Anda di halaman 1dari 48

PLENO

BLOK 16 MODUL
3
KELOMPOK 4
STRUKTURISAS
I
KONSEP
LEARNING
OBJECTIVE

Patologi
Anatomi & Histologi Membahas definisi, etiologi, patofisiologi,
Membahas Anatomi, Histologi, dan Fisiologi guna manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana, prognosis,
menunjang pemahaman terhadap penyakit yang dan komplikasi dari Rhinitis alergi, Rhinitis
akan dibahas vasomotor, Rhinitis akut, Rhinitis
Medikamentosa, dan Sinusitis.
01
ANATOMI &
HISTOLOGI
Here we go!
CAVITAS
NASI

• Dinding Lateral (3 Konka)


• Dinding Medial (Septum Nasi)
• Dasar (Halus, Cekung, >Atap)
• Atap
SINUS
PARANASALIS

Terdapat 4 sinus paranasalis, yaitu sinus frontalis, sinus ethmodialis,


sinus maxillaris, dan sinus sphenoidalis.
SINUS PARANASALIS

Frontalis Maxillaris
Paling superior, berbentuk Paling besar, mengisi corpus
segitiga, termasuk bagian maxillae
tulang frontale

Ethmoidalis Sphenoidalis
Mengisi labyrinthus Di dalam corpus sphenoidale
ethmoidalis
SUPLAI ARTERI
● Berasal dari arteri carotis interna
dan arteri carotis externa.

● a. carotis interna: a. ethmoidalis


anterior et posterior

● a. carotis externa: a.
sphenopalatina, a. palatina major, a.
labialis superior, dan r. lateralis
nasi
PERSARAFAN
● n. olfactorius untuk penghidu

● n. opthalmicus dan n. maxillaris


untuk sensasi umum
DRAINASE
VENA
● Vena dari daerah anterior cavitas
nasi bergabung dengan vena facialis
HISTOLOG
• I
Dibagi dua, epitel respiratorik dan
epitel olfaktorius

• Respiratorik: silia, sel goblet

• Olfaktorius: sel basal, sel


penyokong, kelenjar bowman,
saraf olfaktorius
02
RHINITIS
ALERGI
Here we go!
Rhinitis
Alergi

Etiologi

● Berbeda setiap orang


Definisi
● Seasonal: pada negara 4 musim
Penyakit atopik yang ditandai dengan
(serbuk sari dan spora jamur)
kongesti hidung, rinorea, dan bersin
● Parenial: sepanjang tahun (bulu
binatang dan debu)
PAJANAN PATOFISIOLOGI
ALERGE
N
PERTAM 02
01 A
SENSITISASI
MUKOSA

PAJANAN
ALERGEN
KEDUA
03 REAKSI
INFLAMASI

04
MANIFESTASI
KLINIS
Kronis
• Postnasal drip
• Kongesti nasal kronis
Seasonal & Parenial • Obstruksi

• Bersin
• Rinorea
Kronis pada Anak
• Mata berair
• Bawah mata gelap
• Tic pada wajah
• Bernafas melalui mulut
• Facies adenoid
• Gingivitis
DIAGNOSIS

Anamnesis

• Gejala
• Riwayat alergi,
keturunan
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Rhinoskopi anterior • In vitro (hitung eosinofil, IgE
• Mukosa edem total, RAST, dan sitologi)
• Sekret encer • In vivo (Skin End-point
Test/SET dan IPDFT)
TATALAKSANA Medikamentosa
Antihistamin H-1:
Non-Medikamentosa • Generasi 1 (klasik), contoh
Terapi utama, menghindari difenhidramin,
alergen pemicu klorfeniramin
• Generasi 2 (non-sedatif).
 Astemisol dan terfenadin
(kardiotoksik)
Operatif  Loratadin, sentinisin, dan
fexofenadin
• Dilakukan apabila konka inferior
hipertrofi berat dan tidak berhasil Imunoterapi
dikecilkan dengan kauterisasi
AgNO3 25% • Dilakukan bila gejala berat dan
• Konkotomi parsial, konkoplasti lama, serta pengobatan lain
atau multiple outfractured, dan tidak berhasil
inferior turbinoplasti • 2 metode, intradermal dan
sublingual
PROGNOSIS &
KOMPLIKASI

Prognosis Komplikasi
• Umumnya bonam • Rinosinusitis kronis
• Dapat menjadi quo ad • Otitis media dengan
sanationam dubia ad efusi
bonam bila alergen • Batuk kronis
penyebab dihindari. • Esofagitis eosinofilik
03
RHINITIS
VASOMOTOR
Here we go!
DEFINISI
Rhinitis yang bersifat idiopatik tanpa
adanya infeksi, alergi, eosinofilia,
perubahan hormonal, dan pajanan obat
Etiologi & Patofisiologi
Neurogenik Nitrit Oksida
● Parasimpatis > Simpatis
● Kadar NO tinggi menyebabkan kerusakan
● Meningkatnya sekresi sekret hidung dan epitel
vasodilatasi, menyebabkan kongesti hidung
● Terjadi reaktivitas serabut trigeminal
serta rekruitment refleks vaskular dan
kelenjar mukosa hidung
Neuropeptida Trauma
● Rangsangan saraf sensori serabut C ● Komplikasi jangka panjang dari trauma
● Substansi P dan calcitonin gen-related
protein

● Meningkatnya sekresi kelenjar dan


permeabilitas kapiler
Manifestasi Klinis

Sneezers Runners Blockers


Gejala yang dominan Gejala yang dominan Gejala yang dominan
adalah bersin adalah rinore adalah kongesti hidung

Respon baik terhadap


Respon baik terhadap Respon baik terhadap glukokortikosteroid
antihistamin dan antikolinergik topikal topikal dan
glukokortikosteroid vasokonstriktor oral
topikal
Diagnosis

Anamnesis
• Gejala
Pemeriksaan Fisik • Mencari faktor Pemeriksaan Penunjang
• Menyingkirkan rinitis
• Rinoskopi anterior alergi • Skin test (-)
(mukosa edem, konka • RAST (-)
merah gelap atau • IgE normal
pucat)
• Rinoskopi posterior
(postnasal drip)
TATALAKSANA
Avoidance Therapy
Menghindari faktor pencetus
Medikamentosa sebagai terapi utama

• Dekongestan atau obat


simptomimetik
• Antihistamin Operatif
• Kortikosteroid topikal
• Anti kolinergik Bila medikamentosa gagal:
• Kauterisasi konka hipertrofi
• Diatermi submukosa konka
inferior
• Bedah beku
• Reseksi konka parsial atau total
• Neurektomi n.vidianus
PROGNOSIS &
KOMPLIKASI

Prognosis Komplikasi
• Umumnya baik bila • Infeksi pada hidung
tidak disertai komplikasi • Sinusitis, diplopia, buta,
gangguan lakrimasi, neuralgia,
atau anestesis infraorbita dan
palatum akibat neurektomi
04
RHINITIS
AKUT
Here we go!
DEFINISI
Rhinis akut adalah peradangan mukosa
hidung <12 minggu yang ditandai dengan
gejala rinore, bersin, malaise serta febris
ETIOLOGI
01
RINOVIRUS
02
RESPIRATOR
INFLUENZA Y
SYNCYTIAL
VIRUS (RSV)

03
PATOFISIOLOGI
PAJANAN
PATOGEN
02
01
RESPONS
INFLAMASI

MEDIATO
R SITOKIN
PERUBAHA
N
03 LINGKUNGA
N MUKOSA
04
Manifestasi Klinis

• Hidung panas dan kering


• Bersin Berkurangnya gejala
• Kongesti hidung pada stadium
• Rinorea jernih cair sebelumnya
Stadium
Akut

Stadium Stadium
Prodormal •
Resolusi
Bersin berkurang
• Obstruksi
• Rinorea kental
berwarna
Diagnosis
Berkurangnya
• Cavum nasi sempit, sekret penyempitan cavum
serous nasi dan edema
• Mukosa edem dan mukosa pada stadium
hiperemis sebelumnya
Stadium
Akut

Stadium Stadium
Prodormal •
Resolusi
Cavum nasi lebih
sempit dari
sebelumnya
• Mukosa lebih edem
dan hiperemis
TATALAKSANA
Supportif Therapy
Istirahat cukup dan makan
Medikamentosa makanan bergizi

Terapi simptomatik:
• Antipiretik (parasetamol)
• Dekongestan oral
(pseudoefedrin) Konseling dan Edukasi
• Antibiotik bila disebabkan
bakteri (amoxicilin) Mengingatkan untuk meningkatkan
higienitas diri dan lingkungan serta
menjaga kondisi agar lebih prima
05
RHINITIS
MEDIKAMENTOS
A
Here we go!
DEFINISI
Rhinitis akibat pemakaian
vasokonstriktor topikal dalam waktu
lama dan berlebihan
Pemakaian vasoksontriktor topikal dalam jangka
waktu yang lama (lebih dari 7-10 hari)
I OL OG
ET
I
PATOFISIOLOGI (HIPOTESIS)
Alterasi Tonus
Vasokonstriksi Vasomotor
Vasokonstriksi kronik Alterasi tonus vasomotor
menyebabkan iskemia, menyebabkan peningkatan
sehingga timbul edema permeabilitas vaskular dan
edema

Kegagalan Mekanisme Aktivitas Beta > Alfa


Konstriksi Aktivitas beta-adrenoreseptor
Kegagalan mekanisme konstriksi lebih lama dari alfa-
menyebabkan hyperemia reaktif adrenoreseptor menyebabkan
dan kongesti rebound vasodilatation
MANIFESTASI
KLINIS
● Kongesti hidung dalam waktu yang lama

● Rinorea

● Gejala berkurang ketika pemakaian


vasokonstriktor topikal dikurangi/berhenti
DIAGNOSIS

Anamnesis

• Gejala
• Riwayat alergi,
keturunan
Pemeriksaan Fisik • Riwayat pemakaian Pemeriksaan Penunjang
vasokonstriktor topikal
• Mukosa edem dan • Diberikan tampon adrenalin,
hipertrofi edema konka tidak berkurang
• Sekret hidung berlebih
TATALAKSANA

Medikamentosa
Non-Medikamentosa
• Kortikosteroid oral dosis tinggi
Hentikan pemakaian obat tetes atau jangka pendek, diturunkan 5mg
semprot vasokonstriktor hidung perhari
• Obat dekongestan oral
(pseudoefedrin)
PROGNOSIS &
KOMPLIKASI

Prognosis Komplikasi
Umumnya baik bila Kerusakan mukosa hidung bila tidak
menghindari faktor pencetus dilakukan intervensi pemakaian
dan ditangani dengan baik vasokonstriktor topikal.
06
SINUSITIS

Here we go!
DEFINISI &
ETIOLOGI

Etiologi

● ISPA
Definisi
● Rinitis alergi
Reaksi peradangan/inflamasi pada ● Polip hidung
mukosa sinus paranasalis ● Kelainan anatomi seperti deviasi
septum
● Infeksi gigi
PATOFISIOLOG
I
03

Infeksi
Patogen
01
02
Edema Ostium

Sumbatan
Ostium
04
Reaksi
Inflamasi
MANIFESTASI
KLINIS
● Hidung tersumbat disertai nyeri

● Nyeri tekan pada wajah

● Gejala sistemik seperti demam dan malaise


DIAGNOSIS

Anamnesis

• Gejala
• Riwayat penyakit
pernafasan
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Rinoskopi anterior • Foto polos
• Rinoskopi posterior • Pemeriksaan mikrobiologik
• Transluminasi dan tes resistensi
Tatalaksana
● Tujuan terapi sinusitis ialah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan
mencegah perubahan menjadi kronik
● Prinsip pengobatan adalah membuka sumbatan di KOM sehingga drainase dan ventilasi
sinus bisa pulih kembali.
● Sinusitis akut bakterial: antibiotik (amoksisilin) dan dekongestan.

● Sinusitis kronis: antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan anaerob

● Terapi supportif:
○ Analgetik
○ Mukolitik
○ Steroid topikal
○ Pencucian rongga hidung dengan NaCl
PROGNOSIS &
KOMPLIKASI

Prognosis Komplikasi
Umumnya baik, kecuali pada Penyebaran ke orbita dan
sinusitis akibat jamur yang intrakranial, serta peningkatan asma
memiliki morbiditas dan yang sulit diobati
mortalitas tinggi
THANK
YOU
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai