Anda di halaman 1dari 30

IMPLEMENTASI SURVEILANS GIZI

DALAM UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING


DAN KAITANNYA DENGAN PROSES ASUHAN GIZI

Disampaikan oleh :
H.MOHAMMAD HUSNI THAMRIN,SKM.,M.Kes
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi SulawesI Selatan

1
NAMA : H. Moh. Husni Thamrin,SKM,M.Kes
PANGKAT/GOL : Pembina Tingkat I, IV/b
JABATAN : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel
PENDIDIKAN : Magister Kesehatan
ALAMAT RUMAH : JL. Racing Center, Perum Bumi Tirta Gardenia Blok F NO. 7 Makassar
TELEPON / HP : 0411–4668888 / 0811444811
ALAMAT KANTOR : Jl. Urip Sumiharjo No. 269 Makassar
TEMPAT : Pinrang
TGL LAHIR : 10 Mei 1968
ISTRI / ANAK : Hj. Milani Husni Thamrin, SE / Adinda Putri & Ahmad Akbar Putra
AGAMA : Islam
SUKU / BANGSA : Bugis / Indonesia
EMAIL : hmhthamrin@gmail.com
PENG. JABATAN : 1. Kepala UPTD Akper Anging Mammiri
2. Kabag. Pencegahan & Penanggulangan Napza & HIV-AIDS Setda Sulsel
3. Kepala UPTD P2TP2A Dinas P3A Prov. Sulsel
4. Kepala Bidang Keluarga Berencana Dinas Dukcapil Dalduk KB Sulsel
SISTIMATIKA

MASALAH GIZI INDONESIA DAN STRATEGI PENURUNAN STUNTING


1

2 KONSEP SURVEILANS GIZI DALAM PENGUATAN INTERVENSI SPESIFIK GIZI

3 SURVEILANS GIZI MELALUI E-PPGBM

4 PEMANFAATAN DATA SURVEILANS DALAM PROSES ASUHAN GIZI


Masalah Gizi di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban
ganda permasalahan gizi: Undernutrition, overweight,
Setiap Negara Di Dunia Mengalami obesitas, dan defisiensi mikronutrien
Permasalahan Gizi

Undernutriton Defisiensi
Mikronutrien

<2.500 gr
<2.500 gr
<2.500 gr

single burden double burden triple burden 36,8 37,2 30,8 13,6 12,1 10,2 11,1 10,2 6,2 24,5 37,1 48,9
36,8 37,2 30,8 13,6 12,1 10,2 11,1 10,2 6,2 24,5 37,1 48,9
Stunting Wasting Berat Bayi Anemia Ibu
Balita Balita Lahir Rendah Hamil

2010 2013 2018

Sumber: Riskesdas, 2010, 2013 dan 2018

5
Masalah Stunting & Wasting di Indonesia 6

• Stunting terjadi hampir di seluruh


wilayah di Indonesia dan di
dar seluruh kelompok sosial ekonomi.
i &
Baduta
• Permasalahan stunting bersifat
Balita di
Indonesia multidimensional, tidak hanya
Stunting kemiskinan dan akses terhadap
pangan, tetapi juga pola asuh dan
pemberian makan pada balita.

• Wasting terjadi hampir di seluruh


Aceh
wilayah di Indonesia, dimana
dar Sumatera sebagian besar wilayah memiliki
i di
Sulawesi
Balita Utara Kep. Riau Sulawesi
Tengah Utara prevalensi >10%
Indonesia Riau
Kalimantan Gorontalo
Sumatera Maluku Utara
Wasting Barat
Jambi
Kep. Bangka
Belitung
Barat
Kalimantan
Sulawesi Papua Barat
Barat

tan
Tengah

e la
nS
ta
Sumatera

an
l im
Ka
Selatan
Sulawesi Sulawesi Tenggara Papua
Lampoung Selatan
DKI Jakarta Maluku
Jawa Jawa Tengah
Banten Barat Jawa
Timur
DKI Yogyakarta
Bali Nusa Tenggara Nusa Tenggara
Barat Timur
Sumber: UNICEF 2019 <2,5% 2,5 – <5% 5 - <10% 10 - <15% >15% 6
PROPORSI STATUS GIZI STUNTING PADA BALITA
MENURUT PROVINSI, 2013-2018
40.9

35.6

Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U):


⋆ Sangat pendek : TB/U<-3SD ⋆ Pendek: TB/U ≥-3SD s/d <-2SD
7
PREVALENSI BALITA STUNTING DI SULSEL

Sumber: Riskesdas, 2018


8
Dampak Stunting Dampak Pertumbuhan Penduduk 9
Jumlah Jumlah
Penduduk: Penduduk:
238,5 Juta 296,4 Juta

Dampak Kesehatan

201,8 juta
penduduk
usia
produktif
(15-64
tahun)

Rasio Rasio
ketergantungan: 50,5 ketergantungan: 46,9

Perkembangan Otak Anak Perkembangan Otak Anak


Sumber: Proyeksi Penduduk, 2010-2045
Stunting Sehat

Stunting pada Balita:


•15 tahun mendatang menjadi generasi penduduk usia produktif
Gagal tumbuh (berat lahir rendah, stunting, kecil, •Menurunkan produktivitas SDM
kurus) •Bonus Demografi tidak termanfaatkan dengan baik
Hambatan perkembangan kognitif dan motorik

Gangguan metabolik pada saat dewasa  risiko Perbaikan kualitas SDM:


penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke,
penyakit jantung) •investasi pendidikan dan kesehatan pada anak  pencegahan
stunting

Sumber: •peningkatan kesehatan perempuan


•Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains
in Economic Productivity with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group
•www.GlobalNutritionSeries.org
10
Strategi Utama Penurunan Stunting:
Pendekatan Multisektor dan Intervensi
Terintegrasi
Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif
Kemenkes
PAUD,
•PMT Ibu Hamil dari kelompok miskin/KEK Air bersih dan
Parenting, sanitasi
•Suplementasi TTD UKS

•Promosi Menyusui dan PMBA


•Tata Laksana Masalah Gizi Fortifikasi Ketahanan
Produk pangan
•Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Pangan

•Pelayanan antenatal dan neonatal


•Imunisasi
Bantuan pangan Keamanan Pangan
•Pencegahan kecacingan dan diare non tunai, PKH

•Suplementasi zat gizi mikro

Enabling Factors
• Kemenko PMK
• Bappenas
• KSP
Sosialisasi Gizi Pemasaran &
• Kemensetneg/Setwapres bagi Anak & Promosi Hasil
• Setkab Keluarga Kelautan

• Kemdagri (Advokasi Pemda, NIK, Akta Lahir)


• Kemendes PDTT (Dana Desa) Edukasi dan
Kemenda pendampingan
• Kemenkeu (Sistem Insentif) Promosi makanan
g
& minuman sehat masyarakat
• Kemen Kominfo (Sosialisasi & Kampanye) (Program KKN) 12
• BPS (Publikasi Laporan Statistik)
Sinergi Fokus Intervensi 2018-2020 (260
Kabupaten/Kota)

2017 2018 2019 2020 1. Kab, Bone 7, Kab, Pangkep


2. Kab. Enrekang 8. Kab. Pinrang
3. Kab. Selayar 9. Kab. Tana Toraja
8. 100 160 260 4. Kab, Jeneponto 10.Kab. Toraja Utara
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
5. Kab. Takalar 11, Kab. Sinjai
6. Kab.13Gowa
KONSEP SURVEILANS GIZI DALAM PENGUATAN
INTERVENSI SPESIFIK GIZI
SURVEILANS GIZI
DEFINISI : KEGIATAN PENGAMATAN SECARA TERATUR DAN TERUS
MENERUS TERHADAP STATUS GIZI MASYARAKAT SEBAGAI DASAR
UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN STATUS
GIZI MASYARAKAT”. (FAO,WHO, UNICEF pada Kongres Pangan Sedunia, Roma 1974, dan
Publikasi Metodologi Surveilans Gizi, 1976, )

Mengamati secara terus menerus, tepat waktu dan teratur


TERHADAP:
Keadaan gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
UNTUK:
Tindakan Segera, Dasar Perumusan Kebijakan, Perencanaan Program, Monitoring Dan
Evaluasi Program Gizi Masyarakat
KOMPONEN KEGIATAN SURVEILANS GIZI
ALUR PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

POSYANDU PUSKESMAS KABUPATEN


Pengiriman pencatatan Laporan
REKAPITULASI REKAPITULASI
DATA RUTIN dari DATA RUTIN DARI
PENGUMPULAN DATA PUSKESMAS
RUTIN POSYANDU POSYANDU
feedback feedback

informasi Entry data/


feedback

informasi
feedback ePPGBM
Data individu
by name by address Entry data
EPPGBM menjadi
sumber data dan ENUMERATOR
informasi untuk
kegiatan Surveilans Gizi
PUSAT PROVINSI SEKTOR LAIN

PEMANFAATAN INFORMASI
SURVEILANS TIDAK HANYA MENGUMPULKAN DATA

ANALISIS SEGERA DATA UNTUK PERBAIKAN GIZI


TUJUAN
HASIL SURVEILANS SEBAGAI EVIDENCE –BASED UNTUK PENGAMBILAN KEBIJAKAN DAN TINDAKAN

INTERPRETASI
PRIORITASI PENGUMPULA PENGELOMPO / PENGAMBILA
ANALISIS
DATA N DATA KAN DATA REKOMENDAS N KEPUTUSAN
I

Menetapkan Mengumpulkan Pengolahan data Menganalisa data membuat rekomendasi membuat keputusan
pritoritas data data dilapangan secara agregat dan menggunakan program dan kebijakan dan kebijakan yang
yang dibutuhkan terstruktur dan tools yang ada berdasarkan hasil analisis implementatif
membuat laporan berbasis bukti

Manajemen data perlu menjadi prioritas program di daerah


Pemanfaatan data perlu dioptimalkan

Kapasitas SDM untuk menganalisa data perlu ditingkatkan

Akses dan transparansi data

Setiap kebijakan dan program perlu mempertimbangkan


hasil analisis data
Source: John Field 1987. Food Policy; Global Nutrition Report 2017
Strategi Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat dalam 20

RPJMN 2015-2019
4. Peningkatan peran masyarakat
1. Peningkatan surveilens gizi dalam perbaikan gizi
Terutama untuk ibu hamil, wanita usia subur, anak,
Termasuk pemantauan pertumbuhan dan balita di daerah DTPK termasuk melalui upaya
kesehatan berbasis masyarakat dan Pengembangan
Anak Usia Dini Holistik Integratif (Posyandu dan Pos
PAUD)
2. Peningkatan akses & mutu paket
pelayanan kesehatan & gizi
5. Penguatan pelaksanaan dan
Fokus utama pada 1.000 hari pertama pengawasan
kehidupan, remaja, calon pengantin dan
RPJMN Khususnya untuk regulasi dan
ibu hamil, termasuk pemberian makanan standar gizi
tambahan, terutama untuk keluarga
2015-2019
kelompok termiskin dan wilayah DTPK
6. Penguatan peran lintas sektor
3. Peningkatan promosi perilaku Dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik
masyarakat yang didukung oleh peningkatan kapasitas
Mengenai kesehatan, gizi, sanitasi, pemerintah pusat, provinsi, dan
hygiene, dan pengasuhan kabupaten/kota dalam pelaksanaan rencana
aksi pangan dan gizi
PENGUATAN SURVEILANS GIZI
KABUPATEN
LOKUS PENINGKATAN KAPASITAS OLEH:
STUNTING UNIVERSITAS, POLTEKKES DAN
LITBANG KESEHATAN & GIZI

PUSKESMAS
LOKUS
STUNTING
TPG DAN KADER :
SURVEILANS •E-PPGBM
DESA LOKUS •PEMANTAUAN
GIZI PERTUMBUHAN
STUNTING •PELATIHAN PMBA
(JML •ASUHAN GIZI
POSYANDU) PUSKESMAS
•HEALTH PROMOTION
KELUARGA
INTERVENSI
Gunakan 3 Parameter Status Gizi untuk Intervensi
Membangun Survailans Gizi yang Kuat
Cek BB/U Skrining awal •Setiap Posyandu Punya Alat Ukur BB dan Panjang
Badan
•Buku KIA Cukup (Alat Dx Stunting)
• Normal •Kader yang Kompeten
• Gizi Kurang
• Gizi Buruk PMT Pemulihan
TFC
Cek TB/U INTERVENSI GIZI
• Normal 1.Pendekatan Lintas Sektor
• Pendek PMT dan Stimulasi Tk Desa
• Sangat Pendek 2.Lokus kegiatan di
Undernutrisi kronik Posyandu
3.Pendekatan Keluarga
(pemberdayaan keluarga)
Cek BB/TB 4.Pelaksana: Kader, PKK,
Ibu Balita

• Normal PMT Pemulihan


• Kurus
• Sangat Kurus Undernutrisi Akut TFC
DETEKSI DINI KEJADIAN GIZI BALITA DI POSYANDU

LANGKAH-LANGKAH

23
Pemanfaatan data surveilans dalam proses asuhan gizi
Pengertian
Proses
Asuhan Gizi

Sebuah pendekatan sistematik


Metoda standar dalam memecahkan dalam memberikan pelayanan
masalah gizi, meningkatkan kualitas asuhan gizi yang berkualitas,
dan keberhasilan asuhan gizi, melalui serangkaian aktivitas yang
membutuhkan cara berpikir kritis dan terorganisir yang meliputi identifikasi
menggunakan terminologi kebutuhan gizi sampai pemberian
internasional (International Dietetic pelayanannya untuk memenuhi
and NutritionTerminology –IDNT) kebutuhan gizi.

25
TUJUAN PAG

26
Manfaat PAG
Menyediakan kerangka berpikir yang konsisten dan terstruktur serta metoda
untuk:
a)Membuat keputusan sehingga meningkatkan tingkat kinerja, dengan
menentukan diagnosis/masalah gizi yang akan ditangani sampai monitoring
& evaluasi (dari tingkat merespon menjadi tingkat menentukan).
b)Membantu praktisi dietetik mengelola asuhan gizi berbasis ilmiah dan
komprehensif
c)Memudahkan pemahaman dan komunikasi antar profesi
d)Mengukuhkan posisi dalam ekonomi masyarakat (pendidikan dan
kredibilitas)

27
KOLABORASI TIM

• TIM ASUHAN GIZI

 DOKTER
 PERAWAT/BIDAN
 NUTRISIONIS/DIETISIEN
 LABORATORIUM/RADIOLOGI
 FARMASI 28
PE MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVEILANS
NG
KA
JIA
N

PROSES TUJUAN
INTERVENSI TIDAK
TERCAPAI
ASUHAN
DIAGNOSIS
GIZI T
INT UJU
A
TE ERV N
RC EN
AP SI
AI
ENSI I N
ERV OR
INT N IT I
O G & AS
M L U
V A
E
TERIMA KASIH

30

Anda mungkin juga menyukai