaan bunuh diri. Pada umunya, perempuan sering kali menjadi korban pelecehan
dan kekerasan seksual. Begitu banyak kasus pembunuhan, pemerkosaan, dan
penganiayaan yang dialami oleh kaum perempuan. Namun, tidak menutup kemungkinan
laki-laki juga bisa menjadi korban.
Jumlah laporan kasus pelecehan seksual meningkat selama pandemi. Banyak
sekali kasus pelecehan seksual yang terkuak, mulai dari kekerasan seksual terhadap anak,
pelecehan seksual di dalam dunia pendidikan, pelecehan seksual di tempat kerja, bahkan
kekerasan seksual dalam ruang lingkup keluarga. Banyaknya kasus yang bermunculan
tersebut mendandakan bahwa perilaku kekerasan seksual di Indonesia mengalami
peningkatan selama pandemi Covid-19. Tindakan ini merupakan ancaman nyata yang ada
dalam masyarakat yang harus diwaspadai terutama bagi perempuan.

1.2 Teori
A. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual atau sexual harrasment merupakan bentuk pelanggaran atas
kesusilaan yang bukan saja menjadi masalah hukum nasional suatu negara, melainkan
sudah menjadi masalah hukum semua negara di dunia atau merupakan masalah global
(Marcheyla Sumera, 2013: 40-41). Farley (dalam Sri Kurnianingsih, 2003: 117-118)
mendefinisikan pelecehan seksual sebagai rayuan yang tidak dikehendaki penerimanya.
Rayuan tersebut muncul dalam berbagai macam bentuk, baik yang halus, kasar, terbuka,
fisik maupun verbal. Pelecehan seksual dalam bentuk verbal berupa bujukan seksual yang
tidak diharapkan, gurauan atau pesan seksual yang terus menerus, komentar yang cabul,
ungkapan tidak senonoh mengenai tubuh, dsb. Sedangkan pelecehan seksual dalam
bentuk fisik berupa tatapan yang sugestif terhadap bagian-bagian tubuh, rabaan, remasan,
mendekap, mencium, usaha perkosaan, dan lain sebagainya yang merugikan salah satu
pihak.
B. Peningkatan Pelecehan Seksual di Masa Pandemi
Andy Yentriyani, Ketua Komnas Perempuan, menyatakan bahwa terdapat
kecenderungan kenaikan kasus Pelecehan seksual selama pandemi Covid-19. Jumlah
laporan kasus pelecehan seksual di masa pandemi mengalami pelonjakan, terdapat
peningkatan laporan mencapai 4500 kasus dalam periode Januari-Oktober 2021. Dengan
banyaknya laporan kasus kekerasan seksual ini dapat dinilai apakah kondisi saat ini lebih
baik karena banyak kasus kekerasan seksual yang terungkap atau kondisi menjadi lebih
buruk karena banyak sekali kasus pelecehan seksual yang terjadi pada masa pandemi
Covid-19. Kasus pelecehan seksual di dunia maya juga mengalami peningkatan pada
masa pandemi. Menurut Maria, peningkatan kasus pelecehan seksual di dunia maya
diakibatkan oleh perubahan aktivitas masyarakat yang berpindah dari luring ke daring.
Perubahan tersebut mempengaruhi aliran informasi yang diterima oleh berbagai kalangan,
khususnya anak-anak dibawah umur yang mulai memiliki ketergantungan pada teknologi
dan internet (Putu Indah Savitri, 2021).

C. Penyebab naiknya kasus pelecehan seksual di masa pandemi


Dewasa ini, kasus pelecehan seksual di Indonesia semakin banyak terungkap dan
menjadi perbincangan hangat di media sosial. Mulai dari kasus pelecehan seksual yang
dialami mahasiswi di beberapa perguruan tinggi, pencabulan anak oleh orang tua, serta
pemerkosaan dan pemaksaan kehamilan pada santriwati di sejumlah pondok pesantren.
Peningkatan laporan kasus pelecehan seksual ini disebabkan oleh sejumlah layanan yang
berpindah ke daring, sehingga cara untuk melaporkan kejadian pelecehan seksual lebih
mudah dijangkau oleh para korban yang memiliki akses teknologi informasi seperti
smartphone (Ellyvon Pranita, 2021).

1.3 Rencana Pemecahan Masalah


Banyaknya kasus pelecehan seksual akhir-akhir ini tidak boleh dipandang sebelah
mata. Perilaku ini dapat berakibat fatal bagi kondisi korban, mulai dari rasa malu, trauma
mendalam, tidak memiliki semangat hidup, bahkan bunuh diri. Komnas Perempuan
menyerukan agar terkuaknya banyak kasus pelecehan seksual di Indonesia saat ini
menjadi momentum bagi negara untuk segera mengesahkan RUU PKS dan meningkatkan
pelayanan pemulihan bagi korban pelecehan seksual. Percepatan pengesahan RUU PKS
harus diutamakan karena pada dasarnya substansi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) tidak cukup untuk memberikan perlindungan terhadap korban pelecehan seksual
(Dwiko Rynoza Nur Rachman, 2021).

1.4 Tujuan Penulisan


a. Menjelaskan kepada pembaca penyebab meningkatnya kasus pelecehan seksual di
Indonesia selama masa pandemi Covid-19.
b. Menginformasikan kepada pembaca betapa daruratnya kasus pelecehan seksual di
Indonesia
c. Memaparkan kepada pembaca tentang pelecehan seksual dan dampaknya terhadap
korban.
d. Menjelaskan kepada pembaca mengenai pentingnya RUU PKS untuk segera
disahkan.
Daftar Pustaka

Kurnianigsih, Sri. (2003). Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan di Tempat Kerja.


Buletin Psikologi. Vol.11, 117-118.
Pranita, E. (2021-Desember). Kekerasan Seksual Semakin Terkuak, Apa Penyebabnya?
Ini Kata Komnas Perempuan. Kompas. Diperoleh dari
https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/12/130200423/kekerasan-seksual-
semakin-terkuak-apa-penyebabnya-ini-kata-komnas?page=all.
Rachman, Dwiko Rynoza Nur. (2021-November). Indonesia Darurat Kekerasan Seksual,
Kapan RUU PKS Disahkan?. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang. Diperoleh dari
https://bemu.umm.ac.id/id/berita/indonesia-darurat-kekerasan-seksual-kapan-ruu-
pks-di-sahkan.html.
Savitri, Putu Indah. (2021-Juli). Kasus Kekerasan Seksual di Dunia Maya Meningkat
Pesat di Masa Pandemi. Antaranews. Diperoleh dari
https://www.antaranews.com/berita/2284366/kasus-kekerasan-seksual-di-dunia-
maya-meningkat-pesat-di-masa-pandemi.
Sumera, M. (2013) Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan. Lex et
Societatis. Vol.1, 40-41.

Anda mungkin juga menyukai