Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan

Gagal Jantung
DEFINISI

 Menurut Taqiyyah Bararah, dkk (2013:75) gagal jantung adalah ketidakmampuan


jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.
 Menurut Sudoyo Aru, dkk (2009) gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan
tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat
aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.
 Menurut Susan C. Semeltzer, (2016:286) gagal jantung merupakan sindrom klinis
yang ditandai dengan kelebihan beban (overload) cairan dan perfusi jaringan yang
buruk
 Menurut Daulat Manurung (2014:1136) heart failure (HF) atau gagal jantung adalah
suatu sindroma klinis kompleks, yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk
memompakan darah keselruh jaringan tubuh secara adekuat, akibat adanya gangguan
struktural dan fungsional dari jantung.
 Menurut Ali Ghanie (2014:1148) gagal jantung suatu kondisi patofisiologi, dimana
terdapat kegagalan jantung memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan.
KLASIFIKASI

Klasifikasi menurut gejala dan intensitas gejala: (Morton, 2012)


1. Gagal jantung akut
Timbulnya gejala secara mendadak, biasanya selama beberapa hari atau beberapa jam
2. Gagal jantung kronik
Perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai beberapa tahun dan menggambarkan
keterbatasan kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi gagal jantung menurut letaknya :


1. Gagal jantung kiri merupakan kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi atau mengosongkan
dengan benar dan dapat lebih lanjut diklasifikasikan menjadi disfungsi sistolik dan diastolik.
2. Gagal jantung kanan merupakan kegagalan ventrikel kanan untuk memompa secara
adekuat. Penyebab gagal jantung kanan yang paling sering terjadi adalah gagal jantung kiri,
tetapi gagal jantung kanan dapat terjadi dengan adanya ventrikel kiri benar-benar normal
dan tidak menyebabkan gagal jantung kiri. GJ kann dapat juga disebabkan oleh penyakit
paru dan hipertensi arteri pulmonary primer.
  
ANATOMI SISTEM JANTUNG
Menurut Taqiyyah, dkk (2013:53) sistem sirkulasi terdiri dari atas
sistem kardiovaskuler dan limfe. Sistem kardovaskuler terdiri dari struktur-
struktur sebagai berikut:

Jantung • Berfungsi untuk memompa darah

• Berfungsi untuk mengalirkan


Pembuluh darah darah menuju ke jaringan dan
sebaliknya.

• Berfungsi mengangkut dan , zat-


Cairan darah zat makanan dan lain sebagainya
ke jaringan dan sebaliknya.
Jantung memiliki beberapa lapisan menurut syaifudin (2016:192) :

1. Perikardium 2. Miokardium 3. Endokardium


Lapisan perikardium Lapisan miokardium Lapisan endokardium
merupakan lapisan adalah lapisan tengah merupakan lapisan
ganda tipis yang dan paling tebal; terdalam dari jaringan
membungkus jantung. tersusun atas otot-otot yang melapisi rongga
Diantara dua lapisan itu jantung. jantung.
terdapat cairan sebagai
lubrikan atau pelumas
jantung secara terus
menerus
Ruang-Ruang Jantung menurut Syaifuddin (2016:193) yaitu:
1. Atrium dekstra (serambi kanan)
2. Atrium sinistra (serambi kiri)
3. Ventrikel dekstra (bilik kanan)
4. Ventrikel sinistra

Menurut Ethel Sloane (2012:229) katup jantung terdiri dari:


1. Katup trikuspid
2. Katup bikuspid (mitral)
3. Katup semilunar aorta dan pulmonar
FISIOLOGI JANTUNG

1.
• Fungsi umum otot jantung

2.
• Elektrofisiologi otot jantung

3.
• Faktor-faktor utama yang memepengaruhi kerja jantung

4.
• Siklus jantung

5.
• Sistem konduksi pada jantung

6.
• Curah jantung

7.
• Periode kerja jantung

8.
• Bunyi jantung

9.
• Sirkulasi darah
ETIOLOGI
Menurut Taqiyyah bararah, dkk (2013:76) penyebab gagal jantung kongestif dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1. Intrinsik:
◦ Kardiomiopati.
◦ Infark miokard.
◦ Miokarditis.
◦ Penyakit jantung iskemik.
◦ Defek jantung bawaan.
◦ Perikarditis/temponade jantung.
2. Sekunder:
◦ Emboli paru.
◦ Anemia.
◦ Tirotoksikosis.
◦ Hipertensi sistemik.
◦ Kelebihan volume darah.
◦ Asidosis metabolik.
◦ Keracunan obat.
◦ Aritmia jantung.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Brunner dan Suddarth (2016:286) tanda dan gejala gagal jantung memiliki 2 tipe, yaitu :
1. Gagal jantung kiri
 Kongesti pulmonal: disspnea, batuk, krekels paru, kadar saturasi oksigen yang rendah, adanya bunyi

jantung tambahan bunyi jantung atau “gallop ventrikel” bisa dideteksi melalui auskultasi.
 Dispnea saat beraktivitas (DOE), ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal (PND).

 Batuk kering dan tidak berdahak di awal, lama kelamaan dapat berubah menjadi batuk berdahak.

 Sputum berbusa, banyak, dan berwarna pink (berdarah).

 Krekels pda kedua basal paru dan dapat berkembang menjadi krekels di seluruh area paru.

 Perfusi jaringan yang tidak memadai.

 Oliguria dan nokturia.

 Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala-gejala seperti; gangguan pencernaan, pusing,

sakit kepala, konfusi, gelisah, ansietas; kulit pucat atau dingin dan lembap.
 Takikardi, lemah, pulsasi lemah; keletian.

2. Gagal jantung kanan


 Kongesti pada jaringan viseral dan perifer

 Edema ekstremitas bawah (edema dependen), hepatomegali, asites (akumulasi cairan pada rongga

peritoneum), kehilangan nafsu makan, mual, kelemahan, dan peningkatan berat badan akibat penumpukan
cairan.
PENATALAKSANAAN

Terapi non farmakologi :


1.
1. Mengobati penyebab gagal jantung
2.
2. Menghilangkan faktor yang memperburuk gagal jantung.

Terapi farmakologi :
Menurut Taqiyyah Bararah, dkk (2013:86)
3.
3. Glikosida jantung
4.
4. Terapi diuretik
5.
5. Terapi vasodilator
6.
6. Diet
KOMPLIKASI
Menurut Taqiyyah Bararah (2013:87) komplikasi dapat berupa:

Kerusakan Masalah
atau gagal katup
ginjal jantung

Serangan
Kerusaka
jantung
n hati
dan stroke
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
Menurut Andra Saferi Wijaya dan Yessie Mariza Putri (2014:162) pengkajian pada
pasien CHF antara lain sebagai berikut:
1. Aktivitas/istirahat
 Gejala :

◦ Keletihan, kelelahan terus sepanjang hari.


◦ Insomnia
◦ Nyeri dada dengan aktivitas
◦ Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga.
 Tanda :Gelisah, perubahan status mental: letargi, TTV berubah pada saat aktivitas.

2. Sirkulasi
 Gejala :

 Riwayat hipertensi, MCI, episode gagal jantung kanan sebelumnya

 Penyakit katub jantung, bedah jantung, endokarditis, SLE, anemia, syok septik,

bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen, sabuk terlalu kuat (pada gagal jantung
kanan).
 Tanda :
o TD mungkin menurun (gagal pemompaan
o Tekanan nadi meningkat
o Frekuensi jantung takikardia (gagal jantung kiri)
o Irama jantung
o Nadi apikal disritmia, misal: PMI mungkin menyebar dan berubah posisi
secara interior kiri
o Bunyi jantung S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat terjadi, S1 dan S2
mungkin lemah
o Murmur sistolik dan diastolik dapat menandakan adanya katup atau
insufisiensi
o Nadi : nadi perifer berkurang, perubahan dalam kekuatan denyutan dapat
terjadi, nadi sentral mungkin kuat, misal: nadi jugularis coatis abdominal
terlihat
o Warna kulit: kebiruan, pucat, abu-abu, sianotik
o Punggung kuku: pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat
o Hepar: pembesaran/dapat teraba, reflek hepato jugularis
o Bunyi napas: krekels, ronchi
o Edema: mungkin dependen, umum atau pitting, khususnya pada ekstremitas
o DVJ.
3. Integritas ego
Gejala : ansietas, khawatir, takut, stres yang B.D penyakit/finansial
Tanda : berbagai manifestasi prilaku, misal: ansietas, marah, ketakutan.

4. Eliminasi
Gejala : penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam hari (nokturia),

diare/konstipasi.
5. Nutrisi
Gejala :
o Kehilangan nafsu makan
o Mual/ muntah
o Penambahan BB signifikan
o Pembengkakan pada ekstremitas bawah
o Pakaian/ sepatu terasa sesak
o Diet tinggi garam/ makanan yang telah di proses, lemak gula dan kafein
o Penggunaan diuretik.
Tanda : penambahan BB cepat, distensi abdomen (asites), edema (umum, dependen atau

pitting).
6. Hygiene
Gejala : keletihan, kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri
Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
7. Neurosensori
 Gejala : kelemahan, peningkatan episode pingsan

 Tanda : letargi, kuat fikir, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung

8. Nyeri/kenyamanan
 Gejala : nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas

 Tanda : tidak tenang, gelisah, fokus menyempit (menarik diri), perilaku melindungi diri

9. Pernapasan
 Gejala :

o Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal

o Batuk dengan tanpa sputum

o Riwayat penyakit paru kronis

o Penggunaan bantuan pernapasan, misal oksigen atai medikasi

 Tanda :

o Pernapasan takipnea, napas dangkal, pernapasan laboral, penggonaan otot aksesori

o Pernapasan nasal faring

o Batuk kering/ nyaring/ non produktif atau mungkin batuk terus menerus dengan tanpa sputum

o Sputum; mungkin bercampur darah, merah muda/ berbuih, edema pulmonal

o Bunyi napas; mungkin tidak terdengar dengan krakels banner dan mengi

o Fungsi mental; mungkin menurun, letargik, kegelisahan, warna kulit pucat/ sianosis.
10. Pemeriksaan penunjang
 Radiogram dada
 Kimia darah
 Urine
 Fungsi hati

Menurut Taqiyyah Bararah (2013:84) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan


untuk menegakkan diagnosa CHF yaitu:
 Elektro kardiogram (EKG)
 Scan jantung
 Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram dopple
 Kateterisasi jantung
 Rongent dada
 Enzim hepar
 Elektrolit
 Oksimetri nadi rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut menjadi kronis.
 Analisa gas darah (AGD
 Blood ureum nitrogen (BUN)
 Pemeriksaan tiroid
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Menurut Andra Saferi Wijaya dan Yessie Mariza Putri (2014:165) diagnosa keperawatan pada pasien
CHF yaitu:
1. Penurunan curah jantung B.d perubahan kontraktilitas miocard, perubahan struktural, perubahan
frekuensi, irama dan konduksi listrik.
 Tujuan :

o Diharapkan curah jantung kembali adekuat

o Kriteria hasil :

o TTV dalam batas normal


o Ortopnea tidak ada

o Nyeri dada tidak ada


o Terjadi penurunan episode dispnea
o Hemodinamik DBN
 Intervensi :

o Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi dan irama jantung

o Rasional : biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompensasi penurunan

kontraktilitas ventrikel.
o Catat bunyi jantung
o Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama Gallop umum (S3 dan

S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke serambi yang distensi. Murmur dapat menunjukkan
inkompetensi/ stenosis katup.
2. Intoleransi aktivitas B.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan
kebutuhan tubuh.
 Tujuan :

Diharapkan klien dapat beraktivitas dengan bantuan minimal atau peningkatan


toleransi aktivitas
 Kriteria hasil :

o Menurunnya kelemahan dan kelelahan

o HB meningkat

o Diaporesis berkurang/tidak ada

o TTV DBN

 Intervensi :

o Periksa TTV sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien

menggunakan vasodilator, diuretik dan penyekat beta.


o Rasional : hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat

(vasodilasi), perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung.


o Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dispnea

dan pucat.
o Rasional : penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume

sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan segera frekuensi


jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
3. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas B.d perubahan membran kapiler
alveolus.
 Tujuan :

mempertahankan pertukaran gas dalam paru secara adekuat untuk


meningkatkan oksigenase jaringan
 kriteria hasil :

o tidak terdapat tanda sianosis

o bunyi napas normal

o nilai ABG dalam rentang normal

 intervensi :

o Posisi tidur semi fowler dan batasi jumlah pengunjung

o Batasi aktivitas selama periode sesak napas, bantu mengubah posisi

o Rasional : memfasilitasi ekspansi paru dan mengurangi oksigen miokard


4. Kelebihan volume cairan B.d menurunnya laju filtrasi glomerulus/
meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
 Tujuan : tidak terjadi kelebihan volume cairan

o Kriteria hasil :

o TTV dalam rentang normal

o Bunyi napas bersih/jelas

o BB stabil tidak terdapat edema

 Intervensi :

o Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis

terjadi.
o Rasional : pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan

perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran


urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.
o Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.

o Rasional: terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-

tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.


IMPLEMENTASI

Menurut effendy, implementasi adalah pengolahan dan


perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari
tindakan mandiri, saling ketergantungan/kolaborasi, dan tindakan
rujukan/ketergantungan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi juh
berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi karena peawat belum
terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan
tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu
apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini
sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal, dan
juga tidak memenuhi aspek legal.
EVALUASI

Hasil yang diharapkan untuk pasien dengan gagal jantung menurut


Brunner dan Suddarth (2016:291)
 Menunjukkan toleransi terhadap peningkatan aktivitas.
 Mempertahankan keseimbangan cairan.
 Kecemasan berkurang.
 Membuat keputusan yang bijaksana terkait perawatan dan pengobatan.
 Mematuhi regimen perawatan diri.
Thank youu!

Anda mungkin juga menyukai