Subacromialis
KELOMPOK 3 :
AKRAM IBNU SYAWAL
FEBRIANTO
RINI MAGFIRAH
NURDELI WASI AGUNG
REZKY AWALIA AMIRUDDIN
Sub materi
01 Defenisi
02 Patologi
03 Patofisiologi
04 Etiologi
05 Epidemiologi
06 Biomekanik
07 Manajemen Fisioterapi
Defenisi
Bursitis subacromialis adalah suatu kondisi infamasi
pada bursa subdeltoid yang berkembang karena
penggunaan berulang secara berlebihan
menyebabkan nyeri pada bahu serta pergerakan yang
terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi pada
sendi bahu.
Patologi
Dalam keadaan normal bursa berfungsi untuk
mengurangi gesekan. Namun, saat terjadinya
perubahan patologi yang merupakan respon terhadap
rusaknya jaringan lokal berupa inflamasi dan
terjadinya peningkatan cairan sinovial pada bursa
subacromialis. Trauma lokal, degenerasi tendon
ataupun deposit klasifikasi mengakibatkan radang
lokal dengan pembengkakan dan akumulasi cairan.
Subacromialis bursitis kadang-kadang dapat
disebabkan oleh deposit krista
Patofisiologi
Bursitis dapat dibagi menjadi tiga fase: akut, Bursitis kronis menyebabkan
kronis dan rekuren. perkembangan rasa sakit yang
konstan karena proses peradangan
kronis yang terjadi di bursa, yang
Fase akut ditandai dengan inflamasi juga dapat menyebabkan kelemahan
lokal dengan cairan sinovial yang dan akhirnya pecahnya ligamen dan
menebal. Kondisi ini menyebabkan tendon di sekitarnya.
gerakan yang menyakitkan,
terutama dengan aktivitas di atas
kepala karena bursa mengalami
gesekan antara kepala humerus /
Bursitis berulang dapat terjadi pada
supraspinatus di bagian inferior dan
pasien yang terpapar trauma
akromion / deltoid di bagian
berulang atau aktivitas rutin di atas
superior.
kepala.Itu juga bisa hadir pada
pasien dengan kondisi peradangan
seperti rheumatoid arthritis.
ETIOLOGI
Setiap proses yang menyebabkan peradangan pada bursa
subakromial dapat menyebabkan bursitis. Etiologi umum
meliputi:
- Pelampiasan subakromial
- Aktivitas overhead yang berulang / penggunaan berlebihan
- Trauma langsung
- Deposisi kristal
- Perdarahan subakromial
- Infeksi
- Penyakit autoimun (misalnya, rheumatoid arthritis)
Epidemiologi
2. Kapsul Sendi
Kapsul sendi terdiri atas dua lapisan :
1)Kapsul sinovial (lapisan bagian dalam) dengan karakteristik mempunyai
jaringan fibrokolagen agak lunak dan tidak memiliki saraf reseptor dan
pembuluh darah.
2) Kapsul fibrosa, Karakteristiknya berupa jaringan fibrous keras dan
memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah.
BIOMEKANIK
a.Gerakan osteokinematika
Gerakan fleksi
Otot penggerak utamanya adalah otot deltoid anterior dan otot
supraspinatus dari 0 – 90 derajat, sedangkan untuk 90 – 180 derajat di
bantu oleh otot pectoralis mayor, otot coracobrachialis, dan otot bicep
brachii.
Gerakan ekstensi
Otot penggerak utamanya adalah latissimus dorsi dan teras mayor.
Sedankan pada gerakan hiper ekstensi teres mayor tidak berfungsi
lagi, hanya sampai 90 derajat dan digantikan fungsinya oleh deltoid
posterior.
Gerakan abduksi
. Otot penggerak utamanya adalah otot deltoid midle dan
supraspinatur.
Gerakan adduksi
penggerak utamanya adalah pectoralis mayor dibantu oleh otot
latisimus dorsi,
teres mayor serta otot sub scapulari.
BIOMEKANIK
Gerakan abduksi horizontal
Yaitu gerakan lengan yang mendekati tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai
jarak gerak sendi 45o yang dimulai posisi anatomis.
Gerakan adduksi horizontal
Yaitu gerakan lengan yang menjauhi tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak
gerak sendi 145o yang dimulai posisi anatomis.
Gerakan eksorotasi
Yaitu gerakan sepanjang axis longitudinal yang melalui caput humeri. Gerakan ini dilakukan oleh
otot infraspinatus, teres mayor dan deltoid posterior.
Gerakan endorotasi
Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan eksorotasi. Gerakan ini dilakukan
oleh otot sub scapularis, pectoralis mayor, latisimus dorsi dan teres mayor
Gerakan sirkumduksi
Yaitu gerakan yang merupakan kombinasi dari semua gerakan di atas
BIOMEKANIK
b.Gerakan arthrokinematika
Pada gerakan arthrokinmeatika meliputi dua gerakan roll dan slide.
Roll adalah suatu gerakan sendi dimana perubahan jarak titik
kontak pada suatu permukaan sendi sama besarnya dengan
perubahan jarak titik kontak permukaan sendi lawannya. Sedangkan
slide adalah suatu gerakan sendi dimana hanya ada satu titik yang
selalu kontak dengan titik-titik yang selalu berubah pada permukaan
sendi lawannya.
Vital Sign
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Denyut nadi : 85 kali
Pernapasan : 18 kali
Suhu : 35,7 ⁰C
Chief of Complain
Musculotendinogen : Ya
Osteoarthrogen : Ya.
Neurogenik : -
Psikogenik : Ya
Specific Test
Neer's sign Shoulder flexion Positif
speed's test Nyeri Positif
Caudal traksi translasi Positif
terprovokasi pada abduksi
60°-120°
VAS nyeri diam 2
nyeri gerak 5
nyeri tekan 7
Specific Test
ROM Fleksi 170°
Ekstensi 60°
Abduksi 150°
Endoritasi 70°
Eksorotasi 60°
MMT Fleksi =5
Ekstensi= 5
Abduksi =4
Adduksi =5
Endorotasi =4
Eksorotasi =3
Diagnosis Fisioterapi
Keterbatasan gerak, kelemahan serta kekakuan otot regio shoulder akibat bursitis subacromialis
Problem Fisioterapi
Primer = nyeri
Sekunder = kekakuan otot, keterbatasan rom, kelemahan ototKompleks
keterbatasan adl, kecemasan
Program Fisioterapi
Jangka pendek
Mengurangi nyeri, mengurangi kekakuan otot, menguatkan otot, meningkatkan kepercayaan diri,
menambah lingkup gerak sendi
Sesaat Berkala
Nyeri (VAS).
ROM Nyeri (VAS).
ROM
Kekakuan otot
Gangguan ADL
REFERENSI :
Apsari, W., Santoso, TB, & Fis, S. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Bursitis Shoulder Dextra
di RST dr. Soedjono Magelang (Disertasi Doktor, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Aswinprakash, S., Jagadeesh, D., Arulmoli, R., Francis, Y. M., Mahalingam, K., Stanley, R. F., & Aiyaloo, D.
(2018). Ultrasound therapy for recurrent noninfective olecranon bursitis: A case report. International Journal of
Pharmaceutical Investigation, 8(4), 205-209.
Mulyawan, E., & Wijono, A. H. (2020). Injeksi Sendi Gleno-Humeral dan Bursa Subacromial disertai Blok
Saraf Suprascapularis dengan Pulsed Radiofrequency pada Pasien dengan Nyeri Bahu Akibat Adhesive
Capsulitis. Journal of Anaesthesia and Pain, 1(1), 17-24.