Anda di halaman 1dari 5

EJAAN

BAHASA INDONESIA
Ejaan Bahasa Indonesia

Ø EBI menggantikan EYD yang sudah digunakan


sejak tahun 1972 sampai 2015.
Ø EYD mengalami revisi sebanyak 2 kali, pada
tahun 1987 dan 2009.
Ø Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) mulai
digunakan sejak ditetapkan Permendikbud No. 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesa.
Ø Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
diterbitkan tahun 2016.
Perbedaan EYD dan EBI

Ø Pada EYD, huruf diftong hanya tiga, yaitu ai, au, oi. Sedangkan
pada EBI, huruf diftong ditambah satu, yaitu ei (misalnya pada kata
geiser dan survei).
Ø Pada EYD tidak diatur bahwa huruf kapital digunakan untuk menulis
unsur julukan (hanya menuliskan nama orang). Pada EBI, unsur
julukan diatur ditulis dengan awal huruf kapital. Contoh: Dewa
Pedang, Jenderal Kacil, Raja Dangdut.
Ø Pada EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu: (a) menuliskan judul
buku, bab, dan semacamnya; (b) mengkhususkan huruf; dan (c)
menulis lema atau sublema dalam kamus. Sedangkan pada EBI,
fungsi ke tiga dihapus.
Isi PUEBI

• Pemakaian huruf (huruf abjad, huruf vokal, huruf


konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan,
huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal)
• Penulisan kata (kata dasar, kata berimbuhan, bentuk
ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan,
partikel, singkatan dan akronim, angka dan bilangan,
kata ganti, dan kata sandang)
Isi PUEBI

• Penempatan tanda baca, di antaranya: tanda titik (.),


tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (;),
tanda hubung (-), tanda pisah (—), tanda titik titik/elipsis
(…), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung biasa
((…)), tanda petik tunggal (‘…’), tanda petik ganda (“…”),
tanda kurung siku ([…]), tanda garis miring (/), dan tanda
apostrof (‘…). Tanda baca di tersebut diaplikasikan dalam
teks sesuai dengan kaidah yang berlaku secara resmi.
• Penulisan unsur serapan.

Anda mungkin juga menyukai