Bentuk NRI adalah kesatuan , bentuk pemerintahan adalah republik, serta sistem pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensial.
Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintah sekaligus kepala negara.
Pada periode ini, semua kekuatan negara difokuskan pada upaya mempertahankan kemerdekaan dari kekuatan asing yang ingin kembali
menjajah Indonesia.
UUD 1945 telah berlaku, tetapi belum dapat dilaksanan secara murni dan konsekuen.
Dalam periode ini, ada 12 departemen yang dibentuk untuk pertama kalinya di Indonesia serta ada 8 provinsi .
Presiden diberi kekuasaan yang teramat luas untuk sementara waktu berdasarkan Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945. Bahkan pasal
ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menuduh Indonesia sebagai negara diktator hingga RI mengeluarkan 3 maklumat dalam
melawan propaganda Belanda.
Pada periode ini juga ditandai dengan munculnya beberapa gerakan separatis yaitu:
Yang dijadikan pegangan atau alat utama yaitu Konstitusi Republik Serikat tahun 1949
Bentuk negara Indonesia adalah serikat atau federalisme yang memiliki 15 negara bagian,
dengan bentuk pemerintahan reublik dan sistem pemerintahan yaitu parlementer kabinet
semu.
Karakteristik : 1. Pengangkatan perdana mentri dilakukan Presiden
2. Kekuasaam perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden
3. Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan parlemen
4. Pertanggungjawaban abinet adalah kepada DPR,dan melalui keputusan
pemerintah
Parlemen pada masa ini terdiri atas 2 badan yaitu senar dan DPR
Setelah berbagai permasalahan yang menuntun Negara RIS bubar dan kembali kepada
kesatuan NRI, Federal mengeluarkan UU Darurat No.11 tahun 1950. Hingg akhirnya Negara
RIS hanya memiliki 3 negara bagian.
Gerakan separatis yang terjadi pada masa RIS : APRA,Andi Aziz di Makassar, dan Gerakan
MRS
PERIODE 3 (17 AGUSTUS 1950-5 JULI 1959)
Bentuk negara pada periode ini adalah kesatuan ,dimana kekuasaannya dipegang oleh pemerintah pusat.
dengan keBentuk pemerintahan adalah republik pala negara adalah presiden (Ir.Soekarno) dibantu oleh wakil presiden (Drs.Moh.Hatta)
Indonesia menggunakan UUDS 1950 yang merupakan perubahan dari Konstitusi RIS.
Sistem pemerintahan berupa parlementer,kabinet parlementer dipimpin oleh perdana menteri.
Pada masa ini, sering terjadi jatuh bangunnya kabinet sebanyak 7x:
Kabinet Natsir (6 Sept 1950-27April 1951)
Kabinet Sukirman (27 April 1951-3 April 1952)
Kabinet Wilopo (3 April 1952-30 Juli 1953
Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955-24 Maret 1956)
Kabinet Ali Sastroadmijojo II (24 Maret 1956-9 April 1957)
Kabinet Djuanda (9 April 1957-10 Juli 1959)
Presiden mengeluarakan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959
Kepemimpinan Ir.Soekarno jatuh pada tahun 1966 yang menandakan berakhirnya masa Orde
Lama dan diganti dengan Orde Baru yang dipimpin Soeharto.
Priotitas utama yang dilakukan pemerintahan Orde Baru bertumpu pada pembangnan
ekonomi dan stablitas nasional.
Selama masa orde baru, tetap menerapkan sistem pemerintahan presidensial
Kelebihan masa Orde Baru : 1. Perkembangan pendapatan perkapita masyarakat
meningkat
2. Sukses program transmigrasi
3. Sukses program keluarga berencana,dll.
Banyak penyimpangan terhadap pancasila dan Undang-Undang :
a. Bidang ekonomi : Tidak dilakukan berdasar pasal 33 UUD 1945,terjadi praktik monopoli,dll
b. Bidang politik : Pemerintahan bersifat sentralistik,tidak ada kebebasan mengkritik jalannya
pemerintah,praktik kkn.
c. Bidang hukum : Supremasi hukum tidak dapat ditegakkan karena banyak oknum penegak
hukum yang cenderung pada orang tertentu sesuai kepentingan.
PERIODE 6 (21 MEI 1998- SEKARANG)
Gejala politik di era ini mendorong usaha penegakkan kedaulatan rakyat dan
betekad mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN.
Praktik KKN yang sudah menjadi adat menjadi sulit untuk diberantas. Proses
pengungkapan koruptor di kalangan politikus bagaikan mencari jarum dalam
jerami. Artinya bahwa sangat sulit di cari dan diungkap kebenaran dan faktanya.
Adanya UU yang disahkan oleh DPR tanpa memperhatikan kondisi rill dilapangan
seperti Pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui revisi UU KPK
yang sudah disahkan DPR, dan tidak segera disahkannya UU yang seharusnya
prioritas seperti UU PKS
Isu sara dan rasisme yang kian meningkat terutama di papua dan banyak kasus
pelanggaran HAM yang tidak segera di usut tuntas oleh apparat
Adanya pandemic virus COVID-19 membuat ekonomi dan daya beli masyarakat
turun, hal tersebut juga berdampak pada banyaknya PHK yang dilakukan oleh
berbagai perusahaan,