Anda di halaman 1dari 9

MAGANG

RUMAH SAKIT UMUM


MONOMPIA
Kelompok III (Kloter 2)

Awalludin
Baiq Husnul Aini
Muh. Abrar Pettasolong
Muhamad Rizqi Pratama Manoppo
Nur Afwa Adam
Nur Khofifah Zahrah
Profil Rumah Sakit Umum Monompia
GMIBM
Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum
Monompia
Rumah Sakit Umum Monompia berawal dariGMIBM
sebuah klinik rawat jalan yang bertempat
di ruang konsistori gereja tua kotamobagu yang pada tahun 1994 pindah ke gedung ex asrama
putra GMIBM di belakang kantor sinode dengan nama rumah bersalin dan rawat inap
monompia. Mulai tahun 2001 pelayanan berkembang menjadi pelayanan umum dan bersalin
atas rekomendasi kepala dinas kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow. Pada 2006
mendapat rekomendasi ijin Bupati Bolaang Mongondow No. 400/Setda/Kab/06/ii/2.2006
dengan status ijin sementara sebagai rumah sakit monompia klasifikasi tipe D. Pada mei 2009
keluar SK menteri kesehatan RI dengan No. Hk.071/III.19.16/09 ditetapkan sebagai rumah
sakit umum (RSU) monompia dengan kode registrasi rumah sakit :71.01.0.24.
Rumah sakit umum monompia telah terakreditasi oleh tim kars (komisi akreditasi rumah
sakit) berdasarkan penilaian pada 28 juni 2012 – 30 juni 2012 dengan memperoleh hasil yang
baik.
Visi Misi
Terwujudnya rumah sakit sebagai pusat 1. Mengembangkan pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan yang bermutu yang holistic berdasarkan kasih
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal sesuai dengan standar rumah sakit
3. Meningkatkan kompetensi dan profesional
sdm rumah sakit
Motto 4. Mewujudkan pelayanan yang cepat dan
6S 1K : Senyum, Salam, Sambut, Sapa, berkualitas
Sopan, Sentuk dan Kasih
praktek kerja lapangan
di rumah sakit Instalasi Farmasi Rumah
Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan dengan tujuan
Sakit
agar mahasiswa dapat memahami kegiatan
kefarmasian yang dilakukan di rumah sakit. Dapat
IRFS merupakan bagian dari rumah sakit,
membandingkan teori yang sudah didapatkan dalam
tempat penyelenggaraan semua pekerjaan
perkuliahan dengan praktek langsung di rumah sakit.
kefarmasian yang mengelola obat mulai dari
Dan juga mahasiswa mendaptkan pengalaman
produksi, pengembangan, pelayanan farmasi
langsung tentang pelayanan serta memberikan
untuk semua individu pasien, profesional
informasi mengenai penggunaan obat langsung
kesehatan dan program rumah sakit (Siregar dan
kepada pasien.
Amalia, 2004).
Tujuan IRFS adalah untuk melangsungkan
pelayanan farmasu yang optimal baik dalam
keadaan biasa maupun gawat darurat sesuai
dengan keadaan pasien dan fasilitas yang
tersedia.
Pengelolaan Farmasi Di RSU. Monompia
Perencanaan Pengadaan Penerimaan Penyimpanan
Perbekalan farmasi Sumber pengadaan Barang akan diterima oleh Teori yang kami sudah
direncanakan obat apotek tim penerima barang, dan dapatkan dikatakan bahwa,
berdasarkan pada rsu.monompia akan di periksa penyimpanan obat terdapat
perkiraan kebutuhan meliputi pembelian kelengkapan administrasi beberapa metode ada yang
rata-rata, mengajukan ke PBF, perusahaan barang seperti faktur, surat disusun berdasarkan abjad,
permintaan, stok yang obat farmasi lainnya. jalan, jenis, jumlah, sesuai golongan atau indikasi
obat, dan juga jenis sediaan.
ada di gudang. Dengan apoteker no.batch, exp.date, tnggl
Dan yang dari kami lihat di
pengelola apotek produksi. Jika lengkap
lapangan, obat-obat di
membuat surat barang akan diterima, dan rsu.monompia disusun
pesanan untuk ditulis dalam pembukuan berdasarkan abjad dan jenis
melakukan dan dimasukkan kedalam sediaan dengan sistem FIFO.
pengadaan obat. gudang. Setiap jenis obat disertai
dengan kartu stok.
Pencatatan
Kegiatan yang dilakukan yaitu Pemusnahan
pencatatan mengenai barang yang Pemusnahan obat dilakukan
masuk dan keluar dicatat kedalam terhadap obat yang telah
kartu stok, dan juga pencatatan kadaluarsa kurang lebih 5
mengenai barang atau obat yang
Pelaporan
tahun. Pemusnahan obat harus
telah kadaluarsa/rusak yang dibuat Pelaporan dilakukan menyiapkan berita acara
secara manual dan ada juga secara kepada DINKES, pemusnahan, menyiapkan
aplikasi sistem komputer. Barang PBF, BPOM. tempat dan pemusnahan
masuk dan keluar dicatat kedalam disesuaikan dengan jenis dan
kartu stok, dan juga pencatatan bentuk sediaan serta peraturan
mengenai barang atau obat yang yang berlaku.
telah kadaluarsa/rusak .
Pelayanan Resep
Pelayanan resep dimulai dari skrining resep, yang
meliputi memeriksa kelengkapan resep, melakukan
pertimbangan klinis seperti adanya alergi, atau seperti efek Dan juga di rumah sakit ini, kami
samping. Jika terdapat kata yang tidak jelas sebaiknya mendapat pembelajaran yang berbeda dari
dikonsultasikan terlebih dahulu terhadap dokter bersangkutan. apa yang kami dapatkan dikampus,
Selanjutnya karyawan apotek akan melakukan penginputan sehingga dapat menambah wawasan kami.
obat ke komputer untuk mengetahui biaya yang harus dibayar Dikampus kami belajar mengenai copy
pasien. resep, yang mengatakan bahwa penulisan
Kemudian menyiapkan obat, etiket harus ditulis jelas copy resep harus ditulis sesuai resep asli,
dan dapat dibaca. Obat dikemas dengan rapi dalam kemasan dengan memberi tanda det pada obat yang
yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. Serta dilakukan sudah diambil. Sedangkan di lapangan,
pemeriksaan akhir oleh tenaga teknis kefarmasian, terhadap kami belajar bahwa penulisan copy resep
kesesuaian antara obat dengan resep sebelum diserahkan hanya ditulis obat yang belum diambil saja,
kepada pasien. Obat diserahkan pada pasien disertai pemberian kecuali resep yang ada narkotika resepnya
informasi obat. dikembalikan dan obat yang sudah diambil
ditandai det.
Gudang
Narkotika Dan Psikotropika Pengeluaran obat digudang dilakukan menggunakan
Pemesanan narkotika dan psikotropika kombinasi dari sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
dilakukan dengan menggunakan surat Expired first out) dimana untuk sistem FIFO, penyimpanan
pemesanan khusus dan ditandatangani oleh berdasarkan pada obat yang pertama kali masuk, sedangkan
sistem FEFO berdasarkan pada obat yang memiliki expire date
Apoteker Pengelola Apotek. SP untuk
terdekat.
Narkotika ditujukan kepada perusahaan yang
menjadi distributor tunggal narkotika di
Indonesia, sementara untuk psikotropika dapat
Penyimpanan Narkotika Dan Psikotropika
melalui PBF. Surat pesanan narkotika terdiri
dari 4 rangkap, yaitu untuk diberikan ke PBF, Untuk narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari
Balai POM, pabrik obat, dan arsip. khusus di dalam lemari obat keras dengan keadaan terkunci.
Dan untuk psikotropika menggunakan Penyimpanan narkotika dan psikotropika sama seperti
surat pemesanan yang terdiri dari tiga rangkap penyimpanan yang lainnya yaitu berdasarkan alfabetis namun
untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika ini tidak
yang diserahkan kepada PBF, Balai POM, dan
dipisahkan berdasarkan bentuk sediaan terkecuali obat yang
sebagai arsip.
membutuhkan perlakuan khusus dimana penyimpanan tersebut
di dalam kulkas.

Anda mungkin juga menyukai