Anda di halaman 1dari 17

ISTIRAHAT DAN TIDUR

DISUSUN KELOMPOK
OLEH 3

 
PENGERTIAN ISTIRAHAT DAN
TIDUR
Istirahat dan tidur adalah komponen esensial dari kesehatan fisik, mental dan penyimpanan
energi. Kebutuhan istirahat dan tidur dipengaruhi oleh:
• Usia
•Jenis kelamin
•Level perkembangan
•Status kesehatan
•Aktifitas
Kata ‘istirahat’ mempunyai arti sangat luas, meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam
menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan,
menyulitkan, atau menjengkelkan.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat
beristirahat :
1) Merasa segala sesuatu berjalan normal;
2) Merasa diterima ;
3) Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung ;
4) Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan ;
5) Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna ;
6) Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.
FISIOLOGI TIDUR
Irama Sirkadian
Bioritme yang paling dikenal adalah irama sirkadian. Tidur merupakan irama
biologis yang kompleks. Apabila jam biologis seseorang bersamaan dengan pola
terjaga dan tidur, orang tersebut dikatakan berada dalam sinkronisasi sirkadian, yaitu
seseorang terjaga saat irama fisiologis dan psikologis paling aktif dan tertidur saat
irama fisiologis dan psikologis tidak aktif. (Koizier,2010)
Irama sirkadian, termasuk siklus tidur-bangun harian, dipengaruhi oleh cahaya
dan suhu serta juga faktor-faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas
pekerjaan. Semua orang mempunyai jam yang sinkron dengan siklus tidur mereka.
Beberapa orang dapat tertidur pada pukul 8 malam, sementara yang lain tidur pada
tengah malam atau ini hari.
PENGATURAN TIDUR
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh
integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan
dalam sistemsaraf periferal, endokrin, kardiovaskular, pernapasan dan muskular
(Robinson, 1993)

Kontrol dan pengaturan tidur bergantung pada hubungan antara dua mekanisme
serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan menekan pusat otak tertinggi
untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga,
dan yang lainnya menyebabkan tertidur.
(Koizier,2010)
TAHAPAN TIDUR
1. Tidur NREM (non-REM)
Tidur NREM adalah tidur yang dalam dan tenang dan menurunkan beberapa fungsi
fisiologis. Pada dasarnya, semua proses metabolik yang meliputi tanda-tanda vital,
metabolisme, dan kerja otot menjadi lambat. Bahkan menelan dan produksi saliva
juga berkurang. (Orr,2000).

2. Tidur REM (Rapid Eye Movement (pergerakan mata cepat))


Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan berlangsung selama
5 menit sampai 30 menit. Tidur REM tidak setenang tidur NREM dan mimpi paling
paling sering terjadi selama tidur REM. Lebih jauh, mimpi ini biasanya diingat ;
yaitu, mimpi tersebut dimasukkan ke dalam memori. (Koizier,2010)
POLA DAN KEBUTUHAN
TIDUR NORMAL
1. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir tidur 16 sampai 18 jam sehari biasanya dibagai menjadi sekitar 7 periode tidur.
Hampir 50% dari tidur REM.

2. Bayi
Beberapa bayi tidur selama 22 jam perhari, bayi lain tidur selama 12-14 jam per hari. Sekitar 20%
-30% tidur adalah tidur REM.

3. Batita (Todler)
Kebutuhan tidur batita menurun menjadi 10-12 jam sehari. Sekitatar 20%-30% tidur berupa tidur
REM.
4. Pra Sekolah
Anak pra sekolah biasaya memerlukan 11-12 jam tidur per malam. Kebutuhan tidur
berfluktuasi terkait dengan aktifitas dan lonjakan pertumbuhan.

5. Anak Usia Sekolah


Anak usia sekolah tidur anatara 8—12 jam per malam tanpa tidur siang.

6. Remaja
Sebagian besar remaja memrlukan 8-10 jam waktu tidur setiap malam untuk mencegah
keletihan yang tidak perlu dan kerentanan terhadap infeksi. Sekitar 20% tidur pada usia
ini berupa tidur REM.
7. Dewasa Muda
Mereka biasanya memiliki gaya hidup aktif dan diperkirakan memerlukan 7-8 jam setiap
malam tetapi biasa kurang dari waktu tersebut.

8. Dewasa Usia Pertengahan


Mereka biasanya tidur 6-8 jam per malam. Sekitar 20% tidur berupa tidur REM.

9. Lansia
Lansia tidur sekitar 6 jam setiap malam. Sekitar 20%-25% tidur berupa tidur REM.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TIDUR
1. Sakit 6. Stimulan dan Alkohol
2. Lingkungan 7. Diet
3. Letih 8. Merokok
4. Gaya Hidup 9. Motivasi
5. Stres Emosional 10. Obat-Obatan
GANGGUAN TIDUR
1. Parasomnia
Parasomnia adalah penyakit yang dapat menggangu tidur atau terjadi selama tidur. Dibagi menjadi:
- Gangguan terjaga, (berjalan dalam tidur, teror tidur)
- Gangguan transisi bangun tidur (mengigau)
- Parasomnia yang berhubungan dengan tidur REM (mimpi buruk), dan lainnya (misalnya,
bruksisme).

2. Gangguan Tidur Primer


Gangguan tidur primer adalah gangguan yang masalah utamanya berupa ganguan masalah tidur
seseorang. Gangguan ini meliputi insomnia, hipersomnia, narkolepsi, apnea tidur, dan deprivasi
tidur.
3. Insomnia
Adalah ketidak mampuan untuk tidur dengan jumlah atau kualitas yang tidak cukup. Individu
yang menderita insomnia tidak merasa segar pada saat bangun tidur.

4. Hipesomni (kebalikan dari insmonia)


Adalah tidur berkelebihan, terutama disiang hari. . Individu yang mengalami hipersomnia sering
kali tidur sampai tengah hari dan banyak tidur siang selama siang hari.

5. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang rasa ngantuk yang berlebihan secara mendadakn yang terjadi di
siang hari, sehingga narkolepsi juga disebut sebagai “serangan tidur”. Penyebabnya tidak diketahui,
walau diyakini bahwa narkolepsi terjadi karena kurangnya hipokretin kimia dalam sistem saraf pusat
yang mengatur tidur.
6. Apnea Tidur
Apnea tidur adalah henti napas secara periodik selama tidur. Apnea tidur paling sering terjadi
pada pria berusia lebih dari 50 tahun dan pada wanita pasca menopause.

7. Deprivasi Tidur
Ini bukan merupakan gangguan tidur tetapi merupakan akibat dari gangguan tidur. Deprivasi
tidur menimbulkan beragam gejala fisologis dan perilaku. Dua tipe utama deprivasi tidur adalah
deprivasi REM dan deprivasi NREM. Kombinasi kedua deprivasi tersebut dapat meningkatkan
keparahan gejala.

8. Gangguan Tidur Sekunder


Gangguan tidur sekunder adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi klinis lain
(mental, neurologi, atau kondisi lain). Contohnya depresi, alkoholisme, demensia, parkinsonisme,
disfungsi dan penyakit tukak lambung.
ASUHAN KEPERAWATAN POLA
ISTIRAHAT-TIDUR
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Tidur 2. Catatan Waktu
- Pola Tidur - Waktu
- Kebiasaan - Aktivitas sebelum tidur
- Penggunaan obat tidur - Kebiasaan sebelum tidur
- Lingkungan - Adanya kecemasan
- Perubahan pola tidur / kesulitan tidur
3. Pemeriksaan klinis
- Observasi penampilan umum, perilaku dan tingkat energi
- Daerah kegelapan sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjuctiva kemerahan, mata tamak ada
lapisan atau pudar, ekspresi wajah yang terbatas, mengidentifikasi kurang tidur
- Perilaku seperti lekas marah, gelisah, kurang perhatian, bicara lambat, penurunan postur, tangan
tremor, menguap, menggosok mata, menarik diri, bingung, tidak terkoordinir, juga mendukung adanya
masalah tidur.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola Tidur 2. Potensial cedera
- Cemas 3. Gangguan harga diri
- Perubahan waktu tidur 4. Koping individu tidak efektif
- Penyakit khusus 5. Kelelahan
- Tidak mampu menangani stres 6. Potensial gangguan pertukaran gas
- Perubahan lingkungan tidur 7. Kurang perhatian
- Penyalahgunaan sedatif untuk 8. Gangguan pola tidur
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Mengontrol lingkungan: nyaman, ventilasi baik, sumber bising yang minimal
2. Meninngkatkan rutinitas menjelang tidur
3. Meningkatkan kenyaman :
- Lakukan tirah higyene bagi klien yang tirah baring
- Anjurkan klien memakai pakaian yang longgar
- Ganti balutan yang basah
4. Menerapkan periode istirahat dan tidur
5. Pengendalian gangguan fisiologis pasien sesak : diberi 2 bantal, diberikan
bronkodilator saat diresepkan sebelum tidur untuk mencegah obstruksi jalan napas
6. mendukung kebiasaan sebelum tidur
7. Mengurangi stress: tidak dipaksaan tidur saat kekacauan emosional
8. Kudapan sebelum tidur
9. Promosi kesehatan melalui penyuluhan kepada klien

D. EVALUASI KEPERAWATAN
1. Tanyakan dari teman tidur
2. Tanyakan berapa kali bangun

Anda mungkin juga menyukai