10 MPP 2015boos
10 MPP 2015boos
1
Bantuan Operasional Sekolah ( BOS)
2
Latar Belakang
1. Pendahuluan
1. Pasl 31 UUD 1945 mengamanatkan pendidkn mrpkn
hak bg setiap warga negara,tetapi penddkn dasar
mrpkn kewajiban yg hrs diikuti oleh setiap wn dan
pemrnth wajib membiayai kegiatn tsb
2. Psl 31 ayt 4 . Negara memprioritaskan anggrn
penddkn sekurang2nya 20% dari APBNdan APBD
untk memenuhi kebutuhan penyelenggaran pendidikn
Nasional
3. Pada th 1994 pmrnth telah mencanangkan Program
WAJAR penddkn dasar 9 th (Inpres No1 Th 1994) .
Kemudian diperkuat dg Inpres No.5 Th 2006 ttng
Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan WAJAR 9
th dan pemberantasan Buta Aksara
3
4. UU No 20 th 2003 ttg Sisdiknas mengamanatkn
bahwa setiap wn berusia 7- 15 th wajib
mengikuti penddkn dasar
• Konsekwensi dr hal tsb, mk pemerinth wajib
memberikn layanan pendidkn bg seluruh peserta
didik pd tingkan pendidkn dasar (SD/MI dan
SMP/MTs serta satuan pendidikn sederajat.
• Di satu sisi kemampuan masy yg terus menurun
sbg dampak dr kenaikan BBM, maka pemerintah
menerapkan dan mengembangkan Program
BOS
4
• Pada bln Maret dan Oktober 2005 pemerintah
Indonesia mengurangi subsidi BBM dan me
realokasikan sebagian dananya untuk program
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yg mulai
dilaksanakan pada bulan Juli 2005
• Program yg diberikan untuk sekolah SD dan
SMP sederajat ini dimaksudkan untk
mengurangi beban masy. khususnya masy
miskin dlm membiayai pendidikn setelah
kenaikan harga BBM
5
• BOS ini berbeda dg Program Konpensasi
Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM)
bidang pendidikn sebelumnya yg diberikan
dlm bentuk beasiswa (bantuan khusus
Murid –BKM) kpd siswa yg dianggap
miskin
• Dana BOS dialokasikan berdasarkan
jumlah murid, pd th pertama 2005 dg
perhitungan per murid per tahun
6
3. Pengertian
Bantuan Operasional Sekolah ( BOS)
2. Pengertian
– BOS adalah progam pemerintah yg berasal
dari relokasi dana subsidi BBM di bidang
pendidikan
– BOS adalh program pemerintah untk
penyediaan pendanaan biaya non personal
bagi satuan penddkn dasar sbg plksaaan
program wajar
7
4.Tujuan BOS
a. Tujuan Umum
• Untuk meringankan beban masyarakat thd
pembiayaan penddkn dlm rangka program Wajar 9 Th
b. Tujuan secara Khusus
1. Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat
pendidikan dasar dari beban biaya operasional
sekolah, baik di sekolah negeri maupun swasta
2. Menggratiskan seluruh siswa SDN dan SMPN thd
BOS, kecuali pada rintisan sekolah bertarap
internasional (RSBI) / Sekolah bertaraf Internasional
(SBI)
3. Meringankan beban BOS bagi siswa di sekolah
swasta
8
KRITERIA SISWA MISKIN
1. Berasal dari keluarga miskin yang
dibuktikan dengan Kartu Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
atau surat keterangan tidak mampu dari
kelurahan/desa setempat
2. Terancam putus sekolah
3. Ditetapkan oleh rapat komite
sekolah/madrasah
9
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT SEKOLAH
• Tidak diperkenankan melakukan manipulasi data jumlah
siswa dengan maksud untuk memperoleh bantuan yang
lebih besar.
• Mengelola dana BOS secara transparan dan bertanggung
jawab dengan cara mengumumkan besar dan penggunaan
dana BOS di papan pengumuman sekolah (Format BOS-
11). Laporan tersebut harus diperbaharui (di update) setiap
3 bulan dan ditandatangani oleh Komite Sekolah
• Mengumumkan hasil pembelian barang dan harga yang
dilakukan oleh sekolah di papan pengumuman yang harus
ditandatangani oleh Komite Sekolah.
10
5. Sasaran BOS
11
Sekolah penerima BOS
12
4. Sekolah negeri kategori Rintisan SBI dan SBI
diperbolehkan memungut dana dr ortu siswa
yg mampu dg perse7an komite sekolah.
PEMDA hrs ikut mengendalikan dan
mengawasi pungutan yg yg dilakukan oleh
sekolah agar tercipta prinsip pengelolaan dana
secara transparan dan akuntabel
5. Sekolah negeri yg sebagian kelasnya sdh
menerpkan sistem sekolah bertaraf RSBI tetap
diperbolehkan memungut dana dr siswa yg
mampu dg pers7an komite sekolah dan
menggratiskan siswa miskin
13
Program BOS
Program BOS yg terkait dg DIKDAS 9 th, setiap pengelola
program pendidikn hrs memperhatikan hal :
1. BOS hrs menjadi sarana penting untk meningkatkan
akses dan mutu penddkn dasar 9 tahun
2. Tidak boleh ada siswa miskin putus sekolah krn tdk
mampu membayar iuran/pungutan yg dilakukan
sekolah
3. Anak lulusan setingkat SD, hrs diupayakan
kelangsungan penddknnya ke sekolah setingkat SMP.
Tidak boleh ada tamatan SD/ setara tdk dpt
melanjutkan ke SMP/setara
4. Kepala sekolah hrs mengelola dana BOS secara
transparan
5. BOS tdk menghalangi peserta didik, ortu, atau walinya
memberikan sumbangan sukarela yg tidak mengikat
kpd sekolah 14
6. Kepala sekolah hrs mengelola dana BOS
secara transparan
7. BOS tdk menghalangi peserta didik, ortu,
atau walinya memberikan sumbangan
sukarela yg tidak mengikat kpd sekolah
15
Fungsi BOS bagi SD dan SMP Negeri dan
Swasta
16
Sekolah Negeri (SD dan SMP Sekolah Swasta (SD dan SMP
CATATAN:
• BOS tidak menghalangi peserta didik,
orang tua, atau walinya memberikan
sumbangan sukarela yang tidak mengikat
pada madrasah dan hal itu harus
diputuskan bersama dengan Komite
Madrasah dan atau orang tua/wali murid
20
Ketentuan Penggunaan
A. Tepat Guna :
• Penggunaan dana BOS di madrasah
harus didasarkan pada kesepakatan
bersama antara Kepala Madrasah/
Dewan Guru dan Komite Madrasah yang
harus didaftar sebagai salah satu sumber
penerimaan dalam RAPB madrasah
disamping dana yang diperoleh dari
Pemda atau sumber lain (block grant,
hasil unit produksi, sumbangan lain, dsb).
21
6. PENGGUNAAN DANA BOS (agar
disesuaikan dengan th 2014)
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka
penerimaan siswa baru:
Biaya pendaftaran,
Penggandaan formulir
Administrasi pendaftaran
Pendaftaran ulang siswa lama
Kegiatan lain yang berkaitan langsung
dengan kegiatan tersebut: Untuk alat tulis,
photocopy, konsumsi panitia, dan uang
lembur dalam rangka penerimaan siswa
baru dan siswa lama.
22
2. Pengembangan Perpustakaan
Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di
perpustakaan (BOS Buku)
Pembelian buku referensi, pengayaan, dan panduan
guru untuk dikoleksi di perpustakaan
3. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa
4. Kegiatan Ulangan dan Ujian
5. Pembelian bahan-bahan habis pakai
6. Langganan daya dan jasa
7. Perawatan madrasah
8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan
tenaga kependidikan honorer.
9. Pengembangan profesi guru
10. Membantu siswa miskin
23
11.Pembiayaan pengelolaan BOS
12.Pembelian perangkat komputer
13.Pembiayaan asrama dan pembelian peralatan
ibadah
14.Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 13
telah terpenuhi pendanaannya dari BOS (Alat
peraga/media pembelajaran Mesin ketik Peralatan
UKS Pembelian meja dan kursi siswa jika meja dan
kursi yang ada sudah rusak berat)
24
4. Pembiayaan kegiatan pembelajaran
remedial, pembelajaran pengayaan,
pemantapan persiapan ujian, olahraga,
kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka,
palang merah remaja, pembinaan
keagamaan, UKS, dan sejenisnya
honor jam mengajar tambahan di luar jam
pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi
siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba,
fotocopy/penggandaan materi, membeli alat
olah raga, alat kesenian, dan biaya
pendaftaran mengikuti lomba
25
5. Membiayai ulangan harian, ulangan umum,
ujian madrasah, ujian nasional, dan laporan
hasil belajar siswa
Untuk membeli bahan dan fotocopy soal, honor
pengawas, panitia, koreksi hasil ujian dan honor
guru dalam rangka penyusunan raport siswa, atau
lain2 yang relevan dengan kegiatan tsb.
Pembayaran honor penulis soal ujian dan koreksi
soal ujian dibayar untuk kegiatan ulangan/ujian
yang ditetapkan dengan SK Kepala Madrasah
6. Pembelian bahan-bahan habis pakai yang
mendukung proses belajar mengajar:
Buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan
praktikum, buku induk siswa, buku inventaris,
langganan koran/majalah pendidikan, makanan
dan minuman ringan untuk kebutuhan sehari-hari di
madrasah, serta pengadaan suku cadang alat
kantor
26
7. Pembiayaan langganan daya dan jasa:
Membayar langganan listrik, air, internet, dan telepon
Untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar
madrasah/PPS.
Membeli genset bagi madrasah/PPS yang tidak ada jaringan
listrik dan madrasah/PPS tersebut memerlukan listrik untuk
proses belajar mengajar di madrasah/PPS, atau khusus bagi
daerah yang sering mengalami program pemadaman listrik,
maka diperkenankan untuk membeli Genset
Tidak diperkenankan untuk membeli HP dan pulsa HP
8. Pembiayaan perawatan madrasah/PPS:
Perawatan ringan seperti pengecatan, perbaikan atap bocor,
perbaikan pintu & jendela, perbaikan mebeler, perbaikan
sanitasi madrasah, perbaikan lantai ubin/ keramik, dan
perawatan fasilitas madrasah lainnya,
Perawatan ringan dilakukan dengan swakelola
27
9. Pembayaran honorarium:
Bulanan guru honorer
Tugas tambahan Kepala Madrasah non-PNS
Tugas tambahan Wakil Kepala Madrasah/
Pembantu Kepala Madrasah
Wali Kelas
Petugas laboratorium atau perpustakaan
Tenaga Kependidikan PNS dan non PNS
Tugas tambahan bagi guru PNS dibayarkan,
selama tugas tambahan tersebut di luar kewajiban
24 jam mengajar
10. Pengembangan profesi guru:
pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS dan
sejenisnya
Honorarium narasumber, penulis naskah materi
paparan, honor peserta, pengadaan alat tulis,
penggandaan materi, transport, dan konsumsi 28
11.Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa
miskin yang menghadapi masalah biaya
transport dari dan ke madrasah/PPS.
Bantuan hanya diberikan kepada siswa yang
terancam putus sekolah karena biaya transport
Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga digunakan
untuk membeli alat transportasi sederhana yang
akan menjadi barang inventaris madrasah (misalnya
sepeda, perahu penyeberangan, dll)
12.Pembiayaan pengelolaan BOS:
Biaya ATK, penggandaan, surat menyurat
Insentif bagi Kepala Madrasah non PNS/Penjab
PPS dan bagi Bendahara dalam rangka penyusunan
laporan BOS
Biaya transportasi dalam rangka mengambil dana
BOS di Bank/PT Pos
29
13. Pembelian personal komputer (PC) untuk kegiatan
belajar siswa, dan perangkat2nya
MI/PPS Ula maksimum 1 set
MTs/PPS Wustha maksimum 2 set
1 unit printer
Kelengkapan komputer (Flash disk, CD, DVD)
Suku Cadang Komputer
14. Khusus untuk pesantren salafiyah:
Dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan
membeli peralatan ibadah.
15. Bila seluruh komponen 1 s/d 14 di atas telah
terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih
terdapat sisa dana, maka dapat digunakan:
Membeli alat peraga/media pembelajaran
Mesin ketik
Mebeler madrasah/PPS.
Seragam siswa miskin
30
31
7.Biaya Satuan BOS
32
7.Biaya Satuan BOS (2014)
• Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh
madrasah/PPS, dihitung berdasarkan jumlah siswa
dengan ketentuan:
• Madrasah Ibtidaiyah/PPS Ula : Rp.
580.000,-/siswa/tahun
• Madrasah Tsanawiyah/PPS Wustha : Rp.
710.000,-/siswa/tahun
33
8. LARANGAN PENGGUNAAN
DANA BOS
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan
maksud dibungakan;
2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS);
4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi
prioritas madrasah dan memerlukan biaya
besar, misalnya studi banding, studi tour
(karya wisata) dan sejenisnya
5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk
guru;
34
6. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa
untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris madrasah),
kecuali untuk siswa miskin penerima BSM;
7. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
8. Membangun gedung/ruangan baru;
9. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses
pembelajaran;
10. Menanamkan saham;
11. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber
dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara
penuh/wajar;
35
12. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada
kaitannya dengan operasional madrasah,
misalnya iuran dalam rangka perayaan hari
besar nasional dan upacara keagamaan /acara
keagamaan;
13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait
program BOS/perpajakan program BOS yang
diselenggarakan lembaga di luar Kementerian
Agama
36
Catatan:
Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan
uang lelah bagi guru PNS diperbolehkan
hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu
kegiatan madrasah selain kewajiban 24 jam
mengajar.
Penggunaan dana BOS bersifat prioritas
Besaran/satuan biaya untuk transportasi dan
uang lelah guru PNS yang bertugas di luar jam
mengajar tersebut harus mengikuti SBU yang
ditetapkan Kementerian Keuangan
37
B. TEPAT PROSEDUR
• Tim Manajemen BOS Pusat mengumpulkan data jumlah
siswa madrasah negeri pada tiap kabupaten/kota melalui
Tim Manajemen BOS Provinsi.
• Atas dasar data jumlah siswa madrasah negeri pada tiap
kabupaten/kota tersebut, Tim Manajemen BOS Pusat
menetapkan alokasi dana BOS untuk madrasah negeri
pada tiap provinsi.
• Tim Manajemen BOS Provinsi dan Tim Manajemen BOS
Kabupten/Kota melakukan verifikasi ulang data jumlah
siswa tiap madrasah negeri sebagai dasar dalam
menetapkan alokasi dana BOS di tiap madrasah negeri.
• Berdasarkan jumlah alokasi dana BOS tersebut, Tim
Manajemen BOS Provinsi menetapkan DIPA BOS pada
madrasah negeri dengan berdasarkan pada Rencana
Anggaran dan Kegiatan Madrasah (RAKM) yang telah
38
ditetapkan oleh tiap madrasah negeri
Mekanisme Alokasi
Pengumpulan Data Siswa dan Persiapan Alokasi Propinsi
Alokasi per
PUSAT
propinsi
39
Slide No. 39
Mekanisme Penyaluran
1
2
40
Slide No. 40
Mekanisme Pembelian Barang/Jasa
di Sekolah
1. Tim Sekolah harus menggunakan prinsip keterbukaan
dan ekonomis dalam menentukan barang/jasa.
2. Tim harus memperhatikan kualitas barang/jasa.
3. Barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp 10 juta,
Tim Sekolah dapat memperoleh informasi harga
melalui tlp atau menugaskan 1 anggota Tim untuk
mengunjungi penyedia barang/jasa atau berbelanja
langsung dengan harga yang wajar.
4. Barang/jasa dengan nilai lebih dari Rp 10 juta-Rp 25
juta, ketiga anggota Tim Sekolah harus mengunjungi
minimal 3 penyedia barang/jasa untuk mendapatkan
informasi harga dan melakukan pembandingan dan
pencatatan .Tim sekolah tidak perlu membuat rencana
tertulis dan melakukan penawaran kepada penyedia
barang/jasa.
41
Mekanisme Pembelian Barang/Jasa
(Lanjutan...)
5. Barang/jasa dengan nilai diatas Rp. 25 juta, maka Tim Sekolah
harus menyusun rencana kebutuhan barang/jasa untuk meminta
penawaran tertulis kepada minimal 3 pihak penyedia barang/jasa.
6. Dalam kasus di mana dalam radius 10 km dari sekolah tidak ada
pembanding atau memerlukan biaya besar/waktu yang lama untuk
mencari pembanding, maka proses pembandingan tidak harus
dilakukan, dengan memberikan penjelasan/ uraian mengenai
alasan tersebut.
7. Tim Sekolah harus selalu membandingkan harga penawaran dari
penyedia barang/jasa dengan harga pasar dan melakukan
negosiasi harga kepada penyedia barang/jasa apabila harga
penawaran lebih tinggi dari harga pasar.
8. Setelah melakukan proses tersebut di atas, Tim Sekolah harus
membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia
barang/jasa.
9. Proses pembelian barang/jasa harus diketahui oleh Komite 42
Sekolah.
10.Monitoring dan Pelaporan
A. Bentuk Kegiatan
melakukan pemantauan, pembinaan dan
penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan
program BOS
B. Tujuan
untuk meyakinkan bahwa dana BOS diterima
oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara,
dan penggunaan yang tepat
43
Monitoring dan Pelaporan
C. Komponen yang dimonitor
1. Alokasi dana BOS pada madrasah/PPS penerima bantuan;
2. Penyaluran dan penggunaan dana BOS;
3. Pelayanan dan penanganan pengaduan Masalah BOS;
(pelayanan dan penanganan pengaduan, dapat dilakukan
bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini
dilakukan dengan mencari fakta, menginvestigasi,
menyelesaikan masalah, dan mendokumentasikan.)
4. Administrasi keuangan BOS;
5. Pelaporan serta pengumuman rencana penggunaan dana
BOS .
44
Monitoring Oleh Tim Pusat
A. Monitoring Pelaksanaan Program
• Monitoring ditujukan untuk memantau: Penyaluran
dan penyerapan dana, Kinerja Tim Manajemen
BOS Provinsi, Penggunaan dan pengelolaan dana
safeguarding di tingkat provinsi.
• Responden terdiri dari: Tim Manajemen BOS
Provinsi dan Kantor Pos/Bank Penyalur.
• Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan
penyaluran dana, pada saat penyaluran dana dan
paska penyaluran dana.
45
Slide No. 45
Monitoring Oleh Tim Pusat (Lanjutan...)
46
Monitoring Oleh Tim Propinsi
A. Monitoring Pelaksanaan Program
• Ditujukan untuk memantau Penyaluran dan
penyerapan dana, Penggunaan dana di tingkat
sekolah
• Responden: Tim Manajemen BOS Kab/Kota,
sekolah, murid dan/atau orangtua murid penerima
bantuan, dan Kantor Pos/Bank Penyalur.
• Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan
penyaluran dana, pada saat penyaluran dana dan
pasca penyaluran dana.
47
Monitoring Oleh Tim Propinsi
(Lanjutan...)
B. Monitoring Kasus Pengaduan
• Ditujukan untuk melakukan fact finding,
investigasi, dan menyelesaikan masalah
• Responden disesuaikan dengan kasus yang
terjadi.
• Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan
dilaksanakan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan di lapangan.
48
Monitoring Oleh Tim Kabupaten
49
Monitoring Oleh Tim Kabupaten
(Lanjutran...)
B. Monitoring Penanganan Pengaduan
• Untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang muncul di sekolah
• Responden disesuaikan dengan kasus yang
terjadi.
50
PELAPORAN
A. Tim Manajemen BOS Pusat
1. Laporan Triwulanan
2. Laporan Akhir Tahun
B. Tim Manajemen BOS Propinsi
1. Laporan Triwulanan
2. Laporan Akhir Tahun
C. Laporan Tim BOS Kabupaten/Kota
D. Laporan Sekolah
51
Slide No. 51
PELAPORAN
A. Tim Manajemen BOS Pusat
1. Laporan Triwulanan
2. Laporan Akhir Tahun
B. Tim Manajemen BOS Propinsi
1. Laporan Triwulanan
2. Laporan Akhir Tahun
C. Laporan Tim BOS Kabupaten/Kota
D. Laporan Sekolah
52
Slide No. 52
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
MADRASAH NEGERI
• Laporan Pertanggungjawaban dibuat pada tiap semester,
dengan lampiran:
Nama-nama siswa miskin yang digratiskan sesuai dengan
Format BOS-08.
Jumlah dana yang dikelola madrasah/PPS dan catatan
penggunaan dana (RAKM/RAPBM (Forman BOS-K-1, BOS
K-2, BOS K-3/Buku Kas Umum, BOS K-4/Buku Pembantu
Kas, BOS-K-5/Buku Pembantu Bank, BOS K-6/Buku
Pembantu pajak)
Jumlah siswa pada tiap semester berdasarkan jenis kelamin
dan jenjang kelas (Format BOS-02D)
Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran (Format BOS-
09).
Lembar pencatatan pengaduan (Format BOS-10).
53
• Khusus untuk laporan pembelian buku, ada beberapa
format laporan, yaitu:
Format BOS Buku-01 dibuat oleh madrasah/PPS yang
berisikan daftar buku yang dibeli oleh madrasah/PPS
Format BOS Buku-02 dibuat oleh Tim Manajemen
Kabupaten/Kota yang berisikan rekapitulasi buku yang dibeli
oleh madrasah/PPs
Format BOS Buku-03 dibuat oleh Tim Manajemen BOS
Provinsi yang berisikan rekapitulasi jumlah dan judul buku
yang dibeli di setiap kab/kota.
• Khusus untuk pertanggungjawaban pada madrasah
negeri:
Setiap pengeluaran uang dari dana BOS untuk pembelian
barang yang sifatnya inventaris, harus didaftar sebagai aset
madrasah yang dipisahkan dari aset yang dibiayai dari dana
54
selain BOS
MEKANISME PENCAIRAN DANA BOS PADA
MADRASAH SWASTA
Implikasi:
Penulisan nomor rekening harus hati2, sehingga tidak
salah yg akan menyebabkan keterlambatan dlm
pencairan
Data harus valid, karena akan kesulitan kalau ada
salah data
Pengembalian kelebihan dana langsung ke Kas
Negara, tidak lagi ke rekening penampung
55
Pengawasan Dan
Pemeriksaan
• Pengawasan Melekat: Oleh atasan terkait
• Pengawaasan Fungsional: BPKP, Inspektorat
Jenderal Depdiknas serta Badan Pengawas
Daerah (Bawasda) Propinsi dan
Kabupaten/Kota.
• Pemeriksaan: Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK)
• Pengawasan Masyarakat
56
11. Sanksi
1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan
undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan
pangkat, mutasi kerja).
2. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu
pengembalian dana BOS yang terbukti disalahgunakan kepada
satuan pendidikan atau ke kas negara.
3. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan,
penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau
terbukti melakukan penyimpangan dana BOS.
4. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan
pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya
kepada Kab/Kota dan Propinsi, bilamana terbukti pelanggaran
tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk
memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan.
57
UPAYA PENINGKATAN TRANSPARANSI
DAN AKUNTABILITAS BOS
58
59
60
TAMBAHAN MATERI
61
KRITERIA BUKU TEKS PELAJARAN YANG DIBELI
63
• Buku yang dibeli/digandakan:
Satu siswa satu buku teks pelajaran artinya: tiap
siswa dapat 2 buku (buku umum & buku PAI)
Buku yg dibeli harus buku baru (bukan bekas)
Buku yang dibeli menjadi acuan wajib bagi guru dan
siswa dalam proses pembelajaran
Harus dipinjamkan secara cuma-cuma kepada
siswa dan boleh dibawa pulang
Buku harus telah dibeli oleh madrasah/PPS
sebelum palajaran dalam satu semester dimulai
64
PENGGUNAAN DANA BOS PADA
MADRASAH NEGERI
Mengingat dana BOS pada madrasah negeri sudah berada
dalam DIPA Satker Madrasah, maka berdasarkan kegiatan-
kegiatan tersebut di atas, penggunaan dana BOS pada
madrasah negeri mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
a. Dana BOS diprioritaskan untuk membiayai kegiatan yang
belum dibiayai dari dana APBN selain dana BOS .
b. Untuk kegiatan-kegiatan selain BOS yang dananya sudah
dialokasikan dalam DIPA, penggunaan dana BOS bersifat
sebagai dana tambahan jika dana yang dialokasikan
tersebut tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan .
c. Penggunaan dan pertanggungjawaban dana BOS dilakukan
oleh Bendahara Pengelola BOS dengan diketahui oleh
Kepala Madrasah dan Komite Madrasah.
65
PERPAJAKAN
• Batas minimal honorarium guru honorer yang
dikenakan pajak 5% adalah Rp. 1.320.000,-/
bulan atau Rp. 15.840.000/tahun
• Batas minimal upah harian yang dikenakan
pajak 5% adalah Rp. 150.000,-/hari dengan
jumlah sebulan Rp. 1.320.000,-
66
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
MADRASAH NEGERI
• Laporan Pertanggungjawaban dibuat pada tiap semester,
dengan lampiran:
Nama-nama siswa miskin yang digratiskan sesuai dengan
Format BOS-08.
Jumlah dana yang dikelola madrasah/PPS dan catatan
penggunaan dana (RAKM/RAPBM (Forman BOS-K-1, BOS
K-2, BOS K-3/Buku Kas Umum, BOS K-4/Buku Pembantu
Kas, BOS-K-5/Buku Pembantu Bank, BOS K-6/Buku
Pembantu pajak)
Jumlah siswa pada tiap semester berdasarkan jenis kelamin
dan jenjang kelas (Format BOS-02D)
Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran (Format BOS-
09).
Lembar pencatatan pengaduan (Format BOS-10).
67
• Khusus untuk laporan pembelian buku, ada beberapa
format laporan, yaitu:
Format BOS Buku-01 dibuat oleh madrasah/PPS yang
berisikan daftar buku yang dibeli oleh madrasah/PPS
Format BOS Buku-02 dibuat oleh Tim Manajemen
Kabupaten/Kota yang berisikan rekapitulasi buku yang dibeli
oleh madrasah/PPs
Format BOS Buku-03 dibuat oleh Tim Manajemen BOS
Provinsi yang berisikan rekapitulasi jumlah dan judul buku
yang dibeli di setiap kab/kota.
• Khusus untuk pertanggungjawaban pada madrasah
negeri:
Setiap pengeluaran uang dari dana BOS untuk pembelian
barang yang sifatnya inventaris, harus didaftar sebagai aset
madrasah yang dipisahkan dari aset yang dibiayai dari dana
68
selain BOS
Tanggung Jawab Orang Tua Peserta
Didik
• Biaya pribadi peserta didik, misalnya uang saku/uang
jajan, buku tulis dan alat-alat tulis, dls.
• Pendanaan sebagian biaya investasi pendidikan
dan/atau sebagian biaya operasi pendidikan
tambahan yang diperlukan untuk pengembangan
sekolah menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal.
69
Tim Manajemen BOS Pusat
70
Tim Manajemen BOS Pusat
(Lanjutan...)
• Tim Pelaksana BOS SD/SDLB
1. Ketua Tim/Pejabat Pembuat Komitmen
2. Sekretaris
3. Unit Dana/Bendahara Pengeluaran
Pembantu
4. Unit Data
5. Unit Monitoring & Evaluasi dan
Penyelesaian Masalah
6. Unit Publikasi/Humas
71
Tim Manajemen BOS Pusat
(Lanjutan...)
72
Tim Manajemen BOS Propinsi
• Penanggungjawab
Kepala Dinas Pendidikan Propinsi
• Tim Pelaksana BOS
1. Ketua Tim
2. Sekretaris
3. Bendahara/Bendahara Pengeluaran Pembantu
4. Unit Pendataan SD/SDLB
5. Unit Pendataan SMP/SMPLB/SMPT
6. Unit Monev SD/SDLB
7. Unit Monev SMP/SMPLB/SMPT
8. Unit Pengaduan dan Penyelesaian Masalah 73
Tim Manajemen BOS
Kabupaten/Kota
• Penanggungjawab
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
• Tim Pelaksana
1. Manajer
2. Unit Pendataan
3. Unit Monev dan Penyelesaian Masalah
4. Unit Publikasi/Humas
Catatan: Tim Manajemen BOS Tingkat Kabupaten/Kota di SK
kan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
74
Tim Manajemen BOS Sekolah
75
Tugas dan Tanggung Pusat
• Menyusun rancangan program.
• Menetapkan alokasi dana dan sasaran tiap propinsi.
• Merencanakan dan melakukan sosialisasi program.
• Mempersiapkan dan melatih Tim Manajemen BOS Propinsi.
• Melakukan penyusunan, penggandaan dan penyebaran buku
petunjuk pelaksanaan program.
• Menyusun database sekolah tingkat nasional.
• Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
• Memonitor perkembangan penyelesaian penanganan pengaduan
yang dilakukan oleh Tim Manajemen BOS Propinsi atau Tim
Manajemen BOS Kabupaten/Kota.
• Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan kepada instansi terkait
76
Tugas dan Tanggung Propinsi
• Menetapkan alokasi dana BOS tiap kabupaten/kota.
• Mempersiapkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sesuai
dengan dana dan kegiatan yang telah ditetapkan.
• Merencanakan dan melakukan sosialisasi program di tingkat
propinsi.
• Mempersiapkan dan melatih Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
• Melakukan pendataan penerima bantuan.
• Menyalurkan dana ke sekolah sesuai dengan haknya (jumlah
siswa).
• Berkoordinasi dengan lembaga penyalur dan Tim Manajemen BOS
Kab/Kota dalam penyaluran dana.
• Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
• Bertanggungjawab terhadap kasus penyimpangan penggunaan
dana di tingkat propinsi. 77
Tugas dan Tanggung Propinsi
(Lanjutan...)
• Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan kepada Tim Manajemen BOS
Pusat dan instansi terkait.
• Dianjurkan untuk mengumumkan daftar sekolah penerima dana BOS dan
besarannya, dengan menggunakan sumber dana dari APBD.
• Mengupayakan penambahan dana untuk sekolah dari sumber APBD.
• Jika ada, segera melakukan realokasi dana BOS dari sekolah yang
kelebihan dan kekurangan dana yang disebabkan oleh kesalahan
pendataan.
• Mengembalikan sisa dana yang ada di rekening penampung sebelum
tahun anggaran berakhir ke kas negara. Kelebihan dana yang dimaksud
adalah kelebihan dana setelah seluruh hak sekolah penerima dana BOS
terpenuhi.
• Menampung kelebihan dana dari sekolah yang disebabkan oleh kelebihan
data jumlah siswa dan selanjutnya mengembalikan ke kas negara jika
seluruh hak sekolah penerima dana BOS telah terpenuhi.
78
Tugas dan Tanggung
Kabupaten/Kota
• Menetapkan alokasi dana untuk setiap sekolah.
• Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada sekolah.
• Melakukan pendataan sekolah.
• Melakukan koordinasi dengan Tim Manajemen BOS Propinsi dan
lembaga penyalur dana, serta dengan sekolah dalam rangka
penyaluran dana.
• Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
• Melaporkan pelaksanaan program kepada Tim Manajemen BOS
Propinsi.
• Mengumpulkan data dan laporan dari sekolah dan lembaga
penyalur.
• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
• Bertanggung jawab terhadap kasus penyalahgunaan dana di tingkat
kabupaten/kota.
• Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan kepada Tim Manajemen
79
BOS Propinsi dan instansi terkait.
Tugas dan Tanggung Jawab
Sekolah
• Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima
dengan data siswa yang ada. Bila jumlah dana yang
diterima melebihi dari yang semestinya maka harus
segera mengembalikan kelebihan dana tersebut ke
rekening Tim Manajemen BOS Propinsi dengan
memberitahukan ke Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
• Bersama-sama dengan Komite Sekolah,
mengidentifikasi siswa miskin dan membebaskan dari
segala jenis iuran.
• Mengelola dana BOS secara bertanggungjawab dan
transparan. 80
Tugas dan Tanggung Jawab
Sekolah (Lanjutan...)
• Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan
yang tidak boleh dibiayai oleh dana BOS serta
penggunaan dana BOS di sekolah menurut
komponen dan besar dananya di papan
pengumuman sekolah
• Mengumumkan besar dana yang diterima dan
dikelola oleh sekolah dan rencana penggunaan dana
BOS di papan pengumuman sekolah yang
ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan
Ketua Komite Sekolah
81
Tugas dan Tanggung Jawab
Sekolah (Lanjutan...)
• Mengumumkan laporan 3 bulanan pengeluaran dana
BOS dan barang-barang yang dibeli oleh sekolah di
papan pengumuman setiap 3 bulan yang
ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan
Komite Sekolah
• Bertanggungjawab terhadap penyimpangan
penggunaan dana di sekolah.
• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan
masyarakat.
• Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim
82
Manajemen BOS Kab/Kota.
Pembelian/Pengadaan Buku Teks
Pelajaran Tahun 2009
• SD:
1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk kelas 4, 5 dan 6
dan
2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk kelas 1
s/d 6.
• SMP:
1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 1 s/d 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas 1 s/d 3.
83
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Ketentuan yang Harus Diikuti Sekolah
• Membeli buku teks pelajaran yang hak ciptanya telah
dibeli oleh pemerintah/Departemen Pendidikan Nasional
• Buku teks pelajaran yang dibeli harus buku baru (bukan
buku bekas).
• Buku teks pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh
pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
84
Slide No. 84
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Ketentuan yang Harus Diikuti Sekolah (Lanjutan...)
• Buku teks pelajaran yang sudah dibeli merupakan koleksi
perpustakaan dan menjadi barang inventaris sekolah,
harus dipinjamkan secara cuma-cuma kepada siswa dan
boleh dibawa pulang.
• Di akhir tahun pelajaran/semester, siswa harus
mengembalikan buku teks pelajaran yang dipinjam agar
dapat dipakai oleh adik kelasnya.
• Dilarang memungut biaya kepada orang tua siswa dalam
rangka pembelian dan perawatan buku teks pelajaran
yang sudah dibiayai oleh dana BOS.
85
Slide No. 85
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Pemilihan Buku
• Buku yang dibeli/digandakan adalah buku teks pelajaran yang
hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah
• Pemilihan dan penetapan judul buku teks pelajaran harus
mengikuti Peraturan Mendiknas No. 2 Tahun 2008 Tentang
Buku.
• Buku yang dibeli/digandakan harus mencakup satu siswa satu
buku.
• Pemilihan buku yang dibeli/digandakan didasarkan pada hasil
rapat pendidik di tingkat satuan pendidikan dari buku-buku
teks pelajaran yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah.
86
Slide No. 86
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Pemilihan Buku (Lanjutan...)
• Jenis buku yang dibeli/digandakan untuk sekolah setingkat
SD: (IPS) untuk kelas 4, 5 dan 6 dan PKn untuk kelas 1 s/d 6.
• Jenis buku yang dibeli/digandakan untuk sekolah setingkat
SMP: adalah IPA kelas 7 s/d 9 dan PKn kelas 7 s/d 9.
• Khusus untuk sekolah luar biasa (SDLB/SMPLB), buku yang
dibeli/digandakan dapat disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan siswa, dengan tetap memperhatikan mutu buku
• Jika sebagian buku telah tersedia di sekolah, maka sekolah
harus membeli kekurangannya dan dapat membeli buku untuk
mengganti yang telah rusak
87
Slide No. 87
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Mekanisme Pembelian Buku Oleh Sekolah
• Hasil penetapan judul buku yang akan dibeli dan
mekanisme pembeliannya harus dituangkan secara tertulis
dalam bentuk berita acara rapat yang dilampirkan
tandatangan seluruh peserta rapat yang hadir
• Buku dapat dibeli oleh sekolah langsung ke distributor buku
atau pengecer buku. Pemilihan toko buku/distributor harus
mengacu pada prinsip harga paling ekonomis, ketersediaan
buku dan kecepatan pengiriman buku sampai ke sekolah.
• Harga buku harus mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Harga Eceran Tertinggi
88
Slide No. 88
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Mekanisme Pembelian Buku Oleh Sekolah (Lanjutan...)
• Buku harus telah dibeli oleh sekolah sebelum pelajaran
dalam suatu semester dimulai
• Segala jenis bukti pembelian dan tanda terima pengiriman
(jika ada) harus disimpan oleh sekolah sebagai bahan bukti
dan bahan laporan.
• Jika terdapat buku dengan judul dan pengarang yang sama,
tetapi digandakan oleh lebih dari satu penerbit/percetakan
(pihak lain yang menggandakan) dengan kualitas yang telah
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, maka sekolah
harus memilih buku dengan harga yang paling ekonomis.
89
Slide No. 89
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Mekanisme Pengadaan Buku untuk Daerah Yang Belum
Memiliki Pengecer
• Gubernur/Bupati/Walikota mengirim surat kepada Menteri
Pendidikan Nasional yang berisikan permohonan ijin untuk
diperbolehkan melakukan pengadan buku dari dana BOS
Buku.
• Jika Mendiknas menyetujui permohonan tersebut, maka
Tim Manajemen BOS Provinsi/Kabupaten/Kota
selanjutnya dapat melakukan pengadaan buku untuk
sekolah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
90
Slide No. 90
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Mekanisme Pengadaan Buku untuk Daerah Yang Belum
Memiliki Pengecer (Lanjutan...)
• Buku yang diadakan untuk sekolah harus didasarkan
kebutuhan setiap sekolah
• Proses pengadaan harus mengikuti peraturan yang berlaku:
Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 dan peraturan lain
yang berlaku dan relevan dengan proses pengadaan.
• Buku harus diterima oleh sekolah sesuai kebutuhan yang
diajukan oleh sekolah dan waktu yang tepat.
• Mekanisme pengelolaan dana BOS Buku dan proses
pengadaan buku untuk sekolah serta bila terjadi temuan
penyimpangan menjadi tanggungjawab Pemda.
91
Slide No. 91
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT PUSAT
• Menetapkan data jumlah siswa tiap wilayah
berdasarkan pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan .
• Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam
bentuk apapun kepada Tim Manajemen BOS
Propinsi/Kab/Kota/ Sekolah.
• Mengelola dana safeguarding secara transparan
dan bertanggungjawab.
• Bersedia untuk diaudit oleh lembaga yang
berwenang.
92
Slide No. 92
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT PROPINSI
• Dilarang untuk merealokasi dana BOS yang telah
tertuang dalam DIPA untuk kegiatan lain.
• Menetapkan data jumlah siswa tiap kabupaten/kota dan
sekolah berdasarkan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
• Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam bentuk
apapun terhadap Tim Manajemen BOS Kab/Kota/Sekolah.
• Mengupayakan dana tambahan untuk kegiatan
safeguarding di propinsi masing-masing dari sumber
APBD.
93
Slide No. 93
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT PROPINSI (Lanjutan...)
• Menyalurkan dana ke sekolah sesuai dengan hak sekolah
dan mengembalikan sisa dana yang tidak terserap yang
ada di rekening penampung Tim Propinsi ke Kas Negara
pada batas akhir tahun anggaran.
• Bersedia untuk diaudit oleh lembaga yang berwenang.
• Tidak diperkenankan melakukan pemaksaan dalam
pembelian barang dan jasa dalam pemanfaatan dana
BOS.
• Dilarang bertindak menjadi distributor atau pengecer buku
kepada sekolah yang bersangkutan (Peraturan Mendiknas
No. 2 Tahun 2008 Pasal 11).
94
Slide No. 94
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
• Menetapkan data jumlah siswa per sekolah berdasarkan
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
• Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam bentuk
apapun terhadap sekolah.
• Mengelola dana operasional Kab/Kota secara transparan
dan bertanggungjawab.
• Harus menyediakan dana tambahan untuk kegiatan
safeguarding di kab/kota masing-masing dari sumber
APBD.
• Bersedia untuk dIaudit oleh lembaga yang berwenang.
95
Slide No. 95
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT KABUPATEN/KOTA (Lanjutan...)
• Tidak diperkenankan mengkoordinir pembelian barang
dan jasa dalam pemanfaatan dana BOS.
• Dilarang bertindak menjadi distributor atau pengecer buku
kepada sekolah yang bersangkutan (Peraturan Mendiknas
No. 2 Tahun 2008 Pasal 11).
96
Slide No. 96
97
KEBIJAKAN
PROGRAM BANTUAN
OPERASIONAL
SEKOLAH
TAHUN 2014
98
Pengertian BOS
7. Perawatan madrasah
a. Pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan
pintu dan jendela
b. Perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi madrasah
(kamar mandi dan WC), perbaikan lantai
ubin/keramik dan perawatan fasilitas
madrasah/PPS lainnya
• Penjelasan
a. Kamar mandi dan WC siswa harus dijamin
berfungsi dengan baik
b. Penggunaan dana BOS untuk perawatan
madrasah/PPS tidak lebih dari Rp. 10.000.000,-
untuk setiap item kegiatan.
8. Pembayaran honorarium bulanan guru
honorer dan tenaga kependidikan honorer.
a. Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM)
b. Pegawai administrasi (termasuk administrasi
BOS untuk MI)
c. Pegawai perpustakaan
d. Penjaga Madrasah
e. Satpam
f. Pegawai kebersihan
• Penjelasan
• Dalam pengangkatan guru/tenaga
kependidikan honorer madrasah harus
mempertimbangkan batas maksimum
penggunaan dana BOS untuk belanja
pegawai, serta kualifikasi guru honorer harus
sesuai dengan bidang yang diperlukan.
9. Pengembangan profesi guru
a. KKG/MGMP
b. KKKM/MKKM.
c. Menghadiri seminar yang terkait langsung
dengan peningkatan mutu pendidik dan
ditugaskan oleh madrasah
• Penjelasan
a. Khusus untuk madrasah yang memperoleh
hibah/block grant untuk pengembangan
KKG/ MGMP atau sejenisnya pada tahun
anggaran yang sama, hanya diperbolehkan
menggunakan dana BOS untuk biaya
transport kegiatan apabila tidak disediakan
oleh hibah/ block grant tersebut.
b. Fotocopy
c. Biaya pendaftaran dan akomodasi seminar
10. Membantu siswa miskin
a.Pemberian tambahan bantuan biaya transportasi
bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya
transport dari dan ke madrasah
b.Membeli alat transportasi sederhana bagi siswa
miskin yang akan menjadi barang inventaris
madrasah (misalnya sepeda, perahu
penyeberangan, dll)
c.Membantu membeli seragam, sepatu dan alat tulis
bagi siswa penerima Beasiswa Siswa Miskin (BSM)
atau siswa miskin yang otangtuanya memiliki Kartu
Perlindungan Sosial (KPS);
11. Pembiayaan pengelolaan BOS
a.Alat tulis kantor (ATK termasuk tinta printer, CD
dan flash disk)
b.Penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi
bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS
dan biaya transportasi dalam rangka mengambil
dana BOS di Bank/PT Pos
Penjelasan
Bendahara BOS pada madrasah negeri yang bisa
dibayarkan insentifnya adalah pembantu bendahara
pengeluaran
12. Pembelian perangkat komputer
a.Desktop/work station
b.Printer atau printer plus scanner
Penjelasan
a.Printer 1 unit/tahun
b.Desktop/workstation maksimum 5 unit untuk MTs dan 3 unit
untuk MI. Peralatan komputer tersebut harus dicatat sebagai
inventaris madrasah/ PPS.
13. Pembiayaan asrama dan pembelian peralatan ibadah
a.Pembelian kitab kuning
b.Mukena, sajadah, dan sarung untuk disimpan di mesjid
atau mushola pesantren
Penjelasan
Khusus untuk Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara
wajar dikdas
14. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 13
telah terpenuhi pendanaannya dari BOS
a. Alat peraga/media pembelajaran
b. Mesin ketik
c. Peralatan UKS
d. Pembelian meja dan kursi siswa jika meja dan
kursi yang ada sudah rusak berat
• Penjelasan
Penggunaan dana untuk komponen ini harus
dilakukan melalui rapat dengan dewan guru dan
Komite Madrasah
Larangan Penggunaan Dana BOS