Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TRAUMA SALURAN


KEMIH

By
Ns. Sujud Priono, S.Kep, M.Kep
prionosujud@yahoo.co.id
Jenis

 TRAUMA BLADDER
 TRAUMA URETRA
 TRAUMA URETER
Definisi TRAUMA BLADDER

Trauma tumpul atau penetrasi perlukaan


pada bladder yang mungkin dapat/tidak
dapat menyebabkan ruptur bladder
Etiologi dan faktor resiko

Kandung kencing yang penuh dengan urine


dapat mengalami rupture oleh tekanan yang
kuat pada perut bagian bawah
Manifestasi klinik

 Trauma bladder selalu menimbulkan nyeri pada abdomen


bawah dan hematuria.
 Jika klien mempunyai riwayat trauma pada abdomen, itu
merupakan faktor predisposisi trauma bladder.
 Klien dapat menunjukkan gejala kesulitan berkemih.
 Test diagnostik pada trauma bladder meliputi IVP dengan
lateral views atau CT scan saat bladder kosong dan penuh,
atau csytogram. Jika darah keluar dari meatus, disrupsi
uretral mungkin telah terjadi. Pada kasus ini, klien tidak
boleh dikateterisasi
Manajemen medis

Tindakan pertama pada trauma bladder


adalah insersi kateter foley atau kateter
suprapubik untuk memonitor hematuria dan
menjaga agar bladder tetap kosong sampai
sembuh. Cidera karena contusio atau
perforasi kecil dapat diperbaiki dengan
pembedahan.
Manajemen keperawatan

Pengkajian terhadap klien yang dicurigai


mengalami trauma bladder merupakan hal yang
penting. Perawat harus selalu memonitor urine
output klien untuk mengetahui jumlah atau
adanya hematuria. Perawat harus mencatat
penurunan urine output yang berhubungan
dengan intake cairan klien. Insersi kateter harus
dilakukan secara hati-hati pada klien yang
dicurigai mengalami trauma bladder.
Manajemen keperawatan pada klien
bedah
Pada pasien post operative, perawat harus
mempertahankan drainase urine untuk mencegah
tekanan pada jaritan kandung kemih. Karena klien
memakai cateter uretra atau suprapubik maka penting
diberikan informasi kepada klien tentang perawatan
kateter. Kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya harus ditingkatkan
sehingga mampu merawat dirinya di rumah. Rujuk
untuk perawatan setelah keteter dicabut. Berikan pula
informasi mengenai latihan untuk memulihkan fungsi
otot-otot kandung kemih.
TRAUMA URETRA

Uretra, sama seperti bladder,


dapat mengalami cidera/trauma
karena fraktur pelvic..
Etiologi

 Terjatuh dengan benda membentur


selangkangan (stradle injury) dapat
menyebabkan contusio dan laserasi pada
uretra. Misalnya saat jatuh dari sepeda.
 Trauma dapat juga terjadi saat intervensi
bedah.
 Luka tusuk dapat pula menyebabkan
kerusakan pada uretra.
Tanda dan gejala
 Kerusakan uretra ini diindikasikan bila pasien
tidak mampu berkemih, penurunan pancaran urine,
atau adanya darah pada meatus.
 Karena kerusakan uretra, saat urine melewati
uretra, proses berkemih dapat menyebabkan
ekstravasasi saluran urine yang menimbulkan
pembengkakan pada scrotum atau area inguinal
yang mana akan menyebabkan sepsis dan nekrosis.
 Darah mungkin keluar dari meatus dan
mengekstravasasi jaringan sekitarnya sehingga
menyebabkan ekimosis
Komplikasi

Komplikasi dari trauma uretra adalah


terjadinya striktur uretra dan resiko
impotent.
Impotensi terjadi karena corpora
kavernosa penis, pembuluh darah, dan
suplay syaraf pada area ini mengalami
kerusakan.
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan trauma uretra meliputi
pembedahan dengan pemakaian kateter
uretra atau suprapubik sebelum sembuh,
atau pemasangan kateter retra/suprapubik
dan membiarkan urethra sembuh sendiri
selama 2 – 3 minggu tanpa pembedahan.
 Selama periode tersebut pasien dimonitor
untuk terjadinya infeksi atau ekstravasasi
urine.
TRAUMA URETER

 Lokasi ureter berada jauh di dalam rongga


abdomen dan dilindungi oleh tulang dan
otot, sehingga cidera ureter karena trauma
tidak umum terjadi.
Etiologi

 Cidera pada ureter kebanyakan terjadi karena pembedahan.


 Perforasi dapat terjadi karena insersi intraureteral kateter
atau instrumen medis lainnya.
 Luka tusuk dan tembak juga dapat juga membuat ureter
mengalami trauma.
 meskipun tidak umum, tumbukan atau decelerasi tiba-tiba
seperti pada kecelakaan mobil dapat merusak struktur
ureter. Tindakan kateterisasi ureter yang menembus
dinding ureter atau pemasukan zat asam atau alkali yang
terlalu keras dapat juga menimbulkan trauma ureter.
Diagnosa
 Trauma ini kadang tidak ditemukan sebelum manifestasi klinik
muncul.
 Hematuria dapat terjadi, tapi indikasi umum adalah nyeri
pinggang atau manifestasi ekstravasasi urine.
 Saat urine merembes masuk ke jaringan, nyeri dapat terjadi
pada abdomen bagian bawah dan pinggang.
 Jika ekstravasasi berlanjut, mungkin terjadi sepsis, ileus
paralitik, adanya massa intraperitoneal yang dapat diraba, dan
adanya urine pada luka terbuka.
 IVP dan ultrasound diperlukan untuk mendiagnose trauma
ureter ini.
Penatalaksanaan medis

Pembedahan merupakan tindakan utama


untuk memperbaiki kerusakan, mungkin
dengan membuat anastomosis. Kadang-
kadang prosedur radikal seperti uterostomy
cutaneus, transureterotomy, dan
reimplantasi mungkin dilakukan.
DIAGNOSA PERAWATAN
 Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya stoma,
aliran/rembesan urine dari stoma, reaksi terhadap produk kimia urine.
 Gangguan body image berhubungan dengan adanya stoma, kehilangan kontrol
eliminasi urine, kerusakan struktur tubuh ditandai dengan menyatakan
perubahan terhadap body imagenya, kecemasan dan negative feeling terhadap
badannya.
 Nyeri berhubungan dengan disrupsi kulit/incisi/drains, proses penyakit
(cancer/trauma), ketakutan atau kecemasan ditandai dengan menyatakan nyeri,
kelelahan, perubahan dalam vital signs.
 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan inadekuatnya pertahanan tubuh
primer (karena kerusakan kulit/incisi, refluk urine).
 Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan trauma jaringan, edema
postoperative ditandai dengan urine output sedikit, perubahan karakter urine,
retensi urine.
 Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur body
dan fungsinya, response pasangan yang tidak adekuat, disrupsi respon seksual
misalnya kesulitan ereksi.
 Deficit pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kehilangan kemampuan untuk menangkap informasi,
misinterpretasi terhadap informasi ditandai dengan menyatakan
miskonsepsi/misinterpretasi, tidak mampu mengikuti intruksi secara adekuat.

Anda mungkin juga menyukai