Anda di halaman 1dari 135

KEBIJAKAN

PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL


SEKOLAH
(dalam Rangka Peningkatan Mutu
Pendidikan Dasar)

1
Bantuan Operasional Sekolah ( BOS)

1. Pendahuluan (LB) 8. Waktu penyaluran


2. Pengertian dana
3. Tujuan 9. Pengawasan
4. Sasaran 10.Monitoring dan
Pelaporan
5. Penggunaan
6. Biaya satuan BOS 11.Sangsi
7. Larangan
penggunaan

2
Latar Belakang
1. Pendahuluan
1. Pasl 31 UUD 1945 mengamanatkan pendidkn mrpkn
hak bg setiap warga negara,tetapi penddkn dasar
mrpkn kewajiban yg hrs diikuti oleh setiap wn dan
pemrnth wajib membiayai kegiatn tsb
2. Psl 31 ayt 4 . Negara memprioritaskan anggrn
penddkn sekurang2nya 20% dari APBNdan APBD
untk memenuhi kebutuhan penyelenggaran pendidikn
Nasional
3. Pada th 1994 pmrnth telah mencanangkan Program
WAJAR penddkn dasar 9 th (Inpres No1 Th 1994) .
Kemudian diperkuat dg Inpres No.5 Th 2006 ttng
Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan WAJAR 9
th dan pemberantasan Buta Aksara
3
4. UU No 20 th 2003 ttg Sisdiknas mengamanatkn
bahwa setiap wn berusia 7- 15 th wajib
mengikuti penddkn dasar
• Konsekwensi dr hal tsb, mk pemerinth wajib
memberikn layanan pendidkn bg seluruh peserta
didik pd tingkan pendidkn dasar (SD/MI dan
SMP/MTs serta satuan pendidikn sederajat.
• Di satu sisi kemampuan masy yg terus menurun
sbg dampak dr kenaikan BBM, maka pemerintah
menerapkan dan mengembangkan Program
BOS
4
• Pada bln Maret dan Oktober 2005 pemerintah
Indonesia mengurangi subsidi BBM dan me
realokasikan sebagian dananya untuk program
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yg mulai
dilaksanakan pada bulan Juli 2005
• Program yg diberikan untuk sekolah SD dan
SMP sederajat ini dimaksudkan untk
mengurangi beban masy. khususnya masy
miskin dlm membiayai pendidikn setelah
kenaikan harga BBM

5
• BOS ini berbeda dg Program Konpensasi
Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM)
bidang pendidikn sebelumnya yg diberikan
dlm bentuk beasiswa (bantuan khusus
Murid –BKM) kpd siswa yg dianggap
miskin
• Dana BOS dialokasikan berdasarkan
jumlah murid, pd th pertama 2005 dg
perhitungan per murid per tahun

6
3. Pengertian
Bantuan Operasional Sekolah ( BOS)

2. Pengertian
– BOS adalah progam pemerintah yg berasal
dari relokasi dana subsidi BBM di bidang
pendidikan
– BOS adalh program pemerintah untk
penyediaan pendanaan biaya non personal
bagi satuan penddkn dasar sbg plksaaan
program wajar

7
4.Tujuan BOS
a. Tujuan Umum
• Untuk meringankan beban masyarakat thd
pembiayaan penddkn dlm rangka program Wajar 9 Th
b. Tujuan secara Khusus
1. Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat
pendidikan dasar dari beban biaya operasional
sekolah, baik di sekolah negeri maupun swasta
2. Menggratiskan seluruh siswa SDN dan SMPN thd
BOS, kecuali pada rintisan sekolah bertarap
internasional (RSBI) / Sekolah bertaraf Internasional
(SBI)
3. Meringankan beban BOS bagi siswa di sekolah
swasta
8
KRITERIA SISWA MISKIN
1. Berasal dari keluarga miskin yang
dibuktikan dengan Kartu Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
atau surat keterangan tidak mampu dari
kelurahan/desa setempat
2. Terancam putus sekolah
3. Ditetapkan oleh rapat komite
sekolah/madrasah
9
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT SEKOLAH
• Tidak diperkenankan melakukan manipulasi data jumlah
siswa dengan maksud untuk memperoleh bantuan yang
lebih besar.
• Mengelola dana BOS secara transparan dan bertanggung
jawab dengan cara mengumumkan besar dan penggunaan
dana BOS di papan pengumuman sekolah (Format BOS-
11). Laporan tersebut harus diperbaharui (di update) setiap
3 bulan dan ditandatangani oleh Komite Sekolah
• Mengumumkan hasil pembelian barang dan harga yang
dilakukan oleh sekolah di papan pengumuman yang harus
ditandatangani oleh Komite Sekolah.

10
5. Sasaran BOS

• Sasaran program BOS adalah semua sekolah


setingkat SD dan SMP sederajat, baik negeri
maupun swasta di seluruh propinsi di Indonesia.
• Program Kejar Paket A dan Paket B tidak
termasuk sasaran dari program BOS ini.

11
Sekolah penerima BOS

1. Semua sekolah SD/SDLB/SMP/SMPLB/SMPT negeri


wajib menerima BOS . Bila sekolah rsb menolak BOS
maka sekolah dilarang memungut biaya dr peserta
didik , ortu, atu wali peserta didik
2. Semua sekolah swasta yg telah memiliki izin
operasional yg tdk dikembangkan menjadi bertarap
internasional atau berbasis keunggulan lokal, wajib
menerima dana BOS
3. Bagi sekolah yg menolak BOS hrs melalui perse7an
ortu siswa melalui komite sekolah dan tetap menjamin
kelangsungan penddikn siswa miskin di sekolah tsb

12
4. Sekolah negeri kategori Rintisan SBI dan SBI
diperbolehkan memungut dana dr ortu siswa
yg mampu dg perse7an komite sekolah.
PEMDA hrs ikut mengendalikan dan
mengawasi pungutan yg yg dilakukan oleh
sekolah agar tercipta prinsip pengelolaan dana
secara transparan dan akuntabel
5. Sekolah negeri yg sebagian kelasnya sdh
menerpkan sistem sekolah bertaraf RSBI tetap
diperbolehkan memungut dana dr siswa yg
mampu dg pers7an komite sekolah dan
menggratiskan siswa miskin
13
Program BOS
Program BOS yg terkait dg DIKDAS 9 th, setiap pengelola
program pendidikn hrs memperhatikan hal :
1. BOS hrs menjadi sarana penting untk meningkatkan
akses dan mutu penddkn dasar 9 tahun
2. Tidak boleh ada siswa miskin putus sekolah krn tdk
mampu membayar iuran/pungutan yg dilakukan
sekolah
3. Anak lulusan setingkat SD, hrs diupayakan
kelangsungan penddknnya ke sekolah setingkat SMP.
Tidak boleh ada tamatan SD/ setara tdk dpt
melanjutkan ke SMP/setara
4. Kepala sekolah hrs mengelola dana BOS secara
transparan
5. BOS tdk menghalangi peserta didik, ortu, atau walinya
memberikan sumbangan sukarela yg tidak mengikat
kpd sekolah 14
6. Kepala sekolah hrs mengelola dana BOS
secara transparan
7. BOS tdk menghalangi peserta didik, ortu,
atau walinya memberikan sumbangan
sukarela yg tidak mengikat kpd sekolah

15
Fungsi BOS bagi SD dan SMP Negeri dan
Swasta

16
Sekolah Negeri (SD dan SMP Sekolah Swasta (SD dan SMP

Menggratiskan seluruh siswa miskin Menggratiskan seluruh siswa miskin


Menggratiskan seluruh siswa SDN dan SMPN Meringankan beban bos bagi siswa di sekolah
thd bos swasta
Sekolah negeri kategori RSBI dan SBI Tidak ada pungutan berlebihan bagi siswa
diperbolehkan memungut dana dr ortu siswa yg mampu
mampu dg perse7an Komite sekolah
Pemda wajib memenuhi kekurangan biaya Pemda wajib mengendalikan pungutan biaya
operasional dr APBD bila BOS dari pemerinth operasi di SD dan SMP swasta sehingga siswa
blm mencukupi miskin bebas dr pungutan tsb
Semua sekolah negeri wajib menrima dana Sekolah penerima BOS adalah semua sekolah
BOS , bila sekolah tsb menolak BOS maka swastayg telah memiliki izin operasional
seklah dilarang memungut biaya dr siswa, ortu/
wali siswa
Biaya investasi menjadi tanggung jawab Biaya investasi bisa mendapatkan bantuan dari
pemerinth dan / Pemda pemerintan dan/ Pemda
Biaya personal (sepatu, tas, seragam dll menjadi Biaya personal (sepatu, tas, seragam dll menjadi
t+j peserta didik t+j peserta didik
17
Memberi sangsi kpd fihak yg melanggarnya Memberi sangsi kpd fihak yg melanggarnya
KETENTUAN MADRASAH TERKAIT
PROGRAM BOS

• Semua MI/MTs negeri wajib menerima


program BOS dan dilarang memungut biaya
pendidikan apapun dari siswa miskin dan
biaya operasional sekolah dari siswa yang
mampu/tidak miskin.
• Semua madrasah swasta/PPS wajib
menerima program BOS, kecuali jika
madrasah tersebut sedang dikembangkan
menjadi madrasah berbasis keunggulan
lokal. 18
• Bagi madrasah swasta/PPS penerima
program BOS dilarang memungut biaya
pendidikan dari siswa miskin serta
meringankan biaya operasional bagi siswa
tidak miskin.
• Sedangkan bagi madrasah swasta/PPS
yang menolak program BOS harus
diputuskan melalui persetujuan orang tua
siswa atau Komite Madrasah dengan tetap
menjamin kelangsungan pendidikan siswa
miskin di madrasah/PPS tersebut.
19
• Seluruh madrasah/PPS yang menerima program
BOS harus mengikuti pedoman BOS yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Agama Pusat.

CATATAN:
• BOS tidak menghalangi peserta didik,
orang tua, atau walinya memberikan
sumbangan sukarela yang tidak mengikat
pada madrasah dan hal itu harus
diputuskan bersama dengan Komite
Madrasah dan atau orang tua/wali murid

20
Ketentuan Penggunaan
A. Tepat Guna :
• Penggunaan dana BOS di madrasah
harus didasarkan pada kesepakatan
bersama antara Kepala Madrasah/
Dewan Guru dan Komite Madrasah yang
harus didaftar sebagai salah satu sumber
penerimaan dalam RAPB madrasah
disamping dana yang diperoleh dari
Pemda atau sumber lain (block grant,
hasil unit produksi, sumbangan lain, dsb).
21
6. PENGGUNAAN DANA BOS (agar
disesuaikan dengan th 2014)
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka
penerimaan siswa baru:
Biaya pendaftaran,
Penggandaan formulir
Administrasi pendaftaran
Pendaftaran ulang siswa lama
Kegiatan lain yang berkaitan langsung
dengan kegiatan tersebut: Untuk alat tulis,
photocopy, konsumsi panitia, dan uang
lembur dalam rangka penerimaan siswa
baru dan siswa lama.
22
2. Pengembangan Perpustakaan
 Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di
perpustakaan (BOS Buku)
 Pembelian buku referensi, pengayaan, dan panduan
guru untuk dikoleksi di perpustakaan
3. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa
4. Kegiatan Ulangan dan Ujian
5. Pembelian bahan-bahan habis pakai
6. Langganan daya dan jasa
7. Perawatan madrasah 
8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan
tenaga kependidikan honorer.
9. Pengembangan profesi guru
10. Membantu siswa miskin
23
11.Pembiayaan pengelolaan BOS
12.Pembelian perangkat komputer
13.Pembiayaan asrama dan pembelian peralatan
ibadah
14.Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 13
telah terpenuhi pendanaannya dari BOS (Alat
peraga/media pembelajaran  Mesin ketik  Peralatan
UKS  Pembelian meja dan kursi siswa jika meja dan
kursi yang ada sudah rusak berat)

24
4. Pembiayaan kegiatan pembelajaran
remedial, pembelajaran pengayaan,
pemantapan persiapan ujian, olahraga,
kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka,
palang merah remaja, pembinaan
keagamaan, UKS, dan sejenisnya
 honor jam mengajar tambahan di luar jam
pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi
siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba,
fotocopy/penggandaan materi, membeli alat
olah raga, alat kesenian, dan biaya
pendaftaran mengikuti lomba
25
5. Membiayai ulangan harian, ulangan umum,
ujian madrasah, ujian nasional, dan laporan
hasil belajar siswa
 Untuk membeli bahan dan fotocopy soal, honor
pengawas, panitia, koreksi hasil ujian dan honor
guru dalam rangka penyusunan raport siswa, atau
lain2 yang relevan dengan kegiatan tsb.
 Pembayaran honor penulis soal ujian dan koreksi
soal ujian dibayar untuk kegiatan ulangan/ujian
yang ditetapkan dengan SK Kepala Madrasah
6. Pembelian bahan-bahan habis pakai yang
mendukung proses belajar mengajar:
 Buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan
praktikum, buku induk siswa, buku inventaris,
langganan koran/majalah pendidikan, makanan
dan minuman ringan untuk kebutuhan sehari-hari di
madrasah, serta pengadaan suku cadang alat
kantor
26
7. Pembiayaan langganan daya dan jasa:
 Membayar langganan listrik, air, internet, dan telepon
 Untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar
madrasah/PPS.
 Membeli genset bagi madrasah/PPS yang tidak ada jaringan
listrik dan madrasah/PPS tersebut memerlukan listrik untuk
proses belajar mengajar di madrasah/PPS, atau khusus bagi
daerah yang sering mengalami program pemadaman listrik,
maka diperkenankan untuk membeli Genset
 Tidak diperkenankan untuk membeli HP dan pulsa HP
8. Pembiayaan perawatan madrasah/PPS:
 Perawatan ringan seperti pengecatan, perbaikan atap bocor,
perbaikan pintu & jendela, perbaikan mebeler, perbaikan
sanitasi madrasah, perbaikan lantai ubin/ keramik, dan
perawatan fasilitas madrasah lainnya,
 Perawatan ringan dilakukan dengan swakelola

27
9. Pembayaran honorarium:
 Bulanan guru honorer
 Tugas tambahan Kepala Madrasah non-PNS
 Tugas tambahan Wakil Kepala Madrasah/
Pembantu Kepala Madrasah
 Wali Kelas
 Petugas laboratorium atau perpustakaan
 Tenaga Kependidikan PNS dan non PNS
 Tugas tambahan bagi guru PNS dibayarkan,
selama tugas tambahan tersebut di luar kewajiban
24 jam mengajar
10. Pengembangan profesi guru:
 pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS dan
sejenisnya
 Honorarium narasumber, penulis naskah materi
paparan, honor peserta, pengadaan alat tulis,
penggandaan materi, transport, dan konsumsi 28
11.Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa
miskin yang menghadapi masalah biaya
transport dari dan ke madrasah/PPS.
 Bantuan hanya diberikan kepada siswa yang
terancam putus sekolah karena biaya transport
 Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga digunakan
untuk membeli alat transportasi sederhana yang
akan menjadi barang inventaris madrasah (misalnya
sepeda, perahu penyeberangan, dll)
12.Pembiayaan pengelolaan BOS:
 Biaya ATK, penggandaan, surat menyurat
 Insentif bagi Kepala Madrasah non PNS/Penjab
PPS dan bagi Bendahara dalam rangka penyusunan
laporan BOS
 Biaya transportasi dalam rangka mengambil dana
BOS di Bank/PT Pos
29
13. Pembelian personal komputer (PC) untuk kegiatan
belajar siswa, dan perangkat2nya
 MI/PPS Ula maksimum 1 set
 MTs/PPS Wustha maksimum 2 set
 1 unit printer
 Kelengkapan komputer (Flash disk, CD, DVD)
 Suku Cadang Komputer
14. Khusus untuk pesantren salafiyah:
 Dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan
 membeli peralatan ibadah.
15. Bila seluruh komponen 1 s/d 14 di atas telah
terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih
terdapat sisa dana, maka dapat digunakan:
 Membeli alat peraga/media pembelajaran
 Mesin ketik
 Mebeler madrasah/PPS.
 Seragam siswa miskin
30
31
7.Biaya Satuan BOS

• SD/SDLB di kota : Rp 400.000,-/siswa/tahun.


• SD/SDLB di kab : Rp 397.000,-/siswa/tahun.
• SMP/SMPLB/SMPT di kota: Rp 575.000,-/siswa/tahun
• SMP/SMPLB/SMPT di kab : Rp 570.000,-/siswa/tahun

Biaya satuan ini sudah termasuk untuk BOS Buku


( jml. agar disesuaikan dengan th 2014)

32
7.Biaya Satuan BOS (2014)
• Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh
madrasah/PPS, dihitung berdasarkan jumlah siswa
dengan ketentuan:
• Madrasah Ibtidaiyah/PPS Ula : Rp.
580.000,-/siswa/tahun
• Madrasah Tsanawiyah/PPS Wustha : Rp.
710.000,-/siswa/tahun

33
8. LARANGAN PENGGUNAAN
DANA BOS
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan
maksud dibungakan;
2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS);
4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi
prioritas madrasah dan memerlukan biaya
besar, misalnya studi banding, studi tour
(karya wisata) dan sejenisnya
5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk
guru;
34
6. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa
untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris madrasah),
kecuali untuk siswa miskin penerima BSM;
7. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
8. Membangun gedung/ruangan baru;
9. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses
pembelajaran;
10. Menanamkan saham;
11. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber
dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara
penuh/wajar;

35
12. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada
kaitannya dengan operasional madrasah,
misalnya iuran dalam rangka perayaan hari
besar nasional dan upacara keagamaan /acara
keagamaan;
13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait
program BOS/perpajakan program BOS yang
diselenggarakan lembaga di luar Kementerian
Agama

36
Catatan:
 Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan
uang lelah bagi guru PNS diperbolehkan
hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu
kegiatan madrasah selain kewajiban 24 jam
mengajar.
 Penggunaan dana BOS bersifat prioritas
 Besaran/satuan biaya untuk transportasi dan
uang lelah guru PNS yang bertugas di luar jam
mengajar tersebut harus mengikuti SBU yang
ditetapkan Kementerian Keuangan

37
B. TEPAT PROSEDUR
• Tim Manajemen BOS Pusat mengumpulkan data jumlah
siswa madrasah negeri pada tiap kabupaten/kota melalui
Tim Manajemen BOS Provinsi.
• Atas dasar data jumlah siswa madrasah negeri pada tiap
kabupaten/kota tersebut, Tim Manajemen BOS Pusat
menetapkan alokasi dana BOS untuk madrasah negeri
pada tiap provinsi.
• Tim Manajemen BOS Provinsi dan Tim Manajemen BOS
Kabupten/Kota melakukan verifikasi ulang data jumlah
siswa tiap madrasah negeri sebagai dasar dalam
menetapkan alokasi dana BOS di tiap madrasah negeri.
• Berdasarkan jumlah alokasi dana BOS tersebut, Tim
Manajemen BOS Provinsi menetapkan DIPA BOS pada
madrasah negeri dengan berdasarkan pada Rencana
Anggaran dan Kegiatan Madrasah (RAKM) yang telah
38
ditetapkan oleh tiap madrasah negeri
Mekanisme Alokasi
Pengumpulan Data Siswa dan Persiapan Alokasi Propinsi

SEK KAB PROV


/KT
Data jumlah Data jumlah
siswa siswa per sek Data
jumlah
siswa per
kab/kota

Alokasi per
PUSAT
propinsi

39
Slide No. 39
Mekanisme Penyaluran
1
2

SEK KAB PROV


/KT
Rek Rutin  Rek Rutin Sek
Sek Menerima BOS
 Daftar Sek
Menolak BOS
5 3

Rekening Menyalurkan dana:


Penampung SP2D SPM SPP
3 bulanan
Tim Prop

40
Slide No. 40
Mekanisme Pembelian Barang/Jasa
di Sekolah
1. Tim Sekolah harus menggunakan prinsip keterbukaan
dan ekonomis dalam menentukan barang/jasa.
2. Tim harus memperhatikan kualitas barang/jasa.
3. Barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp 10 juta,
Tim Sekolah dapat memperoleh informasi harga
melalui tlp atau menugaskan 1 anggota Tim untuk
mengunjungi penyedia barang/jasa atau berbelanja
langsung dengan harga yang wajar.
4. Barang/jasa dengan nilai lebih dari Rp 10 juta-Rp 25
juta, ketiga anggota Tim Sekolah harus mengunjungi
minimal 3 penyedia barang/jasa untuk mendapatkan
informasi harga dan melakukan pembandingan dan
pencatatan .Tim sekolah tidak perlu membuat rencana
tertulis dan melakukan penawaran kepada penyedia
barang/jasa.
41
Mekanisme Pembelian Barang/Jasa
(Lanjutan...)
5. Barang/jasa dengan nilai diatas Rp. 25 juta, maka Tim Sekolah
harus menyusun rencana kebutuhan barang/jasa untuk meminta
penawaran tertulis kepada minimal 3 pihak penyedia barang/jasa.
6. Dalam kasus di mana dalam radius 10 km dari sekolah tidak ada
pembanding atau memerlukan biaya besar/waktu yang lama untuk
mencari pembanding, maka proses pembandingan tidak harus
dilakukan, dengan memberikan penjelasan/ uraian mengenai
alasan tersebut.
7. Tim Sekolah harus selalu membandingkan harga penawaran dari
penyedia barang/jasa dengan harga pasar dan melakukan
negosiasi harga kepada penyedia barang/jasa apabila harga
penawaran lebih tinggi dari harga pasar.
8. Setelah melakukan proses tersebut di atas, Tim Sekolah harus
membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia
barang/jasa.
9. Proses pembelian barang/jasa harus diketahui oleh Komite 42
Sekolah.
10.Monitoring dan Pelaporan
A. Bentuk Kegiatan
melakukan pemantauan, pembinaan dan
penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan
program BOS

B. Tujuan
untuk meyakinkan bahwa dana BOS diterima
oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara,
dan penggunaan yang tepat
43
Monitoring dan Pelaporan
C. Komponen yang dimonitor
1. Alokasi dana BOS pada madrasah/PPS penerima bantuan;
2. Penyaluran dan penggunaan dana BOS;
3. Pelayanan dan penanganan pengaduan Masalah BOS;
(pelayanan dan penanganan pengaduan, dapat dilakukan
bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini
dilakukan dengan mencari fakta, menginvestigasi,
menyelesaikan masalah, dan mendokumentasikan.)
4. Administrasi keuangan BOS;
5. Pelaporan serta pengumuman rencana penggunaan dana
BOS .

44
Monitoring Oleh Tim Pusat
A. Monitoring Pelaksanaan Program
• Monitoring ditujukan untuk memantau: Penyaluran
dan penyerapan dana, Kinerja Tim Manajemen
BOS Provinsi, Penggunaan dan pengelolaan dana
safeguarding di tingkat provinsi.
• Responden terdiri dari: Tim Manajemen BOS
Provinsi dan Kantor Pos/Bank Penyalur.
• Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan
penyaluran dana, pada saat penyaluran dana dan
paska penyaluran dana.
45
Slide No. 45
Monitoring Oleh Tim Pusat (Lanjutan...)

B. Monitoring Kasus Pengaduan


• Untuk melakukan fact finding, investigasi, dan
menyelesaikan masalah yang muncul di
lapangan
• Responden disesuaikan dengan kasus yang
terjadi.
• Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan
dilaksanakan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan di lapangan.

46
Monitoring Oleh Tim Propinsi
A. Monitoring Pelaksanaan Program
• Ditujukan untuk memantau Penyaluran dan
penyerapan dana, Penggunaan dana di tingkat
sekolah
• Responden: Tim Manajemen BOS Kab/Kota,
sekolah, murid dan/atau orangtua murid penerima
bantuan, dan Kantor Pos/Bank Penyalur.
• Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan
penyaluran dana, pada saat penyaluran dana dan
pasca penyaluran dana.

47
Monitoring Oleh Tim Propinsi
(Lanjutan...)
B. Monitoring Kasus Pengaduan
• Ditujukan untuk melakukan fact finding,
investigasi, dan menyelesaikan masalah
• Responden disesuaikan dengan kasus yang
terjadi.
• Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan
dilaksanakan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan di lapangan.

48
Monitoring Oleh Tim Kabupaten

A. Monitoring Pelaksanaan Program


• Ditujukan untuk memantau Penyaluran dan
penyerapan dana di sekolah, Penggunaan
dana di tingkat sekolah,
• Responden terdiri dari sekolah, murid dan/atau
orangtua murid, dan Kantor Pos/Bank.
• Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran
dana dan pasca penyaluran dana.

49
Monitoring Oleh Tim Kabupaten
(Lanjutran...)
B. Monitoring Penanganan Pengaduan
• Untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang muncul di sekolah
• Responden disesuaikan dengan kasus yang
terjadi.

50
PELAPORAN
A. Tim Manajemen BOS Pusat
1. Laporan Triwulanan
2. Laporan Akhir Tahun
B. Tim Manajemen BOS Propinsi
1. Laporan Triwulanan
2. Laporan Akhir Tahun
C. Laporan Tim BOS Kabupaten/Kota
D. Laporan Sekolah

51
Slide No. 51
PELAPORAN
A. Tim Manajemen BOS Pusat
1. Laporan Triwulanan
2. Laporan Akhir Tahun
B. Tim Manajemen BOS Propinsi
1. Laporan Triwulanan
2. Laporan Akhir Tahun
C. Laporan Tim BOS Kabupaten/Kota
D. Laporan Sekolah

52
Slide No. 52
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
MADRASAH NEGERI
• Laporan Pertanggungjawaban dibuat pada tiap semester,
dengan lampiran:
 Nama-nama siswa miskin yang digratiskan sesuai dengan
Format BOS-08.
 Jumlah dana yang dikelola madrasah/PPS dan catatan
penggunaan dana (RAKM/RAPBM (Forman BOS-K-1, BOS
K-2, BOS K-3/Buku Kas Umum, BOS K-4/Buku Pembantu
Kas, BOS-K-5/Buku Pembantu Bank, BOS K-6/Buku
Pembantu pajak)
 Jumlah siswa pada tiap semester berdasarkan jenis kelamin
dan jenjang kelas (Format BOS-02D)
 Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran (Format BOS-
09).
 Lembar pencatatan pengaduan (Format BOS-10).
53
• Khusus untuk laporan pembelian buku, ada beberapa
format laporan, yaitu:
 Format BOS Buku-01 dibuat oleh madrasah/PPS yang
berisikan daftar buku yang dibeli oleh madrasah/PPS
 Format BOS Buku-02 dibuat oleh Tim Manajemen
Kabupaten/Kota yang berisikan rekapitulasi buku yang dibeli
oleh madrasah/PPs
 Format BOS Buku-03 dibuat oleh Tim Manajemen BOS
Provinsi yang berisikan rekapitulasi jumlah dan judul buku
yang dibeli di setiap kab/kota.
• Khusus untuk pertanggungjawaban pada madrasah
negeri:
 Setiap pengeluaran uang dari dana BOS untuk pembelian
barang yang sifatnya inventaris, harus didaftar sebagai aset
madrasah yang dipisahkan dari aset yang dibiayai dari dana
54
selain BOS
MEKANISME PENCAIRAN DANA BOS PADA
MADRASAH SWASTA

• Penyaluran Dana BOS tidak lagi melalui


lembaga penyalur, tetapi langsung ke rekening
madrasah/PPS masing2

Implikasi:
 Penulisan nomor rekening harus hati2, sehingga tidak
salah yg akan menyebabkan keterlambatan dlm
pencairan
 Data harus valid, karena akan kesulitan kalau ada
salah data
 Pengembalian kelebihan dana langsung ke Kas
Negara, tidak lagi ke rekening penampung
55
Pengawasan Dan
Pemeriksaan
• Pengawasan Melekat: Oleh atasan terkait
• Pengawaasan Fungsional: BPKP, Inspektorat
Jenderal Depdiknas serta Badan Pengawas
Daerah (Bawasda) Propinsi dan
Kabupaten/Kota.  
• Pemeriksaan: Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK)
• Pengawasan Masyarakat

56
11. Sanksi
1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan
undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan
pangkat, mutasi kerja).
2. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu
pengembalian dana BOS yang terbukti disalahgunakan kepada
satuan pendidikan atau ke kas negara.
3. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan,
penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau
terbukti melakukan penyimpangan dana BOS.
4. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan
pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya
kepada Kab/Kota dan Propinsi, bilamana terbukti pelanggaran
tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk
memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan.
57
UPAYA PENINGKATAN TRANSPARANSI
DAN AKUNTABILITAS BOS

1. Dilakukan penyempurnaan Pedoman BOS


2. Dilakukan pelatihan/sosialisasi kepada seluruh
propinsi, kab/kota dan sekolah
3. Akan dilakukan audit kinerja dan audit keuangan
secara khusus oleh BPKP
4. Peningkatan intensitas pengawasan/penyidikan oleh
pihak Kepolisian, Kejaksaan dan KPK

58
59
60
TAMBAHAN MATERI

61
KRITERIA BUKU TEKS PELAJARAN YANG DIBELI

• Buku teks pelajaran umum:


 IPS dan atau PKn untuk Kelas 1-6 MI/PPS Ula
 IPA dan atau PKn untuk Kelas 7-9 MTs/PPS Wustha
 Buku teks pelajaran lain jika dua buku tersebut sudah
ada
 Buku yang hak ciptanya sudah dibeli oleh pemerintah
(BSE)----ada harga eceran tertinggi
 Buku-buku yang sudah dinilai kelayakannya oleh
Depdiknas
• Buku teks pelajaran agama:
 Buku2 yang sudah dinilai kelayakannya oleh Depag
melalui SK Dirjen Pendis tahun 2009
 Buku Kitab Kuning Khusus untuk PPS Ula/PPS
Wustha, jika buku umum dan buku agama sudah
62
terpenuhi
KETENTUAN
PEMBELIAN/PENGGANDAAN BUKU
TEKS PELAJARAN
• Alokasi pembelian/penggandaan setinggi2nya
8% dari dana BOS/siswa/tahun
MI/PPS Ula: Kab : Rp. 31.760,-
Kota : Rp. 32.000,-
MTs/PPS Wustha Kab : Rp. 45.600,-
Kota : Rp. 46.000,-

63
• Buku yang dibeli/digandakan:
Satu siswa satu buku teks pelajaran artinya: tiap
siswa dapat 2 buku (buku umum & buku PAI)
Buku yg dibeli harus buku baru (bukan bekas)
Buku yang dibeli menjadi acuan wajib bagi guru dan
siswa dalam proses pembelajaran
Harus dipinjamkan secara cuma-cuma kepada
siswa dan boleh dibawa pulang
Buku harus telah dibeli oleh madrasah/PPS
sebelum palajaran dalam satu semester dimulai

64
PENGGUNAAN DANA BOS PADA
MADRASAH NEGERI
Mengingat dana BOS pada madrasah negeri sudah berada
dalam DIPA Satker Madrasah, maka berdasarkan kegiatan-
kegiatan tersebut di atas, penggunaan dana BOS pada
madrasah negeri mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
a. Dana BOS diprioritaskan untuk membiayai kegiatan yang
belum dibiayai dari dana APBN selain dana BOS .
b. Untuk kegiatan-kegiatan selain BOS yang dananya sudah
dialokasikan dalam DIPA, penggunaan dana BOS bersifat
sebagai dana tambahan jika dana yang dialokasikan
tersebut tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan .
c. Penggunaan dan pertanggungjawaban dana BOS dilakukan
oleh Bendahara Pengelola BOS dengan diketahui oleh
Kepala Madrasah dan Komite Madrasah.
65
PERPAJAKAN
• Batas minimal honorarium guru honorer yang
dikenakan pajak 5% adalah Rp. 1.320.000,-/
bulan atau Rp. 15.840.000/tahun
• Batas minimal upah harian yang dikenakan
pajak 5% adalah Rp. 150.000,-/hari dengan
jumlah sebulan Rp. 1.320.000,-

66
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
MADRASAH NEGERI
• Laporan Pertanggungjawaban dibuat pada tiap semester,
dengan lampiran:
 Nama-nama siswa miskin yang digratiskan sesuai dengan
Format BOS-08.
 Jumlah dana yang dikelola madrasah/PPS dan catatan
penggunaan dana (RAKM/RAPBM (Forman BOS-K-1, BOS
K-2, BOS K-3/Buku Kas Umum, BOS K-4/Buku Pembantu
Kas, BOS-K-5/Buku Pembantu Bank, BOS K-6/Buku
Pembantu pajak)
 Jumlah siswa pada tiap semester berdasarkan jenis kelamin
dan jenjang kelas (Format BOS-02D)
 Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran (Format BOS-
09).
 Lembar pencatatan pengaduan (Format BOS-10).
67
• Khusus untuk laporan pembelian buku, ada beberapa
format laporan, yaitu:
 Format BOS Buku-01 dibuat oleh madrasah/PPS yang
berisikan daftar buku yang dibeli oleh madrasah/PPS
 Format BOS Buku-02 dibuat oleh Tim Manajemen
Kabupaten/Kota yang berisikan rekapitulasi buku yang dibeli
oleh madrasah/PPs
 Format BOS Buku-03 dibuat oleh Tim Manajemen BOS
Provinsi yang berisikan rekapitulasi jumlah dan judul buku
yang dibeli di setiap kab/kota.
• Khusus untuk pertanggungjawaban pada madrasah
negeri:
 Setiap pengeluaran uang dari dana BOS untuk pembelian
barang yang sifatnya inventaris, harus didaftar sebagai aset
madrasah yang dipisahkan dari aset yang dibiayai dari dana
68
selain BOS
Tanggung Jawab Orang Tua Peserta
Didik
• Biaya pribadi peserta didik, misalnya uang saku/uang
jajan, buku tulis dan alat-alat tulis, dls.
• Pendanaan sebagian biaya investasi pendidikan
dan/atau sebagian biaya operasi pendidikan
tambahan yang diperlukan untuk pengembangan
sekolah menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal.

69
Tim Manajemen BOS Pusat

• Penanggung jawab Umum


Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah

• Penanggung jawab BOS SD/SDLB


Direktur Pembinaan TK/SD

• Penanggung jawab BOS SMP/SMPLB/SMPT


Direktur Pembinaan SMP

70
Tim Manajemen BOS Pusat
(Lanjutan...)
• Tim Pelaksana BOS SD/SDLB
1. Ketua Tim/Pejabat Pembuat Komitmen
2. Sekretaris
3. Unit Dana/Bendahara Pengeluaran
Pembantu
4. Unit Data
5. Unit Monitoring & Evaluasi dan
Penyelesaian Masalah
6. Unit Publikasi/Humas
71
Tim Manajemen BOS Pusat
(Lanjutan...)

• Tim Pelaksana BOS SMP/SMPLB


1. Ketua Tim/Pejabat Pembuat Komitmen
2. Sekretaris
3. Unit Dana/Bendahara Pengeluaran Pembantu
4. Unit Data
5. Unit Monitoring & Evaluasi dan Penyelesaian Masalah
6. Unit Publikasi/Humas
Catatan: Tim Manajemen BOS Tingkat Pusat di SK kan
oleh Menteri Pendidikan Nasional

72
Tim Manajemen BOS Propinsi
• Penanggungjawab
Kepala Dinas Pendidikan Propinsi
 
• Tim Pelaksana BOS
1. Ketua Tim
2. Sekretaris
3. Bendahara/Bendahara Pengeluaran Pembantu
4. Unit Pendataan SD/SDLB
5. Unit Pendataan SMP/SMPLB/SMPT
6. Unit Monev SD/SDLB
7. Unit Monev SMP/SMPLB/SMPT
8. Unit Pengaduan dan Penyelesaian Masalah 73
Tim Manajemen BOS
Kabupaten/Kota
• Penanggungjawab
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
• Tim Pelaksana
1. Manajer
2. Unit Pendataan
3. Unit Monev dan Penyelesaian Masalah
4. Unit Publikasi/Humas
Catatan: Tim Manajemen BOS Tingkat Kabupaten/Kota di SK
kan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
74
Tim Manajemen BOS Sekolah

• Penanggungjawab: Kepala Sekolah.


• Anggota: Bendahara dan satu orang tua siswa
selain ketua/anggota komite sekolah
Catatan: Tim Manajemen BOS Tingkat Sekolah di SK
kan oleh Kepala Sekolah

75
Tugas dan Tanggung Pusat
• Menyusun rancangan program.
• Menetapkan alokasi dana dan sasaran tiap propinsi.
• Merencanakan dan melakukan sosialisasi program.
• Mempersiapkan dan melatih Tim Manajemen BOS Propinsi.
• Melakukan penyusunan, penggandaan dan penyebaran buku
petunjuk pelaksanaan program.
• Menyusun database sekolah tingkat nasional.
• Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
• Memonitor perkembangan penyelesaian penanganan pengaduan
yang dilakukan oleh Tim Manajemen BOS Propinsi atau Tim
Manajemen BOS Kabupaten/Kota.
• Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan kepada instansi terkait

76
Tugas dan Tanggung Propinsi
• Menetapkan alokasi dana BOS tiap kabupaten/kota.
• Mempersiapkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sesuai
dengan dana dan kegiatan yang telah ditetapkan.
• Merencanakan dan melakukan sosialisasi program di tingkat
propinsi.
• Mempersiapkan dan melatih Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
• Melakukan pendataan penerima bantuan.
• Menyalurkan dana ke sekolah sesuai dengan haknya (jumlah
siswa).
• Berkoordinasi dengan lembaga penyalur dan Tim Manajemen BOS
Kab/Kota dalam penyaluran dana.
• Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
• Bertanggungjawab terhadap kasus penyimpangan penggunaan
dana di tingkat propinsi. 77
Tugas dan Tanggung Propinsi
(Lanjutan...)
• Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan kepada Tim Manajemen BOS
Pusat dan instansi terkait.
• Dianjurkan untuk mengumumkan daftar sekolah penerima dana BOS dan
besarannya, dengan menggunakan sumber dana dari APBD.
• Mengupayakan penambahan dana untuk sekolah dari sumber APBD.
• Jika ada, segera melakukan realokasi dana BOS dari sekolah yang
kelebihan dan kekurangan dana yang disebabkan oleh kesalahan
pendataan.
• Mengembalikan sisa dana yang ada di rekening penampung sebelum
tahun anggaran berakhir ke kas negara. Kelebihan dana yang dimaksud
adalah kelebihan dana setelah seluruh hak sekolah penerima dana BOS
terpenuhi.
• Menampung kelebihan dana dari sekolah yang disebabkan oleh kelebihan
data jumlah siswa dan selanjutnya mengembalikan ke kas negara jika
seluruh hak sekolah penerima dana BOS telah terpenuhi.

78
Tugas dan Tanggung
Kabupaten/Kota
• Menetapkan alokasi dana untuk setiap sekolah.
• Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada sekolah.
• Melakukan pendataan sekolah.
• Melakukan koordinasi dengan Tim Manajemen BOS Propinsi dan
lembaga penyalur dana, serta dengan sekolah dalam rangka
penyaluran dana.
• Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
• Melaporkan pelaksanaan program kepada Tim Manajemen BOS
Propinsi.
• Mengumpulkan data dan laporan dari sekolah dan lembaga
penyalur.
• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
• Bertanggung jawab terhadap kasus penyalahgunaan dana di tingkat
kabupaten/kota.
• Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan kepada Tim Manajemen
79
BOS Propinsi dan instansi terkait.
Tugas dan Tanggung Jawab
Sekolah
• Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima
dengan data siswa yang ada. Bila jumlah dana yang
diterima melebihi dari yang semestinya maka harus
segera mengembalikan kelebihan dana tersebut ke
rekening Tim Manajemen BOS Propinsi dengan
memberitahukan ke Tim Manajemen BOS Kab/Kota.
• Bersama-sama dengan Komite Sekolah,
mengidentifikasi siswa miskin dan membebaskan dari
segala jenis iuran.
• Mengelola dana BOS secara bertanggungjawab dan
transparan. 80
Tugas dan Tanggung Jawab
Sekolah (Lanjutan...)
• Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan
yang tidak boleh dibiayai oleh dana BOS serta
penggunaan dana BOS di sekolah menurut
komponen dan besar dananya di papan
pengumuman sekolah
• Mengumumkan besar dana yang diterima dan
dikelola oleh sekolah dan rencana penggunaan dana
BOS di papan pengumuman sekolah yang
ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan
Ketua Komite Sekolah
81
Tugas dan Tanggung Jawab
Sekolah (Lanjutan...)
• Mengumumkan laporan 3 bulanan pengeluaran dana
BOS dan barang-barang yang dibeli oleh sekolah di
papan pengumuman setiap 3 bulan yang
ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan
Komite Sekolah
• Bertanggungjawab terhadap penyimpangan
penggunaan dana di sekolah.
• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan
masyarakat.
• Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim
82
Manajemen BOS Kab/Kota.
Pembelian/Pengadaan Buku Teks
Pelajaran Tahun 2009
• SD:
1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk kelas 4, 5 dan 6
dan
2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk kelas 1
s/d 6.
• SMP:
1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 1 s/d 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas 1 s/d 3.

83
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Ketentuan yang Harus Diikuti Sekolah
• Membeli buku teks pelajaran yang hak ciptanya telah
dibeli oleh pemerintah/Departemen Pendidikan Nasional
• Buku teks pelajaran yang dibeli harus buku baru (bukan
buku bekas).
• Buku teks pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh
pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

84
Slide No. 84
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Ketentuan yang Harus Diikuti Sekolah (Lanjutan...)
• Buku teks pelajaran yang sudah dibeli merupakan koleksi
perpustakaan dan menjadi barang inventaris sekolah,
harus dipinjamkan secara cuma-cuma kepada siswa dan
boleh dibawa pulang.
• Di akhir tahun pelajaran/semester, siswa harus
mengembalikan buku teks pelajaran yang dipinjam agar
dapat dipakai oleh adik kelasnya.
• Dilarang memungut biaya kepada orang tua siswa dalam
rangka pembelian dan perawatan buku teks pelajaran
yang sudah dibiayai oleh dana BOS.

85
Slide No. 85
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Pemilihan Buku
• Buku yang dibeli/digandakan adalah buku teks pelajaran yang
hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah
• Pemilihan dan penetapan judul buku teks pelajaran harus
mengikuti Peraturan Mendiknas No. 2 Tahun 2008 Tentang
Buku.
• Buku yang dibeli/digandakan harus mencakup satu siswa satu
buku.
• Pemilihan buku yang dibeli/digandakan didasarkan pada hasil
rapat pendidik di tingkat satuan pendidikan dari buku-buku
teks pelajaran yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah.

86
Slide No. 86
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Pemilihan Buku (Lanjutan...)
• Jenis buku yang dibeli/digandakan untuk sekolah setingkat
SD: (IPS) untuk kelas 4, 5 dan 6 dan PKn untuk kelas 1 s/d 6.
• Jenis buku yang dibeli/digandakan untuk sekolah setingkat
SMP: adalah IPA kelas 7 s/d 9 dan PKn kelas 7 s/d 9.
• Khusus untuk sekolah luar biasa (SDLB/SMPLB), buku yang
dibeli/digandakan dapat disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan siswa, dengan tetap memperhatikan mutu buku
• Jika sebagian buku telah tersedia di sekolah, maka sekolah
harus membeli kekurangannya dan dapat membeli buku untuk
mengganti yang telah rusak

87
Slide No. 87
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Mekanisme Pembelian Buku Oleh Sekolah
• Hasil penetapan judul buku yang akan dibeli dan
mekanisme pembeliannya harus dituangkan secara tertulis
dalam bentuk berita acara rapat yang dilampirkan
tandatangan seluruh peserta rapat yang hadir
• Buku dapat dibeli oleh sekolah langsung ke distributor buku
atau pengecer buku. Pemilihan toko buku/distributor harus
mengacu pada prinsip harga paling ekonomis, ketersediaan
buku dan kecepatan pengiriman buku sampai ke sekolah.
• Harga buku harus mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Harga Eceran Tertinggi

88
Slide No. 88
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Mekanisme Pembelian Buku Oleh Sekolah (Lanjutan...)
• Buku harus telah dibeli oleh sekolah sebelum pelajaran
dalam suatu semester dimulai
• Segala jenis bukti pembelian dan tanda terima pengiriman
(jika ada) harus disimpan oleh sekolah sebagai bahan bukti
dan bahan laporan.
• Jika terdapat buku dengan judul dan pengarang yang sama,
tetapi digandakan oleh lebih dari satu penerbit/percetakan
(pihak lain yang menggandakan) dengan kualitas yang telah
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, maka sekolah
harus memilih buku dengan harga yang paling ekonomis.

89
Slide No. 89
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Mekanisme Pengadaan Buku untuk Daerah Yang Belum
Memiliki Pengecer
• Gubernur/Bupati/Walikota mengirim surat kepada Menteri
Pendidikan Nasional yang berisikan permohonan ijin untuk
diperbolehkan melakukan pengadan buku dari dana BOS
Buku.
• Jika Mendiknas menyetujui permohonan tersebut, maka
Tim Manajemen BOS Provinsi/Kabupaten/Kota
selanjutnya dapat melakukan pengadaan buku untuk
sekolah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

90
Slide No. 90
Pengadaan Buku Teks Pelajaran
Mekanisme Pengadaan Buku untuk Daerah Yang Belum
Memiliki Pengecer (Lanjutan...)
• Buku yang diadakan untuk sekolah harus didasarkan
kebutuhan setiap sekolah
• Proses pengadaan harus mengikuti peraturan yang berlaku:
Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 dan peraturan lain
yang berlaku dan relevan dengan proses pengadaan.
• Buku harus diterima oleh sekolah sesuai kebutuhan yang
diajukan oleh sekolah dan waktu yang tepat.
• Mekanisme pengelolaan dana BOS Buku dan proses
pengadaan buku untuk sekolah serta bila terjadi temuan
penyimpangan menjadi tanggungjawab Pemda.

91
Slide No. 91
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT PUSAT
• Menetapkan data jumlah siswa tiap wilayah
berdasarkan pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan .
• Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam
bentuk apapun kepada Tim Manajemen BOS
Propinsi/Kab/Kota/ Sekolah.
• Mengelola dana safeguarding secara transparan
dan bertanggungjawab.
• Bersedia untuk diaudit oleh lembaga yang
berwenang.

92
Slide No. 92
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT PROPINSI
• Dilarang untuk merealokasi dana BOS yang telah
tertuang dalam DIPA untuk kegiatan lain.
• Menetapkan data jumlah siswa tiap kabupaten/kota dan
sekolah berdasarkan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
• Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam bentuk
apapun terhadap Tim Manajemen BOS Kab/Kota/Sekolah.
• Mengupayakan dana tambahan untuk kegiatan
safeguarding di propinsi masing-masing dari sumber
APBD.

93
Slide No. 93
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT PROPINSI (Lanjutan...)
• Menyalurkan dana ke sekolah sesuai dengan hak sekolah
dan mengembalikan sisa dana yang tidak terserap yang
ada di rekening penampung Tim Propinsi ke Kas Negara
pada batas akhir tahun anggaran.
• Bersedia untuk diaudit oleh lembaga yang berwenang.
• Tidak diperkenankan melakukan pemaksaan dalam
pembelian barang dan jasa dalam pemanfaatan dana
BOS.
• Dilarang bertindak menjadi distributor atau pengecer buku
kepada sekolah yang bersangkutan (Peraturan Mendiknas
No. 2 Tahun 2008 Pasal 11).

94
Slide No. 94
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
• Menetapkan data jumlah siswa per sekolah berdasarkan
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
• Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam bentuk
apapun terhadap sekolah.
• Mengelola dana operasional Kab/Kota secara transparan
dan bertanggungjawab.
• Harus menyediakan dana tambahan untuk kegiatan
safeguarding di kab/kota masing-masing dari sumber
APBD.
• Bersedia untuk dIaudit oleh lembaga yang berwenang.

95
Slide No. 95
Tata Tertib Pengelolaan Dana
TINGKAT KABUPATEN/KOTA (Lanjutan...)
• Tidak diperkenankan mengkoordinir pembelian barang
dan jasa dalam pemanfaatan dana BOS.
• Dilarang bertindak menjadi distributor atau pengecer buku
kepada sekolah yang bersangkutan (Peraturan Mendiknas
No. 2 Tahun 2008 Pasal 11).

96
Slide No. 96
97
KEBIJAKAN
PROGRAM BANTUAN
OPERASIONAL
SEKOLAH
TAHUN 2014

98
Pengertian BOS

• BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya


adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasional non
personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar
• Menurut PP 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan
atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tidak
langsung berupa daya, air, jasa, telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll. Namun
demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan
personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS
TUJUAN BOS

1) Membebaskan segala jenis biaya pendidikan


bagi seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan
dasar, baik di madrasah negeri maupun
madrasah swasta
2) Membebaskan biaya operasional sekolah bagi
seluruh siswa MI negeri dan MTs negeri.
3) Meringankan beban biaya operasional sekolah
bagi siswa di madrasah swasta/PPS.
Sasaran Program dan Besar Bantuan
• Sasaran program BOS adalah semua MI, MTs
negeri dan swasta serta Pondok Pesantren
Salafiyah (PPS) Ula dan Wustha penyelenggara
Wajar Dikdas, termasuk MI-MTs Satu Atap (SATAP)
di seluruh Provinsi di Indonesia yang telah memiliki
izin operasional.
• MI penerima BOS adalah lembaga madrasah yang
menyelenggarakan kegiatan Wajar Dikdas pada
pagi hari dan siswanya tidak terdaftar sebagai
siswa SD atau SMP.
• PPS penerima BOS adalah lembaga pondok
pesantren yang menyelenggarakan kegiatan Wajar
Dikdas dan santrinya tidak terdaftar sebagai siswa
madrasah atau siswa sekolah. Batas usia santri
PPS yang menjadi sasaran penerima BOS adalah
maksimal 25 tahun.
Besar Bantuan

Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh


madrasah/PPS, dihitung berdasarkan jumlah siswa
dengan ketentuan:
•M I /PPS Ula : Rp. 580.000,-/siswa/tahun
Rp. 145.000,-/Siswa/Triwulan
•MTs/PPS Wustha : Rp. 710.000,-/siswa/tahun
Rp. 177.500,-/Siswa/Triwulan
Waktu Penyaluran Dana
• Pada Tahun Anggaran 2014, dana BOS akan
diberikan selama 12 bulan untuk periode Januari
sampai Desember 2014, yaitu semester 2 tahun
pelajaran 2013/2014 dan semester 1 tahun pelajaran
2014/2015.
• Untuk madrasah swasta dan PPS, penyaluran dana
BOS dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu
periode Januari-Maret, April-Juni, Juli-September
dan Oktober-Desember. Sedangkan untuk
madrasah negeri, pencairan dana BOS dilakukan
langsung oleh satker Madrasah ke KPPN, tanpa
harus memperhatikan periode triwulanan.
Madrasah/PPS Penerima BOS
1. Semua madrasah negeri dan swasta yang telah mendapatkan
izin operasi wajib menerima program BOS; bagi madrasah yang
menolak BOS harus diputuskan melalui persetujuan orang tua
siswa melalui Komite Madrasah dan tetap menjamin
kelangsungan pendidikan siswa miskin di madrasah tersebut;
2. Semua madrasah negeri dilarang melakukan pungutan kepada
orang tua/wali siswa;
3. Untuk madrasah swasta, yang mendapatkan bantuan
pemerintah dan/atau pemerintah daerah pada tahun ajaran
berjalan, dapat memungut biaya pendidikan yang digunakan
hanya untuk memenuhi kekurangan biaya investasi dan biaya
operasi;
4. Madrasah dapat menerima sumbangan dari masyarakat dan
orang tua/wali siswa yang mampu untuk memenuhi kekurangan
biaya yang diperlukan oleh madrasah. dapat berupa uang
barang/jasa yang bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak
mengikat, dan tidak ditentukan jumlah maupun jangka waktu
pemberiannya;
Program BOS dan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS)
Melalui program BOS, warga madrasah diharapkan dapat lebih
mengembangkan madrasah dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1)Madrasah mengelola dana secara profesional, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2)BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan
pemberdayaan madrasah dalam rangka peningkatan akses, mutu, dan
manajemen madrasah.
3)Madrasah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4
tahunan
4)Madrasah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam
bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM), dimana
dana BOS merupakan bagian integral di dalam RKAM tersebut.
5)Rencana Jangka Menengah dan RKAM harus disetujui dalam rapat
Dewan Pendidik setelah memperhatikan pertimbangan Komite
Madrasah dan disahkan oleh Kantor Kemenag Kabupaten/Kota atau
Yayasan (untuk madrasah swasta)
Tim Manajemen BOS Tingkat
Madrasah/PPS
1. Penanggungjawab
Kepala Madrasah
2. Anggota
a. Bendahara pengeluaran pada madrasan negeri
b. Pendidik/tenaga kependidikan yang ditugaskan oleh
Kepala Madrasah/Penanggung Jawab PPS untuk
bertanggung jawab dalam mengelola dana BOS pada
madrasah swasta atau sebagai pembantu bendahara
pengeluaran pada madrasah negeri.
c. Satu orang dari unsur Komite Madrasah dan satu
orang dari unsur orang tua siswa
Tugas dan Tanggungjawab
Madrasah/PPS
1. Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data
siswa yang ada
2. Bersama-sama dengan Komite Madrasah mengidentifikasi siswa
miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran (Formulir
BOS-09);
3. Mengelola dana BOS secara bertanggungjawab dan transparan;
4. Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak
boleh dibiayai oleh dana BOS serta rencana penggunaan dana
BOS (Formulir BOS-12A);
5. Mengumumkan besar dana BOS yang digunakan oleh madrasah
di papan pengumuman Formulir BOS-12B);
6. Membuat laporan bulanan pengeluaran dana BOS
7. Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di
madrasah/PPS;
8. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan
masyarakat;
9. Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim Manajemen
BOS Kab.
Waktu Penyaluran dana BOS:

Penyaluran dana BOS untuk periode Januari-Desember 2014


dilakukan secara bertahap dengan ketentuan:
1.Dana BOS disalurkan setiap periode tiga bulanan.
a.Triwulan Pertama (bulan Januari-Maret) dilakukan paling
lambat awal bulan Maret 2014;
b.Triwulan Kedua (bulan April-Juni) dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja pada bulan April 2014;
c.Triwulan Ketiga (bulan Juli-September) dilakukan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja pada bulan Juli 2014;
d.Triwulan Keempat (bulan Oktober-Desember) dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja pada bulan Oktober
2014.
BOS periode Juli-September, data jumlah siswa tiap
madrasah/PPS pada tahun ajaran baru didasarkan pada data
periode April-Juni. Selanjutnya apabila jumlah dana yang
disalurkan tersebut lebih sedikit atau lebih banyak dari yang
seharusnya, maka kekurangan atau kelebihan dana BOS
pada periode Juli-September tersebut dapat ditambahkan
atau dikurangkan pada penyaluran periode Oktober-
Desember, sehingga total dana periode Juli-Desember sesuai
dengan yang semestinya diterima oleh madrasah;
Contoh:
Jumlah siswa pada periode April-Juni 100 orang,
kemudian untuk periode Juli-September dicairkan untuk
100 orang. Jika setelah PPDB selesai diperoleh jumlah
siswa 110 orang, maka periode Oktober-Desember
dicairkan untuk 120 orang; Tetapi apabila setelah PPDB
diperoleh jumlah siswa 90 orang, maka periode Oktober-
Desember dicairkan untuk 80 orang .
Mekanisme Pengambilan Dana BOS
1.Pengambilan dana BOS dilakukan oleh Kepala Madrasah dan bendahara BOS
madrasah) dengan diketahui oleh Ketua Komite Madrasah dan dapat dilakukan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan (Formulir BOS-13) dengan menyisakan saldo
minimum sesuai peraturan yang berlaku dan saldo minimum ini bukan termasuk
pemotongan;
2.Dana BOS harus diterima secara utuh sesuai dengan SK Alokasi yang dibuat
oleh Tim Manajemen BOS Kab, dan tidak diperkenankan adanya pemotongan
atau pungutan biaya apa pun dengan alasan apa pun dan oleh pihak mana pun;
3.Penyaluran dana BOS yang dilakukan secara bertahap (tiga bulanan), bukan
berarti harus dihabiskan dalam periode tersebut. Besar penggunaan tiap bulan
disesuaikan dengan kebutuhan madrasah sebagaimana tertuang dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM);
4.Bilamana terdapat sisa dana pada akhir tahun anggaran, maka dana tersebut
tetap milik kas madrasah (tidak disetor ke kas negara) dan harus digunakan
untuk kepentingan madrasah;
5.Bunga Bank/Jasa Giro akibat adanya dana di rekening madrasah menjadi milik
madrasah/PPS untuk digunakan bagi kepentingan madrasah
PENGGUNAAN DANA BOS
1. Pengembangan Perpustakaan
a. Diwajibkan membeli buku pegangan guru kurikulum 2013
semester 1 tahun ajaran 2014/2015 (Juli-Desember 2-14).
b. Diwajibkan membeli buku teks pelajaran kurikulum 2013
bagi siswa untuk semester 1 tahun ajaran 2014/2015 (Juli
Desember 2014) sebanyak jumlah siswa yang menerapkan
kurikulum 2013.
c. Mengganti buku teks yang rusak/ menambah kekurangan
untuk memenuhi rasio satu siswa satu buku
d. Langganan publikasi berkala
e. Akses informasi online
f. Pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan
g. Peningkatan kompetensi tenaga pustakawan
h. Pengembangan database perpustakaan
i. Pemeliharaan perabot perpustakaan
Penjelasan
- Jika pembelian buku pegangan guru
maupun buku teks pelajaran kurikulum
2013 sudah dibiayai dari sumber dana
yang lain, maka pembelian yang
bersumber dari dana BOS bersifat
melengkapi dari kekurangan yang ada
- Buku teks pelajaran kurikulum 2013 yang
dibeli adalah yang sudah ditentukan oleh
Kemendikbud.
2. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa
baru
a.Administrasi pendaftaran
b.Penggandaan formulir
c.Pendaftaran ulang
d.Biaya pendataan data pokok siswa
e.Pembuatan spanduk madrasah bebas
pungutan dan kegiatan lainnya yang terkait
dengan penerimaan peserta didik baru
•Penjelasan
Termasuk untuk konsumsi panitia dan uang
lembur dalam rangka penerimaan siswa baru.
Standar pembiayaan mengacu kepada batas
kewajaran setempat atau batas yang telah
ditetapkan Pemda
3. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa
a.PAKEM (MI)
b.Pembelajaran Kontekstual (MTs)
c.Pengembangan pendidikan karakter
d.Pembelajaran remedial
e.Pembelajaran pengayaan
f.Pemantapan persiapan ujian
g.Pramuka
h.Olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, dan palang
merah remaja
i.Pendidikan lingkungan hidup
j.Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
k.Pembiayaan lomba-lomba yang tidak dibiayai dari dana
pemerintah/pemerintah daerah
l.Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
• Penjelasan
a. biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru
dalam rangka mengikuti lomba,
b. fotocopy,
c. membeli alat olah raga, alat kesenian dan biaya
pendaftaran mengikuti lomba
4. Kegiatan Ulangan dan Ujian
a. Ulangan harian,
b. Ulangan Tengah Semester,
c. Ulangan Akhir Semester
d. Ujian madrasah (selain mata pelajaran UN dan
UAMBN)
• Penjelasan
a. Fotocopy/penggandaan soal
b. honor koreksi ujian dan
c. Biaya mengawas ujian yang bukan bagian
dari kewajiban tugas guru
d. Biaya transport pengawas ujian di luar
sekolah tempat mengajar yang tidak
dibiayai oleh pemerintah/pemerintah
daerah
e. Penggandaan laporan hasil belajar siswa
5. Pembelian bahan-bahan habis pakai
a.Buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan
praktikum, buku induk siswa, buku inventaris
b.Minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-
hari di madrasah
c.Pengadaan suku cadang alat kantor
d.Alat-alat kebersihan madrasah/PPS
6. Langganan daya dan jasa
a.Listrik, air, telepon, internet (fixed/mobile modem), baik
dengan cara berlangganan maupun prabayar
b.Pembiayaan penggunaan internet termasuk untuk
pemasangan baru
c.Membeli genset atau jenis lainnya yang lebih cocok di
daerah tertentu misalnya panel surya, jika di madrasah
yang tidak ada jaringan listrik
Penjelasan
• Penggunaan Internet dengan mobile modem dapat
dilakukan untuk maksimal pembelian voucher
sebesar Rp. 250.000 per bulan

7. Perawatan madrasah
a. Pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan
pintu dan jendela
b. Perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi madrasah
(kamar mandi dan WC), perbaikan lantai
ubin/keramik dan perawatan fasilitas
madrasah/PPS lainnya
• Penjelasan
a. Kamar mandi dan WC siswa harus dijamin
berfungsi dengan baik
b. Penggunaan dana BOS untuk perawatan
madrasah/PPS tidak lebih dari Rp. 10.000.000,-
untuk setiap item kegiatan.
8. Pembayaran honorarium bulanan guru
honorer dan tenaga kependidikan honorer.
a. Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM)
b. Pegawai administrasi (termasuk administrasi
BOS untuk MI)
c. Pegawai perpustakaan
d. Penjaga Madrasah
e. Satpam
f. Pegawai kebersihan
• Penjelasan
• Dalam pengangkatan guru/tenaga
kependidikan honorer madrasah harus
mempertimbangkan batas maksimum
penggunaan dana BOS untuk belanja
pegawai, serta kualifikasi guru honorer harus
sesuai dengan bidang yang diperlukan.
9. Pengembangan profesi guru
a. KKG/MGMP
b. KKKM/MKKM.
c. Menghadiri seminar yang terkait langsung
dengan peningkatan mutu pendidik dan
ditugaskan oleh madrasah
• Penjelasan
a. Khusus untuk madrasah yang memperoleh
hibah/block grant untuk pengembangan
KKG/ MGMP atau sejenisnya pada tahun
anggaran yang sama, hanya diperbolehkan
menggunakan dana BOS untuk biaya
transport kegiatan apabila tidak disediakan
oleh hibah/ block grant tersebut.
b. Fotocopy
c. Biaya pendaftaran dan akomodasi seminar
10. Membantu siswa miskin
a.Pemberian tambahan bantuan biaya transportasi
bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya
transport dari dan ke madrasah
b.Membeli alat transportasi sederhana bagi siswa
miskin yang akan menjadi barang inventaris
madrasah (misalnya sepeda, perahu
penyeberangan, dll)
c.Membantu membeli seragam, sepatu dan alat tulis
bagi siswa penerima Beasiswa Siswa Miskin (BSM)
atau siswa miskin yang otangtuanya memiliki Kartu
Perlindungan Sosial (KPS);
11. Pembiayaan pengelolaan BOS
a.Alat tulis kantor (ATK termasuk tinta printer, CD
dan flash disk)
b.Penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi
bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS
dan biaya transportasi dalam rangka mengambil
dana BOS di Bank/PT Pos
 Penjelasan
Bendahara BOS pada madrasah negeri yang bisa
dibayarkan insentifnya adalah pembantu bendahara
pengeluaran
12. Pembelian perangkat komputer
a.Desktop/work station
b.Printer atau printer plus scanner
 Penjelasan
a.Printer 1 unit/tahun
b.Desktop/workstation maksimum 5 unit untuk MTs dan 3 unit
untuk MI. Peralatan komputer tersebut harus dicatat sebagai
inventaris madrasah/ PPS.
13. Pembiayaan asrama dan pembelian peralatan ibadah
a.Pembelian kitab kuning
b.Mukena, sajadah, dan sarung untuk disimpan di mesjid
atau mushola pesantren
 Penjelasan
Khusus untuk Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara
wajar dikdas
14. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 13
telah terpenuhi pendanaannya dari BOS
a. Alat peraga/media pembelajaran
b. Mesin ketik
c. Peralatan UKS
d. Pembelian meja dan kursi siswa jika meja dan
kursi yang ada sudah rusak berat
• Penjelasan
Penggunaan dana untuk komponen ini harus
dilakukan melalui rapat dengan dewan guru dan
Komite Madrasah
Larangan Penggunaan Dana BOS

1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud


dibungakan;
2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS);
4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas madrasah
dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi
tour (karya wisata) dan sejenisnya;
5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
6. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa untuk
kepentingan pribadi (bukan inventaris madrasah), kecuali
untuk siswa miskin penerima BSM;
7. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
8. Membangun gedung/ruangan baru;
9. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses
pembelajaran;
10.Menanamkan saham;
11.Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana
pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara
penuh/wajar;
12.Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya
dengan operasional madrasah, misalnya iuran dalam
rangka perayaan hari besar nasional dan upacara
keagamaan/acara keagamaan;
13.Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program
BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan
lembaga di luar Kementerian Agama.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN
a. Rencana Kegiatan dan anggaran Madrasah (RKAM)
RKAM harus memuat rencana penerimaan dan rencana
penggunaan uang dari semua sumber dana yang
diterima madrasah. RKAM ini harus ditandatangani oleh
Kepala Madrasah, Komite Madrasah, dan Ketua Yayasan.
(Formulir BOS-K1)
RKAM dibuat setahun sekali pada awal tahun pelajaran,
namun demikian perlu dilakukan revisi pada semester
kedua. Oleh karena itu, madrasah/PPS dapat membuat
BOS K-1 tahunan yang dirinci per semester. RKAM perlu
dilengkapi dengan rencana penggunaan secara rinci
yang dibuat tahunan dan tiga bulanan untuk setiap
sumber dana yang diterima madrasah/PPS. (Formulir
BOS-K2)
b. Pembukuan
1. Buku Kas Umum (Formulir BOS K-3)
Meliputi semua transaksi eksternal, yaitu yang berhubungan dengan
pihak ketiga yang meliputi kolom penerimaan dan kolom
Pengeluaran.
2. Buku Pembantu Kas (Formulir BOS K-4)
Mempunyai fungsi untuk mencatat transaksi penerimaan dan
pengeluaran yang dilaksanakan secara tunai, harus mencatat tiap
transaksi dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Madrasah.
3. Buku Pembantu Bank (Formulir BOS K-5)
Mencatat tiap transaksi penerimaan atau pengeluaran yang
dilaksanakan khusus melalui bank (baik cek, giro, maupun tunai) dan
ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Madrasah
4. Buku Pembantu Pajak (Formulir BOS K-6)
Mempunyai fungsi untuk mencatat semua transaksi yang harus
dipungut pajak serta memonitor atas pungutan dan penyetoran
pajak yang dipungut selaku pungut pajak.
Pembukuan dari dana yang diperoleh madrasah/PPS untuk program
BOS, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat
dilakukan dengan tulis tangan atau menggunakan komputer. bendahara
wajib mencetak Buku Kas Umum dan buku-buku pembantu sekurang-
kurangnya sekali dalam satu bulan dan menatausahakan hasil cetakan
Buku Kas Umum dan buku-buku pembantu bulanan yang telah
ditandatangani Kepala Madrasah dan Bendahara Madrasah.
2.Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam Buku Kas
Umum dan Buku Pembantu yang relevan sesuai dengan urutan tanggal
kejadiannya;
3.Setiap akhir bulan, Buku Kas Umum dan Buku Pembantu ditutup oleh
Bendahara (bendahara pengeluaran bagi madrasah negeri) dan diketahui
oleh Kepala Madrasah
4.Uang tunai yang ada di Kas Tunai tidak lebih dari Rp 10 juta;
5.Apabila ada kesalahan atas penulisan angka/huruf, maka yang salah agar
dicoret dengan dua garis rapih, sehingga tulisan yang semula salah masih
dapat dibaca kemudian diparaf;
6. Apabila dalam satu bulan berjalan tidak/belum
terjadi transaksi pengeluaran/ penerimaan,
maka tetap ada pembukuan dalam bulan
tersebut dengan uraian NIHIL dan
ditandatangani oleh Bendahara dan diketahui
oleh Kepala Madrasah/Penjab PPS;
7. Apabila bendahara meninggalkan tempat
kedudukannya atau berhenti dari jabatannya,
Buku Kas Umum dan buku pembantunya serta
bukti-bukti pengeluaran harus
diserahterimakan kepada pejabat yang baru
dengan Berita Acara Serah Terima.
C. Bukti Pengeluaran
1. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuitansi
yang sah;
2. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi
materai sesuai dengan ketentuan bea materai. Untuk transaksi
dengan nilai sampai Rp 250.000,- tidak dikenai bea meterai, sedang
transaksi dengan nilai nominal antara Rp 250.000,- sampai dengan
Rp 1.000.000,- dikenai bea meterai dengan tarif sebesar Rp 3.000,-
dan transaksi dengan nilai nominal lebih besar dari Rp 1.000.000,-
dikenai bea meterai dengan tarif sebesar Rp 6.000,-;
3. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai
dengan peruntukkannya;
4. Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam
bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;
5. Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala Madrasah/Penjab
PPS dan lunas dibayar oleh Bendahara;
6. Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh Madrasah/PPS
sebagai bahan bukti dan bahan laporan.
d. Realisasi Penggunaan Dana Tiap Sumber
Dana (Formulir BOS-K7)
Disusun berdasarkan BKU dari semua sumber dana
yang dikelola oleh madrasah pada periode yang
sama. dibuat per triwulan. Laporan ini harus
dilengkapi dengan surat pernyataan tanggung
jawab yang menyatakan bahwa dana BOS yang
diterima telah digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional madrasah.
e. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS
(Formulir BOS-K7a)
merupakan rekapitulasi dari 13 komponen
penggunaan dana BOS dan disusun berdasarkan
formulir BOS-K7. Laporan ini dibuat per triwulan.
f. Pelaporan
Laporan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1.Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan
kegiatannya;
2.Laporan penggunaan dana BOS di tingkat madrasah/PPS kepada
Tim Manajemen BOS Kabupaten meliputi laporan realisasi
penggunaan dana per sumber dana (Formulir BOS-K7 dan BOS-K7a)
dan surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa dana
BOS telah diterima dan digunakan sesuai dengan peruntukan dana
BOS; Petunjuk Teknis BOS MI, MTs dan PPS 29
3.Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan
Buku Pembantu Pajak beserta dokumen pendukung bukti pengeluaran
dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon dari vendor/toko/supplier) wajib
diarsipkan oleh Madrasah/PPS sebagai bahan audit;
4.Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan
keuangan maupun dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata
dengan rapi dalam urutan nomor dan tanggal kejadiannya, serta
disimpan di suatu tempat yang aman dan mudah untuk ditemukan
setiap saat.

Anda mungkin juga menyukai