Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN ARTIKULASI


TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA
PADA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS VI SLB. B
NEGERI SIDAKARYA DENPASAR.
 
 
 

Oleh
 
SUGIYANA
NIM :1329021024
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendengaran merupakan salah satu alat indra manusia yang
sangat penting berkaitan erat dengan ketrampilan berbahasa.
Anak tuna rung pada kenyataannya mengalami hambatan dalam
menerima informasi. Terutama informasi yang berupa bahasa
lisan.
 Agar anak tuna rangu memahami apa yang diajarkan oleh
gurunya pada waktu pelajaran, anak tuna rungu harus betul-
betul memperhatikan dengan seksama apa yang diucapkan oleh
lawan bicaranya
Untuk mengatasi adanya kesalah pahaman dalam berkomunikasi
perlu adanya latihan latihan berbicara
Identifikasi Masalah

• Apakah dengan layanan bimbingan artikulasi


dapat meningkatkan motivasi Belajar dan
Hasil belajar IPA pada siswa tuna rungu wicara
kelas VI Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri
Sidakarya Denpasar.
Pembatasan Masalah

Pembatasan permasalahan yang akan diteliti.


• Pengaruh Pemberian layanan bimbingan artikulasi
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar IPA pada
siswa tunarungu wicara kelas VI Sekolah Luar Biasa
Bagian B Negeri Sidakarya Denpasar.
• Yang diteliti dalam penelitian hanya dibatasi pada
beberapa faktor yaitu
(1) Layanan bimbingan artikulasi
(2) motivasi belajar
(3) hasil belajar IPA
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah
peneliti adalah sebagai berikut :
• Apakah terdapat pengaruh pemberian layanan
bimbingan artikulasi terhadap motivasi belajar pada
siswa tuna tungu wicara di kelas VI Sekolah Luar Biasa
Bagian B Negeri Sidakarya Denpasar Tahun 2014/2015
• Apakah terdapat pengaruh pemberian layanan
bimbingan artikulasi terhadap hasil belajar pada
siswa tuna tungu wicara di kelas VI Sekolah Luar Biasa
Bagian B Negeri Sidakarya Denpasar Tahun 2014/2015
Tujuan Penelitian
• Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
• Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan motivasi belajar
siswa yang mendapat layanan bimbingan artikulasi pada siswa tuna
tungu wicara di kelas VI Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri Sidakarya
Denpasar Tahun 2013/2014
• Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar IPA
siswa setelah mendapat layanan bimbingan artikulasi pada siswa tuna
tungu wicara di kelas VI Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri Sidakarya
Denpasar
• Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan motivasi belajar
dan hasil belajar setelah mendapat layanan bimbingan artikulasi pada
siswa tuna tungu wicara di kelas VI Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri
Sidakarya Denpasar Tahun 2014/2015
Manfaat Penelitian.

1. Manfaat Teoritis
bagi para profesional dibidang pendidikan dan dapat digunakan sebagai landasan
teori dalam pengembangan ilmu yang berhubungan dengan bimbingan konseling.
2. Manfaat Praktis
a.Bagi Siswa
Bagi siswa dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik
b.Bagi guru
Dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar secara lebih berpikir kreatif, inovatif
dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan dan
pengemban sekolah baik yang berhubungan dengan kualitas maupun kuantitas siswa
serta lulusannya.
LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

C. Landasan Teori
Berdasarkan permasalahan pada penelitian
ini, teori yang di bahas adalah sebagai berikut
(1) Kajian tentang anak luar biasa
(2) Kajian tentang layanan bimbingan
artikulasi
(3) Kajian tentang motivasi belajar
(4) Kajian tentang hasil helajar
Pengertian Anak Luar Biasa.

Menurut S. A. Bratanada (1975/ 1976 : 5 )


Anak luar biasa adalah anak yang berbeda-
beda dari anak yang dianggap mempunyai
suatu pertumbuhan dan perkembangan yang
normal dari intelegensinya , fisik, emosi, dan
ciri-ciri sosialnya, sehingga diperlukan pelajaran
pendidikan khusus agar dapat berkembang
sampai kemampuan yang maksimal.
. Klasifikasi Anak Luar Biasa

Anak yang mengalami penyimpangan dan


perkembangan dari segi fisik
a. Kelainan Penglihatan
b. Kelainan pendengaran
c. Kelainan bicara
d. Kelainan tubuh
Anak Tuna Rungu.

• Pengertian Anak Tuna Rungu


Dudung Abdurahman (1985:3) mengemukakan
”Tuna rungu adalah istilah yang
menggambarkan keadaan kemampuan
mendengar yang kurang atau tidaka berfungsi
normal sehingga tidak mungkin lagi di
andalkan untuk belajar dan wicara tanpa
dibantu dengan metoda dan peralatan khusus
“.
Jenis-Jenis Kehilangan Pendengaran
• Gangguan Pendengaran Konduktif.
disebabkan oleh gangguan penghantar gelombang
suara dari dalam sampai ketelinga sebelah luar.
• Gangguan Pendengaran Neurosensorik
Disebabkan oleh gagalnya penerimaan dan penerusan
gelombang suara oleh sel-sel syaraf pendengaran.

• Gangguan Pendengaran Campuran.


Disebabkan oleh gangguan kombinasi dari kedua tipe
gangguan.
Penyebab kelainan pendengaran
Ada berbagai faktor yang menyebabkan
kelainan pendengaran yaitu :
 Faktor-faktor sebelum anak dilahirkan
(Prenatal)
 Faktor-faktor pada saat dilahirkan (Natal)
 Faktor- faktor sesudah anak dilahirkan.
Klasifikasi Ketunarunguan

• Ketunarunguan pada taraf 15 – 25 db, yaitu


ketunarunguan taraf ringan
• Ketunarunguan pada taraf 26-75 db, yaitu
ketunarunguan taraf sedang
• ketuna runguan pada taraf 51-75 db, yaitu
ketunarunguan taraf berat.
• Ketunarunguan pada taraf 75 db, yaitu
ketunarunguan taraf sangat berat
Karakteristik Anak Tunarungu
Menurut Sri Moerdani dan J. Sambira (1989)
mengatakan bahwa :
Anak tuna rungu sering menunjukkan ciri-ciri
regidity, egosentris, kurang dapat
mengendalikan diri, impulsive, sugestible
( mudah terpengaruh ) kehidupan emosi
kurang stabil, cenderung mempunyai perasaan
agresive, mudah curiga, suka menyendiri dan
memilih kelompok.
Masalah yang dihadapi Anak tuna rungu

• Masalah komunikasi.
• Masalah orang tua dan masyarakat
• Masalah pendidikan.
• Masalah penempatan kerja.
Bimbingan artikulasi

• Menurut I Djumhur dan Moh Surya (1975 :28 )


Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistimatis kepada individu
didalam memecahkan masalah yang dihadapinya,
agar tercapai kemampuan untuk memahami diri
(Self Understanding ), mengarahkan diri (Self
relisasion ) sesuai dengan potensi atau kemampuan
dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungannya, baik keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pengajaran artikulasi
• pengajaran artikulasi adalah upaya untuk
melakukan tindakan ajar tentang artikulasi,
yang dalam prakteknya adalah upaya untuk
menggerakkan otot-otot dan langit-langit,
rahang, lidah dan bibir yang perlu untuk
berbicara.
Tujuan Pengajaran Artikulasi

• Dudung Abdurrahman dan Moh Sugiarto(1986:37)


Mengatakan bahwa:
Tujuan Pengaajaran Artikulasi adalah membina anak
didik agar memiliki kemampuan atau keterampilan
menerima, mengolah, menyimpan mengekpresikan
bahasa dalam bentuk wicara sehingga mereka dapat
berkembang wajar dan mencapai taraf hidup yang
lebih tinggi yang dapat berdialog dengan dirinya
sendiri, dengan masyarakat dan dengan masalah
yang dihadapi.
Prinsip prinsip Metodologis Pengajaran Artikulasi

Dalam pengajaran artikulalasi ada dua metode :


a. Metode analisis sintesis yaitu melatih terlebih dahulu
bunyi - bunyi bahasa secaratersendiri (mulai dari unsur
fonem).kemudian bunyi bunyian itu disambung
menjadi kata- kata, kelompok kata, lalu dengan
kalimat.
b. Metode Global Diferensiasi (metode sintesis qualisis).
Pelaksanaanya dapat dibedakan dalam dua
stadium.stadium pertama menyajikan bahan pelajaran
secara utuh (bahasa menampakkan diri dalam struktur)
Tenaga dan sarana yang diperlukan dalam
pengajaran artikulasi
• Tenaga pengajar artikulasi.
• Sarana yang diperlukan dalam pengajaran
artikulasi
• Peralatan non elektronik ,meliputi
• Peralatan elektronik, meliputi
Pentingnya pengajaran artikulasi bagi anak tuna rungu wicara.

• Agar anak memiliki kemampuan bahasa, maka


anak tuna rungu perlu diberikan materi
pengajaran artikulasi. Dengan pengajaran
artikulasi anak akan memiliki kemampuan
bahasa yang akhirnya dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang orang
disekitarnya.
Motivasi
• Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan /
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan
dalam diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan. (Moh. Uzer Usman : 2000).
Fungsi motivasi
• Motivasi mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul
perbuatan seperti belajar.
• Motivasi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan kepada pencapaian tujuan yang
diinginkan
• Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi
mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Sumber sumber motivasi
1.  Motivasi Intrinsik
yaitu motivasi yang bersumber pada faktor-faktor dari
dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun
pada diri siswa yang didorong oleh keinginan untuk
mengetahui, tanpa ada paksaan dorongan orang
2.  Motivasi Ekstrinsik
yaitu motivasi yang bersumber akibat pengaruh dari
luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan
atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan
demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Hasil Belajar
1.Pengertian Hasil Belajar
Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalampengertian yang lebih luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhir nya pengajaran
dari puncak proses belajar.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar. Faktor
internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor
psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar
individu. Faktor eksternal meliputi: faktor
keluarga, faktor sekolah, dan factor
masyarakat.
Ciri-ciri Hasil Belajar

• Perubahan yang disadari


• Perubahan yang bersifat kontinu
(berkesinambungan),
• Perubahan yang bersifat fungsional,
• Perubahan yang bersifat positif
• Perubahan yang bersifat aktif
• Perubahan yang bersifat permanen (menetap),
• Perubahan yang bertujuan dan terarah
Hasil Belajar IPA

• 1.Pengetian hasil Belajar IPA


• Pengertian Hasil belajar IPA Hasil belajar
merupakan suatu hasil akhir yang diperoleh
siswa setelah melakukan proses belajar.
Kerangka Konsep/Berpikir
• Kerangka berpikir yang dipakai acuan dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Layanan bimbingan artikulasi adalah salah satu cara
yang bertujuan meminimalkan kegagalan anak dan
memaksimalkan keberhasilan anak. Atas dasar
uraian tersebut maka layanan bimbingan artikulasi
memberikan konstribusi yang cukup efektif
terhadap Motivasi belajar dan peningkatan hasil IPA
pada siswa tuna rungu wicara kelas VI Sekolah Luar
Biasa bagian B Negeri Sidakarya Denpasar
. Rumusan Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Jika layanan bimbingan artikulasi dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien , maka
motivasi belajar akan meningkat.
• Jika layanan bimbingan artikulasi dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien , maka
hasil belajar IPA akan cennderung meningkat.
•  
METODE PENELITIAN.

1 Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kuantitatif
dengan desain pra - eksperimental design
yaitu non design (desain eksperimen belum
sungguh sungguh ) dengan jenis One Shot –
Case Study.(Dantes (2012: 95)
Skematis Desain penelitian
•  
• X O
•  
• Desain Penelitian
• (Dantes, 2012: 97)
•  
• Gambar 1. Desain Penelitian
•  
• Keterangan:
• O = observasi ( pengambilan )
• X = Treatmen (perlakuan)
• Metode pembelajaran yang digunakan sebagai perlakuan dalam penelitian ini dibedakan
atas metode pemberian tugas.

Subyek Penelitian

• seluruh siswa kelas kelas VI dengan jumlah


siswa 12 orang yang terdiri atas 5 orang siswa
laki-laki dan 7 orang siswa perempuan.
Bertempat di SLB B Negeri Sidakarya Denpasar
jalan Pendidikan No.26 sidakarya Denpasar
selatan
Variabel Penelitian dan Definisi Variabel

Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Pengaruh layanan bimbingan artikulasi

b. Variabel Terikat
motivasi belajar dan hasil belajar IPA Kelas VI SLB B Negeri Sidakarya
Denpasar.
Definisi Operasional Variabel

• Definisi Konseptual
Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara
sadar untuk mendapat dari bahan yang dipelajari
dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik
itu pengetahuan, keterampilan,maupun sikap
dan tingkah lakunya.Motivasi belajar merupakan
sesuatu keadaan yang terdapat pada diri
seseorang individu dimana ada suatu dorongan
untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
• Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
• Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
individu yang mencakup aspek tiga ranah yaitu :
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Awal Persiapan


2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
3. Tahap akhir Penelitian
Metode Pengumpulan Data dan Instrumen
Penelitian
• Metode Pengumpulan Data.
• Metode angket /Kuisioner
Digunakan untuk menumpulkan data tentang
motivasi belajar
• Metode Tes
Digunakan untuk hasil belajar

Anda mungkin juga menyukai