Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

JANUARI 2021

“PNEUMOTHORAX KONGENITAL”

PRESENTER: Azatil Ishmah Matdoan


PEMBIMBING : dr. Sri Wahyuni Djoko, Sp. A
I. Definisi

• Pneumothorax didefinisikan dengan adanya udara antara rongga


pleura visceralis dan pleura parietalis, yang dapat menyebabkan
kolaps paru.

• Pneumothorax diklasifikasikan menjadi:

a. Pneumothorax primer

b. Pneumothorax sekunder
II. Epidemiologi

• Pneumothorax sering terjadi pada masa periode neonatus


dibandingkan periode lain dalam kehidupan.
• Pneumothorax simptomatik terjadi pada sekitar 0,05% hingga 0,1%
dari semua kelahiran hidup, dan pada bayi dengan berat lahir
sangat rendah angka ini dapat mencapai 3,8% hingga 9%.
• Pneumothorax terjadi dalam 3 hari setelah lahir.
• Laki-laki 70,3% > perempuan 29,7%
• 35,1% dengan ketuban kental hijau bau busuk, 27% ketuban pecah
dini lebih dari 18 jam, dan 37,8% tidak memiliki faktor risiko
infeksi.
III. Etiologi

• Faktor risiko pada bayi kurang bulan


a. Hialine membran disease (HMD)
b. Ventilasi mekanik
c. Sepsis
d. Pneumonia

• Faktor risiko ada bayi cukup bulan


a. Aspirasi mekonium
b. Malformasi kongenital
c. Ventilasi mekanik
Lanjutan

• Temuan eksplorasi bedah, bula


ditemukan pada sekitar 85% dari semua
pasien dengan pneumothorax spontan
primer.

Sumber: Lyra RM. Etiology of primary


spontaneous pneumothorax. J bras pneumol.
2016:42(3):222-226.
Lanjutan

Keterlibatan genetik pada


terjadinya pneumothorax

Boone PM, Scott RM, Marciniak SJ, Henske EP,


Raby BA. The genetics of pneumothorax.
American jpurnal of respiratory and critical care
medicine volume. 2019:199(11):1344-1357.
IV. Manifestasi Klinis

• Dispnea

• Nyeri dada akut

• Takipnea
V. Diagnosis

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan

a. Anamnesis

b. Pemeriksaan fisis

c. Pemeriksaan penunjang
Anamnesis

• Tanyakan mengenai
a. Riwayat kehamilan
b. Riwayat persalinan
c. Kondisi anak ketika lahir
d. Riwayat penyakit ibu
Pemeriksaan Fisik

Lakukan pemeriksaan fisik thorax berupa


• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang

• Rontgen thorax
VI. Penatalaksanaan

Tujuan terapi pada pneumothorax:

a. Pengurangan gejala

b. Mencegah terjadinya tension

c. Menghindari kolapsnya paru

d. Menurunkan risiko terjadinya kekambuhan.


Lanjutan

• Algoritma tatalaksana pada pasien


pneumothorax spontan primer

Stodghill JD, Collins DT, Mahajan


AK, Khandhar SJ. Primary
spontaneous pneumothorax: a
pathway to practice. AME medical
journal. 2019:1-9.
Lanjutan

• Modalitas terapi yang dapat digunakan


a. Dekompresi – Aspirasi jarum
b. Dekompresi – Tube thoracotomy
c. Terapi Oksigen
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai