Riwayat Kelahiran
Bayi lahir di usia kehamilan 39+4 minggu melalui persalinan spontan.
Bayi lahir langsung menangis
Anamnesis
Riwayat Tumbuh Kembang
Pasien disebutkan tidak memiliki keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan. Pasien dapat mengikuti kegiatan seperti anak sebayanya.
Riwayat Imunisasi
• Hb-0 : 0 hari
• BCG : 2 bulan
• Polio 1-2-3 : 2 bulan, 3 bulan, 5 bulan, 6 bulan
• DPT-HB-hib : 4 bulan
Anamnesis
Anamnesis
Anamnesis Sistem
• Sistem cerebrospinal : pasien sadar, demam (-) kejang (-)
• Sistem Kardiovaskuler : palpitasi (-) takikardi (-)
• Sistem Pernafasan : NCH (-) retraksi (-) sesak (-) batuk (-) pilek (-)
• Sistem Gastrointestinal : Kembung (+) mual (+) muntah (+)
• Sistem Muskuloskeletal : Kekuatan otot baik,gerakan
bebas,deformitas (-)
• Sistem Urogenital : BAK banyak kuning jernih
• Sistem Integumentum: Sianosis (-) ruam pada scrotum dan gluteal.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan umum: sedang
• Kesadaran : CM
• Frekuensi Nadi : 100 kali/menit
• Frekuensi Napas : 30 kali/menit
• Suhu : 36.2
• BB : 8.2 kg
Pemeriksaan Fisik
Kepala Thorax
• Mata : CA(-/-), SI(-/-), • Inspeksi : Takipneu (-), Simetris
perdarahan subconjungtiva (-/-), (+), retraksi (-),
edem palpebra (-/-) • Palpasi : Pengembangan paru
• Hidung : sekret (-),epistaksis (-) & vocal fremitus dbn, NT (-)
• Mulut : bibir pucat (-) • Perkusi : Sonor +/+
• Auskultasi :
• Pulmo : SDV +/+ , Rh (-/-), wh (-/-)
• Cor : S1 > S2 Reguler, bising (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen Ekstremitas
• Inspeksi : petechiae (-) • Kekuatan Otot Baik, Akral
• Auskultasi : bising usus (+) , Hangat, Edema –
peristaltik (+) Urogenital
• Perkusi : hipertimpani • Terdapat ruam eritem pada
• Palpasi : supel (+) nyeri tekan scotum dan gluteal.
(+)
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
• Diare Persisten ec intoleransi laktosa dd GEA dd disentri
Penatalaksanaan
• Inf. KaEN 3A 25cc/jam
• Inj. Ondancetron 1mg
• L Bio 2x1 sach
• Zink 1x2,5cc
Klasifikasi Diare
Diare Akut
• Kondisi diare yang terjadi mendadak dan dapat
berlangsung beberapa hari sampai 14 hari (umumnya <1
minggu)
Diare Persisten
• Kondisi diare akut yang terus berlangsung sampai > 14
hari dan umunya disebabkan agen infeksius
Diare Kronik
• Kondisi diare dengan durasi > 14 hari dan
umumnya
disebabkan agen non-infeksius
Etiologi
• Negara maju sebagian besar disebabkan non-infeksi, umunya meliputi
intoleransi protein; celiac disease (gluten-sensitive enteropathy), dan
cystic fibrosis
• Negara berkembang infeksi
• Patogen yang paling sering menyebabkan diare:
• Rotavirus
• Aeromonas
• Campylobacter
• Shigella
• Giardia Lamblia
Faktor risiko
– Malnutrisi
– Tatalaksana diare akut yang tidak tepat seperti pemakaian antibiotik yang
tidak sesuai
MEKANISME
DIARE
Osmotik
• Terjadi perubahan gradien absorbsi cairan sehingga menimbulkan
retensi cairan dalam intralumen usus
• Contoh:
• Intoleransi laktosa hiperosmotik malabsorbsi cairan
• Infeksi rotavirus, Shigella merusak epitel usus malabsorbsi
cairan
Sekretorik
• Akibat aktifnya enzim adenil siklase oleh toksin yang mengubah ATP
menjadi cAMP. Akumulasi cAMP intraseluler menyebabkan sekresi aktif
air, Cl, Na, K, dan bikarbonat ke lumen usus.
• Contoh:
• Infeksi Cholera, rotavirus toxin ke epitel usus sekresi
• Substansi empedu, asam lemak, lakastif
• Kelainan kongenital (Congenital Chloride Diarrhea) defek pada
Na-H exchange atau Cl-/HCO3- exchange Gejala failure to thrive
sejak neonatus
MEKANISME DIARE
Motilitas
• Terjadi perubahan motilitas gastrointestinal yang mempengaruhi
kemampuan absorbsi (secara tidak langsung)
• Contoh:
• Hipomotility stasis inflamasi overgrowth bacterial
malabsorbsi
• Hipermotility mengurangi waktu transit cairan untuk
diabsorbsi
Inflamatorik/Invasif
• Terjadi karena adanya proses peradangan yang menyebabkan
destruksi villi usus dan atau disfungsi transporter sehingga
menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam rupa mucus,
protein dan darah.
• Contoh:
• Infeksi shigella, Inflamatory Bowel Disease, Celiac Disease
(Imunne process)
Diare Infeksius
Diare berkepanjangan
Tanda Dehidrasi
• Gelisah/cengeng
Tanda Utama • lemah/letargi/koma
• Haus, turgor kulit abdomen menurun
Penurunan BB(%)
10 15
Bayi 5
6 9
Anak/dewasa 3
Diare persisten ringan
• pasien mengalami diare akut dengan atau tanpa disertai darah yang
berlangsung selama 14 hari atau lebih dan tidak didapatkan tanda-
tanda dehidrasi.
• Pasien ini tidak memerlukan rawat inap,
• tetapi membutuhkan cairan dan makanan khusus untuk di rumah
Perlakukan pasien ini seperti pasien rawat jalan
Beri mikronutrisi dan vitamin seperti pada keterangan berikut :
• Suplemen Multivitamin dan Mineral
• Beri semua pasien anak dengan diare persisten suplemen
vitamin dan mineral harian selama 2 minggu karena dapat
membantu dalam memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Suplemen tersebut sedikitnya mengandung dua kali dari
Recommended Daily Allowances (RDA).
Identifikasi Adanya Infeksi Spesifik
• Jangan memberikan antibiotik secara rutin
• Infeksi non-pencernaan ada gejala-gejala seperti pada pneumonia,
sepsis, infeksi saluran kemih, stomatitis dan otitis media antibiotik
yang sesuai
• Infeksi pencernaan antibiotik oral pada diare berdarah yang efektif
untuk Shigella
Diare persisten berat
Buku saku, 5
lintas diare, 2011
Cotrimoxazole Pivmecillinam
Shigella dysentery b
Children: 10 mg/kgBB (TMP) divided 2 for 5 Children: 20 mg/kg
days 4 times a day x 5 days
Ciprofloxacin Adults: 400 mg
Children: 15 mg/kg 4 times a day x 5 days
2 times a day x 3 days Ceftriaxone
Adults: 500 mg Children: 50-100
mg/kg
Metronidazole
Amoebiasis
Children: 10 mg/kg
3 times a day x 5 days (10
days for severe disease)
Adults: 750 mg
3 times a day x 5 days (10
days for severe disease)
Giardiasis Metronidazole d
Children: 5 mg/kg
3 times a day x 5 days
Adults: 250 mg
3 times a day x 5 days ©Bimbel UKDI MANTAP
MONITORING INDIKASI PULANG
• Berat badan • Asupan makanan adekuat
• Suhu badan • Kenaikan berat badan ≥ 3
• Asupan makanan hari
• Jumlah tinja • Diare berkurang
• Tidak ada demam
DIARE PERSISTEN PADA PASIEN MALNUTRISI
BERAT
Dikatakan malnutrisi berat
• Oedema kedua kaki
• Pasien tampak kurus sekali
< 70% berat badan menurut tinggi badan, atau
< -3SD (seperti pada marasmus)
• Tanda klinis dari malnutrisi berat
– Tidak terdapat lemak
– Tampak kurus sekali
• Bahu
• Lengan
• Pantat
• Paha
• Tulang rusuk menonjol
– Dehidrasi pada anak dengan malnutrisi sulit ditegakkan diare cair akut dengan
dehidrasi tak berat
Terapi
• Jangan rehidrasi intravena kecuali kasus shock.
• WHO beri cairan rehidrasi khusus ReSoMa
– ± 37,5 mmol Na
– ± 40 mmol K
– ± 3 mmol Mg
• Melalui oral / selang nasogastrik pelan/lambat
– Beri 5 ml/kgBB tiap 30 menit pada 2 jam pertama
– Beri 5-10 ml/kgBB/jam pada 4 – 10 jam berikutnya
• Jumlah diberikan tergantung dengan
– Keinginan pasien
– Jumlah tinja yang keluar saat diare
– Apakah pasien muntah?
Diare persisten pada pasien HIV
Mencurigai pasien anak terkena HIV jika :
• Infeksi berulang
• Stomatitis
• Parotitis kronis
• Limfadenopati general
• Hepatomegali tanpa penyebab yang jelas
• Adanya demam persisten
• Disfungsi neurologis
• Herpes zoster
• HIV dermatitis
Tx : seperti diare tanpa HIV
DIARE PERSISTEN DENGAN INTOLERANSI
LAKTOSA
Tanda-tanda :
• Diare yang sangat sering
• Diare berbau asam
• Meteorismus
• Flatulens
• Kolik abdomen
• Diaper rash.
Intoleransi Laktosa
Patofisiologi
• Malabsorbsi laktosa menyebabkan lumen usus terisi cairan hiperosmotik
sehingga menyerap cairan dan menyebabkan diare
• Onset dan gejalanya bergantung jumlah laktosa yang terkadnung dalam
makanan. Laktosa yang tidak diserap usus difermentasi oleh bakteri
menjadi zat asam (fatty acid, organic acid) dan berbagai macam gas.
• Ketika gas yang dihasilkan cukup banyak, maka terjadilah rasa cramp
seperti ingin BAB.
Management
• Menghindari produk susu dan olahan
• Menggunakan lactose free atau low lactose milk
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pengukuran pH tinja (pH < 6)
• Kadar gula dalam tinja tablet clinitest. (Normal tidak terdapat gula dalam
tinja)
• Laktosa loading (tolerance) test
• Biopsi mukosa usus halus
• Test Pernapasan Hidrogen (Hydrogen Breath Test)
TERAPI
• Beri susu rendah laktosa (Low Lactose Milk, Almiron) / Susu Free Lactose Milk
(susu bebas laktosa) Selama 2-3 bulan kembali ke susu biasanya