Menceritakan kisah-kisah Terutama kisah-kisah yang ada dalam al-Qur’an dan Al-Hadist.
Berbicara langsung, Rasulullah mengajarkan kepada kita agar berbicara dengan anak secara langsung,
lugas dan dengan bahasa yang jelas.
Berbicara sesuai dengan kemampuan akal anak
Berdialog dengan tenang
Metode praktis empiris
Dengan cara mendidik dan mengasah ketajaman indera anak.
Kebutuhan anak terhadap figure riil, Yakni Rasulullah SAW
Bab2
Bab 2
Bayi, dari lahir hingga berusia 2 tahun
Dari Ummul Mukminin, Aisyah ra. Bahwa Rasulullah saw besabda : ”Barang siapa yang mentarbiyah (mendidik) anak
kecil sehingga mengucapkan ’Laa ilaaha illal-Laah’, maka Allah tidak akan menghisabnya” (HR. Thabrani dari Aisyah
ra)
Ketika Fatimah putri Rasulullah saw sedang dalam proses melahirkan, Rasulullah saw menyuruh Ummu
Salamah dan Zainab binti Jahsy untuk membacakan beberapa ayat, yaitu : Ayat Kursi, Al-A’raf :54, Yunus :
3, Q.S Al-Falaq dan An-Naas
1) Pemberian nama
2) Mencukur rambut
Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah ra. menimbang rambut Hasan dan Husain, lalu
bershadaqah dengan perak seberat rambut mereka.
3) Aqiqah
”Setiap anak itu tergadaikan dengan aqiqah (sebagai penebusnya) yang disembelih pada hari
ketujuh sekaligus dinamai dan dicukur rambutnya pada waktu itu” (hr. Tirmidzi dan Hakim)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam sebuah hadist marfu’ dari Asma binti Yazid
”Aqiqah merupakan hak, untuk anak laki-laki dua kambing yang sebanding da untuk anak
perempuan satu kambing.”
4) Khitan
Imam syafi’i berpendapat bahwa kencing bayi hanya cukup dengan disiram air, sedangkan menurut Imam Hanafi,
kencing bayi tetap perlu dicuci. Adapun tentang kenajisannya, sebagaimana disebutkan Imam Nawawi, para ulama
bersepakat mengenainya.Akan tetapi bukanlah najis yang berat, karena pensuciannya cukuplah disiram dengan air.
Anak kecil yang belum bisa buang air kencing sendiri makruh dibawa ke mesjid
Dear sahabat Abi Ummi yang dicintai Allah. Sebagai orang tua tentu kita paham bahwa
menerapkan pendidikan yang baik pada anak di rumah bukanlah suatu hal yang dapat
kita lakukan secara asal-asalan. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk selalu
mempelajari bagaimana cara yang tepat untuk mendidik mereka agar kelak tumbuh
menjadi anak yang saleh dan salihah serta memiliki karakter islami. Nah, bagaimanakah
caranya itu? Kali ini kita akan membahas bagaimana cara mendidik anak balita dengan
menggunakan metode parenting islami yang tentunya dapat sahabat Abi Ummi
aplikasikan di rumah. Yuk kita simak!
Nah, bagaimana caranya itu? Bingung? Eitss, tenang, tenang… Kita dapat berkreasi
dengan berbagai cara menarik yang memang anak-anak sukai kok, misalnya
mengenalkan mereka tentang Alquran, sunnah, bahasa Arab, siroh nabawiyah, dan
materi lainnya melalui berbagai media yang ada seperti murotal. Sabahabat Abi Ummi
bisa juga menceritakan kisah-kisah teladan dari para sahabat Rasul yang berpegang
teguh pada tauhid-Nya, menonton video atau acara tv anak beredukasi, melalui
penjelasan-penjelasan singkat yang dapat kita paparkan kepada mereka dengan penuh
hikmah. Oiya, sahabat Abi Ummi bisa juga mengajarkan si kecil dengan beragam
permainan asik loh. Perlahan ajarkan pula makna yang terkandung di dalamnya, ini
akan menumbuhkan kecintaan serta menanamkan pemahaman mereka terhadap islam
bahkan sedari mereka masih dini.
Hanya ini? Tidak, masih sangat banyak metode lainnya, nah ini “PR― kita selaku
orang tua untuk terus upgrade ilmu, perbanyak membaca yang dapat menjadi referensi
dalam memperkaya dan meng-update metode kita dalam menyampaikan pengajaran
kepada anak.
3. Menggali Setiap Hikmah dari
Berbagai Kejadian yang telah Anak
Alami, Baik Itu Kejadian yang
Menyenangkan Maupun yang Tidak
Jangan melewatkan setiap kejadian yang anak-anak kita alami tanpa menggali hikmah
yang terkandung di dalamnya, baik itu kejadian menyenangkan maupun yang tidak.
Jadikan perihal ini sebagai salah satu cara mendidik anak balita kita untuk memahami
dan mengerti banyak hal. Sebagai contoh, ketika anak kita bertengkar dengan
temannya karena berebut mainan maka jangan langsung kita memarahinya, tetapi
ajarkanlah kepada mereka bahwa berebut dan bertengkar dengan teman bukanlah hal
baik, seharusnya mereka bergantian memainkannya dan tidak berebut. Bisa juga ketika
anak kita mendapat ranking 1 di kelasnya, kita dapat mengajarkan kepada mereka
tentang cara bersyukur kepada Allah, mengajarkan tawadhu dan menjauhi sifat
sombong.
Dari sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu ‘anhu, ia mengisahkan, “Dahulu
ketika aku masih kecil dan menjadi anak tiri Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam,
dan (bila sedang makan) tanganku (aku) julurkan ke segala sisi piring, maka
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Hai nak, bacalah bismillah, dan
makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari sisi yang terdekat darimu.’
Maka semenjak itu, itulah etikaku ketika aku makan,†(Muttafaqun ‘alaih).
Nah, cara mendidik anak balita dengan amalan-amalan sunnah yang seperti apa sih
yang dapat kita ajarkan kepada buah hati kita? Wah, ada banyak sekali ya kan,
sebagaimana cara mendidik anak balita yang telah Rasulullah ajarkan kepada Umar bin
Abi Salamah dalam hadist diatas. Mulailah dengan hal yang sederhana, seperti misalnya
ajarkan adab makan dan minum, adab ketika hendak dan bangun tidur, akhlak patuh
dan hormat pada orang tua, akhlak bergaul dengan teman, dll. Membiasakan mereka
dengan melakukan berbagai amalan sunnah dikeseharian mereka akan berdampak baik
loh, perlahan-lahan saja namun terus menerus sehingga insya Allah nantinya akan
membentuk kebiasaan dan etika mereka sampai mereka dewasa.
Loh, tapi kan mereka masih kecil, apakah mereka akan mengerti? Tentu saja, justru
karena mereka masih kecil kita harus fokus pada cara mendidik anak balita kita dan
menerapkan hal-hal baik pada mereka, sebab anak akan meniru apa yang ada
disekitarnya dengan cepat melalui pendengaran, penglihatan, serta perilaku nyata.
Dengan demikian, hal yang tak kalah penting harus diperhatikan tak hanya tentang
bagaimana cara mendidik anak balita kita, tetapi juga bagaimana cara kita agar
memiliki semangat untuk terus belajar memperbaiki kepribadian kita di rumah sebelum
dicontoh nantinya oleh anak-anak. Orang tua harus terus becermin untuk
mengintrospeksi masing-masing diri apakah perilaku kita dan cara mendidik anak balita
yang kita terapkan sudah benar sesuai dengan ajaran Rasulullah atau belum.
Inilah beberapa cara mendidik anak balita dengan metode parenting islami yang dapat
sahabat Abi Ummi aplikasikan di rumah. Ketahuilah, otak anak di usia-usia golden
age seperti mereka dapat diibaratkan seperti kaset kosong yang dapat menyerap
berbagai informasi dengan sangat cepat. Kesalahan konsep yang terserap sejak dini,
bisa menyebabkan kesalahan di kemudian hari. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
ketika mengajarkan anak akan suatu hal. Yuk, semangat membentuk generasi yang
berakhlak mulia! Insya Allah, Allah akan selalu mudahkan. Aamiin.